Novel Youkoso Jitsuryoku Shijou Shugi no Kyoushitsu e Bahasa Indonesia Chapter 5 Volume 4.5 - YUKKIMURA. BLOGS

Latest

Senin, 29 Januari 2018

Novel Youkoso Jitsuryoku Shijou Shugi no Kyoushitsu e Bahasa Indonesia Chapter 5 Volume 4.5


CLASS GETHERING

"Hari ini sangat panas ..."

Aku tidak tahu berapa kali aku mengucapkan kalimat musim panas ini. Meskipun begitu, apa boleh buat? sesuatu yang panas akan tetap menjadi seperti itu.

Meskipun terasa semakin panas hanya dengan mengatakannya, tapi kami masih terus melakukannya. Hanya mengeluh di dalam dirimu tanpa henti hanya akan meningkatkan stres yang terpendam. Satu-satunya yang sangat senang dengan panas yang luar biasa ini mungkin adalah jangkrik.

Omong-omong, kali ini aku akhirnya diseret ke acara yang jarang terjadi. Meskipun aku bilang acara, hanya dengan mengetahui rinciannya, hal itu mungkin akan menimbulkan perasaan antagonisme yang kuat kepada murid laki-laki, mungkin. Namun, ada juga masalah yang terlibat. Baiklah, ayo kita mulai dari awal.

Tidak jauh dari asrama, ada pepohonan yang berjajar di kedua sisi jalan menuju ke sekolah. Jika kau pergi ke jalan yang kurang mulus, kau bisa sampai di tempat peristirahatan. Saat ini, aku berdiri di sana. Ada beberapa bangku dan mesin penjual yang terpasang. Pemandangan dari tempat ini juga bagus. Tidak heran jika di awal musim semi akan ada arus murid yang tiada henti-hentinya di sini. Ini adalah tempat yang sempurna untuk sedikit istirahat atau melakukan beberapa pembicaraan yang tidak berarti. Namun, saat ini suasananya sedang sepi, tanpa ada yang bisa terlihat. Bisa dikatakan itu terjadi karena panas. Itu adalah musim yang jarang bagi murid. Itulah sebabnya kenapa tempat ini menjadi tempat yang paling cocok untuk mengadakan pertemuan rahasia.

"Maaf menunggu."

Duduk di bangku, orang yang aku tunggu sedang berjalan dari arah asrama. Memblokir matahari yang terik dengan tangannya, dia melihat ke langit.

"Panas sekali…"

Meninggalkan kesan yang sama seperti yang aku miliki, murid Kelas D, Karuizawa Kei duduk di sampingku. Kepang Kudanya yang panjang bergoyang. Pakaiannya adalah celana jins yang luar biasa dan kemeja sederhana. Meski begitu, tidak terkesan jelek bahkan di akhir pekan. Dari apa yang bisa kulihat, mereka dipilih dengan ketercocokan sehingga dia terlihat sangat menawan. Seberapa pun panasnya, fashion masih menjadi nomor satu bagi anak perempuan. Itu pasti sangat sulit.

"Maaf sudah menghabiskan waktumu dengan pertemuan mendadak ini." kataku

"Kau ini sarkastik? Aku sudah menggunakan terlalu banyak poin untuk bersenang-senang selama liburan musim panas, jadi aku baru saja berada di kamarku hingga aku mendapatkan kabar darimu"
(T/N: Sarkastik adalah ungkapan sindiran yang tajam terhadap sesuatu. Biasanya diarahkan kepada seseorang karena emosi yang dialaminya.)

"Apa kau punya rencana besok?"

"Kau tidak bisa melakukan apa pun tanpa uang, kan? Mungkin aku akan tidur saja?"

Musim panas miliknya pasti sudah sangat memanjakan diri sendiri.

"Kau pasti akan mendapatkan banyak poin bulan depan, kan? dan juga hasil dari ujian itu."

Selama ujian yang berlangsung di kapal itu, Karuizawa, yang terpilih sebagai Target, bekerja sama denganku dan berhasil menyembunyikan identitasnya sampai akhir. Dia akan mendapatkan 500.000 poin sebagai hadiah di awal bulan September untuk itu.

"Yah itu benar, itulah kenapa aku sudah membeli semua pakaian dan asesoris yang aku inginkan. Tapi, apa ini tidak berlebihan karena sudah menghabiskan semua poin seperti itu? Bukankah lebih baik menyelamatkan beberapa orang?"

"Apa kau punya kontrol diri yang cukup?"

Pertanyaanku sedikit menyinggung. Dia mengelembungkan pipinya lalu melotot kepadaku.

"Itu... tidak mudah. ​Pada akhirnya aku menghabiskan mereka semua. Mereka hanya bertahan kurang dari satu minggu, mungkin."

Karuizawa mengangkat tangannya, menghitung-hitung semua yang dia inginkan dengan jarinya. Semua jari-jarinya terlipat dalam waktu yang singkat. Berapa banyak barang yang dia inginkan lagi?

"Bukan berarti aku sama sekali tidak berpikir ulang, bahkan aku tahu betapa berharganya poin pribadi. Sistem sekolah sedikit aneh. Kau menerima banyak poin selama ujian khusus. Yang lain malah bingung dengan hal itu. "

Aku mengerti. Sepertinya kecurigaan tersebut akhirnya menyebar di kalangan murid reguler. Jika kau menerima sejumlah besar uang, tentu saja kau akan menjadi waspada. Menanyakan diri sendiri tentang kenapa sekolah akan melakukan ini. Kemudian mereka akan mengerti. Poin-poin ini tidak hanya digunakan untuk memenuhi keinginan atau keuntungan pribadi seseorang saja.

"Yeah, tiba-tiba mengeluarkan uang 1-2 juta poin." kataku

"Itu benar. Apa tidak masalah menyerahkan begitu banyak uang kepada murid SMA. Itu jelas tidak normal."

Sebagian besar poin mungkin perlu untuk "bertahan" di sekolah ini. Setelah menyadari hal ini, Karuizawa menjadi ragu apakah akan terus menghabiskannya mulai dari sekarang. Ini hanyalah sebuah contoh, tapi jika kau berada dalam situasi di mana kau akan dikeluarkan, mungkin ada kesempatan tersirat bahwa orang-orang dapat menggunakan poin pribadi tersebut untuk membatalkannya. Setelah ini, memiliki beberapa juta poin sebagai hadiah tidak boleh diremehkan.

"Tidak ada gunanya memikirkan hal ini, berpikir terlalu jauh ke depan dan lupa memuaskan hasrat seseorang juga tidak bagus. Sudah cukup jika kau menghemat 10-20% dari jumlah bulananmu"

Sangat penting untuk menjaga keseimbangan antara keinginan dan hal yang lain yang akan kau selesaikan. Khususnya bagi Karuizawa yang sudah menghabiskan poinnya dengan leluarsa hingga sekarang. Hasrat berbelanjanya yang mendadak menjadi sangat parah, aku mengkritiknya.

Ada juga fakta jika seandainya kehidupan kesehariannya tiba-tiba berubah, lingkungannya mungkin juga akan terpengaruh. Jika seorang gadis yang boros mulai hidup hemat, kelasnya akan curiga. Dia mungkin memiliki hubungan denganku, tapi masih terlalu cepat untuk memberi tahu orang lain.

"Kalau begitu, ada satu hal yang kuinginkan darimu." kataku

"... kau tidak meminta maaf kepada seseorang yang kau  panggil di hari yang panas ini?”

"Apa itu tidak boleh?"

Aku memberinya botol plastik dengan teh yang baru saja aku beli, tapi belum diminum. Dia menjadi sedikit ragu, tapi akhirnya dia merasa enggan.

"Itu hangat..."

"Yah, Kita harus berterima kasih kepada maraharinya."

Sepertiya daerah yang paling terkena dampaknya sudah tercatat berada di atas suhu 40 derajat. Aku mulai berkeringat hanya karena mendengar angka itu. Haus, Karuizawa yang tidak senang membuka botolnya.

"Ugh, dasar pecundang."

"Pecundang? aku yakin teh tidak termasuk lotere"

"Lawakan yang garing, tau? Maksudku membuka tutupnya sangat sulit"

Aku mengerti… tentu saja itu bukan kesalahpahaman yang menyenangkan. Sambil mengulurkan tangan, aku mengambil botol itu dan memutar tutupnya sedikit, lalu mengembalikan botol kembali kepadanya.

"Terima kasih."

Setelah kejadian di atas kapal, jarak antara aku dan Karuizawa sudah semakin dekat. Jika tidak, ini adalah pembicaraan yang tidak akan pernah terjadi. Kejadian sebelum ini pasti membuat dia merasa tidak puas dan tidak percaya kepadaku, tapi dia tidak menunjukkan banyak hal. Dia terbiasa mengendalikan dirinya sendiri. Itu berarti dia melakukan apapun yang dia bisa untuk melindungi dirinya sendiri tanpa memperdulikan apa pun dan beradaptasi dengan lingkungannya.

"Besok adalah hari terakhir liburan musim panas. Seorang temanku ingin menciptakan kenangan di musim panas, jadi aku diundang." aku memberi tahunya

"Apa yang kau maksud dengan kenangan musim panas? Sekolah ini tidak memiliki kembang api, festival atau apapun, kan?"

"Paling tidak mereka memiliki kolam renang. Klub renang biasanya memiliki hak istimewa untuk menggunakannya, tapi itu sudah tidak berlaku untuk hari ini, kau tau?”

Itu adalah kolam yang lebih besar daripada yang digunakan selama pelajaran sekolah. Selama tiga hari terakhir musim panas, selama tiga hari terakhir liburan, kolam renang itu sudah berubah menjadi kolam komunitas yang bisa digunakan oleh semua orang. Setelah hari pertama di mana kerumunan murid bergegas menuju kolam renang, memasukinya sudah diatur. Selama tiga hari ini, kau hanya bisa masuk  sekali. Dua hari pertama sudah berakhir, namun masih ramai sampai hari ini.

"Ah, setelah kau menyebutkannya, aku tidak tertarik untuk berenang."

Karuizawa terus-menerus berpura-pura sakit saat pelajaran berenang. Meskipun sekolah menggunakan sistem berbasis poin yang membuat kelas bekerja dengan keras, mereka tidak tega melihat masalah kesehatan murid, terutama masalah anak perempuan yang tidak jelas. Jadi gadis-gadis itu terus-menerus menolak pelajaran, kecuali Karuizawa yang selalu absen.

Alasan mereka untuk tidak berenang pun beragam. Merasa sakit, tidak ingin orang lain tahu bahwa seseorang tidak bisa berenang, benci berenang, tidak mau menunjukkan kulit mereka kepada lawan jenis, gaya renang yang aneh, dan kebanyakan dari mereka menggunakan alasan semacam ini. Namun, bagi Karuizawa, alasannya berbeda.

Dengan memikirkan masalah ini, dia menghadap ke arah lain sambil meminum tehnya. Dia sudah diintimidasi dengan kejam oleh murid dari kelas lain yang sebelumnya dan menerima memar di tubuhnya. Memar masih terasa sakit dari waktu ke waktu. Jika terlihat, pasti dia akan mendapat banyak perhatian.

"Apa kau suka berenang?" aku bertanya.

"Hmm- ... menurutku aku tidak membencinya, aku belum pernah berenang selama bertahun-tahun jadi mungkin aku sudah lupa bagaimana caranya."

Dia samar-samar menanggapi. Tapi aku bisa melihat bahwa ini bukan perasaan yang sebenarnya.

"Jadi, kalian para laki-laki ingin membuat beberapa perayaan di kolam renang? Hanya untuk melihat beberapa erotisme?"
(T/N: Erotisma atau dorongan seksual)

Aku tidak bisa menyangkal hal itu. Tidak, aku pikir sebenarnya itu adalah seluruh alasannya.

"Jadi, apa hubungannya denganku?" dia bertanya.

"Sebelum itu - aku ingin bertanya kepadamu, apa sekolah benar-benar tidak tahu tentangmu yang dibuli?"

"Apa?"

Karuizawa yang sekarang sangat tidak biasa menunjukkan wajah yang meragukan. Menghadapiku, dia mulai melotot kepadaku. Aku balas menatapnya kembali.

"kau tahu jika aku tidak terlalu menyukai topik itu?"

"Aku tidak menanyakannya tanpa alasan. Aku bertanya karena ini menyangkut topik kita yang selanjutnya."

"Tapi…"

Ini pasti topik yang berat baginya. Tidak akan mudah membuatnya mengerti, tapi sebelum aku sempat meyakinkannya, sepertinya dia sudah menerimanya.

"Baiklah, aku akan mempercayaimu. Lagipula, kau pasti punya beberapa alasan."

Sepertinya dia sudah melakukan yang terbaik, mencerna keantagonismean.

"Kebenaran di masa laluku terganggu. Jika aku harus memilih di antara mereka yang tau atau tidak, aku tidak berpikir mereka sudah mengetahuinya. Mereka mungkin tahu tentang ketidakhadiranku atau banyak beristirahat selama SMP, tapi mereka mungkin hanya menganggap bahwa aku sedang sakit atau halangan? Ah, dan bukannya dibuli, mereka mungkin lebih percaya karena aku ini bodoh. Jadi, mungkin itulah kenapa aku ditempatkan di Kelas D. "

Sebuah jawaban dipenuhi oleh celaan diri. Alasan kenapa bisa ada di Kelas D seharusnya seperti itu, pikirku. Efek kesan buruk karena absen dan rendahnya nilai akademisi. Sikap arogannya di SMA adalah karena dia ingin melepaskan diri dari intimidasi. Aku tidak berpikir diintimidasi adalah alasan dia berada di Kelas D.

"Meskipun sekolah mungkin menyelidiki khasus intimidasi itu, ku pikir mereka tidak akan menemukan apa pun."

"Bahkan kau harus menyadari bahwa dunia ini sangat busuk, kan?"

"Benar…"

"Aku memang sudah diintimidasi dan menderita selama bertahun-tahun aku sudah meminta bantuan dari guru dan teman sekelasku, namun hanya menimbulkan lebih banyak penderitaan untukku.... Tidak ada yang membantuku dari kenyataan yang menghancurkan. Jauh dari itu, bulian semakin memburuk. "

Bulian itu berakar kokoh. Hal ini memiliki kecenderungan yang kuat agar terjatuh ke dalam lingkaran setan. Banyak orang menyaksikan berita tersebut, merasa tidak enak dan pastinya sudah menyadari bahwa intimidasi tidak memiliki solusi yang mudah. Bahkan jika sebuah gelombang ditarik kembali, gelombang besar lainnya akan datang, menyerang korban lagi.

"Tidak peduli seberapa lelahnya aku, sekolah tidak akan mudah mengenali intimidasi sehingga mereka bahkan tidak berusaha untuk membantu. Paling-paling mereka hanya memperingatkan para pembuli begitu saja, sehingga bullying bertambah parah,  kau tahu?"

Itu adalah topik yang menyusahkan. Kenapa kau mengadu ke sekolah? apa yang kau rencanakan? mereka akan berbicara dan menghukummu dengan keras.

Bahkan jika sekolah tersebut mengakui intimidasi, biasanya, dalam banyak kasus, akan ditangani secara diam-diam. Sekolah tidak menginginkan reputasi buruk karena memiliki masalah intimidasi. Ada beberapa kasus di mana beberapa sekolah yang keras kepala tidak mengakui fakta tersebut bahkan setelah korban yang diintimidasi meninggalkan catatan bunuh diri dan mengakhiri hidup mereka.

Tapi yang lebih sulit lagi adalah ketika tidak ada penyelesaian bahkan setelah kematian. Orang-orang akan mengejek mereka, menertawakan mereka dan bahkan menyebarkan cerita tentang mereka seolah-olah itu adalah kisah heroik di jejaring sosial. Itu adalah masa ketakutan dimana kau terus diintimidasi bahkan setelah kematian.

"Teman sekelasku yang baik menjawab bahwa mereka tidak tahu tentang intimidasi, sekolah, pembuli atau aku. Ini adalah jawaban terpaksa mereka, tidak peduli sebetapa tidak adilnya kenyataan itu."

Begitulah, dia berakhir seolah berbicara tentang orang lain. Bagi Karuizawa Kei, ini adalah masa lalu yang tidak mampu dia ubah dan masa lalunya tidak akan pernah berubah. Sebenarnya, sekolah ini mungkin sudah menyelidiki secara menyeluruh, kemudian menyimpulkan bahwa dia sembrono, lamban dan bodoh. 

Bukan hanya lingkungan, tapi juga sekolahnya, sama seperti cerita mereka, semua itu tidak akan pernah terungkap. Jika memang seperti itu, kebenaran mungkin tidak akan pernah menang di atas kebohongan.

"Tapi tetap saja aku bersyukur, kepada orang-orang yang membuliku dan sekolah yang menyembunyikan fakta itu."

Tidak aneh jika dia memikirkan masa lalu yang kejam dan menangis, tapi dia melihat ke masa depan dan melanjutkan.

"Semua orang di sini tidak tahu siapa aku, karena itulah aku bisa menemukan hal yang baru, itu mungkin tidak akan terjadi jika mereka tahu."

Memutar balikkan keadaan buruknya sendiri dengan mendapatkan Hirata yang populer.

"Karuizawa, aku sangat ingin memujimu, tapi ada hal lain yang harus aku beri tahu terlebih dahulu. Membantu mengintimidasi orang lain sekarang dilarang."

"Ha? Kau menuduhku membuli seseorang?"

"Menjadi keras kepala itu bagus-bagus saja, tapi bukankah kau menargetkan Sakura akhir-akhir ini? Sudah jelas dia bukan tipe perempuan yang akan menggertakmu. Meski kau melakukannya untuk mencegahmu menjadi korban, tapi jangan bergabung dengan mereka."

Aku mengingatkannya. Tidak masalah apa pun yang dimilikinya, ada sesuatu yang bisa dan tidak bisa dia setujui.

"Sakura-san, huh? Kau mau membantunya karena dia sangat dekat denganmu?"

"Apa aku memerlukan alasan? Kau pasti mengerti jauh lebih baik bagaimana rasanya berada di posisi korban."

"Sama halnya denganku, posisi ini adalah garis hidupku. Bukan sesuatu yang bisa sembarangan aku buang. Aku merasa tidak enak dengan Sakura-san, tapi yang lemah ada karena yang kuat melakukannya, terutama untuk orang-orang yang berpura-pura seperti aku."

Jika aku akan diintimidasi, aku akan menggertak duluan. Jika ada sesuatu yang bisa aku prediksi dari keputusannya, maka akan menjadi seperti itu.

"Ini demi dirinya. Lagipula dia sudah banyak membantuku."

"... Hmm, kau mengakui itu dengan sangat cepat."

Ketidakpuasan atau ketidaksenangat tidak bisa dilihat di matanya. Hanya sebuah kecemasan.

"Kata-kataku mungkin tidak terdengar sangat meyakinkan untukmu tapi ... baiklah, aku akan berhati-hati mulai sekarang,  apa itu cukup?"

"Aku senang kau mengerti. Selain itu, kau sudah memiliki Hirata untuk mengamankan posisimu. Kau tidak akan terancam untuk saat ini."

"Memang benar jika aku sudah terlalu berlebihan."

Selama dia bisa melihat dirinya secara obyektif, tidak perlu khawatir.

"Tapi jika posisiku berada dalam bahaya ..."

"Kalau begitu aku akan membantumu. Jika perlu, aku akan membawa Hirata dan Chabashira-sensei ke sisimu dan melenyapkan musuhmu. Ini adalah sebuah janji."

"Hmm ... kalau begitu, ini kesepakatan."

Dia bukan tipe orang yang akan melakukan kekerasan atau intimidasi. Dia mungkin mengatakannya, tapi bagiku sepertinya dia bertindak untuk melindungi dirinya sendiri. Korban bullying biasanya mengalami masa sulit untuk bersosialisasi, namun sepertinya dia sudah mengatasi rasa sakit itu, pemilik dari mental yang kuat. Ini semua bisaku pastikan karena dia tidak akan menyerah pada ancamanku saat itu.

"Entah kenapa…?"

"Ada apa?"

"Tidak, kau tahu, aku tidak suka menggali masa laluku, membiarkan orang lain tahu juga tidak akan, tapi tetap saja, akhirnya aku memberitahumu. Terlalu mudah sampai mengejutkanku."

Sepertinya itu adalah misteri untuknya. Tentu itu juga berlaku untukku.

"Bolehkah aku bertanya sesuatu kepadamu? Apa ini adalah dirimu yang sebenarnya?"

Karuizawa bertanya dengan hati-hati, menjadi satu-satunya orang di kelas kami yang pernah melihat kedua sisiku. Tapi yang dia tanyakan adalah hal yang sangat sulit untukku jawab. Aku menyilangkan tangan untuk bertanya-tanya bagaimana caraku menanggapi itu.

"Menurutku aku selalu seperti ini."

"Kau sangat berbeda!"

Itu benar, tapi itu tidak terlalu salah juga. Ini sedikit berbeda dengan memalsukan kepribadian.

"Hanya untuk referensi, apa perbedaan antara aku yang biasanya dengan keadaanku yang sekarang?"

"Kau biasanya sedikit suram, kelam dan tipe orang yang tidak akan berbicara, tapi sekarang kau sangat tegas dan to the poin. Kau benar-benar berbeda sejak keduanya saling berlawanan. Caramu berbicara juga berbeda. Apa yang membuatmu berubah?”

"Sepertinya ... bukankah itu lebih seperti bagaimana orang-orang menjadi berbeda saat ada orang lain di sekitarnya?"

Jika aku harus memilih jawaban yang paling cocok, maka inilah. Tapi masih terasa seperti sudah melewatkan sesuatu. Aku, sebagai manusia, sejujurnya "baru saja lahir". Kepribadianku yang mulai terbentuk sejak pendaftaranku di sekolah, ternyata masih belum kuat. Butuh waktu untuk memperkuat itu sendiri, terutama tentang bagaimana cara berhubungan dengan orang-orang. Aku masih belum tahu cara yang tepat untuk mengekspresikan diri.

"Bagaimanapun, aku berencana menjadi diriku yang seperti biasanya."

"Aku bertanya karena kau tidak terlihat seperti dirimu.”

Karuizawa menyipitkan matanya, cemberut dan bibirnya terlihat tidak puas.

"Bagaimanapun, kembali ke topik. Kau bisa melihatku mulai sekarang dan menyaksikannya sendiri jenis manusia apa aku ini."

"Rasanya seperti kau sedang menghindari pertanyaan, tapi yah ... memangnya kenapa dengan kolam itu?"

"Besok, kami berempat, aku, Ike, Yamauchi, Sudou dan Horikita, Sakura, Kushida berencana untuk pergi."

"Kombinasi yang sangat aneh, aku tidak bisa membayangkan Horikita dan Sakura ikut bergabung. Kau yang ikut pasti ada sesuatu di sana, tapi aku tetap tidak bisa menebaknya. Mereka pasti akan mengintip, kan? Aku prihatin”

Para gadis biasanya tidak akan pernah datang bahkan jika diajak, itu sudah jelas. Itu memang faktor yang merepotkan. Tidak heran jika dia merasa ada yang tidak beres.

"Bagaimanapun, aku ingin kau datang ke kolam renang dan bergabung dengan mereka."

"Ha !? apa kau serius !?"

Dia tidak memiliki hubungan dengan kelompok itu ... tidak, bergabung dengan mereka akan sangat tidak masuk akal karena hubungannya yang buruk diantara mereka.

" Kau bisa menggantinya di asrama dan memakai sesuatu untuk melapisinya. Ini akan sedikit tidak menyenangkan, tapi kau bisa kembali dengan cara yang sama."

"Tidak, bukan itu masalahnya, itu benar-benar tidak menyenangkan, tau?"

"Aku bisa saja kasihan kepadamu, tapi apa kau benar-benar punya hak untuk menolak?"

"Wow, kau yang terburuk-"

"Tidak peduli apa yang kau katakan, itu sudah diatur seperti batu. Aku akan menyuruhmu bertindak seperti yang diinstruksikan."

Setelah menyelesaikan apa yang harus aku katakan, aku mengambil catatan tulisan tangan dan memberikannya secara paksa.

"Aku akan memberikan beberapa pertimbangan." kataku

"Menunjukkan beberapa pertimbangan, ada apa dengan itu? aku akan dibatasi sepanjang hari, bukan? Pada hari terakhir di musim panas!"

"Bukankah kau bilang kau akan tidur saja di kamarmu tadi? Aku tidak melihat sebuah masalah disini”

Dia sendiri yang mengatakannya, jadi tidak akan bisa mengelak.

"Aku ingin kau bergabung, tapi aku tidak memintamu untuk menemani mereka."

Tidak mengerti arti dari apa yang aku katakan, dia membaca catatan dengan seksama.

"Apa bedanya…?"

"Itu-"

Aku tidak bisa menjelaskan secara rinci kenapa aku memanggilnya sejak awal. Karuizawa, setelah mendengarkan aku sampai akhir ini terlihat sakit kepala, memeluk kepalanya di tangannya.

"Ada apa? kau sakit kepala?"

"Tentu saja itu menyakitkan, kenapa, setelah mereka- tidak, tidak ada. tidak penting bahkan jika aku bertanya."

Dia terlihat menyiratkan bahwa tidak ada gunanya bertanya.

"Kenapa kau tidak meminta kepada Horikita-san? Bukankah kalian dekat?"

"Aku tidak bisa meminta kepadanya, dia tidak tahu jika aku bekerja di belakang layar"

"Eh, kenapa?"

Itu adalah respons yang alami. Meski menjelaskannya sedikit sulit. Sudah jelas, jawaban yang benar adalah untuk menjauhi kemudian memanfatkan. Bagaimanapun, kepadanya, aku memutuskan untuk mengambil satu langkah lebih jauh dari hubungan kami

"Fakta bahwa aku berhubungan denganmu di kapal disebabkan oleh aku yang bertindak seorang diri sepanjang waktu, termasuk saat ini. Alasan kenapa aku tidak bisa memberi tahu Horikita adalah karena aku belum mampu sungguh-sunggu mempercayainya.”

Aku menceritakan semuanya dengan jelas tanpa kebohongan.

"Eh, kau tidak mempercayainya meski sudah menghabiskan banyak waktu bersama-sama? Itu aneh."

"Itu karena dia adalah sampul yang bagus untukku. Dia itu orang yang berdiri sendiri."

"Jadi kau hanya menggunakan dia?"

"Itu bukan istilah yang tepat, tapi mungkin cocok untuk situasi ini."

"Hmm? aku tidak mengerti tapi ... Bisakah kau berhenti dengan nuansa halusmu?"

Dia keberatan sambil tersenyum, menunjukkan giginya yang putih.

"... Tapi rencananya sudah berhasil sampai sekarang, aku selalu mengira bahwa Horikita-san adalah orang yang merencanakan dan menjalankannya, ngomong-nomong kau ini siapa sebenarnya?"

Aku berasumsi, baginya, keberadaanku adalah sebuah misteri.

"Oh, lebih bisa dipercaya daripada Horikita bukan hal yang buruk."

Itu benar. Itu tidak salah. Karuizawa memiliki sesuatu yang tidak dimiliki Horikita, karena itulah aku bisa memberitahunya, tapi bukan ini yang terakhir.

"Aku hanya harus mengikuti perintahmu, kan?"

"Benar, setelah masalah ini diselesaikan, untuk acara ini, bisakah aku memintamu menemaniku sebentar? Kita harus mengatur beberapa hal terlebih dahulu."

"Aku tidak punya hak untuk menolak, kan? Roger."

Menyiratkan bahwa dia menginginkan hal itu dilakukan secepat mungkin, dia berdiri dan membersihkan kotoran dari bokongnya. Aku tidak ingin menyia-nyiakan waktu, jadi kami menuju fasilitas kolam renang bersama-sama.

***
Pada malam sebelum pertemuanku dengan Karuizawa. Sambil menikmati liburan musim panas terakhir di kamarku sendiri, Ike, yang mewakili trio idiot, memulai grup chat seperti biasanya.

"Kalian mau liburan musim panas,  masa muda kita, berakhir seperti ini?"

Di satu sisi, ini sangat dalam. Di sisi lain, itu dibuat tanpa ada pemikiran yang dimasukkan ke dalamnya. Ike kemudian melanjutkan sebelum ada yang bisa kami balas.

"Kalian mau liburan musim panas yang penting, satu tahun masa muda kita, berakhir seperti ini?"

Sekali lagi, tapi kalimat itu berbeda.

"Tidak, sama sekali tidak!"

Seakan menggemakan pernyataan ini, Yamauchi menunjukkan persetujuannya. Setelah mengalami cinta yang tak berbalas, awal yang baru sangat penting baginya.

"Aku juga, kembalikan masa mudaku!"

yang bergabung dengan pendapat serentak mereka itu adalah Sudou. Meski klub basket berjalan dengan lancar baginya, dia juga ingin mengalami sebuah cinta.

"Berdirilah! Para pemuda tidak akan mendatangi mereka yang menunggu!"

Menungguku ikut setuju, tapi bagaimana cara kalian bisa mendapatkannya?

"Kalian punya ide?"

Dia mungkin sedang menunggu seseorang untuk bertanya. Segera setelah itu, sebuah pesan yang panjang muncul.

"Tentu saja! Kolam renang terbuka untuk semua orang untuk waktu yang terbatas saat ini, eh? Kita akan mengundang gadis-gadis cantik dan berenang! Milikku adalah Kikyou, kan? Dan Haruki adalah Sakura? Dan juga Sudou adalah Horikita!"

Membuka luka Yamauchi, Ike menyebutkan nama beberapa gadis dari kelas kami.

"Mungkinpun begitu. Jika Suzune pergi aku juga akan pergi, tapi apa kau benar-benar berpikir dia akan ikut?"

"Serahkan itu kepada Ayanokouji-sensei! benarkan?"

Enak saja! Padahal aku tidak bisa mengatakan itu dengan mudah.

"Kau akan melakukan sesuatu, kan? kau adalah temanku, benar kan?"

Kalimat tak bermatrai, namun sebagai gantinya ditanda tangani oleh Sudou. Baru di saat-saat seperti inilah mereka menggunakan kata "teman". Sangat manis.

“Aku pikir aku bisa mencobanya. Jangan terlalu berharap.

Setelah menjawab, aku berhenti chatingan dan mencoba menelepon Horikita. Alasan aku mengabulkan permintaannya adalah karena beberapa bagian dariku juga ingin mengajaknya. Karena reputasinya di kelas sudah mulai meningkat, aku bisa mengharapkan hasil yang bagus dari ini.

"Apa yang kau inginkan?"

"Apa aku tidak boleh menelepon tanpa alasan?"

"Aku akan menutup teleponnya."

"Tunggu, aku punya sesuatu. Sebenarnya, beberapa teman sedang berbicara tentang pergi ke kolam renang besok. Kemudian mereka menyuruhku untuk mengajakmu karena kau hanya membaca dan bersembunyi di kamarmu setiap hari."

"Temanmu?  maksudmu trio idiot itu? Aku tidak mau bergabung dengan mereka."

Sebuatan yang sangat nostalgia…

"Aku menolak"

"Apa kau akan datang jika hanya kita berdua?"

"itu sama saja."

Tentu saja akan-

Tapi kali ini, aku punya cara lain.

"Botol air"

Aku merasakan sikap dan aura sudah berubah dari seberang saluran telepon karena mendengar kata-kata sederhana ini.

"Kata botol air sudah ada di pikiranku akhir-akhir ini, kau tahu."

"… Apa maksudmu?"

Tidak masalah jika dia melakukan seperti yang dikatakan, tapi dia sedang pura-pura tidak tahu apa-apa.

"Merasa terjebak di dalam botol air , atau sejenis, mengingatkan?"

"Kepribadianmu keluar melalui cara berbicaramu yang tidak menyenangkan."

Menyadari apa yang coba aku katakan kepadanya, dia terlihat lebih tidak suka dari biasanya.

"Aku akan lebih senang jika kau lebih jujur."

"Jadi di mana dan kapan waktunya besok?"

Horikita memiliki sesuatu yang harus dia lindungi. Aku berasumsi dia tidak akan membiarkan ada yang tahu insiden botol air itu. Untuk alasan ini, dia bahkan rela pergi ke kolam renang.

"Setengah delapan pagi di dekat lobi, kita akan berpencar sorenya."

"Aku mengerti, tapi aku tidak akan memaafkanmu jika kau menggunakannya lagi."

"B-baiklah"

Aku tidak memiliki niat untuk menggunakan alasan itu untuk melawan dia yang kedua maupun yang ketiga kalinya. Daripada menggunakan itu untuk memerasnya, akan lebih mirip seperti mengucapkan terima kasih atas bantuanku selama kejadian botol air. Aku percaya dia juga mengerti hal itu.

“Aku mengajaknya”

“Kerja bagus Ayanokouji! kau  berhasil menghindari Suplex Jerman di atas tanah beton!"
(T/N: Suplex biasanya digunakan di dalam olahraga tinju. Memeluk lawan dari belakang dan membantingnya ke belakang)

... Sepertinya hidupku dalam bahaya.

“Ajak dia untukku Ayanokouji! Aku mohon padamu!

Seharusnya dia sudah ditolak kemarin, tapi dia masih mengirim pesan teks seperti itu. Segera setelahnya, personal chat dari Yamauchi muncul.

Aku harus merahasiakan penolakanku! Tolonglah aku!”

Itu adalah tulisan yang disampaikan oleh pihak lain melalui pesan yang menyedihkan. Sepertinya dia masih ingin terlihat jatuh cinta kepada Sakura. Tentu saja, jika dia bergabung, anak laki-laki itu pasti akan senang. Tapi dia bukan perempuan yang bisa ikut bergabung dengan mudah. Dia jujur, tapi dia tidak bergabung dengan kelompok Karuizawa saat pelajaran berenang.

Payudaranya yang lebih besar dari orang lain, mencuri perhatian dari jenis kelamin yang sama, bahkan jenis kelamin yang lainnya juga. Kemudian, pasti sangat sulit berteman dengan laki-laki yang baru saja ditolaknya. Terlepas dari apakah dia mau pergi atau tidak, setidaknya aku bisa menelfonnya.

***
Dalam sekejap mata, hari yang dijanjikan tiba. Awal dari acara terakhir di liburan musim panas, waktu yang dijanjikan adalah 8:30. Saat turun ke lobi, sebagian besar anggota sudah berkumpul.

"Kau hampir tidak tepat waktu, huh"

"Masih ada sekitar ...... 10 detik sampai waktu yang dijanjikan"

"Lift dalam keadaan macet dan karena itulah kau terlambat, bukan?"

Meskipun aku tidak terlambat, Aku diselidiki secara menyeluruh seperti itu oleh Horikita. Mungkin inilah reaksi dari ajakan yang dipaksakan. Selain itu, mungkin dia merasa bahwa atmosfer dari tempat ini adalah atmosfer yang merepotkan. Apa boleh buat, karena bersama Kushida dan Sakura, Ike dan Yamauchi, hampir tidak ada orang yang bisa dia ajak berbicara.

"S-selamat pagi, Ayanokouji-kun"

"Selamat pagi, Sakura"

Sementara sedikit terlihat takut, Sakura mengintip ke arahku saat menyapaku. Ke arah Sakura, Yamauchi terlihat tidak memperhatikannya tapi sepertinya dia khawatir tentangnya tanpa disadari.

Sakura pun merasa sedikit tidak nyaman di suatu tempat entah dimana.

Aku akan mencatat ini untuk referensi, tapi pengakuan tidak hanya menimbulkan sesuatu yang bahagia. Sesuatu yang mengganggu juga ikut bersamaan setelahnya.

"Dimana Sudou?"

"Karena itu adalah dia yang sedang kita bicarakan, mungkin Sudou tertidur” Kata Horikita.

Meskipun waktu untuk berkumpul sudah tiba dan lewat, tidak ada tanda-tanda Sudou akan muncul. Karena dia bekerja keras di aktivitas klubnya sampai kemarin, dia mungkin sudah kelelahan. Karena tidak ada yang berusaha menghubungi Sudou, aku melakukannya.

"Tidak berhasil, teleponnya tidak diangkat"

Aku mencoba meneleponnya, tapi meski telepon terus berdering, aku bahkan tidak bisa sampai ke penjawab. Aku mengakhiri panggilan dan menginformasikan ke sekelilingku tentang hal itu.

"Apa yang orang itu lakukan? Sudah jam 8.30! Jika dia tidak cepat, kita tidak akan menjadi yang pertama!"

Ike menjadi jengkel. Sambil gelisah, menatap lift. Tapi lift tidak menunjukkan tanda-tanda pergerakan.

"B-baiklah, aku akan membangunkannya"

Yamauchi yang merasa tidak nyaman dengan keheningan yang canggung di antara dia dan Sakura, mengatakan hal tersebut saat dia menaiki lift. Pada saat itu juga, aku bisa merasakan suasana berat yang tak terlihat mulai memudar.

"Apa ada sesuatu yang terjadi dengan dia?"

Sepertinya Horikita juga memperhatikan perubahan Yamauchi dan menanyakannya dengan suara yang keras. Aku mengacak-acak rambutku sambil berpikir tentang bagaimana aku menjawabnya.

"Ada banyak yang terjadi"

Pada akhirnya, aku berhenti bicara. Baik Yamauchi maupun Sakura pasti tidak akan senang jika cerita ini menyebar.

"Hmmm...? Kalau tidak salah ... Horikita-san dan yang lainnya, selamat pagi..."

Saat kami di lobi dan menunggu Sudou, Ichinose dan tiga teman perempuannya turun.

Handuk mandi bisa terlihat mengintip keluar dari kantong plastik yang tidak biasa dan berwarna-warni yang mereka pegang di tangan mereka.

"Jangan-jangan kalian juga akan menuju ke kolam renang?"

"Begitulah”

Hal terakhir yang di lihat di akhir liburan musim panas adalah pergi dan bermain di kolam renang. Bahkan jika semangat kami tumpang tindih, itu tidaklah aneh.

"Karena kita semua ada di sini, ayo kita semua bermain bersama. Bagaimana?"

"Tentu saja. Kau boleh bergabung !!!"

Ike, hampir merasa akan terbang, melompat dari sofa dan menyambutnya. Kali ini, sepertinya Horikita tidak memiliki niat untuk mengatakan apapun secara khusus karena dia tidak mengucapkan sepatah kata pun.

"Hanya saja, maaf, salah satu dari kami ketiduran dan kami masih menunggunya turun. Salah satu teman kami sedang menjemputnya saat ini."

"Baiklahhhhhh!" jawab Ichinose.


***

Membuka mulut lebar-lebar seperti seekor buaya, Sudou menggaruk rambutnya yang berantakkan.

"Maaf. Aku ketiduran. Sepertinya aku kelelahan karena kegiatan klub yang menumpuk"

"Jangan katakan itu kepadaku."

Sudou meminta maaf karena terlalu menyebalkan kepada Horikita yang berada di sampingnya, tapi kelihatannya dia memperlakukan Sudou seperti sesuatu yang merepotkan. Tidak ada tanda-tanda bahwa jarak di antara keduanya sudah semakin dekat.

Di sisi lain, kelompok Ichinose yang sudah melompat masuk untuk berpartisipasi juga sedang berbicara bersama Kushida di tengahnya.

"Hei, Ayanokouji-kun"

Horikita memanggilku, orang yang berada di samping Soudou. Sudou melirikku dengan ekspresi bosan di wajahnya.

"Apa menurutmu situasi ini sedikit aneh?"

"Memamgnya kenapa?”

"Ike-kun dan Yamauchi-kun. Aku tahu ini akan memberikan keberuntungan kepada mereka lebih dari orang lain pada saat seperti ini, bukan?"

Menanggapi pernyataan tajam itu, Sudou juga menjadi kaku untuk  sesaat. Karena dia berada tepat di sampingnya, Horikita tidak mengabaikan sosok tersebut.

"Apa kau mengingat sesuatu, Sudou-kun?"

"Tidak ada......"

Sudou mencoba menipunya seperti itu, tapi bukannya menghilangkan ketidakpercayaannya, itu hanya akan membuat Horikita menjadi lebih waspada. Ike dan Yamauchi berjalan berdua dengan ekspresi kaku sambil memeluk bahu satu sama lain.

"Aku sama sekali tidak bisa tidak berpikir bahwa mereka memiliki tujuan yang mencurigakan...." kata Horikita.

Di sisi lain.... seolah-olah mengatakan hal itu, Horikita juga memusatkan perhatiannya kepada tas yang dipegang Ike.

"Meskipun mereka seharusnya tidak memiliki apa pun selain handuk dan pakaian renang bersama mereka, Tas itu terlihat sedikit berat"

Sepertinya tas yang dipakai Ike lebih berat daripada yang dimiliki laki-laki lain, termasuk aku.

"Benarkah? Sama sekali tidak terlihat seperti itu menurutku...."

"Tidak terlihat seperti itu? Setelah melihat keadaan itu?"

Kecurigaan Horikita memiliki alasan setelah melihat tasnya bergoyang dan hampir meluruskan siku saat hal itu terjadi.

"Bukankah itu karena dia hanya ingin bermain-main setelah sampai di kolam renang? Dia hanya membawa barang-barang yang dia butuhkan untuk itu"

Aku mengatakan hal itu untuk mendukung kata-kata Sudou. Dengan cepat Sudou masuk ke dalam kapal bahtera.

"B-benar, aku juga berpikir seperti itu”

"Aku mengerti...  Bisa saja seperti itu"

Melalui pengamatan setiap hari, ini adalah fakta yang diketahui oleh trio idiot sang maniak anak perempuan. Mau bagaimana lagi, meskipun dia merasa takut terhadap ketiganya yang tidak beres seperti biasanya.

Tapi ada alasan yang mendalam di balik hal ini. Saat ini, ketiganya sedang diserang oleh perasaan gugup yang ekstrem. Ini bukan karena fakta bahwa mereka dikelilingi oleh gadis-gadis cantik saat ini. Itu karena mereka akan segera melihat gadis-gadis itu memakai pakaian renang mereka.

Aku harus mengubah topik pembicaraan di sini agar terus membodohinya.

"Sudou"

"A-apa?"

"Hasil dari kegiatan klubmu... bagaimana aku mengatakannya ya, tapi apa kau menerima pemasukan yang baru dari poin?"

"Huh? Y-Ya, karena jasaku di turnamen, aku mendapatkannya sedikit. Meski begitu, hanya sekitar 3000 poin" kata Sudou.

Itu tidak banyak. Seolah-olah mengatakan itu dengan rendah hati, tapi setelah mendengarkan, Horikita dengan jujur ​​mengaguminya.

"Kau berhasil mendapatkan poin melalui kegiatan pribadimu"

" ..... Ya. Tapi ada banyak senior di tahun ke-2 dan tahun ke-3 yang mendapatkan puluhan ribu poin, jadi aku tidak boleh menjadi sombong. Jika prestasi sangat penting, pada akhirnya hal itu juga bisa mempengaruhi poin kelas. Dari semester kedua dan seterusnya, aku akan menyelesaikan yang lebih banyak dan lebih banyak lagi" kata Sudou sambil menyilangkan lengannya dan membuat pose keberanian.

Untuk Sudou yang mencapai sesuatu yang dia tidak bisa, Horikita dengan jujur ​​memberi hormat kepadanya.

"Hari kau memberikan jasa yang penting untuk kelas " katanya.

Sejujurnya, aku juga punya firasat seperti itu. Jika tidak ada sesuatu yang buruk terjadi, Sudou akan menjadi keberadaan yang menguntungkan bagi kelas.

Namun, bukan berarti tidak ada yang perlu dikhawatirkan. Sangat mudah bagi Sudou untuk membuat sebuah permusuhan. Dalam hal ini, aku harus mengawasi dia dan Horikita secara bersamaan yang memiliki kecenderungan yang sama seperti Sudou.

 Kami berjalan menuju 'Fasilitas Kolam Spesial' yang penggunaannya terbatas dari klub renang yang terhubung ke tepi halaman sekolah. Di daerah ini, memasukinya sudah diizinkan untuk kami, bahkan tanpa perlu peraturan khusus dengan memakai seragam kami. Semua ini terlihat sukses besar mengingat bahwa ini adalah hari yang terakhir.

Sebelum masuk ke kolam renang, tempat ini sudah terlihat ramai dengan sejumlah besar murid. Tapi, seperti yang diharapkan dari sebuah sekolah futuristik, ruang ganti untuk  setiap angkatan yang berbeda telah disiapkan.
(T/N: futuristik mempunyai arti yang bersifat mengarah atau menuju masa depan)

Normalnya itu adalah daerah yang tidak bisa dengan mudah ditemukan, tapi dengan mengikuti petunjuk dari papan petunjuk yang diletakan dengan strategis, kami bisa menemukan daerah itu tanpa tersesat.

"Sumuanya, ayo kita bertemu lagi di sini dalam 20 menit"

Menunjuk pada koridor yang terhubung ke kolam renang, Ichinose mengatakan hal itu. Sangat membantu jika memiliki seorang pengarah seperti dia.

"Hah, hah"

Pada saat yang sama, para gadis berjalan pergi. Ike mendesah seperti itu dalam gairah dan mulai melangkah cepat. Aku bisa memahami perasaan kegirangan, tapi hal itu sangat tidak pantas jika sedang berada di setuasi seperti ini dan di sini.

Dia adalah yang pertama sampai di ruang ganti. Aku dengan ringan memukul kembali Ike dan mendesak dia untuk memasuki ruang ganti. Tepat setelah memasuki ruang ganti, Ike dan Yamauchi, mereka berdua pergi untuk meraih loker terdalam secepat yang mereka bisa.

"H-Hei, kalian. Bagi kita, hari ini akan menjadi hari yang istimewa. Apa kalian tidak memiliki semacam pirasat?"

"Ya. Kita akan mendahului siapa pun di kelas kita, dan siapa pun di seluruh sekolah ini"

Ike dan Yamauchi mulai berbicara dengan suara keras yang melampaui tingkat pendengaran normal dan mulai menarik perhatian orang lain.

Sudou yang tidak tahan melihat itu, pergi dan meraih leher mereka dengan kedua tangannya dan menempatkan mereka ke dalam sebuah kuncian.

"Guuu! Apa yang kau lakukan, Ken!"

"Kalian membuat terlalu banyak keributan. Aku juga merasakan perasaan mendesak kalian, tapi ini terlalu berbahaya jika bertindak berlebihan" katanya.

"... y-ya aku juga berpikir seperti itu. Maaf, maaf. Ini sakit!"

Sebagai pelajaran, Sudou memukul dahi mereka berdua bersama-sama. Itu sedikit agresif, tapi secara keseluruhan bukan cara yang buruk.

"Secara mengejutkan, kau menjadi sangat tenang, Sudou" kataku.

"Aku tidak banyak berharap sejak awal. Selain itu, aku terpecah antara setengah bahagia dan setengah lagi tidak merasa seperti itu. Berpikir jika itu sangat wajar sekarang, ini adalah sesuatu yang akan membuat Suzune sedih. Aku benar-benar tidak ingin mereka melihat Suzune yang tidak berdaya. Seorang pria sejati yang menyakiti pacarnya sendiri" kata Sudou.

Pendapat yang benar. Jika memungkinkan, aku ingin keduanya belajar seperti itu juga, tapi untuk Ike dan Yamauchi, sekarang itu hanyalah sebuah kepuasan seksual di depan mata yang sekarang sedang di pikiran mereka. 

Aku memeriksa ponsel.

Dan ketika aku melakukannya, pesan datang dari Karuizawa, mengatakan bahwa dia baru saja memasuki ruang ganti.

"Dari siapa?"

Sejak Ike dengan dahi merah datang dan melihat ponselku dengan mata curiga, aku cepat-cepat mengalihkan ponsel.

"Sepertinya, itu dari seorang perempuan, kan?" dia bertanya kepadaku

"Apa  pikir aku ini populer?"

"..... Aku pikir itu benar. Baiklah, ayo ganti baju! Kibarkan handuk !!!"

Aku ingin dia menegaskan pernyataanku, tapi aku mengunci perasaan dari dalam hatiku.


Pada akhirnya, apakah keberuntungan datang atau tidak adalah sesuatu yang harus mereka pertaruhkan, bagi Ike dan yang lain.


***


"Fasilitas ini sangat mewah ....."

fasilitas kolam renang luas yang biasanya digunakan untuk kegiatan klub, terlihat sangat berbeda hari ini. Tentu saja ada sejumlah besar murid sedang berkerumunan di tempat ini. Selain itu, stand makanan juga secara luas dibuka di semua tempat. Cemilan, makanan pokok, dengan kata lain, junk food juga berlimpah. Hot dog, yakisoba, okonomiyaki dan yang lainnya.

Meskipun itu sendiri adalah sebuah kejutan, bahkan orang asing pun ternyata adalah murid senior yang kelihatannya akan mengelola itu semua. Mulai dari murid yang serius tanpa senyuman hingga murid ceria, bekerja dengan giat. Ada berbagai murid yang seperti itu. Ini hampir seperti aku yang sedang melihat ujian khusus.

"Aku penesaran. Jenis plot apa ini?"

Aku tidak tahu tentang itu, tapi yang pasti, mereka kelihatannya sedang berada dalam suasana hati yang luar biasa dalam hal apapun. Saat aku berdiri di sekitaran menunggu para perempuan tiba, aku merasa suasana di sekitarku membuat perubahan secara total.

Mengerahkan usaha adalah syarat dasar bagi orang-orang untuk menarik perhatian positif demi diri mereka sendiri. Agar bisa ditangkap dengan cara yang mudah dimengerti, pelajaran misalnya. Jika kau adalah yang unggul atau berada di posisi pertama, orang-orang di sekitarmu akan memperhatikan hal itu. Sekali lagi, menunjukkan keberhasilan luar biasa dalam olahraga juga akan menyebabkan orang-orang memperhatikanmu.

Namun ada juga pengecualian untuk itu. Salah satunya adalah penampilan yang mencolok. Laki-laki tampan dan perempuan cantik, tidak peduli yang mana, faktor kelas seseorang akan lebih mudah bermandikan perhatian daripada yang aku kutip di atas.

Tentu saja aku tidak mengatakan bahwa mereka tidak melakukan usaha untuk mempertahankan penampilan luar mereka, tetapi tidak ada yang menyangkal bahwa elemen khusus seperti itu ada untuk ini.

Aku tidak bisa berkomentar tentang sekolah lain, tapi setidaknya untuk sekolah ini, aku bisa mengatakan bahwa tingkat 'penampilan' sangat tinggi. Anggota kelompok yang saat ini pergi bersama kami selain sebagai fakta, banyak murid ada di sekitar kami. Aku tidak tahu sebutan dari sesuatu yang sudah jelas merupakan level tinggi dari komunikasi visual itu.

Tentu saja ada banyak tipe dari orang-orang dan memang tidak  bisa dipungkiri, tapi umumnya, buih tidak akan naik ke atas sampai ke tingkatan ini. Wajar saja jika Ike dan yang lainnya menghabiskan setiap hari dengan terangsang dan sangat gembira. Dan di atas penampilan luar itu, aku bertanya-tanya, bagaimana jika kepribadian mereka di dalam juga sempurna? Imut dan modis di sekitar banyak orang dan unggul dalam bidang akademis. Perhatian siapa pun pasti akan dicuri oleh seorang gadis yang seperti itu.

Dalam koridor fasilitas, semua murid laki-laki hampir secara bersamaan mengalihkan pandangan mereka ke satu tempat.

"Hei..., kerumunan ini sangat banyak, bukan?"

Kemudian, tanpa memperhatikan tatapan mereka dan dengan bermandikan perhatian, sosok Ichinose muncul di tempat pertemuan tersebut.

"Hei....."



Tidak tahu mau melihat kemana lagi. Aku mengarahkan pandanganku ke arah dinding saat aku mengangkat tangganku, menjawabnya dengan ringan.

"Mana yang lainnya? Aku pikir laki-laki akan lebih cepat berganti pakaian" kata Ichinose.

"Mereka masih ganti baju"

Bisa dikatakan bahwa itu terjadi karena beberapa situasi main-main mereka yang membuatnya terlambat juga.

"Tapi yang benar saja, kau mengganti pakaian dengan cepat" Kataku

Mengingat bahwa itu tidak begitu berbeda dariku, ini cukup membanggakan.

"Nyahaha, aku percaya diri dengan kecepatan berganti pakaianku"

Dia menjawab dengan nada sedikit bangga seperti itu untuk sesuatu yang sebenarnya adalah sebuah hal yang tidak terlalu cocok untuk dibanggakan. 

Tidak ada cela,  mungkin ini adalah rahasia dari popularitas Ichinose.

"Ohh? Ayanokouji-kun, kau membeli rash guard?"
T/N: rash guard itu baju renang. Biar gak salah paham antara baju renang (Kolor doang atau BH, celana dalam) sama baju renang khusus.

"Kau mungkin berpikir itu aneh bagi laki-laki, tapi aku tidak suka menunjukan kulitku di depan orang lain. Jika menggunakannya di luar kelas, tidak ada masalah. Aku pernah mendengar itu, jadi aku berpikir untuk membelinya satu"

"Aku mengerti, aku mengerti. Aku pikir itu bagus. Ini bukan sebuah pelanggaran peraturan" katanya.

Tidak banyak,  tapi di dalam fasilitas ini ada murid sepertiku yang juga mengenakan rash guard meskipun dia adalah laki-laki. Ichinose yang mulai mengarahkan perhatiannya ke kepadaku, mengunakan jari telunjuknya seperti jarum dan menusuk perutku dari luar rash guard-ku.

"Ini cukup sulit. Lagipula, tubuhmu sangat ideal, ramping tanpa otot yang berlebihan"

Menyentuh seluruh tubuhku tanpa syarat apapun, dia mengulangi tindakan yang sama di lengan dan bahuku di antara bagian-bagian yang lain. Aku cukup beruntung karena memiliki penghasilan tambahan untuk membeli sendiri sebuah rash guard. Aku harus berterima kasih kepada katsuragi.

"Apa kau berolahraga?"

"Tidak, aku tidak berolahraga. Itu hanyalah karena bahan dari pakaianku atau kulitku yang sudah menjadi keras dan membuatnya menjadi seperti itu. Ini pasti karena aku tidak berolahraga setiap hari" kataku.

"Hmmm......."

Ichinose menjatuhkan tatapannya ke kakiku, tapi langsung berhenti bertanya. Namun meski begitu, berada dekat dengan Ichinose seperti ini, aku menjadi sadar akan keraksasaannya--- tidak, payudaranya sangat besar.

Bagaimana aku akan berenang atau bertanding dengan kondisi seperti ini? Sejak awal, kemampuanku untuk serius bertindak sendiri merupakan sebuah kecurigaan.

"... tapi mereka sangat terlambat. Aku akan pergi memeriksa mereka"

Apa yang aku lakukan? dan kenapa aku melakukan apa yang aku lakukan? Tentu saja aku tau.  Itu karena aku tidak bisa lagi berdiri di samping Ichinose yang berpakaian baju renang, jadi aku memutar tumit dan kembali ke ruang ganti laki-laki.

Dan sekali lagi menghabiskan waktu bersama Ike dan yang lain, setelah persiapan selesai, kami semua bersama-sama kembali keluar menuju koridor. Meskipun harus mendapatkan hasil dari beberapa waktu setelah semuannya berlalu sejak saat itu, semua perempuan termasuk Horikita sudah siap.

"Wow.....!"

Ike, yang suaranya keceplosan karena pemandangan spektakuler dari para gadis di depannya, berusaha keras untuk mengendalikan suaranya. Dikondisi Sakura, ia bersembunyi sepanjang waktu ke arah belakang. Tentu saja, ia mengenakan rash guard yang menyembunyikan dadanya.

Tapi sepertinya tidak semua orang mampu menyembunyikan gairah mereka saat melihat bentuk baju renang mereka yang biasanya tidak akan bisa terlihat.

"Fufufu, aku bisa melihatnya. Di bawahnya lapisan baju renang tipis itu, payudara itu, di situ,!"

Ike dan Yamauchi sedang melihat para gadis seolah-olah mereka memiliki pengelihatan X-ray. Mereka benar-benar terlihat hidup untuk itu.

"Lalu, kita akan pergi? Untuk saat ini sepertinya yang jauh di belakang masih kosong"

Pertama kami bergerak untuk mengamankan tempat di mana kami bisa beristirahat. Bahkan di sini, seolah-olah sebagai memimpin, Ichinose berjalan di depan. Kemudian, seolah mencocokkan Ichinose, Kushida juga di sana. Seperti yang mereka lakukan, anak laki-laki mengikuti tepat di belakang mereka.

Sepertinya tujuan mereka adalah pantulan pantat lembut Ichinose dan Kushida. Tetapi bahkan di antara mereka, Sudou berdiri di sisi Horikita dan tidak menunjukkan tanda-tanda untuk bergerak menjauh. Mereka berdua, seperti itu, juga sudah berkembang. Tanpa diduga mereka mungkin akan menjadi sesuatu  yang menarik. Pasangan yang sangat cocok.

Berikutnya, aku bergerak ke Sakura.

"Umm ...... terima kasih ......."

Ketika hanya kami berdua yang tersisa, Sakura sedikit berterima kasih kepadaku.

Kepada titik itu, Aku tidak bisa membantu, tetapi menanyakan pertanyaan.

"Kenapa kau berterima kasih kepadaku?"

"Kenapa?"

Menuju pertanyaan, Sakura menjawabku aneh. Kemudian menyadari bahwa tidak ada alasan kenapa aku bertanya.

"Umm itu, mengajakku hari ini ......."

"Apa itu sangat berarti? Ini normal, bukan? Karena kau adalah temanku"

Untuk Sakura, kata 'teman' dengan mudah keluar dari mulutmu. Mendengar itu dariku, mata Sakura berbinar seperti anak anjing kecil dan dia dengan senang menatapku.

"Itulah kenapa sesuatu yang seperti ini, tidak perlu mengucapkan berterima kasih kepadaku"

Aku mengulangi itu sekali lagi, tapi Sakura tidak terlihat merasakan hal yang sama.

"Tetap saja, terima kasih"

"Tidak ....yah, aku pikir tidak masalah"

Tanda tanya melayang di atas kepalaku, tapi biarkanlah dia menyimpulkan itu sendiri. Dia mungkin adalah tipe orang yang seperti ini. Itu sebabnya aku bisa bersantai bersama-sama dengan dia tanpa merasakan perasaan yang buruk.

Tapi, bahkan seperti itu, Sakura benar-benar orang yang sederhana. Dia sudah menjadi dewasa sampai-sampai dia hampir tidak bisa dikenali sebagai orang yang pertama kali aku temui. Meskipun teman sekelas menembaknya, tanpa melarikan diri dari itu, ia benar-benar menerima keadaan. Melihat dia tumbuh dari hari ke hari, aku memang tidak bisa membantu, tapi berpikir bahwa mungkin aku juga... bisa berubah.

"Aku sudah memperhatikan ini baru-baru ini, tapi kau tau? selama pelajaran olahraga, guru selalu mengatakan kepada kita bahwa berenang pasti akan berguna untuk kita suatu hari nanti. Itu mengacu kepada ujian pulau tak berpenghuni"

Dari Sakura yang memberitahuku tentang ini dengan mata menyala, tidak perlu melakukan hal yang ceroboh dan menekan dia.

"Aku mengerti, Apa yang kau katakan itu pasti benar" kataku.

"Seperti yang aku duga!"

Mungkin dia merasa senang dengan kesimpulan itu, Sakura sedikit meloncat-loncat dengan polosnya. Aku bisa melihat payudara besar itu bergoyang dari balik rash guardnya. hal inilah yang membuatnya benar-benar tidak bisa melepas rash guard itu. Sebagai besar dari mereka, situasi seperti ini tidak akan membawa sesuatu yang baik. Aku merasa sedikit kasihan kepada keadaan yang dihadapi oleh perempuan.

Selain itu, melalui pembicaraan kami, aku senang bahwa aku mampu menemukan sisi baru dari Sakura. Tapi, Sakura segera membuat wajah menyesal.

"Jika aku bisa mengikuti kelas dengan benar tanpa malu, aku ingin tahu apakah aku akan lebih berguna untukmu... aku hanya menggunakan alasan kesehatan yang buruk dan melarikan diri sepanjang waktu ...... "

"Jika kau sudah menyadari hal itu, bukankah itu sudah lebih dari cukup?"

Para murid yang pernah hidup hanya untuk diri mereka sendiri sampai sekarang perlahan-lahan sudah mulai menyadari bahwa ini saja tidak akan cukup. Seseorang tidak bisa hidup sendirian. Kecuali dengan sebuah rencana di kehidupan seperti pertapa dan bersembunyi di gunung. Tidak ada pilihan lain selain hidup secara kolektif bersama-sama. Mayoritas murid SMP dan SMA tidak menyadari fakta ini. Mereka hidup dalam kesendirian diisap oleh internet atau game sosial mereka. Atau ada kenakalan yang mengganggu masyarakat dengan melakukan pelanggaran ringan atau kejahatan berat.

Tidak menyadari bagaimana seseorang harus bekerja sama dan membantu orang lain di sekitarmu. Tergantung pada keadaan, ada juga mereka yang seluruh kehidupannya tidak pernah menyadari hal tersebut.

Tapi sekolah ini berbeda. Cara mereka melakukannya unik, tapi aku merasa seperti mereka mencoba untuk memberitahu sesuatu kepada setiap individu. Sebagai faktanya, Sakura di sampingku sudah mulai menyadari hal ini. Bahwa mungkin ada sesuatu yang bisa ia lakukan untuk kelas. Suatu hari nanti, itu akan menjadi aset yang besar.

"Hmm? Apa itu Ichinose dan yang lainnya? jadi kalian juga datang ke sini hari ini?"

Saat kami berkeliling mencari tempat, tiga murid laki-laki memanggil Ichinose. Salah satunya adalah seseorang yang aku ingat dan ketika ia menyadari kehadiranku, dia dengan ringan mengangguk. Itu adalah Kanzaki Kelas B.

"Yahho --- Shibata-kun dan yang lainnya"

Anak laki-laki bernama Shibata mengangkat tangannya kepada jawaban. Ia juga menjawab kami dari Kelas D sambil tersenyum.

"Terlihat menyenangkan dengan adanya campuran banyak orang. Ayo kita bergabung dengan mereka juga"

"Aku tidak keberatan dengan itu tapi ..... apa itu boleh?"

Kushida mengangguk, bahwa tidak ada masalah seolah-olah itu adalah hal yang biasa. Dengan melakukan ini, Ike dan yang lain yang memiliki hak untuk melarang, secara otomatis dimusnahkan. Pada akhirnya tiga orang dari Kelas B ikut bergabung dengan kami dan jumlah total orang meningkat sebesar 13 orang.

"Maaf mengganggu kalian"

Kanzaki yang tahu bahwa aku bukanlah tipe orang yang akan menentang arus umum, mendekatiku dan mengatakan hal itu. Melihat ini, Sakura mengambil langkah mundur. Ini adalah cara yang brilian, menghapus kehadirannya sehingga Kanzaki tidak akan memperhatikannya.

"Tidak masalah, bukan? Lagipula, ini adalah hari terakhir liburan musim panas"

"Ada beberapa kesempatan di sekolah ini untuk berteman dengan murid dari kelas yang lainnya, kau tau. Shibata dan yang lainnya juga terlihat senang"

"Kau tidak seperti mereka"

Kanzaki tenang seperti biasa, atau sepertinya akulah yang merasa seolah-olah ia membuat kontak denganku dari kejauhan.

"Aku hanya mirip denganmu, Ayanokouji. Aku tidak pandai berurusan dengan keaktifan"

Aku berbicara santai dengan Kanzaki sambil berjalan, dari arah depan kami, aku bisa mendengar gelombang sorak-sorai muncul.

"Mereka sangat ribut di sana"

Sudou mengatakan itu. Aku mengangkat kepalaku untuk melihat. Di tengah keributan, percikan air muncul. Pada saat yang sama, orang-orang dan bola, keduanya berkibar ke arah langit. Sebuah lonjakan kekuatan didorong untuk menservis ke daerah lawan di bawah air. Sepertinya mereka sedang bermain voli di kolam renang.

"Woah! Itu luar biasa! Orang itu, bukankah dia berada di level yang berbeda?"

Yamauchi, mengamati itu dengan matanya, berteriak. Di dalam fasilitas yang besar ini ada 3 kolam yang disiapkan dan sepertinya tempat-tempat itu akan digunakan untuk memainkan game yang berbeda.

Salah satunya adalah kolam renang standar. Kau bisa pergi berenang di sana setiap kali kau merasa ingin. Salah satunya adalah sesuatu seperti kolam mengalir. 

Dan terakhir adalah kolam yang diarahkan ke hiburan dan digunakan sebagai kolam renang olahraga. Dan sekarang, kolam olahraga sedang melakukan ronde voli sengit dan dikelilingi oleh sejumlah besar gadis-gadis. Mereka adalah murid yang belum pernah aku lihat sebelumnya. Sejumlah besar dari mereka terlihat seperti orang dewasa sehingga sebagian dari mereka mungkin adalah tahun ke-2 atau murid tahun ke-3. Sebuah tim campuran pria-wanita dan drama tingkat tinggi mereka sedang berlangsung.

Tetapi bahkan di antara mereka, ada satu murid laki-laki, khususnya, menonjol sangat mencolok.

"Dia luar biasa ........"

Orang yang Sudou puji memang merupakan murid laki-laki dengan aura mencolok. Tubuh kurusnya sekilas terlihat lemah, tapi di tubuhnya itu, orang lain bisa melihat enam otot perut. Namun, apa yang paling menonjol darinya adalah rambut pirang yang berkibar lembut setiap kali ia bergerak begitu hebatnya bersama tampilan yang sudah sangat dipersiapkan di wajahnya. Dia juga sangat tampan, hampir menjadi sebuah kesalahan karena sudah melihat sosok seolah berasal dari suatu ilusi film di dalam layar.

Dan sepertinya sebagian besar mata murid perempuan juga sudah dicuri sepenuhnya oleh pria tampan ini.

"Khhhhh, tipe laki-laki itulah yang paling aku benci. Bukan berarti dia berbakat atau melakukan banyak usaha. Dia hanya menang karena ketampanannya"

Bukannya aku tidak bisa memahami Ike dan orang lain dengan perasaan berbisa mereka, tetapi harapan mereka segera dikhianati.

Seorang laki-laki tampan yang dikerubuni perhatian, kilatan tajam di matanya jelas membuatnya menonjol di atas segalanya.

Bola dilemparkan dengan ramahnya ke tim pria tampan dan merespon itu, ia melompat tinggi-tinggi. Pada saat itu, sebagian besar para gadis mengangkat suara mereka, aku menghentikan napas dan mengawasinya.

Dia memiliki sudut tajam. berkecepatan tinggi dan seperti peluru, tidak, bola menyerang posisi musuh.

Di sisi lain, murid yang menerima bola itu juga memiliki kemampuan fisik yang luar biasa karena mereka menunjukkan respon lincah saat melompat untuk menservis bola.

 Wow! Jeritan seperti itu bangkit dari sekeliling. Pada saat yang sama, tim laki-laki tampan menerima score baru. Tidak peduli bagaimana melihatnya, kelebihan kemampuan fisik laki-laki tampan ini sudah jelas. Melihat cara bagian bawah tubuhnya dikembangkan, mungkin dia terlibat dalam olahraga yang berfokus pada penggunaan kaki. Ikut kegiatan klub mungkin? Bisbol dan sepak bola juga bisa saja.

"D-dia tampan, cerdas dan juga bisa menangani bidang olahraga sendirian.... siapa dia sebenarnya!?"

"Semua ini menjadi semakin heboh, bukan? Dia sendirian menguasai tempat itu”

"Sepertinya begitu. Meskipun aku tidak tahu siapa dan dari mana dia"

Karena aku dan Horikita lemah dalam hal mengetahui tentang kelas dan murid lainnya. Dalam kasus seperti ini, yang terbaik adalah bertanya kepada Kushida yang jaringannya meluas lebih lebar daripada orang lain. Dan jawaban untuk pertanyaan kami datang dengan cepat.

"Orang itu adalah tahun ke-2. Dari Kelas A, Nagumo-senpai. Dia sangat populer di kalangan gadis-gadis"

"Nagumo ......."

Baru-baru ini, aku cukup akrab dengan nama itu. Ichinose kemudian menjelaskan lebih lanjut tentang Nagumo.

"Sekarang ini dia adalah wakil presiden dan orang yang akan menjadi presiden dewan murid tahun depan. Dia sangat pintar" kata Ichinose.

Setelah berdiri di samping kami dan mendengarkan percakapan kami, Ichinose bereaksi terhadap nama Nagumo dan menjawab kami seperti itu. Selanjutnya, menuju kata kunci "Dewan Murid" yang Ichinose diucapkan, Horikita yang juga berdiri di sampingku menunjukkan sedikit reaksi. Dan setiap kali murid bernama Nagumo bergerak dan menunjukkan aktivitasnya, jeritan melengking bernada tinggi mulai meningkat. Di kolam renang, pada saat yang sama, ada juga pertandingan lainnya yang sedang terjadi, tetapi sebagian besar para gadis tidak melihat apa pun lagi kecuali Nagumo.

"Untuk semua popularitasnya, aku sama sekali tidak kenal. Kau juga kan, Ayanokouji-kun? Tentu saja kemampuan fisiknya terlihat ajaib, tetapi dibandingkan dengan popularitasnya, aku tidak berpikir itu semua sangat menakjubkan. Dengan kata lain, presiden dewan murid lebih unggul dari dia, kan?" kata Horikita.

Kata-kata itu sedikit tidak sopan untuknya. Menyembunyikan fakta bahwa presiden dewan murid yang sebenarnya adalah kakak laki-lakinya, Horikita memujinya seperti itu. Tapi dalam aspek ini, sepertinya Ichinose sama sekali tidak keberatan karena dia jujur ​​mengakui hal itu.

"Ya. Presiden dewan murid itu memang menakjubkan, jadi seperti itulah. Di dalam sejarah sekolah ini, presiden dewan murid saat ini hampir bisa dikatakan yang paling berbakat yang pernah ada. Omong-omong, dia punya nama belakang yang sama sepertimu, Horikita- san, benarkan?"

"Sepertinya begitu"

Kelihatannya dia tidak berniat menjawabnya di sini, tapi Horikita hanya mengangkat bahu.

"Tapi, ada rumor yang mengatakan bahwa dia tidak kalah dengan presiden dewan mahasiswa dalam bidang kemampuan juga. Mereka bilang, di pemilu yang diselenggarakan tahun lalu, Presiden Horikita dan Wakil Presiden Nagumo bersaing untuk mendapatkan kursi presiden dewan murid. Pada saat itu, Wakil Presiden Nagumo hanyalah seorang murid tahun pertama" kata Ichinose.

"Kau sangat familiar dengan urusan OSIS, kan?" Horikita bertanya.

"Itu karena aku bergabung dengan dewan murid, jadi sesuatu seperti itu, pada akhirnya aku pasti akan mengingat mereka" Ichinose balasan.

"..... kau bergabung?"

Setelah mendengar itu, Horikita terlihat tidak mampu menyembunyikan keterkejutannya. Tapi tetap saja, berpikir jika Ichinose bergabung dengan dewan murid...

Pembicaraan di hari aku bertemu dengannya, untuk pertama kalinya, dia berbicara dengan guru wali kelas dari kelas B, Hoshinomiya-sensei, mengenai 'Urusan OSIS'. Sayangnya aku tidak tertarik bekerja di bawah "sang" presiden dewan murid, tetapi berpikir bagaimana sistem sekolah ini sudah diatur, pentingnya keharusan untuk bergabung dengan dewan murid itu sangat besar.

"Ngomong-ngomong, apa syaratnya untuk bergabung ke dewan murid? Bukankah siapa pun tidak bisa bergabung?"

"Hmm, sekolah ini sedikit istimewa. Jika kau bukan anggota, antara April dan akhir Juni, jika kau lulus wawancara dewan murid di Oktober, maka kau bisa bergabung, sesuatu seperti itu. Saat pertama kali, aku ditolak, tapi karena kau bisa mencoba sebanyak yang kau inginkan, aku terus melakukannya. Presiden dewan murid tidak pernah benar-benar setuju, tapi Wakil Presiden Nagumo membuat keputusan akhir tentang hal itu. Kemudian, aku mendengar ini dari Wakil Presiden Nagumo, sepertinya Presiden Horikita kecewa dengan murid tahun pertama. rata-rata setiap tahunnya sekitar 2-3 murid tahun pertama diterima, tapi tahun ini, satu-satunya yang diterima sejauh ini adalah aku. Itu sebabnya aku tidak ingin terburu-buru dan merasa menang dengan ini. mungkin di bulan Oktober, Presiden Horikita mungkin akan tersingkirkan"

Sama seperti bagaimana Horikita melakukan upaya agar bisa lebih dekat dengan kakaknya, Ichinose mungkin juga sedang melakukan yang terbaik.

"Tapi aku pikir tujuanku pastinya adalah Nagumo-senpai. Senpai memiliki start yang mirip denganku dan kami juga rukun. Di sekolah ini, sepanjang sejarah, semua presiden dewan murid berasal dari kelas A, tapi Nagumo-senpai, sama sepertiku, dimulai dari Kelas B. Dan sebelum kami menyadari itu, dia pasti  sudah berencana untuk menjadi presiden dewan mahasiswa yang berikutnya. Itu sebabnya, setelah Nagumo-senpai, aku akan menjadi presiden dewan murid--- bercanda"

Sepertinya di dalam diri Ichinose, dibandingkan dengan Horikita yang lebih tua, penilaiannya kepada Nagumo lebih tinggi. Dia mengucapkan kata-kata yang dia sendiri ingin menjadi presiden dewan murid satu hari dan menyatakan tekadnya.

Sepertinya, beberapa dari itu, tidak, mungkin dari lubuk hatinya, ia tidak sama dengan Horikita saat dia tersentak oleh kata-kata ini.

"Sejak saat dia terlambat memulai, kau seharusnya sudah bisa membayangkan bagaimana potensinya."

"Oi, oi ........"

Kau bebas berpikir apa pun yang kau inginkan, tapi bukankah itu juga akan merugikan dirimu sendiri? Kenyataan bahwa kau dimulai dari kelas D, kau juga akan dikritik.... atau jangan-jangan dia...

"jangan-jangan kau, masih berpikir bahwa kau ditempatkan di Kelas D karena kesalahan .......?"

"Bukankah itu sudah jelas?"

Dia menjawabku seperti itu. Tidak ada keraguan, berani dan bahkan secara alami.

"Yah, aku mengerti kenapa Horikita-san akan merasa bahwa ini aneh. Bukan berarti kelas memutuskan berdasarkan kemampuan itu sendiri. Kemampuan intelektualmu, tentu saja sebagai manusia, kedewasaan dan kerjasama. Bukankah setelah melihat semua kemampuan seperti itulah kita akan ditempatkan?

"Dengan kata lain.... ada yang bermasalah dengan kemampuan koordinasiku?" tanya Horikita.

"Ahh, tidak, maaf jika begitulah yang terjadi kepadamu, aku minta maaf, tapi kau tahu? pikirkanlah sebentar. Pada dasarnya Horikita-san adalah tipe yang percaya kepada dirinya sendiri. Jika kau menyangkalnya, itu juga berarti bahwa kau egois. Ketika kita menuju ke masyarakat, seseorang yang egois dan orang-orang yang mematuhi sebuah perintah, bukankah hal itu merupakan masalah untuk melihat mana yang lebih berbakat? " 

Jika kau adalah orang yang egois dan bahkan berbakat, kau masih menjadi yang dibutuhkan di dunia, tapi itu tidak selalu mutlak. Namun, di sisi lain, mereka yang mematuhi perintah akan menjadi sangat penting, hampir di mana saja, para pematuh juga akan menjadi orang yang dibutuhkan.

"Aku tidak yakin ......"

Sikapnya itu sendiri tidak berubah, tetapi meskipun begitu, kondisi mental Horikita perlahan-lahan mulai berubah. Sejak Ichinose berbicara dengan seorang teman, aku sedikit menutup jarakku ke Horikita.

"Omong-omong, kau tidak memberitau pencalonanmu untuk bergabung ke dewan murid, kan? Apa kau tidak merasa bahwa kau memilih sekolah ini karena kau ingin berada di sisi kakakmu?" Tanyaku padanya.

".....ini dan itu adalah hal yang berbeda. Bahkan setidaknya kau bisa membayangkannya, bukankah begitu? Meskipun aku ingin bergabung dengan dewan murid dan mengambil sebuah wawancara untuk itu, aku sama sekali tidak akan diakui."

Tentu saja tidak sulit membayangkannya. Bahkan Ichinose dari Kelas B awalnya tidak diterima, jika itu adalah Horikita dari Kelas D... mungkin Horikita yang lebih tua tidak akan mengizinkan adiknya, yang ingin dia keluarkan dari sekolah bergabung ke dewan murid. Jadi, itu berarti bahwa dialah yang paling sadar akan hal seperti itu. 

Aku melihat pertandingan untuk sementara waktu, tapi akhirnya tim Nagumo mengalahkan tim lain dan menang.

Gadis-gadis yang meneriakkan nama Nagumo pada akhirnya mulai berkumpul di sekelilingnya saat dia naik dari kolam renang.

"Hei, orang itu menindik telinganya! Apa itu sama sekali tidak masalah!?"

Ike yang tidak bisa lagi menemukan apa pun kecuali mencela, meneriakinya.

"Saat ini kita sedang di tengah liburan musim panas, jadi apa itu masalah?".

Tetapi kata-kata itu terasa sia-sia karena Ichinose berbicara ketus kepadanya seperti itu.

"T-Tidak, tapi maksudku. Dia punya sebuah lubang di telinganya!? Itu masalah besar!"

"Aku pikir itu mungkin adalah tindikan tanpa lubang, benarkan? Kau bisa memakai anting di telingamu tanpa membuat lubang. Di sekolah, biasanya dia selalu berpenampilan rapi"

"Ugugu!"

Tidak peduli seberapa jauh interjeksi muncul, kelihatannya dia adalah seorang murid yang sangat sempurna.

"Hei, kenapa kita tidak ikut bermain voli di kolam renang juga? Kita punya Shibata-kun dan yang lainnya, jadi sekitar 6 orang dan kalian punya sekitar 7 orang, jadi  tidak masalah bahkan jika kita gantian bermain."

Karena kami sudah datang jauh-jauh ke kolam renang, Ichinose membuat usulan seperti itu. Yang pertama setuju dengan dia adalah Ike.

"Aku akan melakukannya, aku akan melakukannya! Seperti Nagumo-senpai, aku juga akan mengumpulkan tatapan penuh gairah dari para gadis!" kata Ike.

Aku pikir itu mungkin sangat mustahil, tapi kelihatannya banyak murid mendukung hal itu. Karena mereka sudah datang jauh-jauh ke kolam renang, mereka mungkin ingin bermain untuk mengisi hati mereka.

"U-Umm. Aku payah dengan kegiatan fisik jadi ... Aku hanya menonton saja."

Dia menarik kembali dirinya, atau lebih tepatnya, terlihat seperti dia sangat tidak mau melakukan itu. Sakura mengatakan berbicara. Karena sudah jelas dari sikap yang tidak ingin bermain voli, tidak ada yang keberatan.

Adapun skor, pada dasarnya adalah permainan 6V6 Tapi sepertinya seseorang sudah mengeluarkan keluhan soal pertandingan voli itu sendiri.

"Aku tidak merasa itu ide yang bagus"

Meskipun dia berhutang kepadaku, sepertinya dia sedang tidak suka bermain-main.

"Horikita-san, apa kau akan melarikan diri?"

Tertawa, Ichinose mengatakan itu seolah ingin memancingnya.

"Tidak ada yang namanya melarikan diri atau apapun untuk permainan yang sederhana”

"Memang  benar itu hanyalah permainan, tapi ini juga seperti versi miniaturnya kelas kita, kan? Mana yang lebih ambisius, mana yang memiliki kerjasama tim yang hebat. Dengan kata lain, ini adalah kompetisi tiruan antar kelas, Atau apa kau mau bilang jika kau tidak mau melawan kami? " Ichinose bertanya.

Sebuah usulan, hampir mirip dengan ujian yang mencakup sebuah analisis dari potensi tempur kami. Jika kau memikirkannya seperti itu, tidak akan ada alasan untuk menolaknya.

"..... baik, ayo kita lakukan"

Kelas B, yang akan menjadi musuh kami untuk waktu yang tidak terlalu lama. Sekarang, ini hanyalah sebuah permainan, tetapi mereka mungkin juga ingin mengkonfirmasi kemampuan lawan-lawan mereka. Horikita menerima tantangan dari Ichinose.

"Dan sekarang,  supaya pertandingan bisa  lebih menghibur, pemenang akan menikmati biaya penuh makan siang gratis. Apa ada yang keberatan dengan bonus tambahan seperti ini?"

"Aku akan menerima kondisi itu juga"

Setelah mengajukan permohonan kami untuk mendapatkan ruang diskusi, selama waktu kosong, masing-masing merangkai strategi mereka sendiri. Aturan pertandingan adalah 15 poin per set dengan 3 set untuk pertandingan.

Tim yang mendapatkan 2 set pertama akan dinyatakan sebagai pemenang. Sedangkan untuk hak servis, itu akan dilakukan melalui pergantian dan yang mendapatkan satu poin yang memiliki hak untuk servis kembali.

"Ini adalah permainan. Tapi pertandingan adalah pertandingan. Karena kita melakukannya, kita menangkan itu".

"Horikita-san, kau luar biasa bersemangat"

"Jika aku mendengar makan siang gratis, aku mungkin berpikir seperti itu. Tapi bukan itu masalahnya. Untuk mentraktir orang yang di sana, kemungkinan akan menghabiskan hingga 10.000 poin. Dengan kata lain, ini memang masih merupakan poin pribadi, tetapi juga bisa berarti, jika kita menang, celah kita dengan Kelas B akan memendek sebanyak itu. Sebaliknya, jika kita kalah, perbedaan kita akan melebar sebanyak itu. ini seperti ujian khusus." kata Horikita.

Bahkan jika total kekalahan itu harus dibagi rata dengan semua orang, itu akan menjadi sekitar 2000 poin masing-masing. Bukan sesuatu yang murah.

"Baiklah. Ayo kita menangkan ini, Ken, Haruki!"

Motivasi berbeda dari orang ke orang, tetapi Horikita keihatannya sudah menggeser pola pikir mereka ke arah yang baik.

"Serahkan ini kepadaku, Suzune. Jika aku di sini, itu sama dengan kekuatan 100 laki-laki. Mereka adalah tipe orang yang bodoh. Aku akan menghambur mereka semua." kata Sudou.

"Tidak.... orang bodoh adalah kata yang digunakan untuk mewakili seseorang seperti Sudou, kau tahu?"

Kepada Sudou yang telihat salah paham, aku menyela.

"Apa maksudmu? Orang bodoh berarti seseorang dengan medali emas di otak mereka, dengan kata lain, seseorang yang belajar terlalu rajin, benarkan?" Sudou bertanya.

Sepertinya Sudou sudah salah pahaman seperti orang yang bodoh.

"Itu mungkin saja..... tolong, lupakan apa yang aku katakan"

Menyela itu sendiri hanyalah masalah yang merepotkan karena Sudou sedang melihat para anggota Kelas B dan tertawa terbahak-bahak. Memberikan keyakinan jika tidak ada cara yang akan membuat Sudou kalah.

"Biarkan aku menguji apakah kau bisa digunakan, Sudou-kun"

Meskipun ketika tiba saatnya belajar, ia hanya bisa bergantung Horikita. Dalam situasi seperti ini, ia terlihat seperti sekutu yang meyakinkan untuk memiliki. Aku bisa memahami perasaan Horikita yang berharap banyak dari dia. Di Kelas D, seseorang dengan kemampuan fisik terbaik adalah Sudou. Sebagai pengecualian, ada juga Kouenji, tapi lebih baik tidak menghitungnya demi yang lebih baik atau demi yang lebih buruk.

"Sudou, apa kau punya pengalaman bermain voli di kolam renang?"

"Tidak, aku memainkan  voli beberapa kali di kelas"

"Kau cukup percaya diri untuk seseorang yang seperti itu ......"

"Basket terhubung ke semua olahraga... Para senior yang aku hormatilah yang mengatakannya"

Percaya pada kekuatan sendiri tanpa ragu. Untuk Horikita juga, ini adalah kesempatan yang baik untuk menentukan apakah Sudou sama seperti yang dikatakan atau tidak.


***

"Baiklah, serahkan kepadaku!"

Melihat bola pelan-pelan turun, Sudou melompat ke ketinggian dan dengan kekuatan lompatan yang mengagumkan. Menggunakan tubuhnya sendiri, ia memukul bola. Bola setajam peluru, kemudian menyerang posisi musuh.

Ichinose dengan semangat menangkapnya, tapi tidak seperti di darat, gerakannya di dalam air lambat dan dia tidak akan bisa tepat waktu. Tidak ada sorakan yang hadir untuk Sudou, tapi itu merupakan kekuatan yang sama, namun tidak lebih tinggi dari Nagumo yang pernah aku lihat beberapa waktu yang lalu.

"Yeah!"

Dengan mudah mencetak angka seperti itu, Sudou membuat pose bangga. Jadi inilah rasanya menjadi salah satu faktor. sekutunya, Horikita, juga menatap gerakan Sudou dengan kekaguman.

"bola yang luar biasa. Kau benar-benar mengalahkan kami”

Mengambil bola yang mengambang di atas air, Ichinose menyerahkannya kembali ke Sudou. Dia mengungkapkan kekagumannya terhadap dia.

"Heh. Yah, aku pikir seorang perempuan tidak bisa membalas seranganku. Aku harus menahan diri" kata Sudou.

"Mumu. Diskriminasi terhadap perempuan? Aku ingin kau tahu, bahkan para perempuan tidak akan kelah dari anak laki-laki"

Untuk pernyataan agresif, Ichinose menjawab seperti itu sambil tertawa tanpa kemarahan saat ia kembali ke posisi asalnya. Ini adalah pertandingan yang dimulai dengan servis Kelas B, tapi Sudou sudah memamerkan prestasinya yang pesat dan kami sudah memperoleh 7-3  dan memimpin.

"Sudou-kun memiliki jangkauan perlindungan yang besar dan kekuatan serangan yang tinggi, kita harus menghindari daerahnya sebesar mungkin...."

Menjadi lebih berhati-hati kepada Sudou yang menarik timnya ke tempat yang unggul, Kanzaki kembali menembak servis ke Yamauchi.

"Baiklah, Ichinose. Kalau begitu, berikan aku bolanya. Aku sudah menemukan target kita!"

"Roger!"

Kepada bola yang jatuh di wilayah timnya sendiri, Ichinose dengan ringan mengangkat bola kembali ke arah posisi yang lebih menguntungkan.

Orang yang melompat dan menanggapi jatuhnya bola adalah Shibata. serangan Shibata. Tujuan target dari serangan nya... begitu menyedihkan, tepat di depanku. Jika ini bukan suatu kebetulan, maka ini artinya mereka sudah menentukan bahwa lubang terbesarnya di sini adalah aku.

"Raih, Ayanokouji!"

Kata-kata yang tegas seperti itu datang dari Sudou, aku mengambil langkah maju di dalam air. Kecepatan bola itu sendiri tidak cepat. Seharusnya tidak sulit hanya untuk menyentuhnya. Aku mengulurkan tanganku. Beh! Sebuah suara membosankan seperti itu terdengar.

"Geh ........"

Aku menangkis bola, tapi ajaibnya terlempar jauh ke luar.

"Yay!"

Di sisi lain, setelah melihat situasi ini, Ichinose dan Shibata saling bertukar tos seperti itu.

Tentu saja Sudou menatapku tajam dengan bara yang kuat.

"Apa-apaan itu? Itu permainan yang jelek!" Kata Sudou.

"Maaf ..... ini contoh bagus, antara sebuah poin yang diambil dengan cara yang luar biasa dan poin yang diambil dengan cara yang sederhana. Pada akhirnya, hasilnya sama saja.”

"Jangan bercanda. Kau, tidak masalah bahkan jika anglemu berantakan, tapi setidaknya bola itu naik ke atas"

Sudou mengatakan itu kepadaku, tapi bahkan jika aku diberitahu bahwa ini tidak bagus, Ini merupakan pertama kalinya di dalam hidupku aku bermain voli. Situasi ini tidak nyaman untukku.

"Hei, hei, tenanglah Sudou, aku akan memukulnya kembali dengan servis eleganku"

Setelah mengambil bola yang jatuh di dekatnya, Ike mulai servisnya sendiri.

"Sha ---!"

Dan dengan suara 'boyon', bola aneh terbang menuju wilayah di sisi lain. Bola terbang ke arah para gadis dan terpukul kembali ke atas, kemudian Ichinose melompat.

"Orang-orang ini tidak berguna!"

Menghalangi bola yang Ichinose pukul dengan tangan, Sudou mengirimkannya kembali ke sisi Kelas B.

Kali ini,  Kanzaki yang melemparkan bola kembali dan sekali-kali para perempuan di sana melirik ke arah kami. Menuju bola yang dipercepat ke arahku, Sudou mengunakan ketinggian untuk memblokir serangan.

Sudou yang cemerlang menutupiku, menyerang dariku dan diblokirnya.

"Terimalah ini...!"

Melihat Sudou yang tidak bisa lagi bergerak, Ichinose melompat tinggi sambil berteriak seperti itu. Pada saat itu, payudaranya bergoyang. Ike, Yamauchi dan aku sendiri, tatapan kami semua dicuri oleh pemandangan itu.

"Pemain belakang!"

Dari posisi Sudou, ia berteriak kepada kami, dan ketika dia melakukannya, Horikita yang berada di sekitarnya, memukul bola dari Ichinose kembali dan terbang ke arah yang lebih menguntungkan.

Permainan baru saja dimulai, tapi ini sudah menjadi tempat di mana Sudou membuat keputusan.

Untuk Sudou, yang memiliki kekuatan luar biasa, ada cukup banyak gadis yang tidak mampu menerima serangannya. Kanzaki dan Shibata terus menahannya, tapi yang pertama dan yang kedua, Sudou memiliki teknik unggul dan kekuatan. Itulah kenapa mereka berdua dipaksa membuat pertahanan.

Satu-satunya strategi Kelas B yang bisa ambil sekarang adalah untuk tidak membiarkan Sudou memiliki kebebasannya. Atau tidak memberikan Sudou bola. Di sisi lain, Kelas D, baik Horikita dan Kushida mempunyai kekuatan pertahanan dan kemampuan fisik yang bagus di atas rata-rata. Pemain yang imbang.

Di sisi lain, termasuk aku, Ike dan Yamauchi sudah menjadi pemain terlemah.

"Gyaa ---! Maaf!"

Alih-alih membuat gertakan dan menservis pendaratan bola di dekatnya, Yamauchi akhirnya membiarkan Kelas B mendapatkan poin. Setiap kali dia menyerang, frustrasi Sudou tumbuh dan ia mengklik lidahnya.

Mau bagaimana lagi karena sebagian besar dari mereka mengincar kami.

"Tenanglah, Sudou-kun. Kau sudah melakukan yang terbaik. Sebaiknya jangan bergerak sembarangan"

"Tapi ... jika kita kalah karena orang-orang tidak berguna ini, itu semua akan sia-sia" jawab Sudou.

Meskipun menyuarakan ketidakpuasan, Sudou kembali ke posisinya. Mungkin Ike merasa jengkel dengan sikap itu. Ketika Sudou tidak bisa melihat dia lagi, ia membalik jari tengahnya kepada Sudou.

Melihat itu, Yamauchi juga membalikan jari tengahnya.

"Oi, Haruki. hukuman mati untukmu nanti”

"Gyaa ---!"

Namun sayangnya, akhirnya Sudou melihat kembali ke arah Yamauchi.

Selain itu, karena dari rute musuh, setelah pertandingan dilanjutkan, bola yang datang dari lawan sekali lagi terbang menuju Yamauchi.

"T-tidak mungkin !?"

Di dalam air, dia tidak berguna dan di bawah tekanan Sudou, Yamauchi tidak bisa mengejarnya.

"GaboGabo!"

"Sialan, Sangat menyedihkan ketika para perempuan berada di sisi yang lebih berguna, bukankah kalian berpikir begitu?"

Sudou yang memiliki kehadiran kuat di bidang atletik, mengeluarkan sebuah pukulan, membuat hati kami berlubang seperti itu. Tidak ada seorang pun yang ingin terlihat lemah di depan para perempuan. Tapi itu tidak berarti apa pun. Sama seperti bagaimana seseorang tidak bisa meningkatkan kecerdasan mereka dalam semalam, sekarang, di tempat ini, aku tidak bisa meningkatkan kemampuan fisikku.

Bola sekali lagi turun ke tempatku. Dari perasaan kegagalan pertamaku dan menaksir lingkungan untuk titik terjatuhnya, aku  bisa memperkirakan itu. selama aku memperhatikan posisi lenganku dan rotasi bola, memukulnya kembali secara teoritis, bukan hal yang sulit untuk dilakukan.

Aku merasakan bola turun perlahan dari tempat itu.

Kemudian aku benar-benar memukulnya...

Tapi aku tidak mengabaikan tatapan Ichinose yang mengintip dari sisi musuh. Dengan cepat aku menyadari itu. Aku sengaja memilih untuk menerima bola dengan cara yang ceroboh.

Aku membiarkan kakiku terpeleset dan akhirnya jatuh di kolam renang.

"Kau menyedihkan, Ayanokouji"

Aku kembali bangkit dari dalam air, Ike yang menjaga kembali menertertawakanku.

"Bahkan jika itu mengerikan atau apa pun, selama kau memukulnya kembali, tidak masalah. Kau melakukannya dengan baik!"

Setelah aku berhasil melempar bola kembali ke atas, berdiri di dekatku, Sudou memamerkan beberapa lompatan. Aku tidak bisa melihat itu dengan baik. Sebuah serangan sengit. 

Sepanjang pertandingan, hampir dia sendirilah yang bergerak hingga setengah jalan di sekitar kolam renang. Meskipun ia sudah menggunakan stamina yang cukup, sekali lagi ia mengulangi serangan spesial dengan kekuatan. Aku bahkan tidak bisa melihatnya. Dia sangat luar biasa bahkan untuk Kelas B yang unggul dalam kemampuan kerja sama tim pada tingkat yang sama atau bahkan lebih unggul.

Melihat Sudou, aku memutuskan untuk menghibur diri sendiri karena voli untuk sementara waktu.

"Nyabu ---. Kami kalah. Kalah telak"

Saat aku keluar dari kolam renang, Ichinose mendekatiku dengan frustrasi dan mengatakan hal itu. Tentu saja ini hanyalah sebuah permainan, tapi ada juga perasaan yang tidak salah lagi yaitu perasaan tidak ingin kalah dari pihak lawan telah keluar. Ini adalah kemenangan Kelas D yang berturut-turut, menang 2 set.

“Meskipun hampir sepenuhnya kami bergantung kepada Sudou-kun."

Di dekat Horikita yang dengan jujur ​​memuji dia, Sudou terlihat puas. Dia mungkin senang dipuji oleh gadis yang dia sukai. Ini bahkan lebih berarti karena kata-kata datang dari Horikita yang biasanya tidak memuji orang lain.

"Itu semua karena kau dari klub basket. Ada beberapa anak laki-laki di kelas kami yang juga masuk di dalam klub itu. Aku sudah mendengar tentangmu Sudou-kun. Bahwa kau adalah yang terbaik dari semua murid tahun pertama" kata Ichinose.

“Tentu saja".

Sepertinya dia dikenal oleh kelas lain dan itulah yang lebih penting dari apa pun. Di pertandingan voli ini, menyingkirkan perasaan, aku ingin tahu apakah itu berakhir dengan tujuan untuk satu hal yang signifikan? Ini berarti kemampuan fisik Sudou yang sudah tinggi sejak awal, tidak kalah dengan orang-orang dari kelas elit. Ini merupakan panen besar. Jika kemampuan fisik menjadi bagian dari ujian, Sudou akan menjadi senjata yang berharga.

Di sisi lain, melihat dari sudut pandang Ichinose, mereka harus menandainya sebagai keberadaan yang menakutkan.

"Jika saja kalian tidak mendesakku, aku tidak akan bisa mendapatkan kemenangan yang lebih besar" kata Sudou.

"Sialan, Sudou menjadi semakin sombong hanya karena ia bisa melakukan kegiatan olahraga."

Yamauchi yang sudah tepar di sisi kolam renang, memandang Sudou dengan ekspresi frustrasi. Hal ini karena setelah pertandingan, ia menerima serangan Sudou dan tersingkirkan.

Pada akhirnya, mengisi posisi kami bertiga yang tergantung kepadanya, pasti menjadi sangat sulit untuknya.

"yah, selama kita menang, tidak buruk juga. Itu berarti kita bisa makan apapun yang kita inginkan untuk makan siang"

Aku memimbing kemarahan Sudou ke makanan. Biarkan dia makan lebih banyak dari yang lain. Lagipula, Ichinose dan yang lain akan mentraktir kami.

"Itu bagus. Bagi kami yang bangkrut, itu adalah sesuatu yang akan membuat sebuah kebahagiaan"

Itu adalah sikap yang kurang ajar untuk diambil Sudou, tapi jelas dia membuat jasa besar di dalam pertandingan ini.

"Jadi, tidak ada yang perlu dilakukan selain menempati janji. Bisakah kita makan siang sekarang?"

Waktu yang tepat. Kelaparan melanda perut kami di waktu yang sama. Ichinose dan yang lainnya, Sudou dan yang lainnya menuju toko. Horikita dan aku sedikit mengambil waktu kami sambil mengikuti mereka.

"Hei Ayanokouji-kun. Kau tidak terlalu payah di olahraga, kan? Bahkan jika kau hanyalah seorang pemula dalam bola voli, beberapa gerakan itu tidak wajar" katanya.

Beberapa waktu yang lalu, Horikita melihatku pergi berkeliling dengan kakaknya (meskipun tidak banyak) dan sudah mengingat pertukaran itu.

"Jejak aneh Ichinose kepadaku cukup kuat. Hanya sebuah pendapat."

"Jadi kau tidak akan mengulurkan tanganmu. Sekarang, kelas-kelas lain pasti akan menyandungkan diri mereka sendiri untuk mencoba menganalisis kekuatan Kelas D"

Dia mengangguk seolah-olah yakin. Tidak lama kemudian, kami tiba di toko, Ichinose berbalik dan melihat ke belakang.

"Seperti yang dijanjikan, apa pun yang kalian suka, tidak peduli jumlah yang kalian inginkan, kalian bebas makan apa saja" katanya.

"Baiklah! Kalau begitu kami tidak akan menahan diri!"

Trio Idiot, lebih dari yang lain, demi nafsu makan mereka, berlari secepat mungkin. Ichinose melihat pandangan itu sambil tersenyum.

"Apa jangan-jangan kaulah yang akan menanggung semua biayanya?"

"Ya. Aku adalah orang yang mengatakan itu sejak awal”

Itu mungkin benar, tapi ini adalah jumlah beban yang tidak bisa ditanggung oleh satu orang bodoh.

"Biasanya aku menghemat poin, jadi semuanya akan baik-baik saja.”

mendengarkan anehnya pernyataan tenang Ichinose ini sepertinya adalah Kushida.

"Tapi Ichinose-san, kau tidak menghabiskan banyak poin untuk pakaian renangmu? Aku tahu aku tidak bisa membandingkan diri kami dengan Kelas B, tapi itu hampir menyulitkan"

"Hmm. Aku tidak terpaku pada sesuatu seperti itu, atau kau bisa mengatakan bahwa itu karena aku tidak membeli barang yang tidak perlu. Selama aku melakukannya terus menerus, tidak ada masalah. Ahaha, meskipun itu mungkin merupakan sedikit pernyataan yang sulit untuk seorang gadis."

"Tidak ada yang seperti itu. Tidak membeli sesuatu yang tidak perlu adalah hal yang sangat indah, menurutku"

Mungkin saja itu adalah kesalahpahamanku tetapi dalam hal apapun, perempuan sangat peduli tentang menjadi modis. Kushida juga sama. Horikita masih acuh tidak acuh, tapi bahkan ia masih terlihat memperhatikan rambut dan pakaiannya.

"Pada akhirnya, itu semua karena aku tidak tau kapan waktu yang tempat untuk aku menggunakan poin."

Ichinose berkata seperti itu. Itu artinya, daripada menghabiskan poin untuk membeli sepotong pakaian, sekarang, apa yang ia katanya memegang lebih banyak makna.

"kalau begitu, tanpa syarat aku juga akan memilih pilihanku"

Horikita selalu memakan porsi kecil, tapi karena Kelas B mentraktir, dia menjadi agresif.

"Ahaha. Yah, tidak masalah. Tapi tidak baik jika menyisakan makanan, jadi tolong hentikan itu”

Aku tidak sama dengan Horikita, tapi aku sangat tertarik dengan junk food. Aku akan memilih pilihanku.

***

Setelah jam tutup, Ichinose menyarankan untuk kembali sebelum ramai dan semua orang setuju padanya. Sementara yang lain mempersiapkan diri, aku diam-diam menyelinap keluar ke kolam renang, menunggu tamuku.

"Ah, aku lelah ......"

Segera, Karuizawa muncul memukul punggungku.

"Kerja bagus, bagaimana kondisinya?"

"Seperti yang kau katakan. Aku merasa sangat jijik dengan hal itu."

"Jangan katakan itu. Kau bisa sebut itu sebagai pemuda berdarah panas yang terbang dari dahan."
T/N: Darah panas itu bisa juga disebut sebagai burung.

Karuizawa yang berdiri di sampingku, membuat suara seperti muntah kemudian melihat sekelilingnya.

"Jadi bagaimana? Sudah lama sejak terakhir kalinya pergi ke kolam renang?"

"Tidak ada, sungguh. Aku tidak terlalu merasakan apapun tapi ......"

Dia memeriksa sekeliling sekali lagi dengan khawatir.

"Meskipun itu bohong, aku masih pacarnya Hirata-kun. Jika aku terihat sendirian denganmu, rumor aneh mungkin mulai menyebar, kau tahu."

"Benarkah? Jika aku setampan Hirata, meskipun sangat menyedihkan untuk dikatakan, kehadiranku cukup suram. Kita mungkin terlihat seperti salah satu kelompok yang datang untuk bermain di kolam renang."

Ini bukan situasi di mana anak laki-laki dan perempuan yang sedang bersama akan menjadi sesuatu yang mencurigakan. Akan berbeda jika itu terjadi di malam hari, di bangku yang jarang dikunjungi. Selama itu penuh sesak, mudah untuk berbaur. 

Ngomong-ngomong, Hirata yang bertindak sebagai pacar adalah tempat yang tepat untuk mengunjungi kolam renang, tapi dia mungkin sedang sibuk dengan klub. Aku tidak tahu tentang praktik klub sepak bola, tapi dari apa yang aku dengar, dia adalah salah satu orang yang aktif.

"Kita diizinkan memakai rash guard hari ini. Kau sudah melihat beberapa di sana-sini, kan?"

"Yah, benar. Tapi apa kau tidak masalah dengan uang untuk ini? Apa itu tidak mahal?"

"Ini masih merupakan biaya yang diperlukan."

Karuizawa mengulurkan tangannya, jadi dengan santai aku mencengkeramnya. Aku merasakan tekstur yang keras dari sesuatu di telapak tanganku. Seluruh siksaan tidak bertahan lebih dari satu detik.

"Apa yang kau rencanakan?"

"Apa maksudmu?"

"Kenapa kau berbeda dari yang lain? Kau bisa menikmati kebahagiaan kecil masa mudamu jika kau melerakannya, kan?"

Aku mengerti. Jadi kami memindahkan topik ke arah apa yang sedang aku pegang di tanganku.

"Pertama, aku harus memastikan bahwa kelas tidak dirugikan saat ini. Bahkan jika itu hal yang kecil, ini bisa menyebabkan ketidakpercayaan satu sama lain. Itulah yang ingin aku hindari."

Karena itulah aku memanggilnya di sini. Membiarkannya menikmati kolam renang juga merupakan salah satu tujuanku.

"Apa kau mengajak orang lain hari ini?"

"Hanya aku saja sekarang, ada dua yang lainnya, tapi aku membiarkan mereka bersenang-senang."

"Keputusan yang bagus”

Aku mulai berjalan ke tepi kolam renang. Dia bergegas mengejarku.

"Apa kau menginginkan kelas A?"

"Kau tidak tertarik?"

"Hmm, aku tidak tahu. Poin selalu menjadi yang terbaik untuk dimiliki dan aku akan senang jika mendapatkan pekerjaan, tapi ..."

Dengan tangan di saku, dia menendang udara.

"Aku pikir, aku tidak terlalu tertarik memerangi orang-orang dari kelas C."


Jika ia menghadapi mereka lagi, memori kejadian lalu akan muncul kembali, sehingga membuatnya tidak bisa menunjukkan potensi yang sebenarnya, kecuali kutukan mengikat dirinya hilang.

"Aku ingin berbicara denganmu tentang sesuatu."

"Apa?"

"Aku tidak tahu ujian apa yang akan melibatkan berikutnya, tapi aku akan mempersiapkan persiapan untuk rencana tertentu."

"Persiapan?"

Sambil berjalan, membaur dengan lingkungan, aku menempatkan sesuatu yang luar biasa penting dalam kata-kata. Aku bahkan belum memberitahu Horikita tentang hal ini.

"Mengeluarkan seseorang."

"--Apa?"

Dia membeku untuk beberapa saat. Mungkin dia tidak cukup paham dengan apa yang aku katakan. Menyadari bahwa aku tidak berhenti berjalan, ia bergegas mengejarku.

"T-tunggu, apa yang kau maksudkan?!"

"Seperti yang aku katakan. Aku akan memaksa pengusiran dari tahun pertama. Paling ideal menargetkan tiga perempuan yang tahu tentang masa lalumu. Jika itu tidak berhasil, kalau begitu orang lain. Jika itu tidak mungkin, maka-"

"M-maka..."

"Maka beberapa orang tidak berguna dari kelas D"

 "Apa kau mengerti apa yang kau katakan? Sejak awal tidak mudah mengeluarkan seseorang"

"Apa benar begitu? Tidak juga. Aku memiliki cara yang tersedia sekarang"

Aku mengepalkan tinjuku, membuatnya mengalihkan perhatiannya untuk itu.

"Maksudmu, untuk apa ini...?"

"Tergantung pada situasinya. Aku bisa mendapatkan pengusiran hanya dengan sekali pukulan. Benarkan?"

"T-tapi, tunggu sebentar. Dari mana datangnya ini? Bukankah kau melakukan segala upaya untuk menyelamatkan dia sebelumnya?"

Aku memang menyelamatkan Sudou dari krisis pengusiran. Tapi itu hanyalah masa lalu ketika aku tidak perlu membidik kelas A. Aku bersiap-siap membuat jalanku, meskipun mungkin untuk sementara, ke kelas itu. Yang artinya memutuskan keberadaannya tidak berguna adalah hal wajib. Seperti yang Horikita pernah katakan kepadaku.

"Bahkan setelah menyelamatkan Sudou, kau akan mengusirnya?"

"yah, bukan Sudou. Seorang manusia dengan kekuatan fisik, penting untuk kelas."

Tidak banyak murid di kelas-kelas lain yang memiliki kemampuan fisik sebanding dengannya. Mengesampingkan Kouenji, Sudou dengan potensi yang tinggi, adalah keberadaan terpenting.

"Apa yang akan terjadi dengan poin kelas kita jika seseorang dikeluarkan...?"

"Tentu saja, pilihan terbaik adalah dengan mengeluarkan seseorang dari kelas lainnya."

Meskipun mengatakan itu, jika seseorang dari kelas kami akan dikeluarkan, Sisanya akan bekerja paling keras agar tidak menjalani perlakuan yang sama. Tidak terlalu buruk juga.

"Kau mengerikan, kau tahu?"

"Kau seharusnya sudah tau itu, kan?"

"…Yah begitulah."

Aku mengancamnya, tindakanku bahkan mendekati pemerkosaan. Aku tidak berpikir dia memiliki kesan yang baik untukku.

"Bagaimana jika membicarakannya dengan Hirata?"

"Aku ingin tahu tentang itu. Hirata bukan seseorang yang bisa aku percayai sepenuhnya  sekarang."

"Eh?"

"Kau tahu tentang masa lalunya?"

"Ah, ya. Dia mengatakan kepadaku tentang hal itu ketika aku berbicara tentang masa laluku. Temannya bunuh diri, kan?"

Itu benar. Dia mengatakan kepadaku ceritanya, seolah-olah ia menyesal atau ingin bertobat. Itu mungkin benar.

"Dalam hal ini, bukankah kasus bunuh diri temannya membuat dia menjadi murid cacat dan berakhir di kelas D? "

"Eh--?"

"Itu bukan alasan bagi seseorang yang cerdas dan populer seperti dia berakhir di kelas kita."

Wajar jika ia memiliki banyak absen dan nilai rendah seperti Karuizawa, tapi aku belum mendengar apa pun yang seperti itu dari dia. Tidak ada jejak, jadi aku tidak bisa percaya padanya saat ini.

"Jadi itu sebabnya kau bertanya tentang masa laluku kemarin..."

"Untuk menilai situasi Hirata. Sebuah trauma di masa lalu yang sama tidak akan duduk di kelas D."

Setelah mengkonfirmasi hal itu dengan Karuizawa, aku yakin Karuizawa adalah orang yang bisa dipercaya. Masalahnya adalah dengan Hirata. Dia akan sangat sulit untuk ditangani. Aku tidak tahu apakah ia berbicara tentang kebenaran atau kebohongan, jadi aku harus mencari tau sosoknya diam-diam.

"Kau benar-benar mengeluarkan jawaban dariku ketika aku bahkan tidak mengatakan apa pun."

"Hmm?"

"Kau tidak normal. Sesuatu pasti sudah terjadi pada kepadamu juga, itulah yang aku pikirkan."

"Tidak juga."

"Bohong."

Tidak ada. Tidak ada bembulian seperti itu dalam kasusku, tidak ada juga percobaan bunuh diri seperti teman tercintanya Hirata.

"Aku tahu itu setelah melihat matamu. Kau bahkan bisa membunuh seseorang tanpa ragu. Itulah yang aku rasakan darimu."

"Jahatnya... Tidak ada yang dramatis yang terjadi di masa laluku."

Sungguh tidak ada. Sangat sedikit sampai-sampai aku tidak bisa membicarakannya. Hanya keberadaan “Putih bersih”. 

Mata Karuizawa mencengkeram ke arahku saat dia melihatku. Dia mungkin cukup tertarik pada kelanjutannya. Tidak ada keraguan bahwa menyembunyikan ini akan mempengaruhi peristiwa di masa depan.

Namun-. Apa yang akan aku lakukan dengan itu? Seolah ingin menjawab perasaan di balik pertanyaan ini, aku mengepalkan tanganku lebih keras. plastik membuat suara melengking seperti itu, membungkuk dan hancur.

"A-apa?"

Aku pergi ke sebuah tempat sampah terdekat dan membuang potongan plastik.

"Aku tidak akan mengeluarkan seseorang dari kelas D. Aku harus kembali ke kelompokku. Terima kasih untuk hari ini."

"Aku pikir itu bagus..."

"Kalau begitu, ayo kita kembali."

Sudah mendekati jam tutup dan murid mengalir keluar dari ruang ganti. Kelompok mana yang paling berpengaruh ketika aku pergi? Kelompok yang kembali begitu waktunya habis atau kelompok yang pergi tepat sebelum ditutup. Aku penasaran kelompok mana yang paling cepat.

Kami, di sisi lain, melihat murid pergi. Setelah beberapa saat, tidak ada yang tersisa kecuali penjaga kolam renang.

"Belum pergi?"

"Kau tahu sudah jawabannya, jadi kenapa masih nanya? Aku punya beberapa keadaanku tersendiri untuk dipertimbangkan ketika ganti baju."

Dia bilang seperti itu, dengan nada sedikit frustrasi sambil menepuk-nepuk jaketnya pada bagian yang menyembunyikan bekas luka. Dia tidak bisa menunjukkan ini kepada siapa pun. Itu sebabnya dia tidak bisa menggunakan ruang ganti yang padat.

Seperti yang dibicarakan, dia tidak bisa pulang sebelum ganti baju. Sehingga, menjadi yang terakhir berganti baju adalah satu-satunya solusi.

"Kau bisa berenang dengan seragam renang, kan?"

Tidak perlu khawatir. bekas luka yang tergambar itu tidak akan menarik perhatian.

"Ini akan terlihat sangat bodoh, jadi tidak mungkin, tidak ada cara lain! Aku sudah membencinya ketika kita harus memakai ini selama pelajaran, kenapa aku harus memakainya selama waktu luangku juga, payah."

Sepertinya perempuan memiliki beberapa kesulitan sendiri untuk dipertimbangkan. Karuizawa yang takut terjatuh dari sistem kasta kelas, baju renang yang sedikit terbuka adalah sebuah kebutuhan.

"Kau suka berenang?"

"Ha? yah, aku tidak begitu membencinya."

Dalam hal itu,  setidaknya ia bisa berenang.

"Bagaimana jika berenang? Tidak ada orang di sini kecuali penjaga dan mereka sedang sibuk membersihkan."

Dia mungkin menyadari beberapa kelompok sehingga dia tidak akan segera menyalahkanku.

"Aku baik-baik saja…"

"Ayolah."

"Seperti yang aku katakan ... Aku baik-baik saja!"

"Kau terlihat baik-baik saja dengan pakaian renangmu itu”

"Itu bukan masalah, kenapa aku harus menunjukkan baju renangku...?"

Sepertinya itu masalah bagi Karuizawa. Dalam hal ini, harus aku gunakan cara  yang lebih kuat untuk membiarkan dia berenang.

"Ini perintah."

Setelah kata-kata itu keluar, dia melotot kasar kepadaku.

"Kau benar-benar yang terburuk, aku membencimu!"

"Kau yang memutuskan apakah akan patuh atau tidak, benarkan?"

"……Baiklah kalau begitu."

Dia dengan enggan mengikuti perintah kuatku. Bibirnya mencemberutkan ketidakpuasan. Dia meninggalkan jaketnya di kursi. Aku melihat ke arah baju renangnya. Dia berdiri dengan punggung menghadapku, tidak berniat untuk berbalik.

"Mungkin aku harus memakai baju renang ini selama sisa hidupku ..."

Dia tidak bisa menggunakan jenis lain bahkan jika dia menyukai mereka. bekas lukanya akan menarik perhatian dan dia takut akan ditanyai tentang hal itu. Aku melangkah mendekatinya dan dengan paksa meraih lengannya.

"T-Tu, tunggu !?"

Lalu aku menariknya ke arah kolam renang dan mendorongnya ke dalam air. Guyuran! air terpercik. Seorang penjaga mendengar percikan air dan datang ke arah kami dengan megafon di tangannya.

"Kami sudah tutup! Silakan pergi sekarang!"

"Puhaa! Apa yang kau lakukan!"

Sebagai wajah marah, seorang gadis muncul, Aku memberinya tanganku.

"Apa kau bersenang-senang?"

"Kau pikir didorong ke dalam air itu menyenangkan?"

Dia meraih tanganku tanpa ragu. Lalu dia menarikku ke arahnya, dengan kata lain, ke dalam air. Aku tidak melawan, aku hanya membiarkan dia menarikku ke bawah. Meski begitu, aku memastikan untuk tidak menabrak dia saat aku jatuh.

percikan lebih besar pasti sudah cukup untuk membuat marah penjaga atau bahkan lebih marah. Melihat sang penjaga bergegas masuk, Karuizawa tertawa. Dia kemudian melihatku muncul ke permukaan dan kemudian mendorongku ke bawah, selagi aku tenggelam ke dalam air lagi. Aku pikir itu sangat kekanak-kanakan bahkan untukku, tapi melihat wajahnya tersenyum, untuk sesaat, sedikit membuatku berpikir bahwa itu cukup layak.

***
Setelah selesai berenang, mungkin karena lelah itu sendiri, tapi aku merasa sangat haus. Anggota lain pasti merasakan hal yang sama juga. Saat kami dalam perjalanan pulang dari kolam yang redup, salah satu teman Ichinose mengatakan ini diam-diam.

"Hei Honami-chan, aku berpikir aku ingin membeli beberapa es krim, bagaimana menurutmu?"

"Itu benar. aku pikir aku mungkin juga mau"

 Meskipun aku mengatakan kami refreshing, masih ada sisa panas yang mendidih

"Jika kau tidak keberatan, kenapa tidak mengambil jalan memutar sebelum kembali?"

Melihat toko terdekat, dia mengatakan itu. Sepertinya setiap orang-orang memiliki ide yang sama seperti dirinya karena tidak ada yang keberatan. Ketika kami memasuki toko bersama-sama, semua anggota kelompok bergegas ke sudut es krim. Horikita masuk, Terlihat binggung dengan membeli minuman, tapi sekarang, persis seperti di sekelilingnya, sepertinya dia sekarang ingin membeli es krim juga.

"Aku akan mengambil ini! Ultra Choco Monaka!"

Ike memanjangkan tangannya dan meraih es krim yang 3 kali ukuran standar. Harga itu hampir 4 kali standar. Aku merasa itu sangat merugikan, tetapi jika orang tersebut puas, tidak masalah.

Sudou dan Yamauchi memilih untuk mengambil kakigori sementara Ichinose memilih es permen. Bahkan di tempat seperti itu, aku menemukan sesuatu yang menarik, bahwa masing-masing keanehan dari pribadi mereka tergelincir ke pengelihatan. Dari belakang, Sakura sedang ragu-ragu memilih.

"Apa yang akan kau lakukan?"

"Umm, a-apa yang aku lakukan?"

Dia menjadi panik, tapi itu wajar jika ia tidak bisa menjawab. Karena dari jarak yang sedikit jauh, Sakura bersemangat berjinjit untuk melihat ke dalam pendingin es dan melihat isinya. Hanya saja, apakah dia bisa melihat seperti yang aku lihat dari sudut pandangku? Ike dan yang lainnya, di jarak yang sedikit jauh, dengan riang saling memeluk punggung masing-masing.

"Ayo pergi"

"B-baik"

Karena dia sepertinya sedang mengalami kesulitan membeli es krim, aku mengikutinya dan bersama-sama kami memilih es krim. Sakura terlihat bingung dan tangannya gemetar.

"Apa yang harus aku lakukan ......"

"Apa kau tidak suka es krim?" Aku bertanya padanya.

"Tidak, aku suka mereka semua. Aku mungkin sudah memakan semua yang ada di sini" katanya sambil menunjuk ke arah kanan hingga setengahnya.

Seperti yang kami lakukan, Horikita, yang juga tetap di belakang, memilih es krim dan pergi ke kasir.

"Cepatlah... kalian akan tertinggal..."

Setelah selesai membayar, Ike mengatakan itu sambil bercanda. Menuju pernyataan itu, mungkin Sakura menerimanya dengan gugup saat ia dengan jelas menjadi bergegas ditindakannya.

"Umm, ummmm ..... maaf ..... aku, pada saat seperti ini, aku menjadi tipe yang menghabiskan waktuku untuk memilih...."

"Tidak perlu panik. Dia hanya bercanda. Aku juga belum memutuskan”

"Ayanokouji-kun, apa yang akan kau pilih.....?"

"Aku?"

Mengambil perhatianku ke arah Sakura sejenak, aku melirik tempat es krim. Jujur saja, semua yang bisa kulihat hanyalah sebagian besar dari mereka terlihat sama satu sama lain.

"Aku pikir yang ini"

Seperti yang aku jawab, apa yang aku ambil ke tanganku adalah es krim standar yang lembut. Yang satu dengan susu melingkar di sekelilingnya melingkar-lingkar. Ada juga yang cokelat yang dicampur ke dalamnya, tapi kita tinggalkan aja untuk waktu berikutnya.

"J-Jadi, aku juga akan memilih yang ini. Karena itu lezat" kata Sakura.

Aku merasa seperti aku sedang memaksanya untuk membuat pilihan itu, tetapi jika Sakura puas, aku pikir tidak masalah. Setelah melakukan pembayaran kami dan pergi ke luar, bersama-sama dengan semua orang, kami berkumpul di ruang terbuka dari toko dan mulai memakan es krim. Membuka cangkir, dan mengangkut krim lembut ke dalam mulutku, aku merasakan susu mencair lembut menyebar dalam diriku.

"Ini enak..."

Manis dan dingin yang bisa berakhir menjadi kebiasaan buruk menyebar melalui tubuhku. Jujur, ini adalah sebuah perubahan. Aku tidak pernah tahu bahwa es krim itu selezat ini.

Jika memakannya terlalu banyak, sepertiya akan buruk bagi tubuhmu....

"Kau  memakannya seolah itu lezat... Ini hampir seperti kau memakan itu untuk yang pertama kalinya dalam hidupmu"

"Aku yakin, siapa pun akan mengganggap ini lezat. Jika berada di suasana yang panas mendidih ini"

Akan menjadi jelas jika kau melihat sosok yang memakan itu terlihat damai.

"Mungkin... hanya saja kau memakan seperti itu seolah sangat lezat, kau tau. Ini pertama kalinya aku melihat ekspresi seperti itu"

"Itu karena dia seperti boneka. Dia tidak pernah merubah ekspresi nya"

Aku menerima ejekan seperti dari seseorang yang sama bonekanya sepertiku. Aku benar-benar tidak bisa menerima ini. Tapi meskipun begitu, mungkin pendapat mereka sejajar, tapi Horikita dan Ichinose senang saat mengobrol. topik mereka berbeda dari ku untuk semester kedua mendatang.

"Hei Ichinose, tidak masalah sambil berbicara, tapi bentuk es krimmu sudah mengerikan"

"Wawa!"

Hanya masalah waktu sebelum permen es nya meleleh dalam panas ini. Panik, Ichinose cepat menjilat cairan yang menetes dan menasukan stik ke dalam mulutnya.

"Hahiharooshiherekurehe"

Mungkin dia mengungkapkan rasa terima kasih sambil bergumam? Dia mengatakan sesuatu seperti itu. Terlihat lezat bahkan saat es menetes ke aspal dan meninggalkan noda di atasnya.

***

"Ini adalah hari yang indah, hari yang menyenangkan. Benarkan, semuanya?"

"Ya. Sangat menyenangkan bisa berbicara dengan Horikita-san dan Sakura-san. Ayo kita bersenang-senang bersama lagi"

Para gadis dari Kelas B kelihatannya sudah menghabiskan hari terakhir liburan yang memuaskan karena mereka berterima kasih kepada kami. Sakura juga, sepertinya sudah sedikit terbuka karena dia menunjukkan senyum kecil.

Di sisi lain, Ike dan Yamauchi, serta Sudou, terlihat gelisah karena setelah beberapa perpisahan, mereka memasuki lift.

"Ayanokouji, kami akan datang  bermain ke kamarmu nanti"

Meninggalkan kata-kata yang tidak perlu seperti itu, mereka pergi.

"Aku penasaran, apa yang terjadi? Meskipun aku mendapatkan kesan yang lebih ceria dari mereka”

"Hari ini mereka terlihat sangat aneh. Meskipun sepertinya ada seseorang yang tahu apa penyebabnya"

Mereka sedikit melirik ke arahku, tapi aku bertahan untuk tidak berkomentar tentang hal itu. Aku punya berbagai alasan melakukan ini.

"Kalau begitu,  kita akan bertemu lagi di sekolah, Ayanokouji-kun"

"Sampai jumpa lagi besok....."

Berpisah dengan Kushida dan Sakura juga, hanya aku dan Horikita yang tersisa di lobi. Aku pikir dia hanya tertinggal di belakang untuk menghindari Kushida, tapi bahkan ketika lift yang lain tiba, dia tidak bergerak memasukinya.

"Kau tidak kembali?”

"Bagaimana denganmu? Jika kau tidak masalah dengan itu, kenapa kita tidak jalan-jalan sedikit?"

"Aku pikir begitu"

Ketika aku meninggalkan lobi bersama Horikita sekali lagi, sambil melihat ke langit yang tercelup oleh warna matahari terbenam, kami berjalan di sepanjang jalan berpohon.

"Aku senang hari ini. Kadang-kadang, mungkin tidak terlalu buruk mendapatkan liburan" katanya.

Begitulah, selama orang yang bersangkutan mengakuinya juga, itu merupakan pernyataan yang paling mengejutkan. Horikita berbicara perlahan, rambutnya yang belum kering total berkibar.

"Mulai besok, semester kedua akan dimulai. Tentu saja pertempuran yang lebih keras dari semester pertama sudah menanti kita"

"Aku rasa begitu"

Normalnya sekolah memberikan murid baru yang mendaftar sesuatu yang mudah dipahami, ujian sederhana. Namun ujian bertahan hidup di pulau tak berpenghuni, atau menipu satu sama lain di kapal pesiar, hanyalah ujian yang jauh dari murid SMA biasa dan terus diulanng. Tidak ada cara untuk mengetahui berapa banyak kesulitan yang sedang menanti kami dari sekarang.

"Aku sudah berpikir berbagai hal selama liburan musim panas. Sesuatu yang sudah aku lakukan,  aku bisa melakukannya"

"Dan apa yang ingin kau katakan itu?" Tanyaku padanya

"Itu rahasia..... bahkan jika aku mengatakannya, kau hanya akan menertawakanku"

Mungkin sesuatu yang dia pikir adalah hal yang memalukan, tetapi berkata seperti itu, dia menghindari pertanyaan ini.

LANJUT EPILOG
DAFTAR ISI

24 komentar:

  1. Rencananya apa ya yg di lakuin sama ayano...penasaran gw.
    Lanjut min :) semoga tambah sukses

    BalasHapus
  2. Apa ini sama dengan episode yg di anime ? Saat operasi merekam kamar ganti wanita ?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sangat berbeda.. Yang novel, ayano minta bantuan Kei.. Yang di anime, ayano minta bantuan Horikita..

      Hapus
    2. Yah mungkin konsep dasar episode itu di ambil dari chapter ini

      Hapus
  3. kalo gk salah, ini yang di versi animenya di kolam renang kan?

    BalasHapus
  4. Di tunggu Next Chapter nya min... Semangat!

    BalasHapus
  5. Ditunggu lanjutan nya min semangat

    BalasHapus
  6. Gk sabar nunggu kelanjutan.nya -_-

    BalasHapus
  7. Chap ini ga Ada ilustrasinya kah

    BalasHapus
  8. berasa gw masuk ceritanya,tp malah jadi pajangan :v

    BalasHapus
  9. Menggunakan cara apapun untuk mencapai tujuan disamping itu masih memikirkan kebahagiaannya
    #kyaaaa

    BalasHapus