Novel Youkoso Jitsuryoku Shijou Shugi no Kyoushitsu e Bahasa Indonesia Chapter 5 Volume 5 - YUKKIMURA. BLOGS

Latest

Sabtu, 28 April 2018

Novel Youkoso Jitsuryoku Shijou Shugi no Kyoushitsu e Bahasa Indonesia Chapter 5 Volume 5


MEMBUKA TIRAI

Pada akhirnya hari ini tiba juga. Awal festival olahraga akan menjadi hari yang panjang. Mengenakan kaos, seluruh murid berbaris sebagai satu kesatuan seperti yang sudah dilatih.

Tetapi bahkan jika itu disebut barisan, sebagian besar murid hanya berjalan normal. Mereka hanya menunjukkan keseriusan yang cukup untuk tidak mengganggu kedisiplinan.

"Aku akan memamerkan sisi terbaikku kepada Kikyo-chan!"

Ike, yang berjalan di belakangku, dengan semangat menyuarakan harapannya. Aku bertanya-tanya, bagaimana dia bisa berniat pamer ketika dia adalah salah satu dari orang-orang yang tidak lihai berolahraga. Aku bisa melihat bahwa hampir tidak salah lagi jika itu merupakan usaha yang sia-sia tanpa strategi rahasia di baliknya.

Dalam upacara pembukaan, kelas 3 A, Fujimaki adalah orang yang memberikan pidato pembukaan. Ngomong-ngomong, di pinggiran halaman sekolah, tidak banyak, tapi aku bisa melihat para penonton yang tersebar di sana-sini. Mereka mungkin adalah orang dewasa yang bekerja di sekolah. Mengenai mereka, sepertinya sekolah tidak menetapkan peraturan apa pun. Kadang-kadang, aku bisa melihat senyuman dan tangan melambai-lambai.

Di sisi lain, para guru mengawasi murid tanpa senyuman di wajah mereka sementara orang dewasa yang kelihatannya adalah staf medis juga bisa dilihat.

Selain itu, sebuah pondok yang bisa memuat sekitar 20 orang dibangun dan pendingin, dispenser air dan semacamnya dipasang di dalamnya. Sama seperti pulau tak berpenghuni, persiapannya tanpa cela. Lebih dari itu, Tim Merah dan Tim Putih yang akan bersaing diberikan tenda yang dipasang di sisi berlawanan dari track seolah-olah mengapit di antara mereka.

Dengan demikian, tidak mungkin ada kontak lain selain selama pertandingan.

"Tapi, mereka terlihat sangat siap. Bahkan kamera untuk membantu keputusan penilaian sudah disiapkan."

Untuk lari cepat 100 meter yang akan dilakukan duluan, kamera diarahkan ke titik yang kelihatannya menjadi finishnya.

"Jadi, itu berarti kesalahan penilaian dan hasil yang membingungan pasti akan terdihindari"

Mungkin, bahkan jika hanya sehelai rambut, mereka berniat memutuskan kemenangan dan kekalahan seperti itu seolah ini adalah pertandingan balap kuda. Itulah kenapa pertandingan yang sulit untuk dinilai seperti pemandu sorak dan yang semacam itu tidak termasuk dalam festival olahraga ini.

***

"Lari cepat 100 meter, kelompok mana lagi yang kau masuki?" Tanya Horikita.

"Kelompok tujuh"

Aku menjawab sambil melihat tabel program sederhana (kertas tempat orang yang ditugaskan dan waktu pertandingan ditulis)

"Akan lebih baik jika lawan yang tangguh tidak muncul. Demi kelas, aku akan sedikit menyemangatimu"

"Aku akan melakukan yang terbaik agar tidak berada di terbawah”

Setelah menyuarakan tujuanku yang tidak ambisius, kami, anak laki-laki tahun pertama menuju ke lapangan untuk pertandingan.

Pertandingan seperti lari 100 meter semua diadakan mulai dari tahun-tahun pertama. Mulai dari anak laki-laki tahun pertama dan berakhir dengan perempuan tahun ke-3 adalah keseluruhan dari acara tersebut. 

Kemudian dengan istirahat yang diadakan di antaranya, akan beralih dan dimulai lagi dengan para perempuan tahun pertama dan diakhiri dengan anak laki-laki tahun ke-3. Pertandingan ini akan dimulai dengan menggunakan hasil cetak kertas setiap kelas yang sudah diserahkan sebelumnya sebagai dasar untuk menentukan pasangan.

Sejak hari pertama acara dimulai, sudah jelas siapa yang akan berlari dari kelas yang lain.

Dari masing-masing kelas, dua yang terpilih membentuk total delapan orang yang berbaris menjadi satu. Giliranku, seperti yang aku katakan kepada Horikita sebelumnya, adalah yang ketujuh. Secara total, anak laki-laki tahun pertama terbentuk menjadi 10 kelompok.

Sekarang giliran Sudou, karena dia akan berlari di kelompok pertama. Semua murid Kelas D menonton sambil menahan nafas.

Hasil dari festival olahraga akan sangat bergantung pada Sudou. Pertama-tama, di acara pertama ini, kami akan menggunakan debut Sudou dalam lomba untuk menghancurkan lawan. Rencananya adalah membuat semua orang di pompa dengan kekuatan yang sama. Jika Sudou selesai dengan hasil yang mengecewakan di sini, ada kemungkinan bahwa itu akan memiliki efek yang lama.

"Dari apa yang bisa kulihat, sepertinya tidak ada orang yang hebat di sini. Ada banyak orang gemuk dan kampungan di sini. Sudah pasti Sudou akan menempati peringkat pertama"

Aku tidak bisa melihat murid-murid terbaik di tahun ajaran kami dari kelas-kelas lain. Seperti yang Ike katakan, mungkin sudah pasti.

"Sebaliknya, tergantung bagaimana kau melihatnya, itu juga bisa dianggap sebagai kerugian"

Idealnya, untuk seseorang dengan kemampuan fisik seperti Sudou, akan lebih baik jika seseorang bisa bersaing dengan kecepatan.

"Kita tidak bisa berbuat apa-apa. Terserah kepada keberuntungan"

Ada sesuatu tentang sosok Sudou. Dalam posisi berjongkok di garis start, yang mengobarkan kepercayaan diri kuat, bahkan jika dia kebetulan terjatuh di tengah pertandingan, dia masih bisa membalikkan keadaan, dia memberikan aura ketenangan di sekitarnya.

Kemudian, ketika sinyal itu terdengar, Sudou bangkit dengan sempurna secara bersamaan dan berlari. Sudou, yang melewati orang-orang dari awal, mengalahkan semua anak laki-laki lain seolah-olah mengguncang mereka dan meninggalkan mereka di dalam debu.

Dia mencapai finish dengan celah jarak yang luar biasa. Tidak ada yang bisa mengikutinya. Tidak ada lagi yang bisa dikomentari tentang itu. Ketika seluruh murid menyaksikan, sebagai pelari pertama dalam pertandingan pertama, Sudou merebut posisi pertama seperti yang diharapkan.

Pada saat yang sama, Profesor yang sudah dipilih, dengan bagus berhasil mengamankan posii terakhir seperti yang dipikirkan, tapi ....

Bahkan tidak memberi kami waktu untuk berjemur dengan perasaan senang, sinyal untuk kelompok berikutnya mulai datang. Sinyal datang pada selang 20 detik. Sekitar 4 menit yang akan dibutuhkan untuk semua anak laki-laki tahun pertama selesai berlari. Karena ini akan diulang oleh anak laki-laki dan perempuan untuk semua tahun sekolah, lari cepat 100 meter akan selesai dalam sekitar 30 menit sesuai dengan perhitungan.

"Seperti yang aku pikirkan tentang Sudou-kun, mungkin."

Hirata, yang berpasangan denganku, memujinya seolah dia terkesan.

"Ya. Rasanya seperti kelas-kelas lain juga tercengang"

Dia tidak hanya mengambil posisi pertama, tidak salah lagi juga meninggalkan dampak yang kuat. Kami, kelompok ketujuh, sama seperti Sudou dan Profesor, juga memiliki tugas kami sendiri yang cocok untuk kami.

Hirata, yang masuk di klub sepak bola dan pelari cepat, akan memiliki peringkat tinggi. Dan untukku, aku akan mengambil peringkat yang lebih tinggi meskipun hanya satu, dengan kata lain, mau bagaimana lagi bahkan jika aku kalah. Kemudian juga ada masalah tentang menonjol dan tetap tidak mencolok. Ada beberapa murid dari kelas lain yang harus kami awasi tetapi di antara yang aku tahu, mereka yang memberikan kehadiran yang kuat seperti Ryuuen dan Katsuragi dan yang atletik seperti Kanzaki dan Shibata, aku penasaran, di kelompok mana mereka.

Kelompok ketiga bergerak ke titik start.

"Ohh, si botak.... tidak, maksudku Katsuragi ada di jalur pertama"

Ike menunjuk ke kepalanya. Si bitak bermandikan sinar matahari yang bersinar menyilaukan. Selain Katsuragi, seorang laki-laki yang aku kenal sedang melihat ke titik finish dengan ekspresi tenang.

Dia Kanzaki dari Kelas B. Jadi Katsuragi dan Kanzaki akan bersaing satu sama lain, ya?

Sementara itu, laki-laki yang pertama kali ada dalam daftar orang-orang yang harus diperhatikan, Kouenji dari Kelas D, juga merupakan bagian dari kelompok ketiga tetapi....

Tidak ada tanda-tanda bahwa Kouenji ada di jalur kelima yang ditugaskan padanya. Namun, sekolah tidak repot-repot mencari Kouenji yang hilang dan malah menganggapnya sebagai ketidakhadiran, mereka akhirnya segera memulai pertandingan.

Kelompok ketiga adalah pertarungan terbuka, tetapi sepertinya, berdasarkan kecepatan, Kanzaki melampaui mereka semua.

Bukan berarti Katsuragi lambat, tapi itu hanya di luar kemampuannya, dan tanpa ada banyak pertentangan, balapan berakhir. Kanzaki mengambil posisi pertama dan Katsuragi mengambil posisi ketiga. Saat balapan terus berkembang, Hirata menyadari sesuatu.

"Ayanokouji-kun, lihat ke sana"

Apa yang Hirata perhatikan adalah ke arah pondok. Saat aku menajamkan mataku untuk melihat, di dalamnya aku bisa melihat Kouenji yang sedang menata rambutnya. Jalurnya sudah selesai berlari, pasti bukan itu masalahnya. Meski begitu, dia terlalu cepat menarik diri.

"Sepertinya dia tidak berpartisipasi"

Sampai upacara pembukaan, dia penurut atau seperti itulah kelihatannya, tapi pada akhirnya, sepertinya dia tidak akan berpartisipasi dalam pertandingan.

Kouenji mungkin akan membuat alasan bahwa kakinya terluka atau dia merasa tidak enak badan untuk melakukannya.

Memikirkan bahwa dia akan menempati posisi terbawah jika dia melewatkan semua pertandingan itu bahkan tidak masuk ke dalam pikirannya. Tanggungjawab dia akan membebani kelas dan Tim Merah.

Kelas A juga, meski memiliki alasan yang sah, juga memiliki seseorang yang akan melewatkan semua kegiatan seperti Sakayanagi. Dengan asumsi bahwa Kelas C dan Kelas B tidak punya orang yang absen, maka Tim Merah hanya harus mengisi lubang yang ditinggalkan oleh kedua orang tersebut. Cukup cacat.

Pertandingan berlangsung dengan lancar.

Satu demi satu kelompok selesai dan dalam waktu singkat, giliran kami sebagai kelompok ketujuh datang. Aku memasuki jalur keempat dan di sampingku, Hirata memasuki jalur kelima.

Selain kami, anggota lain termasuk Kelas A, Yahiko,  tetapi sisanya adalah anak laki-laki yang tidak aku kenal. Festival olahraga pertama dalam hidupku. Aku memulai dengan lari cepat awal yang tidak cepat atau pun lambat. Hirata, yang berlari di sampingku, perlahan tapi pasti melewatiku dan bergabung dengan para pelari top. Di sisi lain, di depanku adalah punggung empat orang, maka aku akan mengambil posisi ke-5.

Mungkin karena tidak ada kesenjangan antara kecepatan, kami semua berlari bergerombolan. Kemudian, tanpa mengubah urutan, aku selesai di posisi ke-5. Hirata, dengan jarak yang kecil, bersinar di posisi pertama.

"Fuu. Kerja bagus"

Hirata, yang mencapai finish sebelum orang lain, menghela nafas ringan dan memberiku kata-kata penghargaan seperti itu.

"Maaf, karena sudah menjadi beban"

"Tidak seperti itu. Itu adalah pertandingan yang bagus, semua orang juga cepat"

Hirata tidak menyalahkanku, bahkan setelah hasilku yang mengecewakan, di menyapaku dengan senyuman.

Aku cepat-cepat pergi dari jalur dan kembali ke tenda. Karena kelompok berikutnya akan dimulai satu demi satu dan aku hanya akan menghalangi.

Anak laki-laki tahun pertama, setelah selesai dengan lari 100 meter mereka, kembali ke tempat duduk mereka dan fokus pada balapan anak perempuan seolah-olah melahap mereka.

Ada juga hasil pertandingan, tetapi mereka mungkin hanya ingin melihat para perempuan yang berlari dan tidak bisa menahan diri.

"Di mana Sudou?"

Aku tidak bisa melihat Sudou, yang seharusnya kembali ke tempat duduknya.

"Aku tidak tahu. Toilet mungkin? Lebih penting lagi, ayo kita lihat payudara berayun itu, kau tahu, payudara!"

Ike terlihat senang, tapi aku dengan cepat punya firasat buruk tentang ketidakhadiran Sudou. Dia sepertinya adalah tipe yang menghibur Horikita di sini, tapi aku tidak bisa melihat dia aneh.

"... jangan-jangan"

Aku melihat ke arah pondok.

Seolah firasatku terwujud, aku melihat Sudou semakin dekat dengan Kouenji.

"Gawat. Lebih baik aku menghentikan mereka."

"Benar"

Hirata, yang memperhatikan itu hampir bersamaan, juga panik dan menuju ke pondok. Sepertinya segalanya sudah memanas di sana dan Sudou, menggenggam tinjunya dengan erat, menghadapi Kouenji.

"Dasar bajingan, absen dan semuanya, jangan main-main denganku!"

Ketika aku membuka pintu, aku bisa mendengar suara mengintimidasi Sudou dari dalam.

Sudou sudah mendekati jarak ke arah di mana sekarang, sepertinya dia akan mengambil ancang-ancang, tapi sepertinya Kouenji belum menyadari keberadaannya.

Dia terlihat berani saat dia mengagumi bayangannya di kaca jendela. Tapi sikapnya itu hanya akan menambah bahan bakar ke dalam api dan memicu kemarahan Sudou.

"Sepertinya kau tidak akan mengerti kecuali aku memukulmu, Kouenji"

"Itu tidak bagus, Sudou-kun. Jika para guru tahu..."

Hirata, tentu saja, menghentikannya tapi dia bukan tipe orang yang terhalang oleh sesuatu seperti ini.

"Diam! Masalah ini urusan kelas kita, kan? Tidak masalah bahkan jika aku memukulnya. Hanya saja jika orang ini tidak menangis kepada para guru tentang hal itu..."

"Seperti biasa, kau bukan orang yang baik. Aku datang ke sini karena aku ingin menghabiskan waktu sendirian. Seperti yang kau lihat, hari ini aku merasa sakit. Aku menolak jadi aku tidak akan merepotkan."

"Jangan berbohong kepadaku! Mulai dari latihan, kau akan melewatkan semuanya bahkan di pertandingan yang sebenarnya!"

Aku mengerti kenapa ingin berteriak seperti itu. Tidak peduli bagaimana kau melihatnya, Kouenji adalah gambaran dari sehat itu sendiri.

"Tidak, Sudou-kun!"

Sebelum Hirata, yang berada di kejauhan bisa dengan panik mendekat, Sudou tidak bisa lagi menahan dan mengangkat tinjunya. Dia mungkin bermaksud menampar Kouenji sekali untuk membuka matanya. Namun, laki-laki yang berada di luar dugaan dan standar normal, Kouenji, menangkap pukulan kuat di telapak tangannya.

'Panci'.

Dan suara kering seperti itu bergemuruh di dalam pondok. Kouenji mulai berbicara tanpa melihat wajah Sudou.

"Hentikan. Seseorang sepertimu tidak bisa mengalahkanku"

Sepertinya Sudou tidak menahan diri kepada teman sekelasnya. Itu adalah tinju yang diayunkan dengan sekuat tenaga dan tinjuan itu terlalu mudah diblokir. Sudou mungkin merasakan potensi tinggi Kouenji yang baru. Tapi bukannya takut, Sudou terlihat serius.

"Kalau begitu teruskan saja. Aku akan menghancurkan harga dirimu."

"Ya ampun. Baik kau dan dia, sepertinya kalian berdua mau mengatakan bahwa aku tidak bisa diandalkan"

"Dia? Siapa yang kau bicarakan?"

"Gadis Keren yang sangat kau sukai. Dia sudah menegaskan itu sedikit sampai hari ini, untuk memastikan agar aku berpartisipasi dengan serius di festival olahraga”

"Horikita, maksudmu .....?"

Rupanya Horikita sudah meramalkan kemungkinan Kouenji tidak muncul dari awal. Aku pikir itu wajar saja jika merasa was-was tentang dia saat melihat bagaimana Koenji absen secara langsung saat di pulau yang tidak berpenghuni.

Meski begitu, aku tidak tahu bahwa dia sudah mempengaruhi Kouenji di belakangku.

"Bagaimanapun, pergilah. Aku sedang sakit"

"Dasar bajingan!"

Untuk mencegah hal itu terjadi lagi, Hirata masuk di antara Sudou dan Kouenji dan mencoba untuk mendamaikan.

"Aku rasa lebih baik bila sedikit tenang. Sikap Kouenji-kun juga bermasalah tapi karena dia bilang bahwa dia sakit, dia punya hak untuk beristirahat. Selain itu, tidak peduli siapa yang melawan, kekerasan itu tidak baik”

"Itu bohong. Dia mengatakan hal yang sama ketika di pulau yang tidak berpenghuni, bukan?"

"Tuduhan tanpa bukti. Hanya saja kesehatan burukku tidak terlalu terlihat melalui sikapku"

"Kau berencana melewatkan sisa pertandingan? Hah?"

"Tentu saja, aku akan berpartisipasi jika aku melakukan pemulihan. Jika aku melakukan pemulihan, itu saja."

Sudou tidak bisa lagi menahan amarahnya tetapi itu juga fakta bahwa dia tidak bisa dihambat oleh Kouenji selamanya.

"Pertandingan berikutnya akan segera dimulai, Sudou-kun. Jika kau tidak ada sebagai pemimpin kita, itu akan mempengaruhi semangat kita juga"

Hirata beralih ke pendekatan yang berbeda untuk meyakinkan Sudou.

"..... Aku mengerti. Aku hanya harus kembali, kan? Ayo pergi"

Seakan menemaninya, Hirata meninggalkan pondok bersama dengan Sudou. Aku juga segera menyusul sesudahnya. Si pemarah kembali ke tenda Kelas D, Sudou duduk di kursi pipa.

"Sial! Lain kali aku akan benar-benar membuat si bangsat itu terbang! Sial!"

Kemarahannya, bukannya mereda, malah mengalir dan menyebar. Orang bijak menjauh dari bahaya, dan orang-orang menjauh dari Sudou satu demi satu. Sudou pasti akan mengeluarkan kemarahannya pada siapa pun yang mendekatinya dengan membentak mereka.

Tapi Ike, yang asyik dengan perempuan, tidak menyadari kemarahan Sudou dan dengan riang mendekatinya. Ketika aku menyadarinya, sepertinya lari cepat 100 meter perempuan juga mencapai akhirnya, karena kelompok terakhir baru saja memasuki kelas.

"Apa yang sudah kau lakukan, Ken? Kau baru saja kembali? Pertandingan perempuan kesayanganmu akan segera dimulai"

Dia memukul Sudou di punggungnya. Pada saat itu, tangannya dicengkeram dan dia sendiri tertangkap dengan kuncian tangan yang kuat.

"Gyaa! Apa-apaan ini!"

"Pelepas stres"

"Sakit, sakit, sakit! Aku menyerah, aku menyerah!"

Aku tidak punya apapun untuk dikatakan tentang hal ini kecuali bahwa itu sangat disayangkan dan menyedihkan. Bagaimanapun, setelah menyerang Ike dalam kemarahan dan saat Horikita mendekat, sepertinya menjadi Sudou sedikit tenang kembali.

Horikita memasuki jalur sebagai putaran terakhir dari perempuan-perempuan tahun pertama yang  sudah dekat.

"Setidaknya ada penyembuhan dengan mengawasi Suzune, kurasa....."

Jika dia bisa disembuhkan dengan memperhatikan itu, maka dengan segala cara aku akan menyembuhkannya.

Saat aku memperhatikan Sudou, Sakura terengah-engah kembali ke sisiku.

"Haa, haa ...... m-menyakitkan ....."

Dia pasti berlari sebaik mungkin saat dia berulang kali bernapas, masuk dan keluar yang terlihat sangat menyakitkan.

"A-Apa kau melihatku, Ayanokouji-kun?"


Dia menatapku dengan mata berkilau dari balik kacamatanya. Sayangnya, pertandingan Sakura sudah berakhir ketika aku mengejar Sudou ke pondok dan aku tidak tahu bagaimana prosesnya. Tetapi jika aku mengatakan kepadanya bahwa aku tidak menonton, maka Sakura mungkin akan menjadi sangat depresi.


"Kau melakukannya dengan baik"

Aku mengatakannya begitu singkat namun aku memasukkan perasaanku ke dalam kata-kata itu. Satu hal yang pasti dari fakta yang aku pahami saat ini adalah bahwa Sakura memberinya segalanya dalam lomba.

"T-Terima kasih! Ini pertama kalinya aku tidak di posisi terakhir"

Dia mengatakannya sambil tersenyum. Sakura sudah menjadi yang paling lambat di kedua kelas dan dalam praktek. Itu terlihat seperti dia yang dipukuli seseorang. Lebih jauh lagi, dari kelihatannya, itu tidak terlihat seperti lawannya terjatuh atau sesuatu yang menguntungkan.

"Berhati-hatilah untuk tidak memaksakan diri. Jika kau keras kepala, kau mungkin terjatuh dan melukai diri sendiri"

"B-baiklah!"

Tersenyum lagi sambil terengah-engah, Sakura melihat balapan perempuan  berikutnya dari sampingku. Aku juga fokus pada perempuan-perempuan lain yang akan melawan Horikita.

Pada jalur ketiga adalah Ibuki Mio, seorang murid dari Kelas C.

Untuk Horikita yang berada di kelompok yang sama dengan Ibuki, yang memandangnya sebagai saingan. Sungguh kebetulan yang aneh. Horikita bahkan tidak melihat ke arahnya, tapi sepertinya percikan api sudah dinyalakan di dalam diri Ibuki.

Bahkan dari jauh, aku bisa melihat tekadnya untuk tidak kalah melawan Horikita bagaimanapun juga.

"Aku penasaran, apa Ibuki-chan lihai olahraga?"

"Sial, aku tahu. Tidak salah lagi kalau Horikita akan menjadi pemenangnya"

Tidak mungkin anak-anak lain tahu, tapi Ibuki sangat atletis. aku hanya mempunyai pengetahuan minimal, tapi aku tidak bisa mengatakan dengan pasti siapa yang akan menang di antara mereka.

Pada saat yang sama dengan sinyal awal, tujuh perempuan berlari. Diantara dua hal yang kuperhatikan, yang memiliki awal yang lebih baik adalah Ibuki. Ada sedikit keterlambatan dengan reaksi Horikita dan dia tertinggal di belakang.

Tapi Horikita segera mempercepat kecepatannya, dan dengan bentuk yang indah dia menggapai Ibuki. Di sisi lain, Ibuki sudah berhasil mendapatkan waktu lebihnya, tapi mungkin dia ingin tahu tentang Horikita, yang berlari di sampingnya saat dia menjadi bingung melihat ke belakang. Karena itu, jarak mereka semakin dekat. Dengan sempurna merebut posisi tengah dan tanpa diguncang atau tertinggal, dia mempertahankan posisi itu dan melanjutkan.

Kemudian, mendekati akhir pertandingan, aku bisa melihat ekspresi Ibuki yang kaku. Ketika mereka berbaris berdampingan, Horikita yang hampir tidak jelas, memimpin. Jarak yang sempit, tetapi memberikan rasa percaya diri, Horikita akhirnya mengambil posisi pertama.

"Apa ini buruk....?"

Itu adalah membisikkan firasat Sudou yang ternyata sudah mencapai sasaran. Sedikit demi sedikit, tetapi jarak di antara Horikita, yang memimpin, dan Ibuki, perlahan menurun.

Menanggapi Horikita, yang mencoba menyingkirkannya, Ibuki semakin mendekat.

Orang yang memotong pita finish pertama adalah Horikita.

Setelah pertandingan besar dimana tidak akan ada yang dianggap aneh bahkan jika memerlukan video untuk melakukan pengecekan, penonton menjadi sedikit heboh.

Di samping Horikita, yang sedang mengatur nafasnya, Ibuki menendang tanah dengan frustrasi. Tapi aku pikir jika saja dia tidak begitu khawatir tentang Horikita, maka peringkatnya mungkin berbeda.

Kesenjangan kecil dalam kesadarannya adalah penyebab kemenangan.

"Meski pun begitu, ini adalah pertandingan yang didominasi oleh mereka berdua"

Sudou, yang menonton Horikita setelah dia selesai berlari juga merasakan hal yang sama. Mengesampingkan perlombaannya yang seimbang terhadap Ibuki, 4 perempuan lainnya, tidak termasuk Kelas D dengan jujur ​​memiliki tingkat yang cukup rendah.

Setelah selesainya lari cepat 100 meter untuk tahun pertama, kami melaporkan hasil kami satu sama lain.

Orang-orang yang membanggakan kemampuan atletik yang tinggi seperti Sudou atau Horikita serta Hirata, berhasil mengamankan posisi pertama. Namun, di sisi lain, aku bisa melihat bahwa bagian utama dari kelas yang dipresiksi untuk menang memiliki peringkat yang jelek dan memiliki awal yang tidak memuaskan.

"Tetaplah bersama, semuanya. Terutama kau, satu-satunya yang kau banggkan adalah kecepatanmu kan?"

"W-walaupun kau mengatakan itu, Shibata itu benar-benar hebat”

"Tidak bisa dihindari. Karena Shibata-kun lebih cepat dari aku" Kata Hirata

Faktanya, selama latihan klub, ada beberapa kejadian di mana dia terlihat lebih cepat daripada Hirata.

Meskipun awalan kami bagus, mulai sekarang perhitungan akan menjadi semakin rumit. Tidak ada notebook atau ponsel di sini. Bahkan jika kami secara lisan menyampaikan hasil kontes sampai batas tertentu, akan sulit untuk memahami semuanya. Kami juga tidak tahu keadaan kelas-kelas lain secara detail.

Aku mendekati Horikita, yang sudah kembali, dan memanggilnya.

"Hampir saja"

"... itu benar. Aku terkejut. Ibuki-san lebih cepat dari yang aku duga"

Mungkin dia melihat Ibuki mendekat, Horikita menarik napas lega.

"Aku mengerti, kau sudah menjangkau Kouenji"

"Siapa yang memberitahumu ......? Sepertinya tidak ada gunanya sejak awal."

Untuk sesaat, Horikita memandang Kouenji, yang menghabiskan waktu dengan elegan di dalam pondok.

"Aku merasa gelisah tentang dia yang melewatkan pertandingan, tapi pada akhirnya tetap berakhir seperti itu"

"Dalam arti tertentu, lebih dari orang lain, dia yang paling tidak tertarik dengan Kelas A"

Selama dia tidak dikeluarkan, dia akan menikmati sisa waktunya di sini. Selama dia memutuskan itu, tidak ada gerakan untuk bertindak.

Tapi sepertinya perasaan tidak yakin mulai tumbuh di dalam diri Horikita.

"Jika aku seperti Kushida-san, orang yang disukai oleh kelas, aku penasaran apa aku bisa membuatnya berindak?"

"Aku ingin tahu. Aku tidak berpikir jika dia adalah tipe yang sesuai dengan bujukan Kushida atau Hirata"

Terlebih, mereka berdua tidak akan mencoba secara paksa membujuk Kouenji sejak awal. Tapi kenapa, bahkan jika itu hanyalah pernyataan seorang diri, mereka tidak akan mendekati seseorang yang mengaku sakit dengan kebohongan.

"Berpikir bahwa kau akan mengatakan sesuatu seperti 'jika aku seperti Kushida'"

"Aku tidak pernah membencinya atau apa pun sejak awal"

Setelah pembicaraan alami seperti itu, Horikita menyadari bahwa dia sudah kecoplosan dan menutup rapat-rapat bibirnya.

"Pura-pura saja kau tidak mendengar itu sekarang"

Mengatakan itu, dia mengakhiri pembicaraan. Kemudian dia berbalik untuk melihat pertandingan tahun ke-3 yang akan segera dimulai.

Baginya, Kelas D adalah sesuatu yang perlu dikhawatirkan tetapi dengan nada yang sama, keberadaan kakaknya juga mungkin adalah kekhawatiran yang sama. Tentu saja, bukan berarti perasaan kakaknya, yang adalah ketua dewan murid, mempengaruhinya.

Saudara Horikita, yang memulai sebagai bagian dari kelompok kedua, secara alami menempati posisi pertama.

"Dia secepat yang aku bayangkan"

"Itu karena nii-san sempurna. Tidak peduli apa yang dia lakukan, dia selalu nomor satu"

Daripada bualan, kedengarannya lebih seperti itu adalah fakta. Karena semua tahun sekolah sudah selesai dengan finish 100 meter mereka, penghitungan total dimulai.

Sebelum pertandingan berikutnya dimulai, poin pertama untuk Tim Merah dan Tim Putih akan diumumkan.

Tim Merah: poin 2011. 
Tim Putih: 1891 poin.

Pertandingan baru saja dimulai, tapi Tim Merah sedikit mendominasi.

***

dengan lari 100 meter dalam arti bahwa itu sepenuhnya bergantung pada kecepatan seseorang. Tetapi sekali lagi, tidak semuanya ada untuk itu. karena akan menjadi kesalahan besar jika kita tidak mengatasinya dengan pasti, tapi juga tanpa terburu-buru. Sehubungan dengan pertandingan ini, ada dua aturan yang dilampirkan.

'Menjatuhkan rintangan'. 'Menyentuh rintangan'. Kedua penalti waktu ini ditambahkan ke dalamnya juga.

0,5 detik jika rintangan dijatuhkan.  0,3 detik jika rintangan tersentuh. Waktu sebanyak itu akan ditambahkan kepada kita.

Karena ini, hanya dengan cepat melompati semuanya tidak cukup untuk menang. Seseorang harus melompati mereka dengan pasti.

Tetapi karena itu juga berarti bahwa jelas kau tidak akan bisa menang jika kau terlalu lama, yang penting di sini adalah seberapa banyak kau sudah memahaminya selama masa pelatihan.

Ada 10 rintangan total yang ditempatkan di setiap sela 10 meter. Jika kau menjatuhkan semuanya maka itu berarti total 5 detik akan ditambahkan ke waktumu. Cukup banyak keputusasaan.

Dalam acara ini, sudah diputuskan bahwa Sudou akan berpartisipasi sebagai bagian dari kelompok terakhir.

"Jika kalian yang terakhir, maka aku akan memukul kalian"

Para murid yang tidak bersuara, gemetar karena tekanan kuat yang datang dari Sudou, yang mengawasi mereka dengan tangan disilangkan.

"Kekejaman macam apa ini !?"

"Ehh, apa Sotomura-kun hadir? Jika dia tidak ada, dia akan didiskualifikasi"

Aku bisa mendengar kata-kata itu datang dari wasit di garis start.

"A-aku sakit perut ..... apa tidak masalah kalau aku absen?"

Profesor, yang hanya bisa mengatasi rintangan selama latihan, mencoba melarikan diri seolah-olah ketakutan.

"Huh? Tidak masalah jika kau menjatuhkan semua rintangan, jadi jangan jadi pengecut dan tetaplah di jalurmu!"

"Kopu !? A-a-a aku mengerti!"

Pada jarak di mana wajah mereka hampir bersentuhan, dia memelototi Profesor yang kemudian pergi ke jalur. Ada perbedaan besar antara menjadi yang terakhir dan didiskualifikasi. Karena dalam kasus diskualifikasi, kau bahkan tidak akan bisa memperoleh poin, partisipasi sangat penting.

"Sial, dia tidak berguna. Dia melakukan apapun yang dia inginkan sebagai kebiasaan, itulah sebabnya dia gemuk"

Tetapi seperti yang dipikirkan, Profesor tidak bisa mengatasi rintangan dan akhirnya, dia menjatuhkan mereka dengan tangan dan berada di posisi terakhir.

"Meski begitu, Shibata cukup bagus"

Untuk memastikan kemampuan kelas-kelas lain, Sudou mengatakan itu seolah-olah menasihati secara hati-hati. Ini masih acara kedua, tetapi bahkan dalam lomba lari rintangan, dia masih menempati posisi pertama tanpa kesulitan.

Saat ini, dia akan menjadi saingan Sudou. Lebih jauh lagi, seperti Ichinose, dia terlihat memiliki kualitas kepemimpinan yang memungkinkannya menggalangi lingkungannya.

"Jika kita bertemu langsung, aku akan menang"

Jika ini terus berlanjut, maka tujuan Sudou untuk menjadi peringkat pertama di seluruh tahun sekolah hanya akan tumbuh semakin jauh. Terutama karena tidak ada yang tahu bagaimana hasilnya untuk perlombaan tim.

Itu menyebabkan kecemasan.

"Selanjutnya adalah kelompok keempat, silakan persiapkan dirimu"

Setelah dipanggil oleh wasit, aku memasuki jalur yang sama seperti sebelumnya. Di jalur kedua aku bisa melihat sosok Kanzaki.

"Kita akan segera saling berhadapan"

"..... Berhati-hatilah denganku"

"Aku dengar dari Ichiose kau cukup cepat"

Aku tidak tahu di mana Ichinose mendapatkan pemikiran itu.... tetapi melihat ke masa lalu, aku bisa memikirkan satu contoh. Aku pikir dia melihatku berlari kembali ketika Sakura terjebak dalam insiden itu. Bukan berarti aku berlari dengan kecepatan penuhku, tapi dari bentukku dan semacamnya, kemungkinan besar dia menebak kemampuan fisikku juga. Selain itu, kembali ketika aku menghibur diri dengan bermain bersama Ichinose di kolam renang yang dia amati, mau bagaimana lagi dia menandaiku selama semua ujian dan insiden hingga sekarang.

"Informasi itu salah. Apa kau tidak melihat peringkat berlariku di lari 100 meter sebelumnya? Di posisi ke-5"

"Itu memang hasilnya, tapi sepertinya aku tidak menganggap lari itu serius"

"Tidak ada untungnya menahan kemampuan seseorang di festival olahraga ini, kan? Kau hanya akan kalah jika seperti itu"

"Kemungkinannya rendah tapi bukan berarti itu tidak berarti apapun dari sudut pandang strategis"

Sepertinya Ichinose dan Kelas B sudah melakukan pengintaian, mengamati dan kemudian membuat tebakan mereka. Untuk keberadaan seperti milikku, bahkan jika aku mengambil posisi pertama, bukan hanya pangkatku tetapi proses yang mengarah ke hal itu yang akan mereka perhitungkan.

"Selain itu, bahkan di antara tahun sekolah yang sama, kau adalah laki-laki yang cukup tenang. Tipe orang seperti itu sangat menakutkan"

"Yah, silahkan pikirkan itu sesuai dengan keinginanmu"

Kami masih di tengah-tengah pembicaraan kami, tetapi karena seorang anak dari Kelas C ada di antara kami, pembicaraaan kami terputus. Kecuali Kanzaki, sepertinya tidak ada wajah yang menonjol di kelompok keempat.

Ini akan menjadi kesalahan jika peringkatku naik sedikit saja.

Pada saat yang sama dengan sinyal awal, aku mulai berlari dengan kecepatan yang sama seperti sebelumnya.

Seperti yang dipikirkan, Kanzaki mengambil alih orang-orang tetapi karena hanya ada satu murid yang berlari di depanku, aku akhirnya mendapatkan hasil yang bagus dari peringkat ketiga.

Ada kombinasi yang harus dipertimbangkan juga, tetapi untuk lebih baik atau lebih buruk, sepertinya aku bisa mempertahankan posisi yang tidak mencolok ini.

"... haa, duka yang bagus ..... aku tidak bisa mengikuti"

Ketika aku kembali ke tenda kami setelah selesai lomba, Yukimura berbisik pada dirinya sendiri dengan ekspresi tertunduk. Dari kelihatannya, setelah selesai dengan pertandingan kedua, dia tidak bisa mendapatkan hasil yang bagus.

"Apa itu buruk?"

"Ayanokouji, huh?.... Aku mau mengutuk kombinasi ini. Kelompok ketujuh dan poisi ke-7 ...."

Jadi inilah apa yang mereka sebut sebagai booby prize. Dia sudah didorong ke dalam situasi yang sangat pahit.
T/N: booby prize adalah hadiah lelucon yang biasanya diberikan sebagai pengakuan atas kinerja yang jelek. Seseorang yang selesai paling akhir, misalnya, mendapat booby prize seperti koin yang gak guna.

"Tergantung kepada pola pikirmu. Jika itu Yukimura, bahkan jika kau jatuh ke peringkat yang lebih rendah, tidak akan ada masalah bagimu di ujian, kan?"

"Aku tidak akan mendapatkan nilai yang gagal. Tapi masih tidak ada perubahan pada fakta bahwa nilaiku akan menurun. Selain itu, hasil ini juga akan menjadi tanggung jawab untuk kelas dan tim ..."

Sepertinya orang yang bertujuan untuk ke Kelas A lebih dari orang lain, juga memikul tanggung jawab lebih dari orang lain juga. Mungkin karena dia meremehkan murid dengan kemampuan akademis yang rendah seperti Sudou dan yang lainnya dengan nada yang keras, biasanya dia tidak mau menunjukkan kelemahannya sekarang.

Tidak adil bagiku untuk mengatakan apa pun lagi, jadi aku sedikit mengambil jarak darinya.

Aku fokus pada kompetisi anak perempuan. Pembukaannya adalah dengan Horikita dan Sakura, dua orang yang aku kenal baik. Horikita, yang mengharapkan kemenangan, tidak merasakan tekanan saat dia berdiri di garis start.

Di sisi lain, meskipun terdengar buruk ketika aku mengatakannya, Sakura, yang harapannya nol, terlihat gugup.

"Horikita-san, sepertinya pasangan ini tidak terlalu bagus"

"Apa benar begitu?"

Hirata, yang tahu kelas-kelas lain dengan baik, mengatakan demikian setelah melihat pasangan-pasangan. Kontes akan segera dimulai.

"Di Kelas C, yang katanya paling cepat adalah Yajima-san dan Kinoshita-san dari klub lintasan dan lapangan dan mereka ada di sini"

"Aku mengerti..."

Horikita, di lari 100 meter pertama, mampu mendominasi pertempuran sengit melawan Ibuki tetapi cobaannya terus berlanjut.

"Tentu saja, sepertinya kemenangan akan menjadi sulit"

Horikita tersentak maju, berlari dan melompat tetapi kedua orang Kelas C mendahului dirinya.

Kemudian, berlari tanpa kesempatan, Horikita menyelesaikan pertandingan di posisi ke-3 sebagai hasilnya.

Hirata menerima hasil itu dan berbalik menghadapku. Ini bukan kontak mata yang dibuat sebagai tanggapan atas kekalahan Horikita. Itu karena dia merasakan rasa tidak nyaman yang aneh dengan pasangan di dalam lomba ini.

***
Jangan Lupa Mampir ke Web Novel Writer ya update 5 Chapter Perhari :)) counovel.blogspot.com 

Translator: Rizal Rirdaus
Tim Revisi: Yuzuriha Ken

Pertandingan berikutnya adalah 'menangkap bendera'. Ini adalah persaingan tim yang sederhana, tetapi kasar dan sedikit berbahaya.

"Kita menang, semuanya. Karena si idiot Kouenji itu tidak ada di sini, kita harus lebih bersemangat!" Sudou berteriak.

Dia mendorong semua anak laki-laki dari Kelas D dan Kelas A berkumpul di depannya.

Di sisi lain, orang-orang yang akan dihadapi oleh kelompok Sudou, yaitu anak-anak Kelas B yang dipimpin oleh Kanzaki dan Shibata serta anak-anak Kelas C yang dipimpin oleh Ryuuen. Secara khusus, ada murid di Kelas C, meski tidak dikenal, terlihat kuat.

Ada Sakazaki dan Komiya, yang sama-sama terlibat dalam perkelahian dengan Sudou beberapa waktu yang lalu, dan ada juga murid setengah jepang setengah berkulit hitam berotot yang bernama Yamada.

Aku pernah melihatnya sesekali di sekolah, tapi aku penasaran seberapa kuat dia. Apakah ada banyak atau tidak cukup banyak murid di setiap kelas, tapi saat ini tidak ada yang bisa dilakukan selain berjuang setelah memperhitungkan kekuatan kami saat ini.

Aturan pertandingan menentukan bahwa kelompok yang mendapatkan dua tangkapan akan menang. Selama diskusi mereka sebelumnya, Katsuragi dan Hirata sudah memutuskan bahwa kelas mereka akan bergantian di antara penyerang dan pertahanan.

Mereka pasti sudah memutuskan bahwa berpisah, membuat serangan dan pertahanan di sini adalah langkah yang sangat berisiko. Cara ini lebih mudah dipahami dan lebih bekerja sama.

Kelas D akan melakukan penyerangan terlebih dahulu sementara Kelas A memiliki peran melindungi bendera. Jika formasi ini memungkinkan kami berhasil mendapatkan keuntungan di awal, maka rencananya adalah untuk tidak mengubah peran apapun.

"Jangan khawatir tentang itu. Bahkan jika aku sendirian, aku akan mengalahkan musuh-musuh kita"

"Bukan orang-orang, bukankah kita mengincar bendera .....?"

Aku mengatakan itu kepadanya karena aku sedikit khawatir.

"Aku tidak bisa menjamin hal itu. Aku kesal karena Kouenji. Grr"

Mungkin dia bermaksud menyerang mereka karena dia mengakui permusuhannya. Sudou memberikan jari tengah ke lawan kami.

"Lebih baik aku menjaga jarak....."

Takut terlibat, Ike dan yang lainnya perlahan mundur dari Sudou. Hal bijaksana untuk mereka.

Tim penyerang (terutama Sudou) menunggu peluit yang menandai dimulainya pertanding dengan ketidaksabaran di depan. Di sisi lain, tim bertahan yang terdiri dari Katsuragi dan yang lainnya berulang kali memastikan formasi mereka dan membangun pertahanan yang kuat.

Tentu saja, tindakan kekerasan yang mencolok seperti meninju dan menendang dilarang, tetapi tingkat keterjeratan tertentu mungkin akan diabaikan oleh sekolah.

Kebanyak meraih dan mendorong akan diantisipasi.

"Uuu... entah kenapa aku mulai gugup. Menangkap bendera adalah yang pertama bagiku ....."

"Bukankah kau pernah memainkan itu sebelumnya di festival olahraga SMP-mu?"

"Aku tidak diberitahu kalau itu akan menjadi pertandingan yang berbahaya. Apa kau pernah memainkannya, Ayanokouji?"

"Tidak .... ini juga yang pertama kalinya”

"Apa-apaan ini? Jadi ini juga yang pertama untukmu"

Di tengah basa basi ini, sinyal yang menandakan mulainya pertandingan berbunyi. Dan Sudou menyerang di depan yang lainnya.

Anggota yang lebih aktif mengikuti setelahnya.

"Gawat, ayo Ayanokouji! lebih baik jika aku tidak terbunuh oleh Sudou karena malas-malasan!"

Ike, Yamauchi dan aku, yang tidak cocok dengan konflik, mengikuti perlahan di belakang kelompok yang lebih aktif. Sama seperti kami, perkumpulan B dan C juga membagi kelasnya dengan rapi di antara penyerang dan pertahanan.

Mungkin hal yang jelas ini harus dilakukan mengingat kerjasama di antara mereka akan lebih sulit daripada kumpulan D dan A. Di babak pertama, sepertinya Kelas B lah yang mempertahankan bendera di pihak mereka.

Orang-orang dari Kelas B menunggu di depan.

Ngomong-ngomong, kami dilarang menyerang tim demi berinteraksi dengan tim penyerang yang lainnya.

Paling tidak aturannya adalah bahwa tim penyerang harus selalu menyerang tim bertahan.

"Siapa pun yang ingin mati, kemarilah!"

Mengatakan sesuatu yang sangat berbahaya seperti itu, Sudou merobek tim bertahan lawan. Kemudian, dengan ketinggian dan kekuatan yang membuatnya sulit untuk percaya bahwa dia adalah murid tahun pertama sekolah SMA, dia menangis kepada murid di sekitar bendera satu per satu.

"Berhentiii...! Hentikan Sudou...!"

Sebagian dari tim bertahan mengelilingi Sudou, ditemani oleh teriakan dari Kelas B.

"Hei kalian, cepat ikuti! Aku akan membukakan jalan untuk kalian!"

Sudou berteriak kepada kelompok yang maju mengikuti dari belakangnya tanpa menoleh ke belakang. Namun, segalanya tidak sesederhana itu. Situasi tersebut berangsur-angsur menjadi kacau, hampir seperti medan perang, dan banyak debu.

Aku mengandalkan murid Kelas B mengatasi situasi itu tanpa perlu menjadi berguna atau menghambat.

"Sial, berapa banyak yang akan diberikan kepadaku!"

Tiga atau empat murid laki-laki mendorong kembali Sudou dengan tubuh mereka dan bahkan dengan kekuatannya yang dilampaui.

Di sisi lain, kelompok yang maju juga, di ambang yang hampir menerobos, tiba-tiba terputus. Masalah Kelas D adalah meskipun memiliki kekuatan penyerang dari Sudou, hampir tidak ada orang lain dengan kekuatan semacam itu. Sebaliknya, Kelas B punya banyak murid yang memiliki kekuatan di atas rata-rata. Terutama yang tidak agresif sepertiku dan Profesor, tanpa berkontribusi kepada penyerangan, akhirnya bertanggung jawab untuk itu sebagai gantinya.

"Ini gawat, Ken! Kelas A! Setengah itu, Yamada atau siapa pun namanya, akan mengamuk!"

"Hah!?"

Saat dia berbalik ke arah suara itu, bendera Tim Merah yang Kelas A lindungi sekarang sedikit miring. Karena Kelas C penuh dengan orang-orang kasar seperti Sudou ... tidak, murid yang hampir seperti petarung, merupakan tugas yang mudah bagi mereka untuk menembus pertahanan kami.

Jika kami melakukan perkelahian satu sama lain, jelas siapa yang untung dan siapa yang dirugikan.

Selain itu, jika Ryuuen memerintahkan mereka untuk menyerang kami, itu mungkin akan menjadi perjuangan yang sia-sia. Kami harus melakukan sesuatu tetapi Sudou, yang rentan, juga dihalangi oleh empat dari lima orang dan tidak bisa melakukan apapun. Kami benar-benar terkunci. Tentu saja, sudah cukup mengesankan jika kami melawan banyak orang seperti itu. Sudou dengan putus asa mencoba bergerak ke arah bendera, tetapi dengan cukup kejam, peluit berbunyi.

Tim Putih dengan mudah akhirnya menyelesaikan satu pengambilan.

"Ahh, sial! Apa yang kalian lakukan !? Gunakan kekuatan fisik kalian!"

Sambil memelototi bendera yang tergeletak dengan kejam, Sudou memberikan kemarahannya kepada Kelas D yang tidak bisa melancarkan serangan.

"Bahkan jika kau mengatakan itu.... orang-orang itu cukup kuat. Oww.... Aku tergores"

"Hanya luka luar, kan? Bertahanlah, kau sudah membentur dan menendang mereka, dasar tidak berguna!"

Aku mengerti perasaan itu, tetapi keduanya adalah langkah yang jauh dari permainan kotor dan diskualifikasi.

"Mau bagaimana lagi, mereka memenangkan satu putaran. Selanjutnya, ayo lindungi dengan lebih baik diri kita sendiri"

Dengan lembut menepuk bahu Sudou dan begitu dia tenang, Hirata mengembalikan bendera yang jatuh.

"Tch ... kita pasti akan melindunginya, kalian mengerti !?"

"K-Kami mengerti... Kami akan melakukan apa pun yang kami bisa..."

"Tidak hanya apa yang kalian bisa, kita  pasti akan melindunginya. Tidak masalah jika selama satu jam atau dua jam!"

Jika ada hal lain yang tidak dimiliki Kelas D, itu pasti adalah kerjasama dan motivasi. Mereka berdua, termasuk aku juga, tapi selain dari beberapa murid, sisanya tidak punya ambisi apapun.

Sehubungan dengan itu, Kelas B dari sebelumnya yang berada di pertahanan memiliki kerja sama dan motivasi tinggi dan dengan begitu, adalah musuh yang tangguh.

"Ayanokouji, jangan biarkan bendera itu jatuh bahkan jika kau mati! Karena kau adalah yang kedua di kelas!"

Sebagai catatan, karena aku di penyerang berada di setelah Sudou, aku harus melindungi bendera di sampingnya.

Aku tidak bisa sembarangan sekarang karena aku diawasi oleh Sudou, yang dengan sendirinya menjaga bendera itu.

"Jangan main-main denganku, aku tidak akan membiarkan mereka menang beruntun. Aku akan mengalahkan bajingan Ryuuen itu"

Omong-omong, selama putaran pertama sebelumnya, Ryuuen yang menjadi bagian dari tim penyerang, hanya memainkan peran sebagai pengamat. Itu karena mereka sudah mendominasi tanpa membutuhkannya ikut bergabung. Sudou mungkin tidak tahan dengan fakta itu.

"Keluarlah, C. Keluarlah, C".

Sudou terus-menerus membisikkan itu tapi jujur, akan sulit jika kelas C yang berkuasa berkumpul dan mengejar kami. Kurasa akan lebih mudah bagi kami jika Kelas B yang menyerang kami.

Ketika kedua belah pihak menyelesaikan persiapan mereka, awal putaran kedua sudah dekat. Sekarang...!

"Ini dia, ini dia. Mereka datang!"

Rupanya segala sesuatunya tidak berjalan seperti yang kuharapkan dan itu berakhir dengan cara Sudou. Membangun serangan, murid-murid kuat dari Kelas C memelototi kami. Kemudian pemimpin yang membawa kelas itu bekerjasama, Ryuuen, juga tertawa dengan berani dari belakang.

Hampir seolah dia adalah seorang ahli taktik yang memimpin medan perang dan bersama dengan sinyal untuk memulai pertandingan, dia memberi mereka perintah untuk menyerang.

Itu kemungkinan hanyalah instruksi yang sederhana.

Di bawah kata-kata 'menjatuhkannya' adalah para tentara yang ketakutan oleh tirani. Murid-murid dengan tubuh besar mirip dengan Sudou, terlihat seperti mereka adalah tipe dari klub olahraga, datang mengisi.

Mereka menyerang kami seperti tembok yang maju tanpa terburu-buru.

Jeritan bangkit dari murid Kelas D di semua tempat. Murid-murid bertahan yang menyusun dinding luar perlahan berkurang jumlahnya.

"Berdiri! Pegang kaki mereka dan tarik ke bawah!"

Kata-kata dorongan Sudou yang tidak masuk akal ditenggelamkan oleh lengkingan marah lawan kami.

Kelas C berulang kali menggunakan serangan siku yang hampir masuk ke wilayah permain kotor dan dalam waktu singkat, mereka menerobos ke dinding bagian dalam. Katsuragi dan yang lainnya dari Kelas A juga sudah maju ke titik bahwa mereka hampir bisa menyentuh bendera tapi aku ingin tahu apa mereka akan berhasil tepat waktu.

"Guah !?"

Aku bisa mendengar suara kesakitan dari Sudou, yang mendukung bendera di depanku. Seseorang bernama Yamada sudah berjalan mendekati Sudou.

Fisiknya jauh melampaui Sudou.

Bendera yang kami lindungi sekarang sedikit miring.

"Siapa yang memukul perutku !?"

Rupanya, selama kekacauan itu, seseorang sudah menyerang Sudou secara langsung. Selain itu, tidak hanya sekali atau dua kali suara-suara sakit dan kemarahan bercampur. Tapi bagi Sudou, yang harus memegang bendera dengan kedua tangannya, dia tidak bisa berbuat apa-apa. Yang bisa dia lakukan hanyalah menyemangati dan menanggungnya.

"Rasanya sakit, aku bilang itu sakit, dasar bajingan!"

Hanya dengan bertarung dengan suaranya sendiri, Kelas C tidak menunjukkan tanda-tanda menghentikan tindakan mereka. Sudou berlutut kesakitan. Namun demikian, aku ingin memuji semangat juangnya yang masih mencoba melindungi bendera.

Seseorang lalu melangkah tanpa alas kaki ke punggung Sudou. Kemudian, seolah-olah menegaskan keunggulannya, dia menjatuhkan punggung Sudou dengan kekuatannya.

"Gah!?"

Bahkan di tengah-tengah semua ini, berdesak-desakan selama pertandingan, itu adalah pukulan kejam yang memanfaatkan titik vital. Tak perlu dikatakan lagi bahwa yang bertanggung jawab adalah Ryuuen.

"Dasar. Bajingan! Guh!"

Dia sekali lagi melangkah tanpa ragu-ragu sampai pada titik yang kupikir tulang punggungnya sudah patah.

Ketika Sudou tumbang karena pukulan itu, sekarang kehilangan penjaganya, bendera itu roboh setelah menendang awan pasir.

Dalam sekejap mata, hasilnya diputuskan.

Sambil tertidur di tanah, Sudou memelototi laki-laki yang menginjaknya, Ryuuen.

"Hah, hah. Dasar brengsek ... itu perbuatan licik!"

"Hmm? Jadi kau ada di sana? Aku tidak menyadarinya"

Mengatakan itu tanpa jejak rasa takut, dia menarik bendera itu. Sudou mencoba mengejarnya tetapi sepertinya punggungnya masih sakit karena dia tidak bisa berdiri kembali.

Perkumpulan D dan A mendapatkan kekalahan besar.

"Apa punggungmu baik-baik saja?"

"Kuh ... entah kenapa .... sial, sial!".

Yang lebih besar dari rasa sakitnya adalah kemarahan karena sudah menjadi korban serangan main curang yang tidak masuk akal yang tidak bisa ditahannya.

"Bajingan sombong itu, jika aku bertemu dengannya lagi, aku akan memukulnya...!"
.
"Kau akan menimbulkan keributan lagi. Apa kau mau melakukannya lagi?".

Dengan itu, maksudku insiden dimana Sudou berkelahi dengan Kelas C dan hampir dikeluarkan. Lebih jauh lagi, jika Sudou yang menginisiasinya maka kali ini dia akan menerima hukuman untuk itu.

"Jadi tidak masalah jika dia melakukannya dan tidak jika aku yang melakukannya? Lihatlah bekas-bekas di punggungku!"

"Aku mengerti apa yang coba kau katakan, tapi itu hanya akan dilihat sebagai tindakan yang secara alami terjadi selama pertandingan"

Ryuuen dan Sudou, mereka berdua mencoba melakukan hal yang sama tetapi ada perbedaan besar dalam teknik mereka.

Kali ini, itu adalah aksi yang terjadi ketika semua murid tercampur selama pertandingan dan awan pasir tertendang ke mana-mana. lagipula, dia memilih waktu yang bagus dan cara tepat untuk menyerang.

"Ahh ini membuatku kesal! berpikir bahwa aku berencana memenangkan setiap pertandingan!"

Dari kekesalan yang dia rasakan terhadap Ryuuen, dia berbalik ke Kelas D dan Kelas A yang mengecewakan dan secara terang-terangan menyuarakan ketidaksenangannya.

Karena Kelas A juga mendengarnya, beberapa dari mereka membalas dengan tatapan tajam.

Beberapa dari mereka mencoba untuk membalas tetapi Katsuragi mencegah mereka dan sesuatu yang tidak sampai pada hal itu.

"Maaf karena tidak berguna ....."

"Aku juga. Itu juga karena kita tidak bisa melindunginya dengan benar. Ayo kita coba lagi lain kali"

Hanya Katsuragi dan Hirata yang dengan tenang menerima hasilnya dan untuk saat ini kami memutuskan untuk bubar dan kembali ke tenda kami sendiri.

Jangan Lupa Mampir ke Web Novel Writer ya update 5 Chapter Perhari :)) counovel.blogspot.com 

***

Murid tahun pertama, tanpa ada waktu untuk beristirahat, siap untuk pertandingan yang berikutnya: tarik tambang. Sementara itu, permainan lempar bola untuk murid perempuan tahun pertama juga terus berlangsung. Pertandingan tim yang melelahkan terus berlanjut. Awalnya aku tidak terlalu memerhatikan,  tapi ternyata cukup sulit melakukan sesuatu.

"Menurutmu seberapa besar celah yang akan terjadi...?"

"Aku tidak tahu. Pertandingan baru saja dimulai, tidak ada gunanya memikirkannya"

"Itu benar tapi... kekalahan adalah kekalahan, mereka selangkah lebih maju dari kita, kan?"

Mungkin dia tidak tahan dengan fakta bahwa dia kalah sejak Sudou dengan  gelisah menyaksikan pertandingan gadis-gadis itu.

"Akan lebih baik jika gadis-gadis itu bisa menang..."

Tidak jelas karena melihatnya dari kejauhan, hasil dari permainan lempar bola sulit untuk dilihat. Aku pikir itu hanya mengadu karena sepertinya pertandingan ini cukup seri.

Kemudian, ketika pertandingan berakhir, guru yang bertanggung jawab menghitung poin satu demi satu sambil melempar bola.

"Totalnya 54, Tim Merah menang"

Terima kasih kepada para gadis, hasil mengecewakan dari pertandingan menangkap bendera anak laki-laki terbayar.

Kelegaan yang kami rasakan pada pengumuman itu hanya bersifat sementara ketika wasit memanggil kami dan mulai menjelaskan tentang tarik tambang kepada kami.

"Baiklah, ayo.....!"

"Apa punggungmu baik-baik saja, Ken?"

"Tubuhku lebih kuat dari yang lain. Lagipula, tidak ada yang bisa kulakukan bahkan jika itu menyakitkan."

Bahkan saat kami khawatir dengannya, Sudou berdiri dengan semangat. Aturan untuk tarik tambang sangat sederhana dan hampir sama dengan menangkap bendera.

"Jika kita bisa membuat bayarannya dengan tarik tambang, maka kita bisa menangani perlombaan tim ini. Selain itu, jika dengan tarik tambang, maka tidak akan ada kontak langsung selama pertandingan, jadi pihak lain juga akan dipaksa untuk bersaing menggunakan kekuatan mereka sendiri. Seharusnya tidak akan ada perkelahian yang tidak masuk akal di sini"

Hirata, yang selalu mengkhawatirkan Sudou dan sekelilingnya, menegurnya seperti itu. Sudou mengangguk sebagai jawaban.

"Kurasa begitu... itu sebabnya kita tidak boleh kalah"

Kekuatan vs kekuatan. Kecerdasan vs kecerdasan. Sekarang, sisi mana yang akan terbukti hebat? Ketika keempat kelas berkumpul di tengah tanah yang terbagi menjadi dua, mereka terbagi di antara sisi kiri dan kanan. Saat Katsuragi mendatangi Hirata, dia diam-diam berbisik kepadanya.

"Seperti yang kita diskusikan, kita akan menggunakan strategi kita untuk mengalahkan mereka dalam satu serangan. Mengerti?"

"Ya. Aku mengerti. Semua orang sudah mendapatkan posisi"

Di bawah kepemimpinan kedua orang itu, perkumpulan D dan A sudah memikirkan strategi seperti yang dilakukannya selama menangkap bendera. Saat Hirata memberikan instruksi, Kelas D secara bersamaan menyebar dan mengambil posisi.

Strategi itu sendiri sangat sederhana dan terdiri dari 'berbaris berdasarkan tinggian badan kami'. Dengan melakukannya, kami bisa seragam dan teratur mengeluarkan kekuatan kami dengan baik ke tali.

Tentu saja ini akan diperhatikan oleh tim lawan juga, tetapi jika perkumpulan B dan C mencoba meniru kami, mereka tidak akan bisa berbaris berdasarkan urutan tinggi dengan waktu yang singkat.

Namun, masalah muncul di perkumpulan D dan A sebelum semua itu. Bertentangan dengan Kelas D, yang berusaha berbaris seperti itu, hampir setengah dari anak laki-laki di Kelas A tidak bergerak sama sekali.

"Hei, Katsuragi-kun. Aku lebih suka jika kau tidak dengan sombong mengambil alih selamanya..."

Suara seperti itu bisa didengar tanpa harus menoleh.

"..... apa maksudmu, Hashimoto?"

Murid bernama Hashimoto maju selangkah. Dia seorang laki-laki yang tinggi, seorang penyendiri dengan rambut panjangnya disembunyikan di bagian belakang kepalanya. Dia memiliki ekspresi lembut di wajah tetapi matanya adalah mata seseorang yang mengejek lawannya.

"Persis seperti kedengarannya. Bukankah itu salahmu kalau Kelas A saat ini mengulur-ulur? Apa kau bisa mengatakan dengan pasti bahwa strategi ini akan membuat kami menang?"

Seorang murid muncul secara langsung dan menentang pemimpin, Katsuragi.

Dari status kewaspadaan Katsuragi, aku ragu murid yang bernama Hashimoto ini bertindak sendirian. Tapi... timing-nya aneh. Sementara sekutu kami fokus kepada Katsuragi dan Hashimoto, aku melihat kembali ke arah tenda kami dan mencari Sakayanagi.

Sakayanagi, yang mengamati kami sejak awal sebagai pengunjung, memiliki senyum kecil di wajahnya. Bahkan dari kejauhan, dia bisa melihat anak-anak itu sedang bertengkar.

Tapi fakta bahwa dia masih tersenyum, itu hanya bisa berarti satu hal. Bahwa yang menciptakan situasi ini bukanlah Hashimoto, melainkan Sakayanagi. Aku bertanya-tanya, jebakan macam apa yang akan ia lakukan, tetapi itu bukan untuk kelas lain, melainkan untuk Kelas A.

Aku penasaran, apa itu berarti bahwa dia hanya berniat menghancurkan Katsuragi, penentangannya. Tapi ini sangat tidak efisien. Ini menakutkan dalam arti yang berbeda dari Ryuuen.

"Jadi, apa yang akan terjadi, Katsuragi-kun? Apa kita bisa menang dengan strategi ini?"

Meskipun dikhianati rekan-rekannya, tanpa terlempar ke dalam kekacauan, Katsuragi menjawab itu.

"Kita mengganggu murid-murid dari Kelas D. Kita harus melanjutkan pertandingan dengan tenang"

"Itu bukan jawaban..."

Katsuragi mencoba menenangkan mereka tetapi sekitar setengah dari murid yang mengikuti jejak Hashimoto tidak patuh.

"Katsuragi-san sudah banyak menyuruh kalian untuk melakukannya, jadi cepatlah! Jangan memberi kami tindakan yang memalukan ini!"

Di tengah-tengah itu, Yahiko dari faksi Katsuragi mengangkat suaranya ke arah faksi Sakayanagi dan secara paksa menyerahkan tali ke salah satu anak laki-laki.

"Aku tidak berniat menyangkal keraguan yang kalian rasakan terhadap kepemimpinanku. Tetapi jika kita kalah di sini karena pertengkaran kita yang sia-sia, sebelum sesuatu seperti kerja sama dan kehebatan muncul, kesalahan akan jatuh kepada Sakayanagi, kalian tidak keberatan kalau seperti itu? "

"Kau tidak menyadari apa pun, kan, Katsuragi-kun?"

Hashimoto tertawa kecil. Ketika guru yang berperan sebagai wasit mendekati kami, seolah-olah memperingatkan kami karena keterlambatan kami, Hashimoto mencengkeram tali seolah dia sudah siap di posisi yang ditentukan.

"Lalu, haruskah kita melakukannya? Aku akan kesal jika kita membuat mereka berpikir jika kita kurang bekerja sama seperti yang kau katakan"

Untuk saat ini, perang saudara di Kelas A sepertinya sudah mendidih dan kami pun pergi ke posisi masing-masing.

"Mereka kelompok yang buas, orang-orang di Kelas A itu"

"Aku sangat khawatir. Mereka mungkin hanya sekelompok kutu buku."

Bahkan bagi Sudou, yang baru saja menonton, ketidaknormalan dari konflik Kelas A sudah menjadi pusat perhatian.  Ngomong-ngomong, kedua kelas kami bercampur dan berbaris berdasarkan urutan tinggi kami.

Lalu akhirnya, Sudou, yang memiliki keyakinan mutlak pada kekuatannya, ditempatkan jauh di belakang.

Di sisi lain, karena perkumpulan B dan C tidak bekerja sama, mereka akhirnya membagi pasukan mereka  berdasarkan kelas mereka.

Kelas B mengambil alih tali di depan, tetapi dibandingkan dengan perkumpulan D dan A yang berbaris berdasarkan tinggi dengan urutan menurun dari depan, mereka sudah menggunakan strategi yang sepenuhnya berlawanan. Tapi karena Kelas C berbaris secara acak, mulai dari tengah, jauh tersendiri.

Di akhir barisan, Berdasarkan kelayakan, murid yang tinggi memegang tali tapi ... Aku tidak bisa menghilangkan perasaan bahwa itu merupakan kekonyolan.

"Heh, Kelas B yang membiarkan yang besar di depan, mereka sama sekali tidak mengerti"

"Tidak, itu tidak selalu terjadi. Ketika menarik talinya, sangat menguntungkan jika dari posisi yang tertinggi"

Karena kerjasama antara dua kelas tidak mungkin, Kelas B malah bertujuan untuk mengamankan keuntungan mereka sendiri saat memegang tali.

"Meskipun begitu, tidak mengubah fakta bahwa kita masih punya keuntungan yang tinggi. Ayo kita lakukan, semuanya!"

Sudou meneriakkan itu dan bersama dengan sinyal yang menandai awal pertandingan, kami masing-masing menarik tali.

"Hoa! Hoa!”

Kemudian, dengan teriakan yang seperti rutinitas, perkumpulan D dan A yang mencapai sebuah kerja sama, satu sama lain menarik tali dengan penuh semangat. Sepertinya kami sudah mencapai keseimbangan, tetapi setelah beberapa detik, aliran berubah dan mendukung kami dalam sekejap.

"Oraoraoraora! Mudah, mudah!"

Tidak lama, bersama dengan sinyal, kemenangan kumpulan D dan A itu tersampaikan.

"Baiklah! Apa kau melihat itu!? Ladeni mereka!"

Sudou berulang kali berteriak. Sebagai hasil, Kelas B menghadapi Kelas C dengan ketidakpuasan yang mencolok.

"Hei... sangat gawat jika kita tidak bekerja sama. Orang-orang itu sangat kuat"

Mewakili kelasnya, Shibata menegur Ryuuen tetapi Ryuuen bahkan tidak peduli dengannya.

"Baiklah cerewet, saatnya mengatur ulang. Berbaris mulai dengan yang terkecil di depan."

Ryuuen memberi perintah kepada Kelas C yang kacau dan menyuruh mereka berbaris dengan murid terpendek di depan dan secara bertahap menyesuaikannya sehingga murid itu bertambah tinggi. Lebih tepatnya bentuk busur.

Sepertinya mereka tidak punya niat untuk mempertimbangkan pendapat Kelas B, hanya melakukan apa yang mereka inginkan.

Setelah Shibata menggelengkan kepalanya karena kesal, dia mendorong rekan-rekannya di Kelas B dan menggenggam talinya.

"Orang-orang itu mabuk. Dengan strategi seperti itu, mereka tidak mungkin menang"

"Kita tidak bisa mengatakan itu dengan pasti. Semua orang, jangan lengah. Putaran berikutnya tidak akan berjalan seperti sebelumnya"

Katsuragi menyarankan murid lain, termasuk Sudou.

"Memangnya kenapa? Itu mudah. ​​Bukan berarti mereka berbaris dengan menurunkan tinggi badan seperti kita"

Ike menggenggam tali ketika dia dengan sembarangan membuat situasi menjadi santai. Katsuragi mencoba untuk terus berbicara, tetapi waktu istirahat berakhir dan persiapan sedang dilakukan untuk melanjutkan pertandingan.

Dengan begitu, putaran kedua pun dimulai.

"Hoa! Hoa!"

Kumpulan D dan A menarik teli seperti yang mereka lakukan di babak pertama. Namun, menghadapi kekuatan yang jelas berbeda dari sebelumnya, mereka mulai kehilangan pijakan sedikit demi sedikit.

Bahkan ketika mereka menarik dan menarik, posisi mereka tidak berubah dan perasaan cemas mulai mendekat.

"Hei, jauh lebih baik jika kalian bertahan. Jika kita kalah, aku akan membunuhmu"

Bersamaan dengan peringatan dari Ryuuen, kekuatan kuat diterapkan ke tali dan sisi kami terseret.

Tidak mungkin kekuatan mereka melonjak hanya dengan satu perintah saja.

Itu berarti ada sesuatu dengan bentuk seperti busur yang diatur Ryuuen yang mempengaruhi transferan kekuatan.

"Guuh! sakitnya, itu sakit!"

Jeritan bangkit dari Ike dan yang lain yang memegang tali dari belakang.

Aku juga kebetulan menarik tanpa menyerah, tapi seperti yang aku pikirkan, perlawanan sangat berbeda dari sebelumnya. Cukup banyak pertarungan yang sengit dari tarik tambang.

Aku bertanya-tanya, apa itu perbedaan piskologi yang membawa kesimpulan dari pertandingan?

Kumpulan D dan A, ditarik sedikit demi sedikit dan akhirnya dikalahkan.

Hanya karena mereka mendominasi putaran pertama, ada kata-kata kasar yang datang dari para murid yang percaya bahwa penyebab kekalahan mereka di putaran kedua datang dari dalam kelompok.

"Kenapa berbeda dari sebelumnya !? Apa ada seseorang yang menahan diri?"

Mereka mencoba mencari pelaku di antara satu sama lain. Melihat situasinya, Katsuragi segera menindaklanjuti.

"Tenang. Penyebab kekalahan kita mungkin hanya karena pihak lain menggunakan formasi yang bagus. Tentu saja, juga merupakan fakta bahwa ada murid di antara kita yang mengambil putaran kedua sudah menerimanya. Mereka mengerti jika kerja sama tim lawan itu hancur, mereka masih mampu melakukan perlawanan. Fokus, rebut dan bersamaan dengan itu, tolong cek posisi kalian sekali lagi. Kemudian, ketika menarik tali, ingatlah untuk melakukannya di sudut "

Katsuragi menyetel kembali semua orang setelah membagikan saran akurat dan teguran. Dia melakukan yang terbaik yang dia bisa dalam waktu singkat yang dia miliki. Di sisi lain, seperti tim lawan, meskipun mereka tidak bisa mencapai kerja sama antara dua kelas, masing-masing kelas secara individu bersatu. Ada Kelas B yang berfokus pada tarik tambang dan Kelas C, yang siaga di belakang mereka. Tetapi jika Ryuuen memberikan perintahnya, maka para murid itu pasti akan bangkit.

"Ah~ benar, kalian melakukannya dengan baik. Kita hanya harus melakukan hal yang sama lagi sekali lagi. Ayo kita hajar potongan-potongan sampah yang berpikir bahwa merekalah yang akan memenangkan bosnya"

Aku pikir aku harus mengatakan jika itu mengesankan bahwa tanpa ada teknik tarik tampang tertentu yang disampaikan kepada kami, sebagai kelas kami masih bisa menghasilkan hasil yang baik.

Ketika kedua pihak siap, pertandingan ketiga dan terakhir dimulai.

Teriakan kembali untuk ketiga kalinya.

"Hoa! Hoa! Tarik!"

Sama seperti putaran kedua, hasilnya tidak segera diputuskan. Bendera putih bergoyang di garis tengah tanpa bergerak.

"Terus lakukan, semuanya. Kita pasti memenangkan tarik tambang ini!"

Seakan bertindak serentak dengan teriakan Sudou dari belakang, semua orang bekerja sama untuk menarik tali.

"Hoa! Hoa!"

Tidak peduli seberapa kuat sisi yang lain, kemenangan atau kekalahan tidak ditentukan murni oleh kekuatan ketika di tarik tambang. Bendera putih mulai sedikit condong ke sisi D dan A.

"Jangan menyerah! Sekali lagi tarik! Tariiiikk!"

Itu merupakan usaha terakhir dari Sudou. Mengakhiri dengan cara yang tidak terduga. Seharusnya pertarungan hampir seimbang, tetapi perlawanan yang kami hadapi sampai sekarang melonggar sampai pada tingkat yang luar biasa dan tubuh semua orang jatuh ke belakang.

Pertandingan berakhir bersama kami yang tidak mampu menghentikan momentum kami sendiri dan terjatuh satu demi satu.

Tidak cukup memahami apa yang sudah terjadi, dimulai dengan Sudou, sebagian besar murid mulai menunjukkan kemarahan mereka sementara masih terjatuh. Dilihat dari hasilnya, jelas bahwa situasi ini disebabkan oleh lawan kami yang melepaskan tali.

"Apa yang kau lakukan? Apa kau bercanda?"

Mungkin situasi ini juga tidak terduga untuk Kelas B, karena beberapa murid mereka juga jatuh.

Akhirnya, perhatian diarahkan kepada kelas yang tidak terjatuh..... perhatian diarahkan kepada Ryuuen dan kelompoknya.

"Aku memutuskan untuk beristirahat karena aku pikir kami tidak bisa menang"

Sepertinya, mendekati akhir, Ryuuen dan seluruh Kelas C melepaskan tali sekaligus.

"Bagus, mengambil kemenangan yang seperti sampah. Sangat menyenangkan melihatmu merendahkan diri"

Bahkan saat dia kalah dalam pertandingan, Ryuuen tertawa sambil terlihat seperti dia menikmati pertandingan lebih dari yang lain.

"Dasar bajingan!"

Jika kau sendiri yang melihat situasi ini, kau tidak akan bisa membedakan mana yang menjadi pemenang di sini.

Ketika Sudou, yang berada di baris belakang berdiri, dia mencoba menyerang mereka karena dia marah dengan insiden tangkap bendera. Namun Katsuragi, yang berada di depannya, dengan panik meraih lengannya untuk menghentikannya.

"Hentikan, Sudou. Ini juga bagian dari strategi Ryuuen, tujuannya adalah untuk memprovokasi kita dan membuat kita menyia-nyiakan stamina kita. Selain itu, dengan menghasut kekerasan, dia mungkin bertujuan untuk menang dengan permainan yang curang"

"Tapi!"

"Tentu saja, apa yang mereka lakukan tidak jujur, tapi juga tidak melanggar aturan"

Katsuragi dengan terampil mengendalikan Sudou yang lepas kendali.

Jadi dia di Kelas A tidak tanpa alasan. Mungkin dia sudah menilai bahwa provokasi lebih lanjut tidak akan memberikan hasil apa pun, karena Ryuuen memunggungi kami.

"Baiklah. Cepat bangun, bodoh"

Kelas C langsung bangkit kembali. Kelas B mungkin juga ingin mengeluh.

"Sepertinya kita beruntung. Karena kita tidak harus bekerja sama dengan Kelas C"

Katsuragi berkata demikian seolah-olah dia lega dan menepuk Sudou di pundaknya.

"Kita menang, tapi aku tidak merasa senang, sial"

Aku bisa mengerti perasaan Sudou yang mengomel. Kami akhirnya memenangkan pertandingan tim, tetapi karena trik licik Ryuuen, semuanya terendam.

Meskipun ingin merayakannya, perasaan suram menggantung di atas kami. Meskipun mereka kalah, bukan berarti mereka tidak mendapatkan apapun dari kejatuhan mereka. Tarik tambang berakhir dan kami kembali ke tenda kami sendiri.

Dalam perjalanan kembali, Katsuragi mendatangi Hirata dan diam-diam membisikkan permintaan maaf padanya.

"Maaf tentang tadi. Ini salahku karena tidak bisa mengendalikan kelasku"

"Tidak perlu khawatir tentang itu. Aku pikir kami juga. Kami lengah selama putaran kedua. Benarkan?"

Hirata mencari pendapat yang sama dariku dan jadi aku mengangguk.

"Kelas A juga. Secara mengejutkan itu sulit, kan?"

".....ya"

Sepertinya dia tidak ingin membahasnya secara detail, karena Katsuragi tidak menyangkalnya tetapi juga tidak berbicara lebih jauh tentang hal itu. Satu-satunya hal yang pasti adalah bahwa ia terlihat berada di tempat yang cukup sulit.

Sementara itu, Sudou dan yang lainnya mengalihkan pikiran mereka ke pertandingan berikutnya.

"Selanjutnya adalah lomba rintangan. Aku akan menghajar siapa saja yang mendapatkan hasil yang mengecewakan"

"Ugeh. Kenapa kita harus dihajar ~?"

"Itu karena aku adalah pemimpin. Itu berarti aku harus menendang setiap bokong orang lemah. Ini sangat sulit"

Aku tidak berpikir  jika ada yang menginginkan pemimpin seperti itu tetapi kau tidak bisa menolak Sudou yang keras seperti itu.

"Aku akan menanyakan ini untuk jaga-jaga sebagai masukan tapi ..... sampai mana kau akan menganggap itu mengecewakan?"

"Bukankah sudah jelas? Aku tidak akan menerima apapun selain kemenangan"

"Kejamnya...!"

***

"Hah, hah .... aku melakukan yang terbaik dan aku masih di posisi ke-6! A- apa Ken selesai dengan pertandingannya? Fuu"

Ike bernafas saat ia jatuh berlutut. Dia mungkin takut dengan sudut pandang Sudou.

"Aku tidak mengira dia akan mendapatkan sesuatu seperti posisi ke-4 benarkan?"

Bukannya aku tidak mengerti keinginan yang mengharapkan sesuatu seperti itu. Jika Sudou tidak menang, dia pasti tidak akan menghukum yang lain juga. Sudou, yang hasilnya ingin mereka ketahui, akan mendapatkan gilirannya dalam lomba rintangan terakhir.

"Posisi ke berapa yang kau dapatkan, Ayanokouji? Apa itu posisi hukuman mati?"

"Aku baru saja mendapatkan posisi ketiga"

"Geh. Serius? Selamat dari daftar pemain?”

Pergi bersama dengan lelucon Sudou sepanjang waktu...  Sejak awal, mendapatkan hukuman sepertinya akan merepotkan. Aku mencoba memasukkan sedikit usaha.

"Sepertinya Sudou-kun akan melawan Shibata-kun"

"Ahh, kelihatannya seperti itu"

Di dekat Sudou, Shibata sedang menunggu di sekitarnya sambil melakukan latihan pemanasan. Lawan tangguh sudah maju.

"Haaaaah !? Ken, dia melawan Nomura dan Suzuki lagi. Itu tidak adil!"

Namun, pada saat yang sama, Ike merasa kesal setelah melihat lawan-lawan Sudou dalam pertandingan selain Shibata dan jajaran keberuntungan itu.

Tentu saja, beruntung jika secara berurutan bertemu dengan mereka berdua dari Kelas C yang bisa dikatakan tidak stabil. Selain orang-orang itu, para murid dari Kelas A tidak pandai atau tidak payah dan dengan ini, kemenangan Sudou terjamin.

Aku mengerti kenapa dia meratapi itu tetapi Shibata adalah sesuatu yang lain.

Jika itu Shibata, yang katanya pelari tercepat di Kelas B, dia pasti juga bertarung demi posisi pertama. Dalam dua perlombaan yang mengarah ke sini, dia mengambil posisi pertama di keduanya.

"Mana yang menurutmu akan menang?"

Aku meminta pendapat Hirata, karena dia tahu Shibata dengan baik.

"Aku tidak yakin. Aku tau bahwa Shibata-kun cepat jadi aku tidak berpikir dia akan kalah dengan mudah. ​​Jika itu pertandingan sungguhan maka aku punya perasaan itu mungkin saja Shibata-kun tapi... Sudou-kun mampu mengatasi rintangan tanpa banyak kesulitan selama latihan. Ini membentuk pertandingan yang sangat bagus "

Dari sudut pandang Hirata, dia tidak bisa mengatakan yang mana yang akan menang karena dia mengenal mereka berdua dengan baik.

Sudou sendiri percaya bahwa dia tidak mungkin kalah. Akan lebih baik jika harga dirinya tidak mempengaruhi larinya. Tetapi mengesampingkan kekhawatiranku, orang itu sendiri menunggu sinyal awal.

Setelah pelari di depan selesai dengan pertandingan mereka, tirai naik pada balapan terakhir.

Baik Sudou atau Shibata memiliki awalan yang bagus dan mereka menuju ke arah rintangan pertama: balok keseimbangan. Sudou, meskipun tinggi dan memiliki tubuh yang besar, tetap mampu melewati balok keseimbangan sempit lebih cepat daripada yang bisa dilakukan orang lain. Gerakannya memamerkan keseimbangan yang luar biasa. Shibata masuk di posisi kedua.

Meskipun sedikit terlambat, dia juga dengan aman melewati balok keseimbangan.

tidak lama setelah itu, mereka merangkak melewati jaring yang diletakkan di tanah. Sudou, yang maju seperti binatang buas, hanya melihat ke depan. Dan Shibata, yang sepertinya bersenang-senang mengejarnya.

Kendala terakhir adalah karung, atau dengan cara yang lebih trendi, menempatkan kedua kakimu di karung dan lompat. Di sini, Sudou menguasainya sekali lagi dengan kegesitan yang tidak memuaskan fisiknya tetapi Shibata, di belakang, mendekatkan jarak di antara mereka.

"Ini pertandingan terketat hari ini"

Keduanya terlihat imbang dan keduanya mencoba untuk meningkatkan taktik mereka. Shibata mengikutinya sejauh ini tanpa terhenti atau terguncang. Sudou, yang menyadari keberadaan itu, mulai terburu-buru untuk pertama kalinya.

Dia mungkin mendengar suara melompat di belakangnya.

Namun, keunggulan yang dia ciptakan di awal masih sama dan dengan perbedaan sekitar satu meter, dia memotong pita itu dan mengambil posisi pertama. Menurutku, semuanya itu berpengaruh kepadanya, karena dari kejauhan, aku bisa tahu bahwa Sudou terengah-engah.

Sudou dan Shibata sama-sama cocok dalam hal kecepatan. Tidak, sama seperti yang Hirata katakan, jika menyerang dengan mempercepat sendiri maka Shibata mungkin adalah yang paling unggul. Tergantung pada pertandingan dan waktunya, kurasa Sudou juga tidak terkalahkan.

Dalam kasus apapun, Sudou secara menakjubkan mengamankan posissi pertama tiga kali berturut-turut. Dia salah satu dari tahun pertama terbaik sekolah kami.

Sudou, yang kembali dengan mempesona, mulai bertindak seperti banteng terhadap Ike yang melangkah mundur ke belakang.

"Aku sudah menonton. Kanji, kau diposisi ke-6 kan !?"

"K-Kau hampir tidak mendapatkan posisi pertama juga, kan? Kita itu sama saja!"

Mereka sama sekali tidak sama. Dengan mengatakan sesuatu yang tidak perlu seperti itu, Ike tercekik.

"Aku menempati posisi pertama. Shibata juga cukup cepat. Aku mengalahkannya"

Menjatuhkan Shibata ke posisi kedua setelah mengamankan posisi pertama dua kali berturut-turut itu pertanda baik bagi Sudou, yang bertujuan menjadi yang terbaik di antara tahun sekolah kami.

***

Kami bahkan tidak punya waktu untuk beristirahat karena kami harus mempersiapkan lomba tiga kaki. Di sisi lain, lomba rintangan untuk para perempuan sudah berubah drastis dari ronde pertama.

Horikita sudah berusaha sebelumnya demi hasil saat ia memisahkan diri dari kelas C dari awal.

"Aku pernah melihat ini sebelumnya"

"Sepertinya dia ada di grup yang sama dengan Yajima-san dan Kinoshita-san lagi"

Horikita punya potensi tinggi, bukan hanya olahraga tetapi juga dalam studinya dan berbagai macam hal. Namun, bukan tugas yang mudah untuk mengalahkan seseorang yang berspesialisasi di bidang tertentu.

Saat pertandingan dimulai, Kinoshita melesat maju. Dia berhasil mencapai balok keseimbangan sebelum orang lain dan secara paksa menciptakan jarak antara dirinya dan mereka yang mengikuti di belakang.

Yajima ada di poisi kedua. Dan Horikita yang mengikuti mereka adalah bagaimana pertandingan dimulai. Tidak seperti lari 100 meter atau perlombaan lari yang murni menguji hanya kecepatan dan stamina seseorang, ada berbagai hal yang tidak diketahui yang terlibat dalam bentuk rintangan dan oleh karena itu jaraknya tidak melebar seperti yang dipikirkan.

Setelah melewati balok keseimbangan, celah itu menyusut ke titik dimana mereka hampir berbaris di samping satu sama lain.

"Sepertinya ada kesempatan untuknya, kali ini"

Di samping, Sudou juga menyemangati Horikita dan dia menggenggam tinjunya erat-erat saat dia memperhatikannya. Pada saat mereka menyeberangi jaring, Horikita akhirnya memimpin.

Namun, Kinoshita juga pelari yang cepat. Mengambil keuntungan dari jarak antara rintangan yang dia dekati dan memperpendek jarak. Kemudian dia mengambil posisi kedua lagi untuk dirinya sendiri.

Posisi Yajima sebagai posisi pertama mungkin tidak akan terancam. Horikita berlari sebaik-baiknya untuk mencoba dan mencuri posisi kedua. Horikita mendekati Kinoshita saat dia kehilangan sedikit keseimbangannya saat mencapai karung.

Kemudian, begitu dia melewatinya, dia mulai berlari dengan sekuat tenaga dan mengguncangnya.

Perbedaan antara mereka adalah 1 atau 2 detik sepertinya. Horikita berlari dengan kecepatan penuh untuk 50 meter yang tersisa. Ngomong-ngomong, mungkin dia khawatir tentang Kinoshita yang mendekatinya dari belakang, saat dia mengalihkan tatapannya berulang kali.

Itu mungkin menyebabkan dia terhenti sekali lagi, Horikita dan Kinoshita berbaris di samping satu sama lain. Pada saat berikutnya, Horikita, yang telah berusaha berlari lebih cepat dari Kinoshita, dan Kinoshita yang sedang mengejar, saling bertabrakan dan saling menjatuhkan.

"Woah !? Hei, sesuatu yang besar terjadi!"

Aku tidak bisa mengatakannya dari jauh mana yang menambrak yang lain tetapi kelihatannya itu terjadi sebagai akibat dari perjuangan mereka.

Sementara mereka berdua bangkit kembali, yang lain melewati mereka satu demi satu dan dalam sekejap, mereka terjatuh hingga ke dasar. Mungkin mereka tidak bisa segera mundur, karena mereka berdua dengan putus asa mencoba untuk kembali berdiri dibalik awan debu. Meskipun mereka entah bagaimana bisa melanjutkan pertandingan, insiden itu memiliki efek kuat sampai akhir dan Horikita datang di posisi ke-7 yang mengejutkan. Yang lain yang jatuh, Kinoshita, berakhir dengan posisi terakhir karena rasa sakit di kakinya mencegahnya melanjutkan pertandingan.

Dia pasti menyesal karena dia berakhir seperti ini setelah masuk ke posisi pertama.

Dan dengan ini, posisi ke-1, posisi ke-3 dan posisi ke-7, ya? Sejauh pertandingan ini, tidak ada pilihan lain selain menganggapnya sebagai insiden kesialan tapi....

"........."

"Ada apa, Ayanokouji-kun?"

"Jika 'kebetulan' ini terjadi lagi, aku mungkin tidak bisa lagi menganggapnya sebagai 'kebetulan' belaka."

Aku mengangkat topik yang tidak aku bicarakan sebelumnya dengan Hirata.

"Seperti yang aku pikirkan, kau juga berpikir begitu? Menurutku murid lain juga mulai secara bertahap menyadarinya juga. Tapi itu berarti... bahwa sesuatu mulai bergerak ke arah yang buruk, kan?"

Sayangnya, penilaiannya sangat benar.

"Jika ada murid yang sudah mengetahui hal ini, Apa aku bisa memintamu merawat mereka?"

"Tentu saja. Itulah peranku. Tapi bukannya ada sesuatu yang bisa kita lakukan....?"

"Akan lebih bagus lagi jika ada"

Aku merasa lega melihat Hirata menerima tugas tanpa ada ketidakpuasan, jadi aku menuju ke para perempuan yang sepertinya tidak puas.

Horikita memiliki ekspresi suram di wajahnya yang kembali setelah lomba rintangannya. Situasinya jelas seperti siang jika kau melihatnya berjalan dan posturnya yang menimbulkan rasa tidak nyaman.

"Apa itu menyakitkan?"

"..... hanya sedikit. Tapi tidak sampai mempengaruhi pertandingan. Jika aku beristirahat sebentar, aku akan baik-baik saja"

Dia melakukan tindakan yang keras kepala seperti itu tetapi hanya dari duduknya, sepertinya dia mengalami masa yang sulit. Menempa diri ku sendiri dengan melawan kemarahannya, aku mencoba menyentuh bagian di mana aku percaya luka itu ada.

"!?"

"Tidak akan ada efek apa pun katamu?"

"Jangan sentuh aku. Dan juga, jangan hiraukan aku. Aku harus menanggungnya"

Berada di posisi di mana menang adalah tugas yang bisa menyakitkan pada saat-saat seperti ini. Terlebih lagi bagi orang-orang seperti Horikita, yang membanggakan diri karena mampu menghasilkan hasil.

"Aku pikir jika kau absen, kau bahkan tidak akan mendapatkan poin apa pun, jadi aku mengerti keinginanmu untuk tetap bertahan di sana"

Aku pikir dia akan memelototiku karena menyebabkan rasa sakit, tetapi Horikita mulai berbicara tentang sesuatu yang sama sekali berbeda.

"Yang lebih penting, yang menarik perhatianku adalah perempuan itu. Hampir seperti kontak yang dilakukan karena dendam"

"..... dan artinya?"

"Ketika dia berlari di belakangku, dia memanggil namaku berkali-kali."

Jadi itulah sebabnya dia berbalik untuk melihat sesekali selama pertandingan.

"Tentu saja aku pikir itu aneh. Tapi segera setelah aku melihatnya lagi, kami bertabrakan satu sama lain dan beristirahat persis seperti yang kau lihat. Aku akan keberatan, tapi jika ini tabrakan biasa,  seharusnya tidak memanggil namaku"

Tentu saja, ada kemungkinan besar bahwa ini adalah serangan mendadak.

"Jujur, aku tidak bisa mengimbanginya... berpikir jika kami masih di tengah-tengah semua ini ...."

Menurut seluruh laporan sekolah, Horikita akan menjadi orang ketiga yang terluka.

Ada tahun ke-2 yang jatuh saat balapan dan harus mundur karena cedera kaki tetapi dalam kasus mereka, tidak ada yang perlu dikhawatirkan karena itu adalah insiden tunggal.

"Daripada khawatir tentang aku, kau harusnya lebih khawatir tentang dirimu sendiri. Hasilmu lebih buruk dari aku, kan?"

Horikita, yang mengambil posisi pertama, posisi ketiga dan kemudian posisi ke-7 karena tabrakan, saat ini berdiri di 30 poin. Aku berdiri di 27 poin. Sedekat mungkin, tidak ada perubahan fakta bahwa aku masih kalah.

"Aku akan melakukan yang terbaik. Tapi, jangan memaksakan diri juga, dengar?"

"Aku berniat berpartisipasi di pertandingan bahkan jika aku harus merangkak untuk melakukannya"

Meninggalkan Horikita, yang mengatakan kata-kata seperti itu, aku bergerak untuk mempersiapkan kontes berikutnya: lomba tiga kaki.

"Bagaimana kabar Horikita-san?"

Hirata, setelah memastikan situasi dari kejauhan, dengan cemas memanggilku.

"Cukup serius. Sepertinya akan mempengaruhi pertandingan berikutnya"

"Peristiwa yang parah"

Sementara kami mengikat tali, kami saling bertukar interaksi kecil.

Tidak lama setelah itu, perlombaan tiga kaki dimulai untuk anak-anak tahun pertama. Mereka mulai satu demi satu. Festival olahraga ini benar-benar diatur oleh sekolah dan pertandingan berlangsung tanpa sia-sia. Itu adalah kinerja yang cemerlang hampir setara dengan rencana yang terjadwal.

Karena perlombaan tiga kaki tidak terelakkan menjadi dua orang, akhirnya membentuk satu tim, jumlah tim yang berlari sekaligus adalah empat orang. Sudou, yang ada di kelompok yang mulai di depan kami, memendam kemarahannya dan memulai.

Rekan Sudou adalah Ike.
T/N: Waduh :v

Biasanya, itu akan dianggap konyol dan sangat beresiko tetapi melalui metode tertentu, kombinasi itu mengiring putaran menuju kemenangan.

"Uwaaa!"

Jeritan mengalir keluar dari Ike di tengah pertandingan. Rupanya sejak langkah pertama, teknik Sudou meledak. Dalam artian, ini adalah perlombaan tiga kaki utama, cara yang pasti untuk menang. Sudou, terjebak di tengah jalan dengan harus mengedong Ike, meraung sekuat tenaga. Di satu sisi, mirip dengan permainan curang, tapi hanya sekilas, itu masih berjalan sebagai perlombaan tiga kaki. Dia berhasil mengamankan posisi pertama sementara dengan paksa menopang Ike agar tidak membiarkannya jatuh.

"Seberapa sulit situasinya, Sudou-kun pasti sangat bisa diandalkan"

Aku merasa kasihan pada ike karena dialah yang dipilih sebagai pasangannya tetapi dia pasti merasa puas karena sudah menempati posisi pertama.

"Tentu saja dia bisa diandalkan. Tapi jika kita berbicara tentang kemenangan, maka Sudou saja tidak cukup."

Jika aku tidak bisa mengendalikannya, dia mungkin juga akan menjadi pisau bermata dua yang bisa menyakiti kami.

"Ayo ikuti Sudou-kun"

Seiring dengan kata-kata itu, Hirata memulai. Untungnya, tidak ada orang-orang lihai yang berada di kelompok yang sama dengan kami.

Karena kami cocok sebagai pasangan, sama dengan Sudou, kami berakhir dengan hasil akhir dari posisi pertama. Sekarang tidak ada yang harus mengeluh.

"Kyaa! Hirata-kun sangat keren!"

Namun, sorak-sorai dari para gadis yang diarahkan kepada Hirata menyakitkan untuk didengar...

Kemudian lomba tiga kaki perempuan dimulai dan di babak kedua, pasangan Horikita / Kushida mulai bersiap. Pasangan yang terdiri dari Horikita, yang belajar sedikit menerima dan Kushida, yang terlalu mau menerima. Hubungan di antara mereka sangat buruk tetapi karena kepentingan mereka selaras dengan kemenangan, seharusnya tidak ada masalah.

Sekarang saatnya untuk mempraktekan hasil latihan mereka.

Mereka terlihat membuat persiapan tanpa banyak memulai pembicaraan satu sama lain. Dari sudut pandangku, mengetahui urusan pribadi mereka, itu merupakan pasangan aneh, tapi dari sudut pandang Kelas D, mereka adalah pasangan yang melegakan, aman, dan berkemampuan.

Mereka memiliki awal yang menjanjikan sebagai posisi kedua. Bukan awal yang buruk dan sorak-sorai mulai bangkit.

"Berjuanglah, Suzune!"

Sudou, yang mengamankan posisi pertama, seenaknya dan melanggar janji mereka, memanggilnya dengan nama depannya tapi suaranya tidak selalu mencapai Horikita, Sudou mungkin akan baik-baik saja.

Namun, sorakan segera terhenti setelahnya dan peringkat mereka pun jatuh.

Sebelum aku menyadari, yang berlari di posisi pertama adalah gadis-gadis dari Kelas A. Itu adalah sepasang yang dipimpin oleh seorang gadis yang samar-samar memiliki aura yang sama dengan Horikita. Pada saat itu, pasangan Kelas C dengan Yajima di dalamnya yang berada di posisi kedua, mulai mengejar mereka.

"Ada yang aneh"

"Ahh? Apa?"

Sudou, yang sibuk bersorak-sorai, tidak begitu melihatku sebelum memotongnya seperti itu.

"Tidak ... aku pikir gerakan Horikita kaku"

"... karena kau mengatakannya, itu benar"

Horikita selalu menarik pasangannya dengan kekerasan selama latihan tetapi dalam acara yang sebenarnya, terlihat seolah-olah Kushida yang memimpin. Seperti yang aku duga, rasa sakit di kakinya mempengaruhi dirinya.

Aku sudah mempertimbangkan bahwa itu karena dia dipasangkan dengan Kushida tetapi sepertinya dia menerima banyak kerugian  dari kejatuhannya selama lomba rintangan.

Dia terlihat seolah-olah dia mendorong dirinya ke atas langkahnya sendiri tetapi tubuhnya tidak bisa berdiri, itulah kesanku. Daripada menyusut, kesenjangan antara posisi pertama dan posisi kedua mulai melebar secara bertahap dan Kelas B yang berlari di posisi terakhir mulai merayap pada mereka. Mereka berdua terlihat sudah memutuskan untuk berlari lebih cepat dari yang lain dengan berpindah rute. Tujuan mereka adalah untuk mengambil posisi di depan Kelas B dengan menghalangi jalan mereka ke depan.

Kelas B juga menyelip mereka tanpa goyah, tetapi karena kecepatan mereka hampir sama satu sama lain, itu tidak berjalan dengan baik.

Sorak-sorai juga bangkit saat perjuangan ketat atas posisi ketiga terjadi. Terlalu fokus dengan menghalangi jalan mereka, Horikita dan Kushida memberikan jalan sesaat yang memungkinkan Kelas B untuk membalikkan keadaan.

"Uwoooooo, mengecewakan!"

Mereka melakukan yang terbaik yang mereka bisa tetapi mereka datang di posisi terakhir. Kemenangan yang kami harapkan kini berkembang jauh.

***

10 menit istirahat terjadi, dan orang-orang menuju toilet atau minum seorang diri. Menuju ke UKS demi kompres, Horikita pergi ke gedung sekolah.

Bahkan jika itu hanya akan menuangkan air ke atas batu panas, masih lebih baik daripada tidak melakukan apa pun.

Aku tidak pergi kemana-mana, dan malah tetap diam di tenda sambil mengamati kelas-kelas lain. Menurut kelompok, mungkin saja mengambil berbagai macam informasi hanya dengan mengamati mereka dari jarak jauh. Dan itu Kelas A, seperti yang aku duga, yang membuktikannya.

Hubungan bengkok di antara Katsuragi dan Sakayanagi menjadi pusat perhatian. Siapa pun bisa melihat dengan mata telanjang bahwa mereka jelas terbagi di antara dua faksi. Mungkin tidak ada pihak yang berniat berteman dengan yang lain, karena hampir tidak ada kontak di antara mereka. Tidak aneh bagi sebuah kelas jika memiliki dua pemimpin yang ditunjuk. Bahkan di kelas kami, selain memiliki Hirata sebagai yang utama, masih ada Karuizawa dan Kushida dan dalam hal ini, bahkan Sudou memimpin kelas. Tentu saja kami mengubahnya setiap saat, tetapi meskipun demikian, kelas kami masih bersatu. Kami tidak retak sampai ke titik dimana kami akan memiliki perselisihan pribadi.

Namun, aku bisa mengatakan bahwa ada antagonisme mencolok antara Kelas A. Ini adalah sesuatu yang tidak kami lihat di ujian sebelumnya dan sesuatu yang tidak bisa kami katakan hanya karena kelabian poin saja.

"Sangat mengesankan jika mereka mampu menjaga perselisihan internal mereka sampai sekarang"

Setelah semuanya, faksi Sakayanagi memiliki jumlah yang lebih besar.

Tidak lama setelah itu, ketika Hirata datang kepadaku setelah kembali dari toilet, aku memutuskan untuk menegurnya.

"Hei, murid macam apa Sakayanagi itu?”

"Aku mangerti jika kau juga ingin mau tau tentang dia, Ayanokouji-kun"

"Orang-orang akan penasaran jika mereka mendengar bahwa dia adalah pemimpin yang melebihi Katsuragi"

Apa yang tidak aku mengerti adalah pola pikir dari gadis bernama Sakayanagi. Selama festival olahraga ini, dia tidak mengeluarkan satu perintah pun dan terus diam, namun dia bersekongkol untuk mengambil tindakan yang mengganggu Katsuragi. Bukan konflik dengan kelas-kelas yang lain melainkan konflik dalam Kelas A. Sepertinya dia rela kehilangan poin selama itu memungkinkannya untuk mengeluarkan Katsuragi. Tentu saja, ada kemungkinan bahwa dia menghasut konflik ini untuk mendominasi kelas.

Tapi mengingat bahwa musuhmu akan menjadi temanmu. Pertama-tama, hal yang harus dilakukan adalah membangun kerja sama agar tidak kalah dari kelas lain.

"Dia sangat sopan, baik kepada orang-orang dan juga dewasa. Itu sebabnya aku tidak terlalu menganggap itu aneh. Murid dari kelas lain mungkin merasakan hal yang sama juga. Tapi, sepertinya itu berbeda dengan Kelas A. Aku sudah mendengar rumor bahwa dia agresif dan kejam "

Mungkin ada sisi yang tidak kami sadari, tetapi kami tidak bisa hanya mendengarkan kalimat dari orang-orang yang diserang dengan nilai nominalnya saja. Dan juga karena kami bahkan belum pernah berbicara dengannya. Selain itu, ini juga fakta bahwa bermain-main tidak akan mungkin di festival olahraga ini, terutama untuknya. Karena tubuhnya melarang dia latihan, dia mungkin tidak punya niat mengambil tindakan yang terang-terangan.

"Aku tidak berpikir ada yang perlu diwaspadai dari Kelas A saat ini karena kita adalah sekutu"

"Aku rasa begitu"

Tidak ada yang bisa didapatkan dari berkhianat. Paling tidak, mungkin tidak akan ada tindakan mengganggu yang diambil terhadap Kelas D dan aku bisa mengatakan dengan pasti bahwa tidak akan ada tindakan seperti itu.

Di sisi lain, bagaimana dengan Kelas C? Tidak akan aneh jika mereka mengambil tindakan yang mengganggu kami. Aku melihat ke arah tenda lawan. Di sana, seolah-olah mereka melayani seorang raja, murid laki-laki berkumpul di sekitar Ryuuen, yang berada di tengah mereka. Sampai sekarang, dia adalah orang yang bertarung dengan strategi yang paling asing.

Bahkan di festival olahraga ini, dia bertarung dengan tujuan untuk mendekati dan menyakiti kelas-kelas lain secara mental dan merusak mereka seperti itu.

Secara khusus, Sudou jelas merupakan orang yang menerima pengaruh semacam itu. Selain itu, ada berbagai macam tipuan.

Lalu akhirnya aku bertanya-tanya, bagaimana dengan Kelas B yang harus berjuang melawan musuh yang tangguh seperti Kelas A sementara harus bekerja sama dengan Kelas C, yang pengkhianatan itu mungkin akan terjadi.


Ichinose dan kelompoknya, yang selalu ceria, optimis dan berusaha bertarung dengan adil. Pada pandangan pertama, aku merasa tidak ada yang penyimpang dari sikap mereka. Dari senyuman dan gerak-gerik yang terus menerus dari berbagai murid, aku bisa melihat bahwa mereka menikmati festival olahraga ini dari lubuk hati mereka.

***

Setelah beristirahat sebentar, urutan kontes dibalik untuk sementara waktu dan tirai dinaikan pada pertempuran kuda-kudaan para perempuan. Murid perempuan tahun pertama semuanya berkumpul di pusat lapangan. Tentu saja, masih berupa pertandingan antara kelompok DA dan kelompok BC.
T/N: Awalnya di tulis Kibasen, sekarang di ganti jadi kuda-kudaan aja karna sering lupa dengan nama ni lomba, nama asli dari bahasa indonesianya juga kurang tau sebenarnya.

Aturan untuk pertempuran kuda-kudaan ini sama untuk anak laki-laki dan perempuan dan juga punya batas waktu. Ini merupakan mekanisme yang diatur sedemikian rupa sehingga skor diberikan berdasarkan jumlah penunggang kuda musuh yang telah dikalahkan dan jumlah pasukan berkuda yang tersisa setelah jangka waktu 3 menit. Empat penunggang kuda membentuk satu tim.

Dari masing-masing kelas, empat penunggang kuda dipilih dan berakhir menjadi 8 vs 8 (karena murid yang tersisa dijadikan sebagai cadangan, diperlakukan sebagai pengganti darurat).

Satu penunggang kuda bernilai 50 poin dan setiap kelas punya satu penunggang kuda yang ditunjuk sebagai jenderal dan penunggang kuda biasa bernilai 100 poin. Kau bisa mendapatkan poin ini, bahkan jika lawan masih berdiri, selama kau mampu mencuri ikat kepala mereka. 

Jika kami memiliki pejuang yang tak tertandingi, mungkin saja kami bisa mendapatkan sebanyak 400 atau 500 poin dalam sekali serang. Ngomong-ngomong, Horikita adalah salah satu dari mereka di Kelas D yang dipilih menjadi penunggang. Yang bertindak sebagai pendukung di bawahnya adalah Ishizaki, Komiya dan Kondou. Berdasarkan kemampuan menggerakan, mereka tidak terlalu buruk.

Ada juga penunggang yang lainnya seperti Karuizawa, Kushida dan Mori yang dipilih.

Masalahnya di sini adalah kuda Mori, yang terdiri dari murid yang tidak stabil. Jika kami ditargetkan, ada kemungkinan besar dia akan menjadi yang pertama gugur.

Menunjuk penunggang kuda yang lemah seperti itu sebagai jenderal, mereka menggunakan strategi itu untuk mempertahankannya selama pertarungan dan melindunginya dengan tiga penunggang kuda yang tersisa. Mungkin mereka membidik serangan balik jika musuh menyerang mereka?

Setelah sinyal awal diberikan, penunggang kuda dari Kelas C dan Kelas B diam-diam mulai mendekat. Di antara mereka, seperti yang aku duga, yang penuh motivasi adalah Ibuki Kelas C. Ibuki, yang kebetulan menjadi penunggang, mengeluarkan perintah dan maju menuju Horikita tanpa ragu-ragu. Tidak, bukan hanya Ibuki.

"O-Oi oi, apa yang terjadi !?"

Ike yang menonton, berteriak dan di samping, aku bisa melihat Sudou mengertakan giginya.

Kelas C tidak menyerang musuh mereka yang lain, yaitu Kelas A sama sekali dan tidak memberikan perhatian kepada Jenderal Kelas D atau penunggang kuda lainnya. Mereka hanya mengepung kuda Horikita. Tujuan mereka terlalu jelas.

Empat penunggang kuda menyerang Horikita. Apa strategi mereka adalah menghancurkan kami satu demi satu, atau apa mereka pikir itu tidak masalah selama mereka mengalahkan Horikita? Mereka berdua mungkin ingat bahwa Ryuuen adalah komandannya.

Lebih dari jumlahnya, satu-satunya hal yang bisa kami andalkan adalah cadangan dari Kelas A tapi mungkin mereka berniat mengambil keuntungan dari pertarungan kami, karena Kelas A hanya melakukan tipuan dan tidak menunjukkan tanda-tanda berpartisipasi secara terbuka dalam pertarungan.

"Mereka terang-terangan menargetkan Horikita kan?"

"Sial... itu mungkin perintah dari Ryuuen. Dasar sampah!"

"Memang tidak bisa dihindari. Horikita dikenal sebagai orang yang membuat Kelas D bekerja sama"

Berimajinasi untuk menghancurkan seseorang juga sama pentingnya, entah itu pertempuran atau olahraga. Taktik Ryuuen tidaklah buruk. Melihat situasi itu, orang pertama yang bertindak dukungannya adalah Karuizawa dan kuda-kudaan di bawah komandonya. Shinohara berlari ke sana sambil menopang Karuizawa, yang merupakan intinya. Namun, orang yang menghalangi mereka adalah penunggang kuda Kelas B, Ichinose.


Tidak seperti Kelas A, Kelas B cukup bagus mengikuti jejak Kelas C saat mereka mengambil tindakan sendiri.

Berlari satu sama lain, itu menjadi Karuizawa vs. Ichinose.

Orang-orang yang memulai serangan adalah Karuizawa dan yang lainnya.

Aku pikir itu tidak bisa dihindari, mengingat bahwa mereka harus menyelesaikan ini secepat mungkin demi mendukung Horikita yang ditargetkan. Ketiga gadis yang mendukung Karuizawa tidak terlalu atletis. Paling-paling itu hanyalah kuda yang dibangun atas kerjasama antara teman dekat. Di sisi lain, Ichinose sudah memanfaatkan orang-orang dari Kelas B yang paling mencolok dan berbakat untuk menjadi kudanya. Mereka tidak takut dengan serangan Karuizawa dan dengan gerakan yang melebihi miliknya, mereka menghindari serangan.

Namun, meski mampu melakukan serangan langsung, gerakan Ichinose tidak terlihat tajam. Menanggapi serangannya, Karuizawa mampu bereaksi dengan baik dan membalas serangan.

Rencana vs kecocokan, bertentangan dengan harapan, menunjukkan tanda-tanda berlarut-larut.

"Ini pertandingan yang sangat bagus!"

Ketika kegembiraan penonton melambung, situasi di samping kedua penunggang kuda yang berkeliaran mulai berubah. Ceria meledak. Selagi aku sibuk menonton Karuizawa dan yang lainnya, salah satu ikat kepala penunggang kuda tercuri. Dia adalah Horikita. Dia diserang secara bersamaan oleh empat penunggang kuda dan tidak lagi mampu menghindari serangan gigih mereka, dia akhirnya gugur. Dia jatuh dari kudanya dengan cukup cepat dan sekarang tertidur di tanah, mencoba mengangkat bagian atas tubuhnya dengan frustrasi. Namun, dalam situasi seperti ini, bahkan Sudou tidak akan punya kesempatan untuk menang.

Penyebab kekalahannya terletak di Kelas A, yang tidak segera membantu dia.

Bagaimanapun, tidak ada gunanya menangisi susu yang tumpah. Kekalahan Horikita menandai dimulainya pertarungan jarak dekat. Setelah kehilangan seorang penunggang kuda, Kelas B mengejar mereka. Kerja sama Kelas D goyah dalam sekejap. Beberapa dari mereka jatuh dari kuda dan yang lainnya sudah tidak punya ikat kepala, dan di samping Karuizawa, dua penunggang kuda lainnya melawan dengan sia-sia sebelum mereka dikalahkan.

Karuizawa, yang sudah berjuang melawan Ichinose, untuk sementara berakhir dengan 8 vs 1. Hingga pada akhirnya, dia berhasil mencuri ikat kepala dari penunggang kuda Kelas B yang berbeda melalui tekad bunuh diri dan berhasil mengakhiri pertarungan itu dengan saling membunuh. Setelah kehilangan penunggang kuda, Kelas C dan Kelas B menyerang Kelas A yang tersisa dan mengalahkannyaa. Sedangkan untuk tim lawan, mereka akhirnya hanya kehilangan dua penunggang kuda sebagai korban.

Menggigit kembali rasa frustrasinya, Horikita kembali ke tenda kami. Sudou segera menegurnya.

"Jangan khawatir. Lagipula memang tidak ada harapannya. Salah orang lain karena terlalu lambat membantu mereka"

"... itu tidak mengubah fakta bahwa aku kalah. Aku ditelan oleh kekuatan mereka".

Tentu saja, Kelas C memberikan perasaan yang kuat untuk mengalahkan Horikita.

Aku sudah memikirkan ini sebelumnya, tetapi jika itu terjadi, tidak ada penunggang kuda yang akan mempunyai kesempatan bagus.

"Serahkan padaku. Aku akan mengamuk dan menebusnya"

Sudou dengan tenang mengatakan itu. Biasanya kata-kata seperti ini tidak akan mencapai Horikita, tetapi dalam keadaan lemahnya sekarang, mereka sepertinya bergema di dalam dirinya.

"Aku mengharapkan itu darimu"

Itu singkat, tapi dia menjawab seperti itu pada Sudou.

"Baiklah, ayo kita pergi!"


Sudou berteriak. Pertempuran kuda-kudaan anak laki-laki dimulai. Aku melayani peran kuda di sisi kanan. Sudou berdiri tegap di tengah dan Miyake di sisi kiri. Hirata berperan sebagai penunggang dan penunggang kuda terkuat di kelas terbentuk.

Prajurit tak tertandingi yang mampu meraih kemenangan bahkan jika pasukan berkuda yang bersekutu harus dikalahkan.

"Oi Hirata. Kosentrsilah supaya tidak terjatuh atau ikat kepalamu terlepas."

"... jadi kita pakai strategi 'itu' kan?"

"Kita benar-benar dipukul selama menangkap bendera. Kita akan menang tanpa perlu menahan diri"

Aku tidak bisa melihat wajahnya, tapi aku tahu kalau Sudou pasti menyeringai. Mereka mungkin berencana menggunakan taktik yang sudah kami latih berulang kali selama latihan kami.

"Tapi aku mau membuat usulan sendiri, apa itu tidak masalah? Aku sudah menonton pertandingan para perempuan sebelumnya dan aku sudah memikirkan cara kita menang. Aku sudah memberitau Katsuragi-kun tentang itu juga. Gawat jika kita terus dihancurkan setiap waktu "

Penunggang kuda Kelas D mengikuti perintah Hirata dan bergabung dengan para penunggang kuda dari Kelas A. Pada saat yang sama, sinyal awal pertandingan berbunyi. Dengan hampir tidak ada bedanya dengan Kelas A, akhirnya kami akan membentuk kelompok besar. Kelas A benar-benar meninggalkan Kelas D sampai mereka hancur selama pertandingan murid perempuan, tapi yang pasti, kalah bukanlah yang diinginkan Kelas A.

Melihat perkembangan situasi, orang yang diamsumsi sebagai jenderal Kelas C, Ryuuen, tertawa dengan berani. Jika rincian halus seperti kerja sama tidak mampu dicapai, maka gunakan perintah yang luas untuk mengarahkan semua orang secara paksa. Mengikuti perintah Katsuragi, delapan penunggang kuda dari kumpulan D dan A menyerang tim musuh.

"Bidik kepala Ryuuen yang menyebalkan itu! Raah! Jatuhkan dia!"

Dalam sekejap, saat pertandingan dimulai di seluruh lapangan, kuda Hirata, Sudou, berlari ke depan dengan seluruh kekuatannya.

Tapi seorang penunggang kuda dari Kelas B berdiri di jalan dan mengamuk di tengah. Namun...

"Jangan menghalangi jalanku!"

Sudou, tanpa henti, menghantam tubuh penunggang kuda musuh dengan sekuat tenaga dan membuatnya kehilangan keseimbangan.

"Uwa !?"

Musuh, yang fisiknya lebih lemah daripada Sudou, tidak bisa berbuat apa-apa selain gugur, menunggang, dan yang lainnya.

"Bagaimana dengan itu, hah !?"

Dia menatap mereka seperti binatang buas dan bergerak ke mangsa berikutnya. Umumnya memukul tubuh itu sendiri akan dianggap permainan curang, tetapi sekolah sudah memastikan bahwa tidak ada masalah dengan itu.

Tim musuh tersendat dari kesan kuat yang mereka terima sejak awal.

Strategi itu tidak bisa diselesaikan tanpa fisik dan kepribadian yang menyertainya. Tapi strategi agresif ini punya kekurangan. Bahkan jika kami menjatuhkan penunggang, tidak akan dihitung sebagai ikat kepala yang dicuri. Sebaliknya, itu akan anggap sebagai penghancuran diri sendiri. 50 poin yang seharusnya kami dapatkan akan berakhir sia-sia. Namun, jika kami bertaruh untuk mencuri ikat kepala mereka, kami akan memiliki sejumlah risiko yang sebanding.

Strategi milik Sudou. sangat tepat Tapi kami juga tidak bisa lengah.

Di Kelas B, ada pengerak kuda yaitu Kanzaki dan di Kelas C, masih ada pengerak kuda yang terdiri dari jenis kekuatan fisik yang kuat dengan Ryuuen sebagai penunggang mereka.

Kumpulan D dan A tidak akan memiliki peluang menang kecuali mereka berdua dijaga. Selain itu ada juga yang sangat menakutkan karena kami tidak bisa membaca pola pikir Ryuuen.

"Sudou-kun, ayo kita kalahkan yang ada di sekitar kita dulu. Jadikan Ryuuen-kun yang terakhir saja"

"Huh? Jangan berbicara sesuatu yang membosankan seperti itu! Yang seharusnya kita bidik adalah kepala sang jenderal!"

Bukan berarti aku tidak mengerti apa yang Sudou coba katakan melalui teriakannya, tetapi tembok di depan Ryuuen yang menghalangi kami merupakan penghalang yang tebal.

"Jika kita terbawa oleh emosi kita di sini, kita akan memberinya apa yang dia inginkan. Ayo kita lakukan apa yang harus dilakukan agar bisa menang"

"Tch!"

Di depan kami, dua penunggang kuda dari Kelas C memulai serangan mereka. Masih menyimpan dendam ketika dia diinjak, Sudou menahan keinginannya menyerang Ryuuen.

"Aku mengerti, pertama, yang harus kita lakukan adalah mengalahkan orang-orang ini kan!?"

Untuk mengalahkan musuh-musuh ini, fokus diperlukan. Hirata mencegahnya dengan baik.

Kami gugur saat menangkap bendera sebelum mengeluarkan kekuatan yang luar biasa, tapi kali ini, semuanya akan berbeda. Tiga penunggang kuda dari gabungan Kelas B dan Kelas C yang pernah dipukul oleh Sudou, menunjukkan perbedaan kekuatan yang luar biasa.

Mengendarai ombak itu, Katsuragi dan murid Kelas A lainnya berhasil mengalahkan kuda Shibata dan Kanzaki meskipun kehilangan tiga milik mereka sendiri.

Musuh yang tersisa hanyalah sang jenderal, Ryuuen sendiri. Di sisi lain, kuda Hirata dan Katsuragi selamat dan Kelas D punya tambahan penunggang kuda yang tersisa, menciptakan situasi yang ideal.

"Oraora, sekarang 3 vs. 1? Inilah kemenangan!"

Saling bertukar pandang, kedua penunggang kuda, Katsuragi dan Hirata, mengelilingi Ryuuen. Penunggang kuda lainnya juga, sambil menjaga jarak, menargetkan Ryuuen.

Dari fakta bahwa dia mampu mencuri ikat kepala, aku bisa menebak kekuatan kuda Ryuuen sampai batas tertentu, tetapi meskipun demikian, dia masih akan kewalahan oleh keunggulan jumlah kami.

Namun Ryuuen tidak panik. Dia tidak terganggu. Sebaliknya, dia sepertinya menikmati situasi putus asa ini.

Tidak ada kelalaian dan sepertinya dia tidak dikalahkan. Perasaan semacam itu. Hirata dan Katsuragi, jika mereka berdua menyerang secara bersamaan, bahkan jika dalam skenario terburuk dimana salah satu dari mereka kalah, yang lain masih bisa mencuri ikat kepala Ryuuen.

Maka kemenangan kami terjamin.

Justru karena situasinya seperti inilah Ryuuen mampu menembus celah di hati musuh-musuhnya.

"Aku ingat namamu, Sudou. Sebelumnya aku menginjakmu. Rasanya menyakitkan"

"Terus katakan itu. Aku akan memukulmu sekarang."

"Kau terdengar cukup sombong dan berkuasa hanya karena kuda-kudaan. Rasanya cukup bagus melihat ke bawah ke kuda"

"Hah. Hanya karena kau menunggang kuda bukan berarti kau segalanya"

"Heh...jadi ini semua tidak ada artinya kecuali kita melakukannya satu lawan satu"

"Ahh?"

"Tidak, maksudku, jika kau mau bilang bahwa kau tidak bisa mengalahkanku kalau tidak 2 vs 1, mau bagaimana lagi. Tapi 'menang' pada dasarnya hanya bermakna jika kau menang satu lawan satu. Atau apa kau akan puas setelah mengalahkanku dengan serangan menjepit? "

"Apa-apaan itu...!”

"Jangan, Sudou-kun. Ide yang buruk jika sampai terhasut. Ayo bekerja sama dengan Katsuragi-kun" 

"..... kau tidak mengerti"

"Kaulah yang tidak mengerti, Sudou. Aku tau kalau kau sudah mengurus orang-orang itu, tapi saat itu, kau pasti banyak memakai taktik pengecut kan? Teman yang aku percayai tidak akan pernah kalahn oleh serangan langsung. "

Beberapa dari mereka yang menopang tubuh Ryuuen juga kebetulan adalah anggota klub basket yang bermasalah dengan Sudou.

"Jangan bercanda. Orang-orang itu sampah yang bahkan tidak bisa bertarung dengan baik"

"Kau bertindak sedikit liar meskipun kau tidak punya bukti. Jika kau mengatakan bahwa itu tidak benar, maka hadapilah aku satu lawan satu. Dan jika kau bisa mengalahkanku, aku akan melakukan apa saja, bahkan jika bersujud di hadapanmu sekalipun" Kata Ryuuen

"...mengerti. Jangan lupakan kata-kata itu, Ryuuen! Kau mendengarnya, kan Katsuragi? Jangan ikut campur di sini!".

"Apa yang kau bicarakan? Sangat bodoh membiarkan kesempatan ini begitu saja. Kita harus menggunakan serangan menjepit untuk memastikan dia kalah"

"Jika kau ikut campur, aku akan menghancurkan kudamu"

Rupanya dia termakan umpan murahan Ryuuen. Dia sudah tidak memiliki apa-apa lagi di pikirannya kecuali satu lawan satu. Dia mengerti dengan baik fakta bahwa Sudou selalu memiliki kepribadian yang liar dan dengan cepat berkelahi.

"Jadi kau bertekad untuk melakukan itu satu lawan satu tidak peduli bagaimana pun itu, Sudou-kun?.... Kalau begitu,  ayo kita menang"

Hirata sudah tahu kepribadian dan perilaku Sudou dengan baik. Begitu dia sudah memutuskan, tidak akan bisa dihentikan dengan mudah.

Mungkin dia sudah memutuskan bahwa terus mencoba dan membujuknya itu tidak akan berguna, karena dia setuju dengan satu lawan satu satu.

"Tentu saja. Hirata, pastikan ikat kepalamu tidak dicuri!"

Bersamaan dengan sinyal kuat Sudou, kuda itu maju ke depan. Katsuragi, dengan ekspresi pahit, memutuskan untuk menonton perkembangan pertempuran. Itu karena jika dia ikut campur, Sudou akan menyerangnya bahkan jika dia kebetulan seorang sekutu.

Sudou menyerang ke depan dan melakukan slam body. Namun, penunggang kuda musuh berdiri kokoh tanpa terpengaruh olehnya. Kekuatan mereka seimbang. Di tengah kuda yang melindungi Ryuuen adalah seseorang, setengah dari yang sudah kudengar, Yamada. Kekuatannya luar biasa. Sama seperti yang rumor katakan, dia kuat.
T/N: Entahlah sebutan bahasa indonya slam body itu apa. Liat aja di google images slam body itu kek gimana.

Sudou mengklik lidahnya. Aku penasaran apakah itu perasaan frustrasinya karena tidak mampu mengatasinya?

Tentu saja, Miyake dan aku, yang menopang Hirata dari pinggangnya, tidak bisa menggunakan tenaga kuda sebanyak yang Sudou gunakan. Misalkan kekuatan kuda Sudou adalah 10, maka kami berdua adalah 5.

Di sisi lain, bagian dari kuda Ryuuen, Yamada, adalah 9 atau 10. Sisa musuh tangguh adalah 7 dan 8.

"Menarik. Hei, ayolah. Atau apa kau akan kalah dengan kekuatan Albert kami?"

Memprovokasi Hirata, Ryuuen memberi isyarat kepada kami bahkan tanpa memasang perangkap apa pun sebelumnya. Sampai saat ini, sejauh pertandingan berlangsung, Ryuuen memiliki keberuntungan dengan lawan-lawannya dan di semua perlombaan individual yang dia ikuti, dia menempati posisi pertama. Dia cukup atletis.

Dia mengamati kami setelah dengan luar biasa menghindari salam dari Hirata.

Sambil menopang Hirata, aku melihat pertempuran Ryuuen dan sejauh yang aku bisa lihat, kami seimbang.

Tidak akan aneh. Tidak peduli sisi mana yang menang. Namun, dia hanya agresif dengan kata-kata karena Ryuuen tidak menunjukkan tanda-tanda menyerang kami tanpa tujuan.

Dia menjaga staminanya dan mempertahankan 1 serangan untuk setiap 3 serangan dari Hirata. Singkatnya, pertarungan ini hanyalah jalan baginya dan dia menghemat energi untuk pertarungannya nanti melawan Katsuragi dan yang lainnya, yang saat ini sedang berdiri.

Sepertinya dia benar-benar yakin bahwa dia tidak akan kalah. Jika demikian, kami harus menyerang celah itu. Jika kami berulang kali menyerang maka peluang akan muncul dengan sendirinya kepada Hirata.

"Belum, Hirata?"

Sudou mengatakan itu dengan suara sedih saat menerima sebagian besar serangan yang datang dari penunggang kuda musuh sendirian.

"Sedikit lagi...!"

Dia mengulurkan lengannya, mencampur tipuan ke dalamnya juga. Lengannya kemudian membungkuk dan akhirnya, berhasil menangkap ikat kepala Ryuuen. Namun, apa yang dia pegang hanya beberapa sentimeter dari ujungnya. Dia mencoba yang terbaik untuk menariknya lebih jauh ke tangannya.

"!?"

Hirata memang mengambil ikat kepala, tapi dia tidak membuatnya sejauh itu karena ikat kepala terlepas dari tangannya.

"Apa yang kau lakukan, Hirata !? Ambil! Aku memakai sedikit kekuatan di sini!"

"Maaf ... tanganku sedikit licin!"

Sambil terengah-engah, Sudou sekali lagi berniat menyerang. Dan Ryuuen, tanpa rasa takut menunggunya.

Dibandingkan dengan Ryuuen, yang belum meluncurkan serangan yang sebenarnya, Hirata, hanya mencuri sejauh ini dan dia mulai terengah-engah.

"Ada apa? Apa itu?"

"Kuu .....! Maaf, Sudou-kun, mundur untuk saat ini!"

Sesuai dengan teriakan Hirata, kami membuat beberapa jarak di antara kami. Ada perbedaan penggunaan stamina antara Ryuuen, yang pihaknya tidak bergerak dari tempat itu dan pihak kami yang melakukan gerakan tajam. Ryuuen mungkin berfokus pada pertempuran yang akan datang melawan Katsuragi setelah mengalahkan kami.

Sudou, yang lututnya gemetar, mengambil kuda-kudanya lagi sambil bernapas lemah.

"Untuk yang berikutnya.... yang terakhir, Hirata. Pastikan kau benar-benar mencurinya!"

"..... Aku mengerti. Aku akan mencoba melakukannya"

Hirata juga menenangkan napasnya dan berkonsentrasi hanya pada mencuri ikat kepala Ryuuen.

"Berikan mereka neraka !!!"

Setelah mengerahkan kekuatan terakhirnya, dia melakukan serangan tubuh pada mereka tetapi kuda itu tidak roboh. Sekali lagi, pertarungan antara penunggang pecah. Namun, Hirata berasumsi bahwa mereka tidak akan memulai serangan tanpa adanya kekuatan untuk membuatnya bertindak. Hasil yang datang dari itu akan menjadi resiko yang layak diambil.

"Mengerti!"

Dengan terang-terangan dan berani, dia mengulurkan tangan. Hirata sekali lagi berhasil meraih ikat kepala.

Namun, sekali lagi, ikat kepala terlepas dari tangannya.

“Ap... !?"

Ryuuen tidak mengabaikan kekesalan itu, dan tangannya terulur untuk menyentuh ikat kepala Hirata selagi dia masih dalam posisi tanpa pertahanan. Tangannya itu, dalam bentuk perlawanan, mencengkeram kuat ikat kepala. Dan dengan paksa. Ketika dia mundur, ikat kepala itu jatuh dari kepala Hirata dengan mudah. Saat dia merasa bahwa kami sudah kalah, Sudou menjatuhkan lututnya dan Hirata terjatuh dari kuda.

Ikat kepala Hirata diangkat.

Segera setelahnya, seolah-olah itu datang dari dalam lapangan, sebuah peringatan dikeluarkan dari wasit.

"Sialan!"

Sudou, yang menjadi liar, menatap Ryuuen saat dia berdiri kembali. Namun, jika dia tetap berdiri seperti itu, aku tidak tahu peringatan macam apa yang akan Ryuuen terima. Aku mendorong punggung Sudou dan melangkah keluar.

"Sayangnya"

Ryuuen, seolah mengejeknya, meninggalkan kata-kata itu. Ini masih terlalu dini untuk menerima kekalahan.

Penunggang kuda biasa, Katsuragi, yang selamat dari Kelas A, Ryuuen yang menantang. Katsuragi, yang mengambil peran sebagai kepala kuda, mengeluarkan perintah kepada Penunggang, Yahiko, dan membangun pertahanan menyeluruh. Sekarang setelah melibatkan Sudou, mereka mampu berhubungan dengan penunggang kuda yang tersisa dari Kelas D dan situasi menjadi 2 vs 1

Namun, seperti yang kuperkirakan, mereka mampu mengambil ikat kepala dari Hirata, skenario yang sama terjadi di mana mereka tidak bisa melakukannya dan pada akhirnya ikat kepala Yahiko, bersama dengan ikat kepala Kelas D, keduanya dicuri.

Meskipun hanya menggunakan gerakan minimal, Ryuuen menunjukkan kekuatan yang luar biasa dan bertahan hingga akhir.

Ketika sinyal yang menandai kesimpulan pertandingan terdengar, dia melepas ikat kepalanya dan mengayunkannya ke depan dengan gaya kemenangan. Melakukan hal itu dan secara menyeluruh mengulang tindakan provokasinya juga mungkin merupakan bagian dari strateginya.

"Dia satu-satunya yang benar-benar tidak ingin kalah! Tenangkan dirimu, Hirata!"

Karena Ryuuen adalah satu-satunya orang yang tidak ingin dia kalah, rasa frustrasi Sudou adalah yang tertinggi sepanjang masa hari ini. Ini adalah situasi dimana itu tidak akan aneh jika seandainya Sudou akan mengamuk dan merobek-robeknya.

"Maaf, Sudou-kun. Ikat kepala itu, anehnya basah jadi aku tidak bisa melakukannya. Aku pikir awalnya itu karena keringat tapi itu terasa sedikit ..."

Menanggapi Sudou yang berteriak, Ryuuen tanpa takut dan dengan berani menjawab.

"Ahh? Aku tidak tahu apa-apa tentang itu. Bahkan jika itu benar, mungkin cuma minyak rambut. Jangan menjadi pecundang yang sakit"

Dia bisa mengatakan bahwa itu berasal dari rambutnya ketika dia mengunakan ikat kepala. Mungkin karena dia sudah mengayunkannya setelah kemenangannya atau mungkin itu hanya karena dia menyekanya di tanah tapi bukannya basah, ikat kepala di tangan Ryuuen kotor. Sepertinya bukti sudah dihilangkan.

"Sudou, kita akan membuat keributan di sini. Untuk saat ini, aku pikir lebih baik jika kita kembali ke tenda kita”

Aku bisa tahu bahwa wasit secara terang-tengan melihat kepada kami. Bahkan jika kami membuat masalah di sini, kami tidak akan bisa membuktikan bahwa Ryuuen sudah mengoleskannya dan faktanya, aku percaya bahwa dia menggunakan minyak rambut.

Jika tidak maka itu akan menjadi langkah berisiko yang bisa menyebabkan kecurangan, sesuatu yang tidak akan dilakukannya.

"Aku tahu! Lebih penting lagi, Ayanokouji, kau juga bersalah di sini. Kau harus melakukannya yang lebih baik lagi."

Bahkan setelah kembali ke tenda kami, Sudou tidak menunjukkan tanda-tanda tenang. Aku mengambil jarak darinya untuk memberinya waktu sendirian dan menenangkan diri.

Karuizawa memanggilku dan Hirata begitu kami kembali dari pertempuran kuda-kudaan kami.

"Hei, Kiyotaka. Bukankah ini gawat?"

"Ada apa? Tunggu, kenapa kau memanggilku dengan nama depanku?"

"Kenapa kau bilang?... Aku sudah mulai memanggilnya Yousuke-kun jadi aku melakukan hal yang sama untukmu juga"

Lalu kenapa kau menjatuhkan sebutan kehormatan untukku? Apa kau berpikir bahwa aku lebih rendah dari dia di matamu?

Aku bahkan tidak perlu memikirkannya secara mendalam ... mungkin hanya itu.

"Yang lebih penting, ini tentang Horikita-san. Bukankah dia mengalami kesulitan yang cukup lama sekarang? Bahkan selama pertempuran kuda-kudaan sebelumnya, dia kacau. Bahkan jika aku mencoba dan bertindak, jika seperti itu, itu tidak masuk akal "

"Benar"

Horikita sedang tersiksa oleh pertandingan dan bukan hanya di perlombaan tim tetapi secara keseluruhan, peringkatnya sudah turun secara signifikan. Alasannya jelas. Karena dia jatuh saat lomba rintangan, kaki kanannya terluka. Biasanya akan disarankan untuk absen tetapi jika itu terjadi, Kelas D secara keseluruhan akan mendapatkan kemunduran yang besar.

"Aku tidak bermaksud menyalahkannya. Lawannya terlalu banyak"

Seperti yang Karuizawa katakan, Bukan berarti itu adalah kesalahannya Horikita. Setiap kali dia terus berlari melawan yang sulit. Tidak peduli apa pertandingan itu, jika dia harus menghadapi murid yang kebetulan adalah yang terbaik di klub mereka, maka menang secara alami akan terbukti sulit.

Tapi ini terlalu mencurigakan jika dianggap suatu kebetulan belaka.

"Mau bagaimana lagi. Dia memang menjadi sasaran"

"Sasaran? Jadi maksudmu itu bukan kebetulan jika dia terus berlari bersama semua orang yang luar biasa ini?"

"Aku tidak bisa memikirkan apa pun kecuali itu. Kau juga harus tahu betapa atletisnya dia"

Bukan berarti Horikita itu payah, hanya saja lawan yang terpaksa dia lawan adalah yang terbaik. Namun, secara kebetulan berada di bawah terus-menerus, dia tidak bisa berbuat apa-apa, tetapi musuh dan sekutu sama-sama menonjol.

Terlebih karena orang-orang sudah mulai memperhatikan Horikita secara khusus.

Fakta bahwa dia adalah orang pertama yang ditargetkan dalam pertempuran kuda-kudaan sudah menunjukan bahwa mereka menargetkan akarnya. Dan kemungkinan besar, orang yang memerintah itu.... yang bertindak seperti seorang raja di tenda musuh, Ryuuen Kakeru. Tidak ada seorang pun kecuali dia yang akan melakukan ini.

Dia semakin memprioritaskan menyerang Horikita karena memimpin Kelas C menuju kemenangan.

"Itulah yang kau sebut sebagai pengganggu"

"Kau bilang seseorang mengganggu Horikita-san ...? Tapi, bagaimana ....."

"Ngomong-ngomong, bukan hanya Horikita. Mereka tau semua nomor kelompok pertandingan. Mereka memberi lawan yang lemah kepada yang lebih atletis seperti Sudou dan Onodera dan untuk yang tidak atletis seperti Sotomura, Yukimura dan Ike, mereka membuat mereka bersaing dengan murid yang mampu nyaris menang. Pada dasarnya, itu artinya kita sedang dipermainkan"

Lalu ada fakta bahwa itu semua adalah murid dari Kelas C.

"... informasi kelas ketahuan ... daftar partisipasi bocor?"

"Itu benar. Semua ini sudah diatur sebelumnya dan informasi itu diberitau kepada Ryuuen"

"Hal semacam itu... Kalau tidak salah, lawan Horikita-san selalu... Yajima-san dan Kinoshita-san... apa ini ada hubungannya dengan pengkhianat yang kau bicarakan sebelumnya?"

Aku sedikit mengangguk.. Aku membuatnya mengerti betapa bahayanya situasi ini.

"Hal semacam itu... bagaimana kau bisa tahu...? Bagaimana aku mengatakannya. Akan sedikit aneh jika kau memberitahuku bahwa kaulah pengkhianatnya... Apa itu benar?"

"Sayangnya bukan"

Mengesampingkan 'siapa' untuk saat ini, yang terpenting adalah informasi kelas bocor.

Urutan partisipasi dalam perlombaan yang kami sepakati, dengan Hirata menjadi yang pertama dalam daftar, serta strategi kami, semuanya diketahui oleh Ryuuen. Berdasarkan informasi itu, dia melakukan dua hal.

Salah satunya adalah memberi murid yang lemah kepada murid berbakat seperti Sudou dan Hirata. Dan kemudian dia memaksa murid yang tidak berakat seperti Ike dan Yamauchi bersaing dengan murid yang unggul dalam olahraga di luar bayang-bayang keraguan untuk meraih kemenangan dengan cara seperti itu. Tentu saja, kami juga mempertimbangkan hal tersebut ketika menggunakan kombinasi kami, tetapi karena Kelas C tahu segalanya, mereka hanya menunggu kami bergerak. Dengan begitu, tidak salah lagi, fakta bahwa Kelas C akan menghasilkan hasil yang lebih baik.

Yang lainnya adalah penargetannya kepada Horikita. Tapi itu tidak ada hubungannya dengan memimpin kelasnya menuju kemenangan. Dia sendiri, tujuan menghancurkan Horikita, mengirimkan potongan-potongan yang kuat untuk menyerang dan menghancurkannya.

Faktanya, dia sudah kehilangan harapan. Jika kami berperingkat Kelas D, maka Horikita sudah tenggelam ke dasar paling bawah. Strategi-strategi ini memang menunjukan kekhasan laki-laki yang dikenal sebagai Ryuuen Kakeru.

Jika dia benar-benar tidak ingin strateginya ketahuan, dia bisa mengganti murid secara detail. Namun, fakta bahwa dia tidak melakukannya berarti dia ingin mengejutkan kami dengan meminta kami menyadari strateginya. Keinginannya menakut-nakuti kami dengan cara itu sudah sangat jelas.

"Jadi kau tidak akan membantunya?" Kata karuizawa

"Bagaimana?"

"Itu .... aku tidak tau"

"Tabel partisipasi untuk festival olahraga ini sudah dikonfirmasi. Tidak ada yang bisa kita lakukan"

"Jadi maksudmu, Kelas D mungkin akan kalah seperti ini?"

"Aku rasa begitu"

"Apa memang tidak ada yang bisa kita lakukan?"

"Daripada meminta saranku, aku pikir kau harus membicarakannya dengan Hirata".

"Itu... itu benar tapi... entah bagaimana kalau itu kau, aku pikir kau bisa memikirkan sesuatu..."

Festival olahraga ini terbuka untuk dilihat secara umum. Tidak seperti pulau tidak berpenghuni, tidak ada banyak titik buta. Karena kami diawasi oleh banyak orang, baik guru dan murid, memenangkan sesuatu tanpa diketahui merupakan tugas yang sulit.

Kau bisa menganggapnya bertarung secara langsung seperti Ichinose dan Katsuragi, atau mengambil risiko dan menggunakan taktik pengecut berulang kali seperti Ryuuen adalah satu-satunya metode yang bisa digunakan seseorang.

Bahkan dalam kasus Ryuuen, dari gerakan dan sikapnya, aku bisa mengatakan bahwa dia melakukan permainan kotor hanya setelah latihan dan percobaan menyeluruh. Singkatnya, sebagian besar hasil sudah diputuskan sebelum festival olahraga dimulai.

"Apa pendapatmu tentang Horikita?"

"Apa ...... aku tidak suka dia. Dia sombong dan kurang ajar"

"Tapi kau masih khawatir dengannya"

"Mungkin aku melihatnya mirip denganku"

Ditargetkan, mengambil api yang besar dan dipaksa di dalam tertekan. Jadi dia mencerminkan dirinya yang lama dan mengertak diri sendiri ke dia.

"Saat ini, Kelas D itu posisi yang terakhir, kan..? Apa ada cara yang tersisa suapaya menang?"

"Tidak perlu khawatir. Sejauh ini semuanya berjalan seperti yang aku prediksi"

"Jadi, kau sudah memikirkannya. Jadi bagaimana kita menang?"

"Menang? Aku tidak bermaksud menang secara khusus. Sekarang yang terpenting, kita tidak melakukan apa-apa"

"Ehh?"

Karuizawa membuka mulutnya ketika aku menjawab seperti itu.

"Untuk festival olahraga ini, lakukan saja apa yang kau bisa. Dengan melakukan itu, pasti akan bermanfaat nanti"

"Apa yang kau maksud..."

Ketika aku memikirkan bagaimana cara terbaik supaya lolos dari interogasi Karuizawa, aku tiba-tiba mendengar kemarahan.

"Aku pasti akan menyingkirkan omong kosong dari bajingan itu!"

Sudou, yang berubah menjadi iblis, berjalan menuju Kelas C.

Provokasi terus menerus yang dia terima selama pertandingan tim, dan pernyataan Ryuuen yang sepertinya menargetkan Horikita. Semua itu sepertinya demi menyebabkan Sudou mengamuk seperti sekarang.

"Aku mengerti maksudmu, Sudou-kun. Tapi aku pikir kita harus tetap tenang tentang ini. Kau seharusnya tahu apa yang akan terjadi jika kau menyerang Ryuuen-kun"

Hirata berdiri di jalan untuk menghentikannya tetapi dia dengan kejam mendorong Hirata.

"Diam! Dialah satu-satunya di sini! Dia melakukan kecurangan!"

"Aku pikir kemungkinan besar itu permainan curang. Tapi bukankah sulit membuktikannya?"

Terinjak-injak selama penangkapan bendera dan melepaskan tarik tambang, keduanya bisa dianggap permainan kurang tapi masih samar dan minyak rambut yang dia gunakan selama pertempuran kuda-kudaan, karena tidak ada bukti sampai sekarang, tidak lebih sekedar spekulasi belaka. Paling tidak, mendekatinya sambil dikendalikan oleh kemarahannya, Sudou tidak akan bisa menyelesaikan apa pun. Sebaliknya, dia bisa merubah isi tabel sebagai gantinya. Jika dia menyerang kelas lain di depan umum, ada kemungkinan bahwa itu akan berakhir dengan Sudou yang didiskualifikasi.

"Aku adalah pemimpin selama festival olahraga. Ikuti apa yang aku katakan, Hirata, ayo kita kroyok Ryuuen bersama-sama"

"Aku tidak bisa menyangkal bahwa kau adalah pemimpin. Mengingat festival olahraga ini, tidak ada keraguan bahwa kau adalah pemimpin. Tapi aku ingin kau melihat sekeliling. Berapa banyak orang yang sekarang mengakuimu sebagai pemimpin mereka?".

Sudou melihat sekeliling.

Dimulai dengan Ike dan yang lain, yang ketakutan sebelum kemarahannya, sebagian besar murid menjaga jarak dari Sudou yang kesal. Mereka semua menjaga jarak mereka agar tidak menimbulkan kemarahannya. Horikita juga, sedang melihat pidato dan tingkah Sudou dengan mata jengkel.

Seperti inilah kondisi Kelas D saat ini. Kami harus menerima dan memperbaikinya.

"Aku mati-matian berusaha demi kelas ....."

Sudou meremas kata-kata itu bersama kemarahan tetapi semua murid kecuali Hirata mengangkat suara mereka.

"Apa memang seperti itu? Daripada menginginkan kelas menang, bukankah kau hanya ingin pamer? Bukankah hanya kau yang ingin menunjukkan betapa hebatnya dirimu? Setidaknya, itulah yang aku pikir. Jadi, kau tersapu oleh emosimu, dan memutuskan kegunaan dan ketidakbergunaan berdasarkan itu. Kau marah. Jika kelas bisa menang hanya dengan itu saja, kami tidak akan mengalami kesulitan. Berusahalah sebagai pemimpin. kau harus membuat keputusan yang rasional dan memberikan saran yang akurat "

Adalah Yukimura yang memotong seperti itu. Meskipun menderita dengan hasilnya sendiri di festival olahraga, dia sungguh-sungguh berusaha.

"Diam..."

"Aku merasakan hal yang sama juga, Sudou-kun. Justru karena kami mengandalkanmu, Sudou-kun, aku ingin kau melihat gambaran yang lebih besar. Dan aku ingin kau menanggapi perasaan semua rekanmu"

"Diam......"

"Kau seharusnya bisa melakukan itu, Sudou-kun. Itu sebabnya-"

"Aku menyuruhmu diam!"

Plak~. Saat aku berpikir suara membosankan seperti itu terdengar, Hirata, yang berdiri di sampingnya, terdorong ke belakang dan terjatuh ke tanah.

Mata Sudou terlihat merah dan dia bahkan sepertinya tidak menyadari kesalahan yang dia lakukan. Jika seseorang berbicara terlalu banyak, mereka mungkin akan menjadi yang berikutnya. Tidak, dia sudah mencoba memukul Yukimura.

Namun, dengan memukul Hirata, Sudou sudah di tatap banyak perhatian terlepas dari apakah itu diinginkan atau tidak dan para guru juga mengamatinya. Meskipun itu urusan internal kelas, jika kekerasan terlibat,  tidak akan berakhir hanya dengan peringatan saja.

"Apa yang sedang terjadi?"

Chabashira-sensei, yang bertanggung jawab mengawasi kelas, berjalan ke Hirata yang terjatuh. Kemudian melihat kemarahan Sudou dan tanda merah yang tersisa di pipi Hirata dari pukulan itu kurang lebih mudah untuk dipahami tentang apa yang sedang terjadi.

"Apa kau memukulnya?"

Bahkan tidak mendengarkannya, Chabashira-sensei hanya meminta kebenaran. Karena tidak merasakan kepuasan, Sudou dengan marah menjawab tanpa menyangkalnya.

".... Apa yang akan kau lakukan jika aku melakukannya?"

Sudou menegaskan itu tetapi sebaliknya, Hirata berdiri dan dengan panik mengoreksinya.

"Bukan, sensei. Aku hanya terjatuh sendiri"

"Aku hampir tidak melihatnya seperti itu"

"Tidak. Karena aku bilang begitu, seharusnya tidak ada masalah"

Kami tidak bisa memiliki fakta bahwa Sudou menampar Hirata. Hirata melakukan tindakan yang benar. Setelah sedikit terlambat, Chabashira-sensei memberikan penilaiannya.

"Tentu saja kau benar. Jika korban mengatakan tidak ada yang salah maka pertama-tama, tidak ada masalah. Namun, secara obyektif, ada kemungkinan bahwa ada semacam masalah yang terjadi di antara kalian. Untuk saat ini, jaga jarak satu sama lain. Kemudian aku akan mengajukan laporan kepada atasanku. Sebagai tindakan pencegahan "

"Tidak ada masalah di sini dan aku tidak ingin menyebabkan kesalahpahaman. Aku mengerti".

Berkat respon Hirata, tidak ada yang terjadi. Hirata mengambil jarak untuk tetap berada di luar bidang Sudou.

Di sisi lain, Sudou tidak lagi mampu menekan amarahnya dan menendang sebuah kursi pipa di dekatnya dengan seluruh kekuatannya. Di bawah pengawasan Chabashira-sensei, mengalahkan Kelas C tidak mungkin dilakukan.

"Lakukan apa pun yang kau inginkan. Lanjutkan dan kalahlah, dasar kentang goreng kecil. Festival olahraga ini sialan!"

Untuk sesaat, Sudou memandang Horikita, yang menyaksikan semuanya tetapi Horikita mengalihkan pandangannya. Sudou pergi dan mulai berjalan kembali menuju asrama.

"Ini gawat, Ayanokouji"

"Ini tidak ada hubungannya denganku"

Kouenji absen karena sakit. Dan sekarang Sudou mengincar kami. Berbicara secara logis, situasi Kelas D bisa disimpulkan sebagai sesuatu yang sangat memalukan.

"Apa kau baik-baik saja, Hirata?"

"Ya, aku benar-benar melakukannya dengan baik"

Untungnya, sepertinya hanya bagian dalam mulut yang sedikit tergores dan tidak ada luka luar yang besar dan terlihat.

"Tapi apa yang akan kita lakukan ..... ini gawat”

Mengesampingkan Kelas D yang kacau, pertempuran kuda-kudaan untuk tahun ke-2 dan tahun ke-3 berjalan lancar. Pada akhirnya, Horikita tidak menegur Sudou tetapi sebaliknya, matanya tercuri oleh penampilan saudara laki-laki yang tidak bisa dia dekati.

Pada akhirnya, bahkan setelah pertempuran kuda-kudaan berakhir, Sudou tidak kembali dan acara partisipasi universal terakhir, 200 meter lari cepat, dimulai. Sekolah akan melanjutkan pertandingan, tidak peduli bahkan jika satu atau dua murid kebetulan tidak hadir.

Itulah aturannya, itulah yang akan terjadi. Di bawah kami, Ryuuen mendekat.

"Hirata, apa yang terjadi dengan Sudou?"

Yang absen akan didiskualifikasi dan tidak akan bisa memperoleh poin. Mereka mengikuti aturan yang jelas di pesan itu. Mungkin Ryuuen sudah mengamati Kelas D dari kejauhan, tetapi dia berbicara seolah-olah dia ada di sana ketika semuanya selesai.

Aku penasaran apa kali ini dia mencoba mengganggu mental Hirata.

"Sesuatu terjadi dan Sudou-kun sedang istirahat. Dia akan segera kembali"

"Kuku. Aku tidak berpikir kalau kau harus mengatakan sesuatu yang tidak beralasan seperti itu"

Setelah namanya disebut untuk balapan kedua, Ryuuen memasuki jalur.

"Yang lebih penting, sampai saat ini, Ryuuen-kun menempati posisi pertama di semua perandingan individu, kan?"

Di belakang punggungnya, Hirata berbicara sambil diam-diam menampilkan semangat juangnya.

"Apa yang salah dengan itu?"

"Di peserta kali ini, kau kemungkinan akan menempati posisi pertama. Sepertinya Ryuuen-kun cukup beruntung"

"Keberuntungan ada di pihakku"

"Aku tidak tahu berapa lama lagi keberuntunganmu akan bertahan. Hanya dengan melakukan sesuatu, arus bisa berubah"

"Ahh?"

"maksudku, aku tahu apa yang kau pikirkan"

Ryuuen tertawa sinis seolah mengatakan dia tidak tahu apa yang dia bicarakan. Hirata lalu melanjutkan.

"Fakta bahwa kau  memperoleh daftar partisipasi Kelas D dan fakta bahwa kau mengetahui kemampuan fisik murid Kelas D secara rinci juga. Dan aku juga mengerti bahwa kau berniat memanfaatkan itu. Kami bukan orang bodoh. Ada beberapa kartu AS yang kami sembunyikan "

"menarik jika itu bukan sekedar gertakan. Dengan melihat perlombaan antara Kelas C dan Kelas D sejauh ini, kau pasti akan tersandung pada sesuatu yang aneh. Terlepas dari apakah kau tahu kebenarannya atau tidak,  setidaknya kau mencoba menipu kami"

"Ya. Itu sebabnya aku akan mengatakan ini. Sampai hari ini berakhir, aku akan menunjukkanmu sesuatu yang menarik"

"Sesuatu yang menarik? Aku akan menunggu di dalam bayangan”

Mungkin Ryuuen hanya setengah mendengarkan provokasi misterius Hirata. Melihat bagaimana dia mengambil posisi pertama di lari 200 meter, kemungkinan dia terguncang olehnya bisa dianggap nol.

"Jadi kurang lebih ada satu jam sampai pertandingan Soudou yang selanjutnya ya..?"

Lari cepat 200 meter tahun ke-2 dan tahun ke-3 diikuti dengan istirahat 50 menit. Jika Sudou gagal kembali pada saat itu, pasti akan skakmat. Jika ace kami tidak ada, tidak ada pemenang di acara Partisipasi hanya untuk yang Direkomendasikan pada babak kedua.

Hanya ada satu orang di kelas ini yang mampu memaksanya bereaksi.

Aku penasaran apa orang itu akhirnya mengerti bagaimana perannya dan seberapa penting hal itu? Setelah datang di posisi ketiga selama lari 200 meterku, aku diam-diam menunggu Horikita menyelesaikan pertandingannya dan kembali.

"Horikita. Apa kau mengerti inti dari situasi Sudou?"

"Kepemimpinannya dipertanyakan dan dia menyadari apa itu kekecewaan sebelum melarikan diri"

"... yah, berbicara kasar"

"Kenapa kau ada di sini? Tentu saja kau tidak akan memintaku pergi membawa Sudou-kun kembali, kan?"

"Jika kau sudah tahu, jangan tanya lagi. Sudah hampir jam makan siang, bukankah kekuatanmu dibutuhkan di sini?"

"Aku tidak mengerti. Ada orang lain yang bisa kau andalkan. Tidak mungkin aku membawanya kembali, kan?"

Apa dia serius berbicara seperti itu? Apa yang aku pikirkan, tapi dia mungkin serius. Dia belum menyadari sama sekali bahwa Sudou memandangnya sebagai lawan jenis.

"Pertama-tama, aku tidak benar-benar dalam posisi di mana aku mampu menjaga orang lain..."

Horikita, yang saat ini berjuang dalam pertandingannya, secara negatif mempengaruhi poin kelas. Dia mungkin memiliki tangan yang penuh dengan masalah. Bukan berarti aku tidak bisa mengerti perasaannya itu.

Selain itu, tidak banyak teman sekelas yang ingin pergi untuk Sudou. Mereka sudah meninggalkan Sudou setelah dia bertindak egois meski tahu dia mampu secara signifikan membuat dampak pada hasil dari festival olahraga.

Jumlah kepercayaan yang telah kumasukkan untuk Sudou menjadi nyata terlihat di sini.

Jika itu Hirata atau Kushida yang membabi buta, seluruh kelas pasti akan keluar mencari mereka. Kouenji mirip dengannya dalam arti itu. Faktanya, selain dari Horikita dan Sudou, semua orang mengabaikan keberadaannya. Tidak ada yang menganggap absennya serius meskipun penting.

"Kalau begitu izinkan aku menanyakan ini terus terang. Kau tidak bisa menjaga teman sekelasmu, kau tidak bisa mengurus diri sendiri, apa kau itu layak? Kau hanya beban"

Aku siap mendatangkan kemarahannya ketika aku memberikannya kata-kata terdalam.

"Kau sangat kasar... Aku menyesal sudah terluka, tapi aku juga mengalami banyak kesialan di sini. Bukankah ada hal yang tidak bisa kau lakukan?"

"Nasib sial, eh? Jadi kau tidak menyadari cederamu, juga status Kelas D saat ini, sebagai sesuatu yang lebih dari sekedar kebetulan. Bukti bahwa kau belum menyadari apa pun"

"Jangan mengejekku. Aku juga menyadari kurang lebih keanehannya... bahwa informasi daftar tabel partisipasi sudah bocor ke Ryuuen-kun. Dan fakta bahwa kesalahan terletak pada pengkhianat dari dalam kelas. Tapi mau bagaimana lagi, kan? Bahkan jika seseorang akan mengkhianati kelas, aku tidak berharap mereka bertindak dengan cara yang mencekik kelas mereka sendiri. Itulah kenapa aku tidak bingung. "

"Apa lagi yang kau perhatikan?"

"Yang lain?... Aku tidak tahu detailnya, tapi Ryuuen-kun memprovokasi Sudou-kun?"

"Itu benar. Dia berusaha menghancurkan Sudou, kunci kelas kita. Tidak peduli berapa banyak informasi yang dia peroleh, Sudou masih tidak terkalahkan sejauh kompetisi individu dan dia adalah kehadiran yang kuat di kompetisi tim juga. Itu sebabnya dia berulang kali menargetkannya secara mental untuk mendapatkan keuntungan darinya dan berhasil membuatnya menarik diri menggunakan elemen di luar pertandingan itu sendiri "

Sudou berhenti menjadi aset dan karena amukannya, semangat Kelas D menurun drastis.

"Ya. Itulah kenapa kita berada dalam situasi saat ini"

"Apa ada hal lain selain yang kau perhatikan?"

"Kau, jangan-jangan... kau ingin aku memberitahumu dugaanku? Bahwa Ryuuen-kun adalah orang yang mengatur perangkap itu sehingga aku akan terluka? Tentu saja aku memikirkannya. Dia menghasut Kinoshita- san dan membuatku jatuh, tapi, tidak logis jika secara terang-terangan berusaha menyebabkan cedera di depan mata publik. Bahkan jika mereka mampu membuatku jatuh,  aku tidak berpikir mereka akan dengan sengaja menyebabkan cedera sejauh itu agar aku tidak bisa lagi melanjutkan pertandingan yang memuaskan"

Salah.

Jika aku merasa seperti itu, aku bisa menawarkan bukti bahwa itu memang disengaja. Tapi itu tidak penting.

"Berapa lama kau berniat menjadi tidak berguna, Horikita?"

Aku berkata seperti itu. Kecuali aku mengambil tindakan drastis seperti itu, gadis yang dikenal sebagai Horikita Suzune tidak akan membuka matanya.

"... apa kau harus memanggilku tidak berguna?"

"Aku memanggilmu tidak berguna karena kau tidak berguna"

"Sangat tidak menyenangkan... Aku yakin, baik di ujian tertulis maupun kemampuan fisik, aku lebih unggul daripada orang-orang yang tidak berharga di sana. Pertama-tama, sejak informasi itu bocor, bukankah sudah terlambat? Bukan hanya aku, tapi hampir semua orang akan dibiarkan tidak dapat melakukan apa pun dalam situasi ini. Apa kau mau memberikanku beberapa alasan? "

"Jika kau seorang murid yang sedang berlari, maka akan baik-baik saja. Tapi bukan itu masalahnya, kan? Jika kau membidik Kelas A dan berniat membesarkan rekanmu, di saat yang sama, sudah saatnya aku memberitahumu betapa pentingnya mengolah pola pikir yang mampu melihat gambaran yang lebih besar"

"Itu sebabnya aku menyuruhmu menunjukkan alasanmu!”

Horikita mengatakannya dengan sedikit menunjukkan kemarahan. Teman-teman sekelas di sekitar kami berpaling beberapa saat untuk melihat apa yang terjadi.

"'Aku sudah menyadari bahwa informasi partisipasi sudah bocor’, 'Ryuuen memprovokasi Sudou', 'Mungkin karena cedera itu disengaja’. Tentu saja, seperti yang kau katakan, itu adalah situasi di mana kau tidak bisa melakukan apa pun tentang itu. Tapi kenapa, itu karena kau tidak melakukan apa-apa. Dan selama kau tidak melakukan apa-apa, semuanya akan berlanjut selamanya. Apa kau berniat mengeluh lagi ketika Ryuuen menarik sesuatu yang luar biasa sekali lagi? Tentu saja tidak, kan? "

"Itu... tapi, apa yang mungkin bisa..."

"Situasi dimana kau memprioritaskan untuk meningkatkan rangkingmu sendiri sementara Sudou tidak ada atau situasi di mana peringkatmu merosot sementara Sudou kembali dan meningkatkan kelas bersama-sama. Yang mana yang terbaik untuk Kelas D?  Tidak perlu dijawab, kan? Sekarang, kau bahkan tidak bisa sebaik Sudou. Dapatkan petunjuk bahwa kau memang murid yang tidak berguna. Metode Sudou kaku, tapi dia berkontribusi lebih banyak selama festival olahraga ini daripada yang lain. Dan dia bersemangat mencoba untuk menang. Apa kau akan membiarkannya hanya karena dia tidak mampu mengkhawatirkan orang lain? Biarkan saja seperti itu? Bukankah itu sama saja dengan membiarkan aset berhargamu binasa? "

Jika aku berbicara sebanyak ini, Horikita juga harus bisa mengerti. Bahkan saat dia merasa terganggu oleh itu, dia harus menyadarinya. Apa yang aku ingin dia sadari adalah 'apa yang harus aku lakukan mulai sekarang’.

"Ini sesuatu yang jelas, bahkan murid SD pun harus bisa menjawabnya kan? Bahwa tindakan yang satu ini akan mengarah pada awal dari serangan balik kita"

Ryuuen secara strategis menghancurkan Sudou. Maka yang harus kita lakukan adalah secara strategis memanggil Sudou kembali. Ini masalah sederhana.

"Kau membuang kesempatan untuk mendapatkan senjata milikmu sendiri"

"Senjata untukku sendiri ......?"

"Mulai sekarang, jika kau membidik kelas atas, ada batas untuk apa yang bisa kau lakukan sendiri. Faktanya, saat ini kau berada dalam situasi di mana kau tidak bisa melakukan apa pun sendirian. Kau pasti akan menghadapi yang lebih besar lagi di ujian seperti itu. Pada saat itu, laki-laki yang dikenal sebagai Sudou Ken pasti akan menjadi aset berharga. Untuk memanfaatkannya, apa yang harus kau prioritaskan sekarang? Apa berdoa agar lukamu sembuh di sini? Bukan itu, kan? "

Sama seperti aku menggunakan Hirata dan Karuizawa sebagai senjata, Horikita juga diberkati dengan kesempatan untuk mendapatkan senjata miliknya sendiri. Jika demikian, sangat konyol jika membiarkannya begitu saja.

"Aku...”

"Terserah jika kau memikirkan yang lainnya. Ini hanya saran yang bisa aku berikan untukmu."

Itu benar, tidak ada yang lain setelah ini. Aku tidak akan menawarkannya strategi agar menang melawan Ryuuen atau memberitahunya cara melaluinya. Saat ini, yang dibutuhkan Horikita adalah kekalahan dan penyembuhan.

Pagi hari, setengah dari festival olahraga berakhir dengan Kelas D yang dalam kesulitan, dan kami memasuki istirahat makan siang. Ada orang-orang yang makan siang di kafetaria, beberapa yang makan di halaman, karena kami diberitahu bahwa kami boleh bergerak bebas. Khususnya selama festival olahraga di mana rasa solidaritas bisa sangat terasa, terlepas dari apakah kau laki-laki atau perempuan, ada banyak kesempatan untuk makan siang bersama dengan murid senior. Tidak seperti biasanya, ruang kelas kami saat ini terlarang sehingga tempat-tempat di mana kami bisa makan terbatas.

Jika kami berbicara tentang pesona utama dari festival olahraga, maka makan siang akan menjadi salah satu dari mereka. Ada tumpukan besar kotak bento yang terumpuk di tanah. Sepertinya makan siang hari ini tidak dibuat di kafetaria sekolah melainkan bento mewah yang dipesan dari luar. Hanya ada satu variasi tetapi ada juga fakta bahwa itu gratis sehingga sebagian besar murid kemungkinan akan memilihnya.

Di sisi lain, ada sebagian murid yang meninggalkan lapangan tanpa menyentuh bento. Salah satunya adalah Horikita. Mungkin kata-kata akhir itu mencapainya, karena ada kemungkinan besar dia keluar mencari Sudou.

Dan Kushida adalah yang lainnya. Memberitahu para perempuan yang dekat dengannya bahwa dia pergi mencari Sudou, dia berlari.

"Guah... aku kalah! Kenapa aku harus melakukan ini?

"Karena kau kalah"

Demi menghindari kemacetan, Yamauchi pergi mambawa porsi semua orang setelah kalah di batu-gunting-kertas.

"Aku kelaparan, cepat dan berjuanglah"

Ike dan Yamauchi tidak terlalu tertarik pada kenyataan bahwa Sudou sudah mengundurkan diri. Sejak awal, mereka sudah bertaman dengan Sudou sejak beberapa saat setelah pendaftaran, jadi mereka tahu kepribadiannya dengan baik.

Selain itu, dalam hal ini, bahkan jika dia tidak berpartisipasi dalam perlombaan, dia tidak akan terburu-buru dalam masalah ini. Paling tidak, dia hanya akan kehilangan poin pribadinya. Tentu saja, itu akan menjadi kerugian bagi Tim Merah, tetapi dari kurangi tersebut, mungkin akan menjadi lebih baik karena secara tidak langsung telah menyingkirkan musuh Sudou.

Sebagian besar perempuan sudah menyaksikan bagaimana Hirata dipukul. Akibatnya, reputasi Sudou (mengesampingkan masalah jika dia memiliki satu untuk dimulai) jatuh dan mungkin menghilang.

Melihat sedikit perubahan karena sudah kehilangan ace dalam festival olahraga ini juga menakutkan, dalam artian tertentu.

"Untuk sekarang, ayo cari tempat makan saja"

Ketika kami bertiga memutuskan untuk pindah ke tempat lain, Hirata muncul dengan beberapa anak laki-laki dan perempuan di belakangnya.

"Bolehkah kami ikut juga?"

Dia menyapa Ike dan Yamauchi seperti itu. Ike dan Yamauchi sesaat terkejut. Itu bisa dimengerti, tidak mungkin mereka tidak akan terkejut jika Hirata mendekati mereka meskipun mereka tidak terlalu dekat. Tapi karena gadis-gadis itu juga akan duduk di samping mereka di sini, selama festival olahraga ini, mereka berdua tidak bisa menemukan alasan untuk menolaknya.

"Tentu saja, tidak masalah"

Ketika dia menjawab seperti itu, sekelompok anak laki-laki dan perempuan berjumlah sekitar 10 bergabung.

Kemudian, menempati tempat yang cocok, kami mulai makan siang. Kami menikmati makan siang kami untuk sementara waktu tetapi akhirnya, orang-orang sudah selesai makan di mana-mana dan dengan itu, Hirata dan Karuizawa mendekat.

Di tempat seperti ini, di mana teman sekelas berkumpul, tidak akan aneh atau tidak akan wajar bagi trio ini termasuk aku yang akan terbentuk.

"Seperti yang diduga, sepertinya Ryuuen-kun membuat pergerakannya"

Hirata memotong dengan  mengakui kejadian itu. Karuizawa kemudian membuka mulutnya dan menyela seolah dia sudah menunggu hal ini.

"Jadi? Siapa pengkhianatnya? Kau tahu, kan, Yousuke-kun?"

Karuizawa bertanya seperti itu tapi Hirata dengan lembut menggelengkan kepalanya.

"Ada beberapa hal yang aku sendiri tidak paham. Aku ingin tahu apakah kita bisa menjernihkan pertanyaan-pertanyaan itu?"

"Itu benar. Tapi, aku tidak bisa menjawab pertanyaan  tentang siapa pengkhianatnya"

"Huh? Aku tidak mengerti, kenapa?"

"Karena jika kita memperburuk situasinya sekarang, itu hanya akan menyebabkan kelas terjerumus ke dalam kekacauan yang lebih besar. Akan ada masalah jika kita tidak berurusan dengan pengkhianat dengan tenang dan diam-diam"

"..... Aku mengerti. Aku tidak akan menanyakanmu. Tapi kenapa kau menyerahkan tabel keikutsertaan seperti itu ke sekolah meskipun tau jika seorang pengkhianat akan muncul? Bukankah kita diam-diam menyesuaikan tabel partisipasi untuk kita sendiri? Jika kita  melakukannya, kita tidak akan menghadapi banyak kesulitan seperti ini. Bahkan itu pun, kita bisa mengubah tabel dan mendapatkan keuntungan yang lebih besar dari Kelas C... "

"Benar"

Apa yang aku inginkan adalah Horikita  bisa melihat keberadaan mata-mata dan memiliki kemampuan untuk menghadapinya.

"Kelihatannya seperti masalah orang lain. Dan pengkhianat itu mungkin ada di sekitar kita juga kan? Bahkan mungkin mereka ada di antara kita.... apa itu semacam hal yang  tidak perlu dikhawatirkan?"

Karuizawa melihat sekeliling. Dia melihat beberapa murid di sini sebagai tersangka. Pengkhianat tentu saja merepotkan dan tergantung pada keadaannya, mungkin lebih bagus jika membiarkannya begitu saja. Selain itu, bahkan jika kami sudah menggunakan strategi seperti yang disarankan Hirata, itu mungkin tidak akan berhasil pada Ryuuen.

Meski begitu, akan sulit untuk membuat mereka mengerti bahkan jika aku memberi tahu Hirata dan yang lainnya tentang alasan ini.

"Aku sudah memprediksi moral pengkhianat. Sesuatu seperti itu".

Mengatakan itu, aku menipu mereka.

"Moral?"

"Aku pikir aku mau mereka introspeksi diri tanpa perlu mengejar-ngejar diri mereka sendiri"

Hirata, yang sudah mendengarkan, dengan serius menatapku.

"Semua ini berdasarkan perintah Horikita-san, Apa itu benar, Ayanokouji-kun?"

Hirata, yang sudah mulai menyembunyikan kecurigaannya, mungkin sudah mencapai titik di mana dia tidak lagi mempercayaiku, tapi meski begitu, aku butuh dia untuk mempercayaiku meski hanya demi penampilan.

"Ya. Semuanya sesuai perintah Horikita"

Hirata tidak menginterogasiku lebih jauh dan mengangguk sekali, dia terlihat yakin.

“Jadi dimana Horikita-san  dan apa yang dia lakukan sekarang?”

"Dia saat ini sedang melakukan sesuatu yang hanya dia bisa lakukan. Atau setidaknya itu akan bagus jika dia ada."

"Apa itu tentang Sudou-kun?"

Hirata, yang memiliki insting yang tajam, melihat sekeliling, dan memastikan sekali lagi bahwa mereka berdua tidak terlihat dimanapun.

"Tidak akan mudah menang di babak kedua tanpa Sudou, kan?"

"Itu benar ..... sejauh yang kita ketahui, kita bergantung pada Sudou-kun"

Karuizawa terlihat sedikit tidak puas karena harus bergantung pada Sudou tapi dia mengerti bahwa itu adalah fakta. Hasil dari festival olahraga ini tergantung pada tindakan Horikita.

Jika kata-kataku tidak bisa mencapai dia, Sudou tidak akan kembali dan semuanya akan berakhir.

20 komentar:

  1. Balasan
    1. Part 1 dulu. Cuma buat beritahu kalau ni novel udah lanjut ngerjain setelah berhenti dua minggu.

      Hapus
  2. Biasanya cari gambar kejadian di novelnya tu di website mana?
    Karna kalo aku download cuma cerita doang jdi gk ada gambarnya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Biasanya di blog bahasa asing (bukan inggris) tapi kalau mau mudah, kepoin FB: Zafkiel C.Rejectors aja.

      Hapus
  3. Update nya berapa kali seminggu min?

    BalasHapus
  4. Nunggu full part aja dah wkwkwk biar greget.. btw cepetan min semuanya di update soalnya lumayan baca ini saat puasa :v

    BalasHapus
  5. min ini kan chapter 5 part 1. tapi pas saya selesai baca, ada tulisan "lanjut chapter 5 part 1" xD wlopun belum rilis tapi moga dibenerin.

    sankyu min

    BalasHapus
  6. Min ini chap 5 part 1 maksudnya apa min?
    Ini chapternya dah selesai blom ato masih ada lanjutannya ?

    BalasHapus