Novel Youkoso Jitsuryoku Shijou Shugi no Kyoushitsu e Bahasa Indonesia Chapter 3 Volume 5 - YUKKIMURA. BLOGS

Latest

Jumat, 23 Maret 2018

Novel Youkoso Jitsuryoku Shijou Shugi no Kyoushitsu e Bahasa Indonesia Chapter 3 Volume 5


SEMUA ORANG BERPIKIR

Mulai dari pelajaran berikutnya, untuk persiapan acara, diputuskan bahwa kami akan berlatih secara mandiri. Selama jam kosong kami, masing-masing dan setiap murid menggunakan seragam olahraga mereka, artinya, kaos mereka, dan menuju ke halaman sekolah.

"Uwa, hei lihat itu"

Ike, dengan tatapan acuh tidak acuh di wajahnya, menatap gedung sekolah. Dan di sana, dari kelas, ada murid yang mengintip ke arah kami. Dan bukan hanya satu tapi sejumlah besar murid bisa terlihat.

"Itu Kelas B, kan? Mereka langsung melakukan pengintaian..."

Untuk mengetahui kemampuan fisik kelas lain sebelum festival olahraga adalah sesuatu yang harus ada pada checklist orang lain.

"Kelas A disamping mereka juga melihat kita"

Terlepas dari apakah kita musuh atau sekutu, untuk memahami kemampuan kita bukanlah hal yang buruk bagi mereka. Jika kita melakukan ini di tempat yang mencolok seperti halaman sekolah, menjadi tontonan adalah hal yang wajar.

Namun, meski kita menahan diri di sini agar kemampuan kami tidak bisa dilihat, pada akhirnya itu akan berarti bahwa kesempatan bagi kami untuk berlatih demi acara yang sebenarnya akan menurun.

"Mulai dari pemukul."

Horikita, yang sudah selesai berganti baju, sepertinya juga sudah menyadari tatapan penasaran. Tapi yang mengkhawatirkanku adalah Kelas C. Meskipun ada tanda-tanda keberadaan mereka di dalam kelas mereka, tidak ada satu orang pun yang melihat ke arah kami.

Hampir seolah-olah mereka mengatakan bahwa siapa pun dari Kelas D yang berpartisipasi dalam perlombaan apa pun tidak mereka pedulikan.

"Apa kau khawatir dengan Ryuuen-kun?"

"Baiklah, sedikit"

"Aku benar-benar ragu bahwa dia tidak berpikir untuk melakukan pengintaian terhadap kita, tapi dialah orang yang menolak kerja sama dengan Kelas B. Dia tidak punya niat membangun strategi secara serius."

Tepat setelah dia mengatakan itu, hampir seolah mengatakan 'aku mengerti', menatapku dan melanjutkan.

"Apa yang akan aku pikirkan jika aku tidak diberi peringatan olehmu. Tentu saja murid lain pasti akan berpikir seperti itu."

Horikita lebih jauh melihat ke arah murid Kelas D yang berusaha untuk berlatih.

"Seperti yang kau katakan tadi, tentang Ryuuen-kun yang sudah memikirkan strategi untuk menang. Jadi, artinya sekarang sudah diwujudkan, kan? Lagi pula, itu artinya pengintaian sudah tidak dia butuhkan, kan?"

Ekspresi optimis Horikita di halaman sudah tidak bisa dilihat lagi. Sebaliknya, aku bisa melihatnya terbelalak.

"Siapa pun menginginkan informasi kelas lain, kemampuan fisik siapa yang tertinggi atau siapa yang akan berpartisipasi dalam sebuah pertandingan, mereka akan sangat ingin mengetahuinya, tapi dia tidak menunjukkan tanda-tanda seperti itu"

Itu benar, itu sendiri adalah bukti bahwa Ryuuen sudah memiliki strategi yang dia simpan untuk dirinya sendiri.

"Poin penting di sini adalah jangan puas hanya dengan mengetahui bahwa 'Ryuuen sudah memikirkan strategi'"

"...apa maksudmu?"

"Umumnnya, ketika seseorang menghasilkan sebuah strategi atau rahasia, mereka akan melakukan yang terbaik untuk memastikan bahwa musuh mereka tidak secerdik itu. Namun, orang itu bahkan tidak berusaha menyembunyikannya dan dengan berani tidak melakukan pengintaian apa pun"

"Dia bertindak berani, hampir seperti sedang pamer"

Kemudian, jika kau memikirkan apa artinya itu, kau juga secara bersamaan bisa melihat kepada pola pikirnya juga.

Aku penasaran, berapa banyak yang bisa dilihat oleh Horikita saat ini.

"Kau, pengetahuan atau pengamatanmu, aku tidak bisa tidak bertanya bagaimana kau menyimpulkannya. Tapi kau sudah melarangnya sampai aku tidak berani bertanya"

Sangat tidak menyenangkan dan caranya memang Horikita sekali. Tentu saja, tidak peduli bagaimana dia memaksaku, aku tidak akan mengatakan apapun.

"Suzune, apa kau punya waktu sebentar?"

Sudou, yang datang terlambat, memanggil Horikita, yang tenggelam dalam pikirannya. Horikita, yang memotong pikirannya sendiri, berkata pada Sudou dengan sedikit kesal. Sepertinya ada sesuatu yang lain yang dia pedulikan.

"Aku sudah memperingatkanmu berulang kali tapi apa kau keberatan untuk tidak memanggilku dengan nama depan ku?"

"Apa maksudnya itu? Apa kau keberatan dipanggil seperti itu?"

"Tentu saja, ya. Aku tidak mau orang yang tidak dekat denganku memanggilku dengan nama depanku"

Dia mengambil tindakan tegas seperti itu tanpa memperhatikan perasaan Sudou.

"Jika kau bersikeras memanggilku seperti ini bahkan setelah aku secara langsung mengatakan bahwa aku tidak nyaman dengan hal itu, aku akan mengambil tindakan"

Benar-benar kata-kata yang mengerikan. Jika memungkinkan, aku lebih suka tidak mendengar rincian dari apa yang dia katakan.

Dia pasti ingin memanggilnya dengan nama depannya tapi dia akan kehilangan segalanya jika Horikita membencinya. Namun, aku tidak tahu apa yang Sudou pikirkan, seperti yang dia katakan ini.

"Kalau begitu, di festival olahraga ini, kalau aku bisa menghasilkan hasil terbaik untuk Kelas D..... saat itu, tolong berikan aku izin untuk secara resmi memanggilmu dengan nama depanmu"

Ohh? Bagi Sudou, itu adalah harapan yang sedikit sederhana yang dia masukan ke dalam kalimatnya.

Meski begitu, aku tidak tahu apa Horikita akan benar-benar menyetujuinya atau tidak.

"Kau yang bekerja keras adalah hal yang diinginkan tapi kenapa aku harus menanggapi hal itu?"

Sepertinya Horikita tidak berpikir bahwa dia pernah melakukan niat baik kepada Sudou. Menanggapi hal itu, aku penasaran bagaimana Sudou akan menjawabnya.

".... tidak lama setelah pendaftaran, kau menyelamatkanku, bukan? Itu sebabnya aku ingin menjadi cinta yang tepat... tidak, pertama aku ingin berteman denganmu. Ini adalah langkah menuju hal itu"

"Aku tidak mengerti. Ini bukan sesuatu yang akan kau lakukan untuk dikatakan dan diperlakukan, tapi baiklah, jika kau menghasilkan hasil terbaik, maka pada saat itu, aku akan mengizinkanmu memanggilku dengan nama depanku. Namun, jangan puas hanya dengan kelas. Tunjukkan hasil terbaik sepanjang tahun ajaran "

Mengatakan hal itu, Horikita memukul Sudou dengan sebuah rintangan tertinggi. Tapi, dalam arti tertentu, mungkin itu adalah bahan yang bagus untuk bertindak sebagai pemicu untuk Sudou. Tidak ada tanda-tanda ketakutan pada dirinya.

"Baiklah, ini adalah janji, jika aku menjadi yang pertama di tahun ajaran maka aku akan memanggilmu dengan nama depanmu"

"Namun, sampai kau menghasilkan hasil yang tidak bisa kau lakukan, jika kau tidak mampu mengambil posisi pertama di antara tahun ajaran, maka kau selamanya dilarang memanggilku dengan nama depanku. Kau akan melakukannya yang terbaik untuk mempersiapkan diri demi hal itu"

"T-tentu"

Meskipun dia ditekan dengan tugas yang sangat sulit, Sudou dengan penuh semangat mengangguk dan menjawab.

Hanya saja, yah, kemungkinan hal itu terjadi sama sekali tidak rendah. Sejauh dari yang aku lihat kepada murid kelas lainnya, potensi Sudou adalah yang paling unggul. Aku bisa melihat dia tidak akan bermasalah dengan pertandingan individu.

Satu-satunya yang bisa melawannya, Kouenji, seperrtinya sedang tidak punya motivasi sehingga seharusnya tidak akan ada masalah di sana. Yang tersisa hanyalah melihat berapa banyak catatan yang bisa dia pecah dalam pertandingan yang membutuhkan kerjasama.

***

Setelah percobaan singkat di dalam ruangan, latihan sesungguhnya yang bertujuan untuk menentukan sebuah bakat sudah dimulai. Keputusan Hirata juga berlaku dengan partisipasi yang tidak diwajibkan kepada murid, namun dengan tujuan untuk membuat kelas bekerja sama, tingkat partisipasi sekitar 90% dan berakhir dengan hanya orang-orang seperti Kouenji dan Profesor yang menolak.

"Hau, auu, fuu ...."

Saat ini, seorang perempuan memasuki tempat terakhir dan terlihat seolah-olah akan pingsan, dia meletakkan kedua tangan di lututnya.

"Kerja bagus, Sakura. Kau berlari dengan semangat."

"A-Ayanokouji-kun, Huu"

Sakura, yang tidak atletis, tidak bisa lebih aktif berpartisipasi dengan sesuatu yang seperti ini. Namun, baru-baru ini dia bersungguh-sungguh dan bekerja keras untuk menjadi bagian dari kelas.

Sangat disesali, karena dia tidak terlalu atletis, hasilnya tidak memuaskan.

"Ora, cepatlah!"

Di sisi lain, orang seperti Sudou yang biasanya tidak serius, keberadaannya sekarang akan dilihat oleh siapa saja. Setelah ucapan kesombongan di kelas, dia tidak akan membiarkan segalanya berakhir dengan hasil yang mengecewakan.

Namun, itu merupakan kekhawatiran yang tidak perlu. Bermandikan perhatian, mungkin dia sedang memanfaatkan kekuatan yang lebih dari biasanya, tapi Sudou mencetak angka tanpa mengizinkan siapa pun untuk menyusulnya. Mungkin tidak ada murid di kelas kami yang bisa bertahan sebagai orang yang setara.

"Seperti yang diharapkan dari Sudou-kun, apapun yang kau lakukan, kau selalu unggul di kelas. Itu luar biasa"

Kushida mengungkapkan rasa bangganya kepada Sudou, yang berlari sejauh 100 meter, sementara dia melompat-lompat.

"Heh, yah, meski begitu, aku tidak tahu apa yang akan terjadi jika dia berlari"

Sudou justru melotot dan menoleh kembali kepada Kouenji, yang tidak menunjukkan minat kepada kelas.

"Omong-omong, aku belum pernah melihat Kouenji serius sebelumnya"

Sebelumnya, saat dia berhadapan dengan Sudou sebagai lawan saat mengikuti pelajaran berenang, saat dia berenang dengan serius sekali itu, dia melampaui rekor waktunya Sudou. Dari situ, aku bisa memastikan bahwa Kouenji memiliki potensi yang tinggi.

Tapi Kouenji adalah tipe laki-laki yang tidak akan bergerak sama sekali kecuali dia sendiri yang memutuskan bahwa dia akan melakukannya. Berhubungan dengan festival olah raga ini, karena kebijakannya adalah membiarkan kami berpikir dan bertindak leluasa sendirian, Kouenji sama sekali tidak akan melakukan apa pun.

"Yeah, tapi hebat sekali. Di festival olahraga ini, Sudou-kun adalah pemimpinnya"

"Pemimpin? aku....?"

Karena sekali lagi dia memberitahu hal itu, Sudou terlihat sedikit tercengang saat dia menunjuk dirinya sendiri.

"Aku juga setuju. festival olah raga adalah tempat bagi murid-murid yang atletik. Aku yakin Sudou-kun lebih dari sekadar syarat. Jika kau tidak keberatan, apa kau bisa menerima kepemimpinan demi kepentingan semua orang?”

Seolah setuju dengan Kushida, Hirata mengatakan hal itu saat sedang merekam. Festival olahraga menuntut pemimpin yang kuat. Hirata juga memiliki kualitas yang melimpah, tapi mungkin dia menilai bahwa Sudou yang unggul dalam hal ini akan mampu menyelesaikan tugas dengan lebih baik.

"Meski begitu, aku tidak cocok menjadi pemimpin ....."

Sudou, yang hampir selalu bertindak sendirian atau hanya sebagian kecil, terlihat sedikit bingung. Lalu dia menatap Horikita yang berada di dekatnya dan menanyakan pendapatnya.

"Kau bukan tipe orang yang secara teori mampu menjelaskan sesuatu kepada seseorang. Untuk seorang pemimpin, Hirata-kun adalah pilihan yang terbaik, tapi melihat sprintmu lebih awal dan juga catatanmu yang lain, aku bisa mengerti. Kau adalah tipe orang yang bersinar ketika mendapatkan banyak perhatian. Demi membuat kelas bekerja sama, kemungkinan besar kekerasan akan dibutuhkan. Aku tidak berniat untuk keberatan denganmu yang diberi nama sebagai pemimpin "

Dia tidak menegaskan, tapi juga tidak menolak. Dengan kata lain, itu berarti dia mengakui Sudou.

Sepertinya Horikita tidak hanya samar-samar berpartisipasi dalam latihan ini tapi benar-benar sedang memastikan talenta.

".... Aku mengerti, aku akan membimbing kelas D meraih kemenangan di festival olahraga ini"

Mungkin itu bisa disebut sebagai kelemahan karena jatuh cinta. Sudou bersikap seperti itu sehingga bisa memenuhi harapan Horikita.

 "Jangan terlalu percaya diri. Kau akan menerima akibatnya nanti."

Dia memperingatkan Sudou agar mendengarkannya dan setelah itu Horikita pergi untuk melanjutkan latihan.

Sambil tersipu, Sudou menoleh ke belakang dan mengepalkan tinjunya.

***

Sudou, yang mulai bertindak sebagai pemimpin, menyuruh para murid berkumpul pada hari berikutnya dan mulai melatih mereka. Sepertinya pekerjaan Sudou pada hari pertamanya sebagai pemimpin adalah mengajari mereka tarik tambang. Aku menyaksikan dari jarak yang sedikit jauh.

"Kau terlalu banyak memaksa. Tidak ada kekuatan sama sekali di tarikanmu. Jika seperti ini, kau tidak akan memenangkan apa yang bisa dimenangkan"

Mengatakan itu, mungkin dia bermaksud memberikan protes secara langsung. Sudou mencengkeram tangannya dengan tali pendek. Yang menghadapinya adalah dua orang, Ike dan Yamauchi. Kelihatannya dia berniat melakukannya sendirian.

Mereka berdua sudah pasti mengharapkan kemenangan, tapi ketika pertandingan dimulai, Sudou menarik tali dengan kekuatan luar biasa. Tidak lama kemudian, mereka berdua jatuh dan terduduk di tanah.

"Lihat? Kau tidak memberi kekuatan apa pun pada talinya"

"Aku tidak mengerti ..... hey Sudou. Apa ada trik atau sesuatu di baliknya?"

"Kekuatan juga penting, tapi jika seperti ini, bukan hanya lenganmu tetapi kau juga harus menggunakan pinggul. Pinggulmu!"

Bahkan saat dia berbicara kasar, Sudou memberi setiap murid instruksi yang lengkap dan menyeluruh.

"Hei, Sudou-kun. Apa kau bisa ke sini? Kuda-kudaannya bermasalah"

"Tunggu sebentar. Aku akan ke sana"

Ada lebih dari beberapa murid yang tidak bisa berolahraga, jadi ada cukup banyak suara yang memanggil untuk meminta pendapat Sudou. Cukup mengejutkan, aku benar-benar tidak berharap jika gadis-gadis itu akan meminta pendapatnya.

"Secara mengejutkan, dia terlihat sangat serius"

"Ini pertama kalinya orang-orang bergantung kepadanya. Peran pemimpin mungkin secara mengejutkan cocok dengannya, bukankah begitu?"

Secara teori, membuat orang-orang bergantung kepadamu akan membuat hampir semua orang merasa lega. Khususnya bagi murid seperti Sudou yang hidup dalam kesendirian.

"Bagiku, jika bukan karena 'itu', aku tidak keberatan memujinya...."

'Itu'? Saat aku ingin bertanya, sebuah suara marah terdengar.

"Aku bilang bukan seperti itu!"

Menendang tanah, dia memberikan awan debu ke arah Ike dan yang lainnya.

"Dowa! Peh, peh! Hentikan!"

Melihat itu, Horikita menghela napas. Tentu saja, dia yang cepat marah adalah sebuah masalah. Seorang pemimpin harus memiliki kesadaran yang baik bahwa orang-orang yang berinteraksi dengannya pada dasarnya berbeda dari mereka.

Di sisi lain, pemimpin yang selalu menggunakan metode pengajaran yang baik adalah Hirata. Di bawah gadis yang menunggu instruksi Sudou, dia memeriksa posisi mereka untuk memastikan postur ternyaman dan membuat pondasi untuk persiapan perlombaan kibasen.

"Ya, aku pikir tidak ada masalah. Tapi apa kau merasa sedikit tidak nyaman?"

"Itu benar .... aku rasa pundakku sedikit sakit"

"Coba kita ubah posisinya sedikit, apa kau keberatan? Aku pikir dengan pindah beberapa sentimeter, rasanya akan berbeda"

"Ohh --- kau benar, rasanya sedikit  nyaman sekarang. Terima kasih, Hirata-kun"

"Tolong bantu kami juga di sini, Hirata"

Namun kelompok kabisen lainnya meminta bantuan dan Hirata menanggapi dengan senyuman.

"Bagaimana kalau kau mengajari para gadis juga?" Kataku

Horikita, di kelasnya, dia adalah yang unggul di dunia atletis. Dia memiliki banyak potensi sebagai pemimpin.

"Aku tidak punya niat mengajar mereka. Pertama-tama, aku ragu ada orang yang ingin diajari olehku"

Dengan berani mengatakan sesuatu yang tidak seharusnya dia banggakan, dia mulai melakukan pemanasan seorang diri.

"Aku terlalu sibuk memastikan bahwa aku mampu menghasilkan sebuah hasil. Bisakah kau menjadi lebih santai? Jika kau yakin kau bisa menang, tidak peduli siapa lawanmu, maka itu tidak masalah” Kata Horikita

"Aku tidak punya kepercayaan diri seperti itu"

"Kedengarannya benar. Hasilmu selalu biasa-biasa saja. kau tidak cepat atau lambat, hasil yang tidak mencolok"

"Kau tahu?"

"Sebagai catatan, aku bermaksud untuk memastikan kemampuan teman-teman sekelasku"

Bahkan di kelas pendidikan jasmani, dia memata-mataiku dengan ketat.

"Aku akan menanyakan ini sekali lagi tapi ..... dari semuanya, apa kau akan menahan diri sama seperti yang kau lakukan dengan nilai tesmu?" Horikita bertanya.

"Apa kau pikir aku akan melakukan sesuatu yang sia-sia?"

" 50/50. Jadi, bagaimana dengan itu?"

"Aku minta maaf karena sebagian sudah mengkhianati harapanmu, tetapi hasil biasaku itu adalah kemampuanku"

"Dengan kata lain, kau tidak pintar atau bodoh. Itu berarti aku seharusnya tidak mengharapkan hasil yang baik darimu, bukan?"

"Begitulah"

"Jadi lebih baik kau berusaha untuk berlatih secepatnya"

"Tidak akan menjadi masalah jika aku bisa meningkat dengan berlatih dalam waktu yang singkat. Tidak seperti belajar, ngebut di menit terakhir terasa mustahil"

Kemampuan fisik seseorang hanya akan meningkat melalui peningkatan dari pengalaman sehari-hari.

"Aku pikir itu akan menjadi cerita yang berbeda jika kau berfokus pada acara yang bisa menggunakan teknik? Caramu memegang tali atau caramu membentuk penunggang kuda. Hanya dengan mempelajarinya, kau bisa menambah kekuatan kita "

"...mungkin"

Aku sudah mencoba untuk bermalasan, tapi dia mengepungku. Oleh karena itu, mau bagaimana lagi? aku akan berlatih untuk acara Partisipasi Hanya Untuk yang Direkomendasikan. Akhirnya aku menjadi peserta.

"...Hei"

Karena didesak untuk melakukannya, aku akan pergi jika Horikita sekali lagi memanggilku.

"Hmm?"

"Sesuatu yang akan menentukan kemenangan atau kekalahan dalam festival olahraga adalah kemampuan fisik setiap kelas. Itu benar, kan?"

"Ini adalah festival olahraga. Kau sangat menyadari bahwa kemampuan fisik adalah kuncinya di sini, kan?" Jawabku

"Itu benar... tapi cara berpikir itu ada batas waktunya juga saat aku akan bertarung sendirian. Jika aku hanya fokus pada hasilku sendiri, maka aku yakin aku bisa meninggalkan hasil yang gabus. Tapi baru-baru ini aku tidak lagi mengerti. Hanya dengan meningkatkan kemampuan sendiri, mungkin kau tidak akan bisa mencapai Kelas A "

Itu adalah komentar yang normalnya tidak sopan. Ini mungkin bukti bahwa semua kesalahannya di dalam ujian yang mengarah ke masa sekarang menyebabkan dia menanggapi segalanya seperti itu sejauh ini.

"Kalau begitu biarkan aku bertanya. Apa yang harus dilakukan demi menghasilkan hasil di festival olahraga ini? Agar bisa naik ke Kelas A?"

Ketika aku menjawab dengan sebuah pertanyaan, Horikita segera menutup mulutnya. Dia hanya mengirimku tatapan yang sepertinya mengatakan kepadaku bahwa dia menanyakan itu karena dia tidak tahu.

"Bukankan kau akan menang jika kau menikmatinya? Ini adalah festival olahraga yang sudah lama ditunggu-tunggu. Lupakan saja jika ini adalah ujian dan hibur diri sendiri juga merupakan pilihan"

Aku mengatakan itu seolah menghindari topik.

"Kau berjanji padaku kalau kau akan bekerja sama, kan? Kau akan membantuku naik ke Kelas A"

"Aku sedang melakukannya sekarang, kan?"

Aku merentangkan tanganku dengan ringan seakan menunjukkan tubuhku.

"Aku akan berpartisipasi dalam festival olahraga. Itu adalah kerja sama"

"...Apa kau serius?"

"Kau sendiri yang mengatakannya, kan? Bahwa sesuatu yang akan menentukan kemenangan atau kekalahan dalam festival olahraga adalah kemampuan fisik. Benarkan?"

"Tapi ..... maksudku adalah tentang sesuatu selain itu"

Dengan kata lain, sesuatu selain kemampuan fisik yang mampu mempengaruhi hasilnya.

"Jika seperti itu, di hari festival olahraga, haruskah kita membuat orang lain sakit perut, mulai dari Kelas C dan Kelas B dan membuat mereka tidak bisa hadir? Jika kita melakukan itu, maka kita akan menang. Ini akan menjadi kemenangan kita dengan peluang yang sangat besar"

"Jangan bercanda"

"Jawaban yang kau harapkan dariku adalah sesuatu seperti itu kan? Festival olahraga ini adalah tugas yang harus dilawan dari depan. Trik-trik murahan akan menjadi bumerang. Setiap orang harus meningkatkan kemampuan mereka dan memenangkan perlombaan"

Apa yang dicari pihak sekolah, tidak diragukan lagi, sangat mengarah ke aspek tersebut.

"Hanya saja jika aku harus menambahkan cara berpikirmu, bahkan jika kemampuan fisikmu tinggi, itu masih saja mustahil"

"... dengan kata lain? Apa ada hal lain yang diperlukan?"

"Sepertinya aku akan segera memahami jawabannya"

Aku mengalihkan pandanganku ke arah orang yang berjalan menuju kami.

"Horikita-san, untuk latihan tiga kaki, yang berikutnya adalah kau, Horikita-san"

"Aku mengerti"

Setelah dipanggil, Horikita memimpin. Rupanya orang yang akan berpasangan dengan Horikita adalah Onodera. Onodera adalah seorang gadis yang masuk di dalam klub renang tetapi menurut rumor, dia juga seorang pelari yang cepat.

Untuk festival olahraga, yang penting adalah: kemampuan individu dan kerja sama bersama teman sekelasmu.

Aku penasaran, apa Horikita bisa membuatnya berjalan dengan baik? 

Horikita dan Onodera saling mengikatkan tali dan para gadis mulai mengambil formasi bertempur mereka. Jika kami hanya berbicara tentang koordinasi, maka pasangan Horikita dan Onodera akan menjadi yang nomor satu. Namun, hasilnya masih belum diketahui. Bukan berarti lambat tetapi hasilnya tidak bisa disebut cepat, mereka sampai di posisi ke-3

Ngomong-ngomong, yang paling lambat adalah pasangan Sakura dan Inogashira yang tidak tenang. Sangat lambat.

Pasangan Horikita dan Onodera yang menopang harapan kelas,  menanggapi hasil yang tidak memuaskan, mencobanya lagi dan lagi tetapi rekor waktu mereka tidak berubah menjadi lebih baik.

"Mereka sedikit lambat"

Dari banyaknya perhatian yang mereka terima, Sudou tiba-tiba mengatakan itu dari sudut pandang orang luar.

"Itu benar"

Kembali setelah lari cepat mereka, keduanya segera melepaskan tali pengikat dan saling berhadapan.

"Hei, Horikita-san, bisakah kau menyamaiku sedikit lagi?"

Onodera, sedikit kesal, mengatakan itu.

"Ritme kita memang tidak cocok. Tapi itu bukan salahku. Justru itu karena kau lambat"

"Apa....."

"Bukankah itu wajar jika harus menyamai irama yang lebih cepat? Harus repot-repot menjadi lambat karena persetujuan itu sendiri jutru lebih aneh"

Perkembangan yang aku takutkan akan segera terlihat. Tidak mudah mengikuti Horikita, yang berlari dengan kecepatan maksimalnya secara egois.

“Lalu haruskah kita mencobanya juga, Ayanokouji-kun?”.

"Baiklah"

Aku tidak punya waktu untuk membantu atau menertawakan Horikita yang bertengkar. Lagipula aku pertama kalinya melakukan balap tiga kaki.

"Untuk sekarang, cobalah lari dan kemudian perbaiki kekurangan kita, oke?"

Mengangguk dan mengikuti instruksi Hirata, aku mengikat kaki kami berdua.

Ini jauh lebih ketat daripada yang aku bayangkan atau lebih tepatnya, rasanya seperti kebebasanku sedang dirampas. Selain itu, meskipun kami berdua laki-laki, jika kami sedekat ini satu sama lain itu terasa sedikit memalukan. Terlebih jika orangnya adalah Hirata, yang mendapat perhatian dari para gadis.

"Jadi,  Ayo coba gunakan kaki terikat kita untuk langkah pertama"

Aku mengangguk dan menunggu kaki Hirata bergerak dan kemudian melangkah maju untuk mencocokkannya. Dan dengan irama yang sama, kali ini, aku mengerakan kakiku dengan bebas.

"... terasa sangat tidak nyaman"

"Benarkan? Tapi ketika kau berlari, kau akan terbiasa. Aku akan mulai berlari sedikit."

Hirata mengatakan itu ketika dia mengambil langkah dan aku juga, mulai berlari untuk mencocokkannya.

Aku memang mengatakan lari, tapi hanya dengan kecepatan yang sangat lambat.

"Ya, sudah cukup, kau hebat sekali"

Itu mungkin kecepatan yang hampir semua orang bisa ikuti tetapi dipuji seperti itu membuatnya menjadi lebih mudah. Dan kemudian ketika aku sudah terbiasa, aku menyadari bahwa itu adalah sesuatu yang sangat mudah dilakukan.

Agar bisa memahami kecepatan pasanganmu, kemudian jika pasanganmu juga memahami langkahmu, langkah selanjutnya akan berjalan lancar.

"Seperti yang diharapkan dari Hirata-kun! Sangat cepat!"

Sorak-sorai melengking terbang dari para gadis. Kami berlari di lap kecil dan kemudian kembali, melepaskan tali.

"Sangat mudah dilakukan jika Ayanokouji-kun adalah partnerku. Ayo berlatih berkali-kali lagi lalu bekerja keras di acara yang sebenarnya!"

Dia sangat menyegarkan. Lebih jauh lagi, bahkan setelah menyelesaikan latihan, tanpa istirahat, dia pergi untuk memberi saran kepada murid lain. Mungkin ini adalah kehidupan sehari-harinya Hirata, seorang laki-laki yang mampu melakukan ini.

***

Pertengahan September.

Dua minggu lebih dekat dengan festival olahraga.

Horikita, Sudou, dan yang lainnya sedang berusaha melakukan latihan harian mereka sebagai persiapan untuk acara yang sebenarnya. Sudou, yang benar-benar gagal dalam pelajaran, terus menerus, bersusah payah dan berulang kali berlatih ketika menyangkut olahraga. Setelah melatih rohaninya secara rutin sebagai bagian dari klub bola basket, dia terbukti gigih. Ada murid di antara mereka yang menahan diri tetapi Sudou, tanpa merasa bangga tentang itu, mengabdikan dirinya pada kemampuannya dan benar-benar melakukan apa yang bisa dia lakukan.

Ini mungkin adalah persyaratan minimum yang diminta oleh festival olahraga. Khusus untuk pertandingan seperti kabisen dan tarik tambang, ini adalah pertarungan langsung  melawan lawanmu. Hasilnya bisa sangat dipengaruhi hanya dengan strategi atau formasi saja. Tentu saja, bukan berarti Hirata melupakan tentang hubungan kerja sama kami dengan Kelas A.

Dia secara berkala mengadakan pertemuan dengan Katsuragi, membahas cara bertarung terbaik di acara yang sebenarnya. Untuk Kelas D yang sudah berada di air panas berkali-kali sampai sekarang, ini adalah situasi yang terlalu bagus. Melihat fakta itu sebagai bagian dari gambaran yang lebih besar, aku juga bisa melihat dua masalah yang tersisa.

Salah satunya adalah keberadaan yang dikenal sebagai Horikita Suzune, yang akan menjadi sosok yang tidak bisa tergantikan bagi kelas ini di masa depan. Sejak hari pertama, Horikita sudah mengganti pasangannya berkali-kali dan menjadi peserta perlombaan tiga kaki, tetapi setiap hari dia berakhir dengan bertengkar bersama pasanganya dan mengakhiri kerja sama mereka.

Pada akhirnya, dia memutuskan untuk mengikuti acara yang sebenarnya dengan gadis yang cocok dengannya, tetapi bahkan hal itu masih mengkhawatirkan.

Tapi sekarang dia tidak lagi berlatih dan diam-diam menghabiskan waktunya sendirian.

"Apa kau punya waktu?"

"Ada apa?"

Mungkin itu merupakan stres yang dia kumpulkan dari lomba tiga kaki, dia lebih berduri dari biasanya.

"Aku pikir ini akan membantumu jika kau lebih bekerja sama sedikit"

Aku sudah mengawasi latihannya baru-baru ini tetapi aku tidak melihat tanda-tanda perbaikan sama sekali. Jelas sekali bahwa kepribadian Horikita yang luar biasa sedang menghalangi jalannya.

"..... Aku sudah diberitahu tentang hal itu oleh banyak orang"

Mungkin ada banyak sekali hal yang terlintas dalam pikiran saat dia mengatakan itu sambil memegangi dahinya.

"Aku hanya merasa tidak mau ada pertentangan apa pun demi mendapatkan kecocokan. Apa itu bukan hal yang baik? Perlombaan tiga kaki berbeda dengan jalan yang normal. Bahkan bagi seseorang yang lambat, sampai batas tertentu harus bisa bertahan secara otoritas”

"Dengan kata lain, kau bermaksud mengatakan bahwa kau tidak punya niat untuk menyerah?"

"Ya. Aku tidak punya niat untuk menyesuaikan diri dengan orang yang lambat"

"Tapi sebagai hasilnya, tidak ada yang mau berlatih denganmu lagi, kan?"

Selama latihan lomba tiga kaki, Horikita disudutkan dari kelas.

Dia hampir tidak bisa berharap untuk meningkatkan catatan waktunya selagi dia semakin dekat dengan acara yang sebenarnya di sekolah ini.

"Aku tidak mengerti. Bahkan jika aku harus menyerah, itu harus dilakukan setelah pasanganku berusaha. Aku tidak bisa menyesuaikan diri seseorang yang meninggalkan usahanya sedari awal"

Aku mengerti apa yang ingin dikatakan oleh Horikita. Sebenarnya semua orang yang berpasangan dengannya menyarankan untuk menyudahi kerjasama mereka segera setelah mereka tidak lagi merasa sesuai.

Namun, itu hanya karena ada alasan mendasar di baliknya.

“Ada satu hal"

".....apa maksudmu?"

"Bekerja samalah denganku untuk balap tiga kaki"

"Ada apa denganmu?"

"Ada juga perlombaan kaki tiga yang campuran. Bukankah itu bagus untuk memeriksa kemampuan itu sebagai kelompok?"

"Apa kau berniat mencocokkanku dengan kecepatanmu? Ini rintangan."

"Menurut teorimu, kelambatan seseorang tidak ada hubungannya dengan itu, kan?"

".... Baiklah. Aku akan mengikatnya"

Seakan mengatakan 'jangan sentuh aku', Horikita membungkuk dan mengikat tali di antara kakinya sendiri dan kakiku.

Karena lingkungan kami keasyikan dengan suasana latihan, bahkan jika kami melakukan perlombaan tiga kaki, kami tidak akan menarik perhatian. Sudoulah yang sepertinya akan menjadi orang yang marah, dan kebetulan sedang sibuk di tengah-tengah pertandingan tiruan dengan kelompok yang lain juga.

"Baiklah, ayo lakukan"

Untuk satu atau dua langkah pertama, aku merasakan dan mencocokkannya dengan Horikita ketika aku melangkah maju. Namun, ketika kami membuat kecepatan, daripada berjalan mengunakan kecepatan Horikita, aku mulai mengikuti langkahku sendiri.

"H-Hei?"

Menanggapi kepanikan Horikita, aku tanpa ampun mempercepat langkahku. Horikita dengan sungguh-sungguh mencoba untuk mengejar, tetapi karena stamina dan kekuatan fisiknya jauh di bawah kemampuan anak laki-laki, dia tidak bisa menjaga hal tersebut.

"Menurutmu, mengikuti temanmu tidak terlalu sulit, kan?"

"Itu ..... aku tahu itu .....!"

Dia keras kepala. Horikita, tanpa menyerah, mati-matian mencoba untuk mengikutiku. Jika seperti itu, aku akan mengubah kecepatan.

Aku mengerti sekarang setelah mencobanya. Menyangkut lomba kaki tiga, hanya dengan menjadi cepat seorang diri tidak menyelesaikan apa pun. Yang penting adalah tempo yang dirasakan oleh kedua pelari. Itulah yang terbaik dan dari sana, menemukan kecepatan yang pas dimulai.

Jika kau hanya menuntut kecepatan di sini, maka itu akan berakhir dengan ketidaksesuaian.

"!?"

Akhirnya, tidak lagi mampu mengikuti langkahku, Horikita hampir jatuh.

Aku meraih bahunya dan menghentikan kejatuhannya, lalu aku juga berhenti. Horikita mengambil nafas yang sedikit cepat.

"Sebelum kau mempertimbangkan sesuatu seperti cepat atau lambat, semuanya akan berakhir seperti ini karena kau tidak memperdulikan pasanganmu"

Aku membungkuk dan tanpa mengatakan apa-apa, aku melepaskan tali di sekitar kaki Horikita.

"Yang penting adalah memperdulikan pasanganmu dengan membiarkan mereka memimpin, benarkan?"

Justru karena dia atletis, dia harus membedakan kemampuan pasangannya dan mengendalikan dirinya sendiri.

"Yang tersisa sekarang adalah agar kau memikirkannya lagi"

"Aku...."

Aku tidak tahu apa Horikita akan menyadari hal ini dan menjadi dewasa tetapi aku sudah menunjukkan satu kemungkinan kepadanya. Sisanya terserah kepadanya. Dan masalah lainnya adalah keberadaan Kushida Kikyo.

Mungkin aku harus memanggil kekuatan yang bersembunyi dari pandangan karena dia tersembunyi di balik keberadaan Hirata dan Karuizawa, namun sejauh kedekatannya dengan banyak teman sekelas, dia jauh melampaui keduanya. Bahkan sekarang, dikelilingi oleh anak laki-laki dan perempuan, dia dengan senang hati berlatih.

Selain kemampuan komunikasi yang luar biasa itu, ia juga memiliki kemampuan akademis dan atletik yang tinggi dan merupakan sosok yang diberkati. Sungguh, bisa dikatakan bahwa dia adalah murid tanpa cacat.

Dalam artian, dia seorang murid yang ditempatkan Kelas D, yang sejak awal merupakan sebuah tanda tanya. Namun, aku tahu sedikit tentang kegelapan yang dia miliki. Artinya, tidak lama setelah pendaftaran, aku melihat dia mengoceh di atap yang sepi dan wajahnya ketika dia mengancamku. Aku tidak tahu alasannya, tetapi itu adalah fakta bahwa Kushida sangat membenci Horikita.


Tapi jelas bahwa Horikita dan Kushida merupakan masalah yang penting dalam peningkatan Kelas D. Dan juga, untuk menyelesaikan masalah ini, mungkin tidak ada cara lain bagi mereka selain berhadapan satu sama lain.

21 komentar:

  1. Oke...
    Selalu sabar menunggu update nya...

    BalasHapus
  2. Feels good after waiting for so long

    BalasHapus
  3. terimakasih dan terus semangat min. mohon di lanjutkan.

    BalasHapus
  4. semangat min ditunggu yg selanjutnya

    BalasHapus
  5. Terjemahin juga dong min momen saat kiyotaka menyelamatkan karuizawa yg di vol 7.

    BalasHapus
  6. Will kindly finish volume 2 as well nobody is paying attention to it.

    BalasHapus
  7. pendek bat xD
    ditunggu selaanjutnya min

    BalasHapus
  8. Chapter 4.5 itu apa? Kelanjutan Ch 4 bukan?

    BalasHapus