Novel Sakura Hiden Chapter 1 Part 4 - YUKKIMURA. BLOGS

Latest

Selasa, 26 April 2016

Novel Sakura Hiden Chapter 1 Part 4






Keesokan harinya, mereka melewati gerbang pintu masuk Konoha. Sakura dan Ino berangkat ke Desa Sunagakure.


 

Sunagakure berada di dalam Negara Angin, terletak di arah barat desa Konohagakure, Negara Api. Saat keluar desa, mereka melewati padang gurun dan lautan pohon. Setelah melewatinya, mereka akan sampai di Sunagakure.

 

Jika mau, mereka bisa tiba di sana dalam 3 hari; tapi perjalanan kali ini bukan dalam keadaan darurat. Mereka tak terburu-buru melakukan perjalanan. Mereka telah menyampaikan rencana perjalanannya selaman 4 hari ke Sunagakure.

 

Karena cuacanya cerah, mereka bisa berjalan dengan nyaman. Keduanya mengenakan pakaian misi. Dengan santai mereka mengobrol sambil terus berjalan dengan lancar dan gagah melewati padang gurun.

 

"Temari-san dan Shikamaru juga cukup mencurigakan, ya?"

 

Ino mengajak berbicara. Mereka telah meninggalkan desa dengan berjalan dan berlari selama kurang lebih 2 jam.

 

Sakura menatap wajah Ino. Dia mengeluarkan senyum nakalnya. Dia terlihat Cantik dengan rambut sepanjang pinggang yang sekarang diikat.

 

"mencurigakan , ya...."

 

"Maksudmu mereka jadian, ya?" 

 

"Benarkah!?"

 

"Yup. Jadian."

 

"Pernyataan yang berani."

 

Mereka bercakap-cakap sambil berlari, meski bgeitu napas mereka tak terpengaruh.

 

Ino melanjutkan.

 

"Hei, soal Temari-san, dia kadang-kadang datang ke Konoha untuk urusan bisnis, kan?"

 

"Yah, karena dia yang bertanggung jawab terhadap diplomasi Suna, kan?" "Tapi lain hari, aku melihat mereka... Shikamaru dan Temari jalan bareng."

 

"Begitukah?" Sakura tertawa.

 

"Biasa saja, kan? Mungkin mereka berbicara tentang pekerjaan "

 

Shikamaru juga orang penting di Konoha. Selain bertanggung jawab terhadap

 

diplomasi dengan negara-negara lain, ia diam-diam berhubungan secara pribadi. Sebenarnya, Sakura kebetulan sering melihat mereka berdua jalan bareng di desa.

 

"Tapi hal semacam itu... Bagaimana ya... Situasi dan kondisi melihat mereka sebagai sepasang kekasih, kan? Tapi bukan karena mereka berpegangan tangan, melainkan dilihat dari ekspresi wajah mereka. Lalu apa kau tak melihat keromantisan mereka? Saat kau melihatnya di lain hari, mereka berdua terlihat romantis. Tadinya aku ingin memanggil mereka seperti seperti biasanya, tapi pada saat itu aku ragu-ragu. Dan pada akhirnya, aku tak jadi memanggil mereka."

 

"Begitu ya... Temari-san dengan Shikamaru, ya?"

 

Tapi mereka pasangan yang tak terduga, kan? Ino tak menduganya sama sekali.

 

Bagaimanapun caranya, itu adalah takdir mereka berdua. Selama Ujian Chuunin, mereka berhadapan sebagai lawan. Dan sekali lagi saat misi pencarian Sasuke, ketika Shikamaru melawan shinobi Otogakure, Tayuya: Temari datang untuk membantunya.

 

Bahkan setelah itu, kau tak bisa tahu desa telah berubah hanya dengan melihatnya saja. Hubungan mereka sendiri muncul dari perpaduan: antara misi, bekerja, perang, perasan keduanya menjadi tak sekedar persahabatan, melainkan cenderung ke arah lain. Meski begitu, tak aneh sama sekali.

 

"Kalau sudah sampai, haruskah aku bertanya langsung kepada Termari-san soal itu?"

 

Ino berbicaras sambil tertawa dan tertawa.

 

"Sebaiknya jangan. Atau dia akan menyerangmu dengan kipas raksasanya"

 

"Ahhaha, pasti--"

 

Percakapan konyol mereka cukup menyenangkan.

 

"Semua orang setuju dengan mereka, kan? Tapi selain Shikamaru, Chouji juga begitu ya? Seperti yang telah kita ketahui, dia masih mengedepankan nafsu makannya ketimbang asmara, kan? "

 

Sakura mencoba bertanya padanya.

 

"Tidak, tidak... Kau salah." jawab Ino.

 

Ekspresi wajah Ino menunjukkan bahwa dia menyimpan informasi rahasia. Ino kemudian melanjutkan.

 

"Namanya Karui-san dari Kumogakure"

 

"Ah bohong!"

 

Sama sekali tak terduga.

 

"Nah, bagaimana cara ngomongnya ya... Apa dia punya perasan padanya? "

 

"Benar. Entah kenapa, Chouji baru-baru ini berusaha keras membuat alasan untuk pergi ke Kumogakure. Dia ingin sekali pergi ke sana. Dia bahkan memberikan rinciannya dengan masalah makan. Dia berkata 'Sungguh, begitulah... Aku janji mau ketemu Karui-san untuk makan' Dia bilang begitu sambil gelisah. "

 

"Jadi tinggal masalah waktu, kan?" Tanya Ino dan secara naluri mengangguk.

 

"Begitukah?" Sakura juga mengangguk. Tiba-tiba, sesuatu muncul di pikirannya. Dia ingin menayakan sesuatu.

 

"Selain itu, bagaimana dengamu, Ino? Saat ini... apa kabar kehidupan cintamu?"

 

Sejak kecil, Sakura dan Ino secara terus terang bersaing untuk hati Sasuke. Namun, karena mereka sudah sama-sama beranjak dewasa, seolah-olah Ino telah mengundurkan diri.

 

Saat ini, apa yang Ino pikirkan? Atau tidak ada yang di pikirkan? Sakura benar-benar ingin tahu.

 

"Mmm... Baiklah, aku tertarik pada seseorang."

 

Ino menjawabnya dengan malu.

 

"Eh, kau punya pacar?"

 

"Err... Tidak, tidak. Cuma, kupikir dia baik, jadi aku tertarik padanya."

 

"Ehh ~!"

 

Tanpa di sengaja, Sakura mendekati Ino.

 

"Aku benar-benar tak tahu. Siapa orangnya? "

 

"Kau sangat penasaran kan, Sakura?"

 

"Benar. Beri aku petunjuk. Ayo petunjuk! "

 

"Sebuah petunjuk, ya?"

 

Ino berpikir sebentar. Wajahnya sedikit memerah.

 

"...seseorang yang pintar menggambar."

 

"Ah, itu sih bukan petunjuk!" Sakura kemudian membalas.

 

"Hah, aku tahu... Sai yaaa?"

 

"Tapi tak terlalu mengejutkan, kan?"

 

"Iya..."

 

Sai merupakan pengganti Sasuke dalam Tim 7. Saat pertama kali Sai masuk ke tim mereka, Ino memiliki minat terhadap dirinya. Dia menunjukkan sikap aneh kepada dirinya. Ino pernah berkata ia mirip Sasuke-kun dengan daya tarik-nya.

 

"Dari awal, pria dia terlihat agak tampan kan? Tapi aku tak tahu bagaimana menjelaskan perasaan ini. Sekarang, aku benar-benar... Eh, Apa ya!? Aku... Terlalu banyak berkata hal yang sangat memalukan ya? Haaa-- ! Hi ---! "

 

"Tenang, tenang...."

 

Sakura kemudian bertanya sambil menenangkan Ino "Nah, ngomong-ngomong... apa kau sudah menyatakan cinta?"

 

"Soal itu... Hmm, aku masih..."

 

Suara Ino melemah. Reaksinya mengejutkan Sakura.

 

Dalam berhubungan dengan orang lain, situasi seperti ini relatif mudah. Jika kau telah memikirkan suatu hal, kau akan bisa melakukan rencanamu. Ino punya gambaran mengenai apa yang ingin dia lakukan. Tapi sekarang dalam kasus Ino, entah kenapa tampaknya masalah ini menjadi skenario yang berbeda.

 

"Haruskah aku memberi dia lavender? Atau dogwood berbunga? ... Aku ragu."

 

Ino berkata demikian.

 

"Lavender? Dogwood berbunga?"

 

"Yup..., dalam bahasa bunga, Lavender berarti 'Aku akan menunggumu' . Sedangkan dogwood berbunga berarti 'memendam perasaan' . Kapan aku harus menunjukkan gejolak perasaanku kepada Sai? ... Ataukah aku harus menunggunya? Atau begini saja... Haruskah kunyatakan lalu....? ... Aku mengkhawatirkannya."

 

"Oh, aku mengerti maksudmu"

 

Ino itu anaknya penjual bunga, oleh sebab itu iya menjelaskannya dengan bahasa bunga.

 

"Tapi Ino.... Menurutku kau yang sekarang lebih seperti dogwood berbunga."

 

Sakura berkata demikian. Kemudian Ino mengangguk.

 

"Begitu ya? ... Sama seperti kepribadianku, ya? ..."

 

Nah... dia berkata kalau perasaannya khawatir. Ino meletakkan tangannya di dahi. Entah kenapa, dia terlihat sedikit manis jika seperti itu.

 

'Kalau aku...' Sakura tiba-tiba berpikir 'Kupikir... Aku lavender... Ya, pasti...'

 

'Memendam perasaanku' ... berapa kalipun Sakura mencoba untuk mengatakannya, Sasuke nyatanya jauh dari rumah.

 

Kalau Sakura, saat ini ia hanya bisa menunggu. Namun, ia kemudian berpikir 'Berapa lama aku harus menunggu...?'

 

Lanjut Chapter 1 Part 5 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar