Cerita: Merubah Haruno Sakura Menjadi Uchiha Sakura Chapter 4 - YUKKIMURA. BLOGS

Latest

Selasa, 10 Mei 2016

Cerita: Merubah Haruno Sakura Menjadi Uchiha Sakura Chapter 4

 KEINGINAN

 

‘apakah aku akan mati disini?’

 

Sangat sulit bagi wanita itu untuk bernafas, bahkan untuk membuka matanya pun terasa berat. Sakura tahu jika tubuh ini tidak akan bertahan lebih lama lagi

 

‘bagaimana keadaan otou-san dan kaa-san jika anak satu-satunya ini meninggalkan mereka duluan? Melihat wajah ayah yang menangis itu sangat berisik dan menyebalkan’

 

‘lagi pula siapa yang akan mengacau suasana di rumah jika bukan aku. Siapa lagi yang akan mementak ibu jika bukan aku? Ayah sangat lembek pada ibu, jadi dia tidak akan berani seperti itu’

 

‘mereka pasti kesepian dan kamarku akan dijadikan gudang. Heh.. itu sangat tidak lucu’

 

‘bagaimana penampilan dan sikap Naruto saat menjadi hokage nanti? Aku ingin meihatnya’

 

Sakura menangis dalam hatinya.

 

‘aku belum sempat mengucapkan terima kasih pada otousan dan kaasan. Aku belum sempat mengucapkan selamat tinggal pada semuanya’

 

‘selalu saja seperti ini. padalah aku sudah berlatih sangat keras tapi hasilnya? sangat mengecewakan’

 

‘masih banyak hal yang ingin aku lakukan. Masih banyak hal yang ingin aku kejar. Masih banyak.. sangat banyak..’

 

‘lalu..’

 

‘aku ingin melihat Sasuke-kun bahagia. Setelah semua yang kami alami, akhirnya dia kembali. Aku ingin melihatnya tersenyum bersama, hanya kami berempat. Kakashi-sense, Naruto, aku dan pada akhirnya bukan hanya kami bertiga lagi. Tidak ada pengganti Sasuke-kun lagi tapi benar-benar bersamanya… bersama Sasuke-kun… seperti dulu’

 

‘aku benar-benar tidak ingin mati’

 

'benar-benar.... tidak ingin' 

 

Tubuh tua itu terlihat tertidur pulas, namun kenyataannya jiwanya menangis. Sambil berfikir tentang masa depan dan masa lalunya. Berfikir bahwa inilah yang terakhir kalinya.

 

Dengan nafas yang pelan sakura merasakan tangan dingin menyentuh wajahnya.

 

Sekuat tenaga ia mencoba membuka mata.

 

Kabur.

 

Pandangannya sangat kabur. Ia melihat bayangan seseorang. Ia mulai ketakutan. Ia berfikir jika musuh akan segera mengabisi tubuh lemah yang sekarang menjadi wadah jiwanya.

 

Perlahan bayangan itu semakin membesar dan membesar. Warna merah terang itu juga ikut membesar. Dan ia melihat dengan jelas, itu adalah mata. Mata dengan sharingan.

 

‘Sasuke-kun?'

.

.

.

.

Setelah menerbangkan elang yang telah diikatkan surat dikakinya, Shikamaru bergegas menyusul teman-temannya. Dari atas langit-langit istana yang hancur, ia mencoba memahami situasi. Seketika ia melihat sesuatu yang menarik.

 

“Naruto”

 

Naruto yang berada ditempat yang agak jauh dari Shikamaru mendengar panggilan dari alat komunikasinya.

 

“ada apa Shikamaru?”

 

“apa kau melihatnya? Dengan mode sage kau pasti menyadarinyakan?”

 

“ehm.. ada chakra yang besar di gerbang masuk ruangan ini. tapi, aku tidak tau itu apa. Aku penasaran”

 

“aku melihatnya. Tanda segel. Aku tidak yakin itu segel apa. Tapi, Hinata pernah bilang kalau penglihatannya teeganggu saat melihat lebih dalam ketempat ini. cobalah untuk membuatnya sibuk. Aku akan memikirkannya secepat mungkin”

 

Monster buas itu kembali mengamuk.

 

“ada apa? Kau akan menghindar lagi? Mengapa kau tidak menggunakan kyuubi dalam tubuhmu itu itu?... Naruto”

 

Perkataan itu membuat Naruto terkejut. Namun, sebisa mungkin ia tidak terhasut. Naruto mulai menyerang lagi.

.

.

.

.

Shikamaru mendekati Akamaru dan Kiba yang pingsan. Ia mencoba membuat Kiba dalam posisi nyaman dengan kedua tangannya.

 

“Kiba. Sadarlah”

 

Kiba benar-benar pingsan dan Shikamaru yang menyadari bahwa tulang belakang Kiba patah.

 

“Sial. Sakura benar-benar mengerikan”

 

Ia menatap Hinata yang bersusah payah melawan Sakura dan berteriak

 

“Hinata. Berhenti. Menjauh darinya”

 

Hinata mendengar perintah itu segera melakukannya tanpa menengok.

 

“kenapa? Apa kau kelelahan? Aku bahkan belum mengeluarkan ninjutsu apapun pada kalian”

 

“SEKARANG PERGILAH KALIAN KE NERAKA BERSAMA TEMPAT INI”

 

Ia pun membuat tanja jutsu dengan cepat. Tentu saja hal ini membuat jantung Hinata dan Shikamaru terasa putus.

.

.

.

.

Sasuke meninggalkan tubuh layu itu dan berjalan dengan tantai ke sisi dinding ruangan. Sekilas dinding itu terlihat biasa saja dengan getaran-getaran yang terasa. Tentu saja getaran itu berasal dari bertarungan yang sedang terjadi. Ia sangat tahu itu, namun membiarkannya.

 

Ia menetapkan tangan kanannya ke dinding dan mendorong pelan dinding itu. Sepanjang telapak tangan Sasuke dinding itu terdorong dan membukanya menjadi sebuah gerbang kecil.

 


Disana terdapat banyak gulungan tersusun rapi dengan gulungan utama yang besar di tengah meja dengan lilin di sekitarnya.

 

Lanjut Ke Chapter 5

Tidak ada komentar:

Posting Komentar