Novel Sakura Hiden Chapter 1 Part 2 - YUKKIMURA. BLOGS

Latest

Selasa, 26 April 2016

Novel Sakura Hiden Chapter 1 Part 2

Sang Rokudaime Hokage, Kakashi tengah duduk di mejanya. Dia memakai pakaian dan tudung Hokagenya

 

"Sakura, beberapa waktu yang lalu kami telah menguji air untuk masalah itu. Kita telah menerima jawaban dari Suna. Sepertinya takkan ada masalah." 

note: 打 adalah ungkapan yang dalam bahasa inggis biasa diungkapkan dengan Testing Waters (menguji air), adalah suatu ungkapan yang bisa berarti mempertimbangkan permintaan/usulan seseorang.

 

"Benarkah?"

 

Wajah Sakura terlihat semringah. Kakashi tersenyum dan tertawa.

 

"Barsama Ino, kalian berdua akan pergi ke tempat mereka kan? Gadis muda itu juga sangat membantumu bukan? " Lanjut Kakashi.

 

"Ya kami akan kesana!"

 

Sudah satu minggu sejak mereka mendapat laporan tentang kemanjuran 'Klinik Kesehatan Mental Anak'. Dia telah bekerja sama dengan Ino dalam divisinya itu. Sakura telah dipanggil ke kantor Hokage.

 

Sakura ingin menyempaikan status 'Klinik Kesehatan Mental Anak' kepada negara sekutu mereka, Sunagakure. Nah, sebelumnya ia telah mengajukan permohonan kepada Kakashi.

 

Akibat tekanan dari perang besar, terdapat anak-anak yang hati dan pikirannya tersakiti. Pasti hal serupa juga terjadi di negara selain Konoha.

 

Jika memang demikian, dengan infrastruktur yang telah disiapkan, dan juga dengan melihat meningkatkan efektivitas klinik tersebut di Konoha, maka seharusnya pekerjaan mereka juga dibutuhkan di desa-desa lain. Klinik tersebut juga akan sangat berguna bagi anak-anak di desa lain.

 

"Sistem yang sangat membantu ini belum diberitahukan dengan siapapun, kan? Jadi berilah mereka instruksi."

 

"Baiklah. Jujur aku sangat terbantu oleh Kakashi-sensei. Tapi sendiri perlu melakukan perancangan tentang anggarannya... "

 

"Kau itu mantan muridku, jadi bagaimanapun caranya aku ingin membantu. Selain itu... Aku juga mengerti kalau beban mental itu sangat memberatkan bukan? "

 

Kakashi berbicara sambil sedikit mengangguk.

 

"Kupercayakan perjalanan bisnis ke Suna kepadamu dan Ino. Hati-hati ya, kita bertemu lagi nanti."

 

"Baik!"

 

Sakura meninggalkan kantor Hokage.

 

Butuh waktu 4 hari perjalan untuk sampai dinSunagakure. Sambil memikirkan persenjataan shinobi dan peralatan yang dibutuhkan untuk perjalanan, Sakura juga menyadari bahwa dia juga harus mengatur dokumennya sekalinlagi. Saat meninggalkan kediaman Hokage, Sakura berjalan sambil memikirkan masalah ini dan itu. Kemudian, dia bisa melihat sosok Sai didepannya. Di bagian belakang pakaian misinya, ia membawa sebuah gulungan besar.

 

"Sai!" Sakura memanggilnya. 

 

Sai lalu mendekat dan menjawab "Yo!"

 

"Kau juga ada tugas dari Kakashi-sensei?"

 

Sai mendengarkan lalu merespon "Mmm- Yup." Dengan setengah hati Sai menjawab pertanyaan itu.

 

"Kalau kau Sakura, kau mengurus beberapa bisnis di kantor Hokage?"

 

Sambil berhadapan, Sai bertanya lagi soal pekerjaan Sakura. Sakura lalu bercerita tentang perjalanan bisnisnya ke Sunagakure.

 

"Oh begitu ya, jadi kau akan pergi ke Suna. Kalau begitu, kau sebaiknya tetap menjaga kelembaban kulitmu, karena disana tempatnya gersang."

 

Sakura mengangguk terhadap nasihat Sai.

 

"Tidak apa-apa. Aku akan membawa pelembab yang bagus. Karena bagiku, hal semacam itu sudah menjadi kemampuan tersendiri bagi seorang wanita ".

 

"Oh ya? Tapi, Sakura, kau tidak memiliki kemampuan wanita yang seperti itu, aku punya kesan bahwa kemampuanmu lebih ke kekuatan fisik. Jadi pastikan kau tidak menghancurkan botol pelembabnya dengan tangan kosongmu, ya?"

 

Sai tersenyum manis sambil mengatakan hal semacam itu. Sementara Sakura juga tersenyum padanya, dia menjawab:

 

"Kalau begitu bagaimana kalau kututup mulutmu dengan kekuatan fisikku?"

 

'Mengerikan... Sungguh mengerikan', pikir Sai.

 

Tanpa menunjukan rasa takut, dan tanpa berkata apa-apa lagi, Sai kemudian mulai berjalan menuju kantor Hokage. Sakura tersenyum masam.

 

⁰ₒ⁰

 

"Anda memainggilku, kan?"

 

Sai berbicara sambil berdiri di depan meja.

 

"Maaf mendadak memanggilmu" Kakashi menutup dokumen yang ia pegang di tangannya.

 

"Tidak apa-apa. Tapi ada apa secara pribadi memanggilku...? Apa ada misi?"

 

"Mhm. Baiklah, misi adalah misi, tetapi ini tidak terlalu formal."

 

"Apa maksudmu?"

 

Sai sedikit menyipitkan matanya.

 

"Aku ingin meyelidiki sesuatu. Tapi, aku ingin kau yang melakukannnya sendirian.."

 

"Apa yang harus kuselidiki?"

 

Kakashi mengangguk dan kemudian melanjutkan.

 

"Satu minggu yang lalu, daimyo berkunjung untuk memulihkan diri di Onsen desa. Apa Kau tahu kalau mereka diserang?"

 

"Ya... kudengar saat daimyo tengah berendam dalam air panas, ada kunai yang terlempar didekat mereka."

 

"Yah, memang tak ada kerusakan sama sekali. Daimyo juga tak ada yang terluka. Namun, pada hari itu juga, padahal ada para ANBU yang mengelilingi garis pertahanan onsen yang daimyo datangi. Mereka menyebar dan menjaga tempat itu dengan ketat. Bahkan untuk melempar satu kunai pun seharusnya takkan mudah dilakukan."

 

Kakashi melanjutkan pembicaraanya.

 

"Bagaimanapun, tragedi ini terjadi sudah sejak beberapa hari yang lalu. Namun satu hal penting, Homura-sama yang sedang memeriksa dan mengungkapkan pendapatnya tentang tempat latihan di desa juga diserang musuh, padahal ia dikawal oleh dua shinobi."

 

"Kalau kejadian itu aku tak tahu", ucap Sai.

 

"Homura-sama tak mau mempermasalahkan kejadian ini, jadi ia tak terlalu terbuka tentang masalah ini."

 

"Tapi bukannya masalah ini meresahkan? Karena yang diserang adalah seorang eksekutif tinggi negara."

 

"Selain itu, insiden ini dilakukan secara berurutan"

 

"Anda ingin aku menyelidiki dua insiden tersebut?"

 

"Betul. Sudah ada 2 persitiwa serupa yang tejadi. Jika ada yang ketiga, maka ada kemungkinan pelakunya sama. Ada juga kemungkinan pelakunya berbeda. Bagaimanapun, aku ingin kau selidiki semuanya, termasuk kondisi saat dua insiden tersebut."

 

Kakashi selesai berbicara.

 

Sai kemudian bertanya:

 

"Bagaimana dengan ANBU? Kenapa tak kerahkan mereka juga?"

 

"Tentu saja, mereka sudah dikerahkan. Akan tetapi, aku ingin secara pribadi mempercayakan penyelidikan ini, kepadamu."

 

"Siap. Aku akan melakukannya."

 

 "Maafkan aku."

 

"Apa tidak masalah jika Naruto dan Sakura bekerja sama denganku? Karena dalam hal ini, mereka akan meningkatkan efisiensi penyelidikan... Eh tidak, kalau Naruto mungkin tidak."

 

"Ya kupikir Naruto juga begitu" Kakashi tertawa.

 

"Anak itu tak cocok untuk misi kelompok seperti ini. Selain itu, Sakura ya Sakura, dia sedang melakukan hal baik sekarang."

 

"Jadi ingat, aku bertemu dengannya dalam perjalanan ke sini. Dia ada perjalanan bisnis ke Suna?"

 

"Mmhmm. Itulah sebabnya saat ini, untuk sementara waktu, Sai, kau harus bekerja sendirian. Menurutku kau tidak akan terlalu mencolok."

 

"Mengerti."

 

"Kerjakan dengan hati-hati.", Kakashi memerintah.

 

Saat berkata Kakashi begitu, ekspresi wajahnya menegang.

 

"Kurasa ini bukan lelucon belaka, ini juga bukan ciri khas pelaku kekerasan."

 

"Begitukah firasatmu, sensei?"

 

"Iya. Sebuah persepsi yang mengejutkan, bukan?"

 

"Aku akan bekerja dengan hati-hati. Tapi sensei, juga harus waspada, ya?", ucap Sai.

 

"Aku juga ya?", Kakashi bertanya.

 

"Yang di serang adalah para eksekutif tinggi di desa. Tidak aneh jika Rokudaime Hokage menjadi target berikutnya."

 

"Masuk akal juga. Aku juga akan berhati-hati." ucap Kakashi. Usai mengangguk, Kakashi berpikir:

 

Tapi malah takkan masalah jika mereka langsung menyerangku. Untuk sesaat, Kakashi memikirkan hal tersebut 

 

Lanjut Chapter 1 Part 3 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar