Novel Youkoso Jitsuryoku Shijou Shugi no Kyoushitsu e Bahasa Indonesia Chapter 2 Volume 4.5 - YUKKIMURA. BLOGS

Latest

Rabu, 27 Desember 2017

Novel Youkoso Jitsuryoku Shijou Shugi no Kyoushitsu e Bahasa Indonesia Chapter 2 Volume 4.5



KATSURAGI KOHEI SEDANG KESULITAN

Dalam waktu yang lama, aku pikir orang Jepang sangat toleran dalam hal agama. Tentu saja, menyampingkan masa lalu, di zaman modern, tidak ada yang peduli dengan agama apa yang kau pilih untuk dipraktikkan dan kau bebas melakukannya. Bahkan jika kau memilih untuk tidak memiliki agama, itu sendiri juga tidak masalah.

Namun, meski mereka tidak peduli dengan agama, dalam peristiwa tertentu seperti ulang tahun atau hari natal, tidak bisa dipungkiri bahwa mereka dipengaruhi oleh iman agama Kristen.

Tentu saja, kau bisa mengatakan bahwa itu berasal dari kepercayaan orang-orang tersebut, tapi orang lain juga bisa mengatakan bahwa kesuksesan perusahaan juga bergantung kepada peristiwa ini. Dalam beberapa tahun terakhir, tren peningkatan perayaan Halloween juga bisa dikaitkan dengan arus ini.

Yang aku maksud dengan semua itu... untuk sekolah ini, ulang tahun juga merupakan peristiwa besar. Di mal dan toko serba ada di halaman sekolah, pasti ada sudut yang disiapkan untuk semua peristiwa tersebut.

Masalahnya, insiden ini terjadi seminggu sebelum Ibuki dan aku terjebak di lift bersama. Itu semua berawal dari chat yang aku terima dari Kushida, obat untuk kelas kami.

"Sebenarnya, Rabu depan adalah ulang tahun Inokashira-san. Jika kau tidak keberatan, maukah kau merayakannya bersama kami?" dia mengirim pesan kepadaku.

Sebenarnya, pesan semacam itu telah dikirim ke grup chat kami. Inokashira, omong-omong, adalah gadis polos dan pendiam dari Kelas D. Tipe yang mirip dengan Sakura. Dia tidak punya banyak teman, jadi ceritanya di sini adalah berteman dengannya untuk acara ulang tahunnya. Tentu saja, bagi Ike yang menerima pesan yang sama, tidak ada alasan untuk menolaknya. Karena jelas sekali dia sangat menyukai Kushida.

Dia pasti ingin menggunakan peristiwa ini untuk sedikit mendekati Kushida.

"Kau juga mendapat pesan dari Kikyo-chan, bukan? Ayo siapkan beberapa hadiah untuk Kokoro-chan!"

Ike melakukan semua yang dia bisa untuk membuat kami memberikan persetujuan kami, tapi tanggapan Yamauchi sangat lamban.

“Tapi bahkan jika kau mengatakan itu, aku tidak punya uang.... Meskipun aku mendapatkan uang yang lebih bulan depan" kata Yamauchi.

Itu benar, Murid Kelas D pada dasarnya sedang bangkrut saat ini. Dalam ujian khusus yang berlangsung beberapa waktu yang lalu, hasil tertentu telah tercapai dan beberapa murid dijanjikan sejumlah besar poin pribadi namun sayangnya poin tersebut hanya akan diberikan pada tanggal 1 September. Aku sudah menghabiskan sebagian besar poinku dan saat ini aku hampir tidak memiliki saldo yang tersisa.

Dengan kata lain, aku harus mengatasi liburan musim panas dengan menggunakan gaya hidup sebagai orang miskin saat ini. Kalau sudah begini, mau tak mau aku tidak punya tempat untuk memesan barang untuk ulang tahun seseorang.

Atau lebih tepatnya, dengan alasan tersebut, orang-orang ini secara individual merencanakan hadiah ulang tahun mereka. Jika dia adalah teman dekat, akan menjadi masalah lain, tapi aku tidak memiliki kenalan yang juga akrab dengan Inokashira.

Tapi bahkan jika kado itu menjadi hadiah yang murah, Inokashira akan tetap bisa menerimanya jika hadiahnya datang dalam jumlah banyak.

"Apa tidak masalah jika orang-orang mengumpulkan poin mereka untuk membeli satu hadiah? Di dalam situasi ini, bahkan jika hanya dengan 500 poin, kita harus bisa membeli sesuatu yang layak untuknya”

Aku mengusulkan hal itu kepada mereka.

Jika demikian, bahkan Yamauchi juga bisa menerimanya, tapi sepertinya situasi keuangaannya sedang dalam batas minimal. Sepertinya akan sangat kurang dan dia sendiri terpaksa menjalani kehidupan yang miskin.

Poin yang diberikan pada awal Agustus adalah 8700 poin pribadi. Bahkan menggunakan yen Jepang sebagai standarnya, jumlah masih tetap mencapai angka 8700 yen.

Meski dari sudut pandang murid SMA, mungkin sedikit kurang. Jika seseorang tidak akan boros, masih ada ruang untuk mengatasinya. Cukup beruntung, sekolah menyediakan makanan gratis dan air minum yang juga gratis. Dengan kata lain, jika seseorang tidak menyia-nyiakan apapun, mungkin akan mampu bertahan tanpa menggunakan satu yen pun.

Namun, sebagian besar murid sering kehabisan uang saat akhir bulan ini mendekat. Tidak jauh berbeda dengan saat ketika kami menerima 100.000 poin setiap bulan pada saat pendaftaran kami. Yang aku maksud dengan semua ini adalah, orang-orang ingin menghabiskan apapun sebanyak yang mereka punya.

Pada akhirnya, ketiganya setuju dengan usulanku dan kami memutuskan untuk membeli hadiah ini dikemudian hari.

***

Aku menyeka keringat di dahiku, merasakan panasnya yang luar biasa.

"Dan... kenapa Kikyo-chan yang sebenarnya sangat penting tidak ada disini? Huh, Ayanokouji ?!"

Dan hal pertama yang Ike tanyakan kepadaku saat aku bertemu dengannya adalah bertanya tentang ada atau tidak adanya Kushida. Tapi aku ingin dia tidak menanyakan hal itu kepadaku. Baik Horikita atau Kushida, bukan berarti aku selalu memantau jadwal mereka berdua. Aku pikir itu mungkin karena aku adalah sasaran empuk bagi mereka untuk melampiaskan frustrasinya, tapi aku juga sedikit muak dengan interaksi yang semacam ini.

"Pikirkanlah dengan tenang, Kushida tidak pernah bilang dia akan ikut bersama kita. Mungkin seperti itu" jawabku padanya.


"Aku tidak akan puas dengan alasan seperti itu! Jika Kikyo-chan tidak ada di sini, tidak ada artinya semua ini" kata Ike.

Itu terlalu berlebihan. Aku ingin dia berhenti menolak pertemuan ini. Mengesampingkan Ike dan yang lainnya yang terlalu bersemangat dengan mereka sendiri, sepertinya Kushida sudah mengundang teman perempuannya yang lain dan pergi berbelanja.

"Jadi aku tidak punya pilihan lain selain pergi berbelanja dengan sekelompok bajingan yang bahkan tidak aku inginkan? itu menyedihkan!" Ike melanjutkan.

Aku bisa mengerti perasaannya yang ingin berteriak, tapi aku juga tidak ingin jalan-jalan bersama sekelompok laki-laki menyedihkan seperti ini... dan meski aku mengatakan hal tersebut, aku menyadari bahwa diriku sudah sedikit menikmatinya.

Selama liburan musim panas, selain pelajaran sekolah (ujian), ini adalah pertama kalinya aku berteman dengan laki-laki yang lain. Tapi sepertinya mereka menganggap bahwa pergi berbelanja dengan teman dan menonton film bersama mereka itu normal.

"Pergi berbelanja dengan menyedihkan bersama ketiga bajingan ini, Haruki, aku akan menyerahkan sisanya kepadamu, pilihlah barang yang Kokoro-chan sukai" kata Ike.

"Jangan bercanda, kaulah yang menyarankan hal ini, peganglah kata-katamu sendiri" Yamauchi membalasnya.

Keduanya saling bertukar keluhan. Aku masuk di antara Ike dan Yamauchi yang berada di tengah konflik mereka.

"Tenanglah sedikit, tidak masalah kalau kita bertiga pergi dan membelinya, Sudou sudah mempercayakan kita dengan membagi poinnya juga" kataku pada mereka.

"Itu benar, tapi aku merasa bahwa kita tidak membutuhkan kita bertiga untuk melakukannya"

"Kita sudah sampai sejauh ini, kita bisa dengan cepat membelinya dan kembali"

Karena jika kami memutuskan untuk bubar sekarang, aku akan merasa sedikit kesepian. Aku mencoba membujuk mereka dengan kata-kata itu.

"Semua ini akan lebih banyak membuang-buang waktu dan energi jika kita terus berdebat di dalam panas yang terik ini" kataku pada mereka.

"Ahhhh... baiklah, aku mengerti, ayo cepat beli dan kembali. Ahh.... ini membosankan”

Berbeda dengan kedua orang yang sudah kehilangan kegembiraan mereka, aku menuju ke toko dengan sedikit kegembiraan.

Bahkan di antara toko-toko, normalnya seseorang tidak masuk sendirian, kami datang khususnya ke toko tempat para perempuan sering menghabiskan waktu mereka. Petugasnya adalah seorang wanita berlevel tinggi dan lebih tua.  

Lebih jauh lagi, bagian dalam toko itu berwarna pink. Hal ini memancarkan aura yang biasanya mencegah seseorang datang ke sini sendirian. Mulai dari mainan boneka hingga aksesoris ponsel, semua hal yang tidak duperlukan untuk pendidikan dipajang di sini. Aku pikir ini semua bisa dianggap sebagai pemanfaatan poin pribadi dari para murid.

"Aku pikir karena poin-poin itu juga dikeluarkan untuk kita dari sekolah, tidak ada kerugian yang sebenarnya" gumamku.

"Apa yang sedang kau bicarakan? Bantu kami memutuskan apa yang harus dibeli juga"

Yang aku pikirkan adalah bahwa kalian berdua seharusnya merasa malu, melihat petugas cantik dan pelanggan perempuan lainnya di toko. Meskipun kalian berdua mengaku benci melakukan hal ini, kalian pasti sudah mengubah pendapat kalian dengan cepat.

Setelah itu kami berpisah dan mengelilingi toko untuk menemukan hadiah ulang tahun yang bagus untuk dibeli. Tapi tentu saja, sejak awal aku tidak berniat memilih hadiah ulang tahun. Itu karena aku tidak tahu apa yang akan membuat hadiah itu menjadi bagus atau tidak untuk dipilih.

"Apa yang dia suka ... aku tidak tahu"

Ini pertama kalinya aku memberi seseorang hadiah ulang tahun. Tapi karena kami bertiga membeli barang ini secara bersama-sama, ini menjadi garis-garis buram dalam hal apakah cocok dengan kategori "yang pertama" untukku.

Bagaimanapun, aku tidak berpengalaman dengan sesuatu yang seperti ini. Selain itu, pengetahuanku tentang masalah ini termasuk dangkal, dan satu-satunya hal yang bisa aku anggap sebagai hadiah yang cocok adalah "Bungket Mawar" dan "cincin". 

Sesuatu yang jauh berbeda dari logika. Tapi dengan memberikan kedua benda tersebut, itu bukan lagi sebuah hadiah ulang tahun tapi sebuah lamaran untuk perempuan terebut. Setelah memutari toko itu sekali, aku bertemu dengan Yamauchi. Di tangan Yamauchi ada boneka beruang putih kecil. Di sisi lain, aku memegang cover ponsel di tanganku.

Dan setelah melihat ini, Yamauchi cemberut kepadaku.

"Kau tahu, jatuhkan cover ponsel itu. Pertama, Kokoro-chan sudah benar-benar memilikinya dan tingkat pemilihan di antara covernya sangat besar sehingga akan merepotkan dia juga"

"... Aku mengerti, lalu bagaimana dengan template glass ini?"

Sebagai cadangan, aku mengeluarkan sesuatu yang lain yang sudah aku pilih. Tapi saat aku melakukannya, ekspresi wajah Yamauchi berubah menjadi cemberut.

"Tidak, tidak, tidak, itu sesuatu yang tidak dia butuhkan. Ayanokouji, kau benar-benar tidak mengerti untuk sesuatu yang seperti ini"

"Tapi sesuatu seperti boneka binatang, bukankah itu masalah yang sebenarnya untuknya?"

Bahkan jika dia mendapatkan boneka binatang, hal itu tidak memenuhi tujuan apapun. Ini hanya akan memakan tempat di kamarnya.

“Tentu saja ini mungkin akan menjadi masalah untuknya, tapi dia bisa menggunakannya untuk menghias kamarnya. Kokoro-chan menyukai deretan boneka beruang putih ini, jadi aku pikir dia akan senang dengan ini, lebih seperti, aku tidak mau dengar hal itu dari seseorang yang membeli cover ponsel dan template glass" jawab Yamauchi.

Saat aku dihina oleh Yamauchi seperti itu, aku tidak tahu kenapa tapi ... itu benar-benar mengejutkan. Tapi aku sangat terkesan bahwa Yamauchi sudah serius meneliti selera orang yang sedang kami belikan. Bagiku, aku memiliki cukup banyak kesulitan untuk mencocokkan nama Inokashira di wajahnya, dan aku bisa dengan jelas merasakan perbedaan tingkat persahabatan di antara kami.

"Jadi dimana Kanji?"

"Entahlah..."

Ketika kami berdua melihat-lihat toko untuknya, kami menemukan Ike berdiri di dekat gantungan kunci. Dia terlihat sangat serius, jadi tanpa memanggilnya, kami diam-diam mendekatinya.

Sepertinya Ike sedang memegang benda yang disebut sebagai barang karakter dengan motif oranye di atasnya. Tapi di tangannya, Ike sudah memegang sesuatu yang lain, sebuah kain dengan beruang putih yang sama seperti Yamauchi tercetak di atasnya.

"Oi, Kanji"

"Uwaaa ?! J-jangan mengagetkanku seperti itu"

Setelah mendengar kami memanggilnya, Ike yang terkejut dengan panik dan hampir menjatuhkan gantungan kunci yang dipegangnya. Dan kemudian, untuk beberapa alasan hampir seolah menyembunyikannya, dia langsung mengembalikannya ke rak.

"A-apa kau sudah memutuskannya?" dia bertanya kepada kami

"Ahh, aku pikir kami akan mengambil ini. handuk beruang putih Hahaha ..."

"Bukan seperti itu, kenapa kau melihat gantungan kunci?" kataku

"Ehh? Bukan berarti aku punya alasan rahasia atau apapun. Yang lebih penting, ayo  kita lihat apa yang ada disana" jawab Ike.

Menanggapi Ike yang mencoba mengubah topik pembicaraan seperti itu, Yamauchi mengalihkan pandangannya karena curiga.

"Hei ... kalau tidak salah, seseorang yang menyukai karakter oranye itu bukannya Shinohara?" dia bertanya pada Ike.

Sekali lagi, Shinohara adalah nama yang tak terduga untuk didengar di sini. Dia juga perempuan dari Kelas D dan selama ujian di pulau ini, aku ingat dia sering bertengkar dengan Ike mengenai pendapat mereka.

"B-benarkah? aku hanya berpikir tentang Kikyo-chan dan semua ini benar-benar karena itu"

Dia memang menjawab seperti itu, tapi aku bisa dengan jelas melihat kegelisahan Ike saat dia mengatakannya.

"Kau, ini tidak mungkin tapi apa kau sedang memikirkan Shinohara?" Yamauchi kembali bertanya pada Ike.

"Huuuuuh? Tentu saja tidak, perempuan jelek itu. Aku sama sekali tidak memikirkannya ..."

Itu benar, jika dibandingkan dengan seseorang seperti Kushida, mungkin saja memang seperti itu, tapi Shinohara juga perempuan yang sangat imut. Kepribadiannya bukanlah yang terbaik tapi itu juga bisa dihitung sebagai bagian dari pesona dirinya.

"Apa kau mengatakan yang sebenarnya? Ada sesuatu yang terlihat mencurigakan di sini, benarkan Ayanokouji?" Yamauchi berpaling untuk bertanya padaku.

"Entahlah..... tentu saja bukan tanggapan yang sangat mirip dengan Ike"

Meskipun dia memiliki sikap ramah terhadap semua perempuan yang lainnya, Ike terlihat sama sekali tidak menyukai Shinohara. Dalam artian, itu berarti bisa dijadikan bukti bahwa dia menyadari Shinohara. Tapi sepertinya Ike tidak mau mengakuinya, dia dengan keras kepala membantah.

"Kalian semua, jangan salah paham.  Dengar, tentang Shinohara, Jika aku kencan dengan seorang perempuan yang memiliki sikap sejelek dia dan sama buruknya dengan dia, aku akan sangat malu sehingga aku tidak akan bisa pergi ke luar lagi, aku benar-benar menolaknya"

"Ahh ---"

Yamauchi dan aku sama-sama menyadari kehadiran tertentu pada saat bersamaan dan dengan panik mencoba mengubah topik pembicaraan.

"Aku mengerti, aku mengerti, kami sudah mengerti, ayo kita pilih hadiah Kokoro-chan".

"Tidak, kalian masih tidak mengerti, sejauh mana menurutku Shinohara itu jelek, tolong dengarkan, pertama bukan hanya wajahnya yang jelek tapi juga kepribadiannya. Dan yang terpenting, tubuhnya juga memiliki kekurangan. Bagaimanapun, dia adalah yang terjelek di antara yang terjelek...”

"K-kami mengerti itu, cukup, Kanji, karena, di belakangmu..." Yamauchi terdiam.

"Hah? Dibelakang?"

Ike yang sudah mengatakan tentang betapa dia membenci Shinohara dengan penuh semangat, perlahan berbalik. Ketika dia melakukannya, dia melihat sosok Shinohara yang terlihat hampir menghembuskan napas api dan juga teman-temannya dan diantara mereka, juga ada Kushida.

Aku pikir itu wajar. Jika mereka berniat untuk memilih hadiah ulang tahun untuk Inokashira, tidak mengherankan jika mereka juga memilih tempat yang sama.

"Seharusnya Ike itu mati saja!"

Memberikan kata-kata yang kasar, Shinohara dengan marah pergi dari toko. Sepertinya Ike, yang sudah ditingalkan, bahkan tidak memiliki kalimat untuk membalasnya semenjak dia hanya menatapnya tanpa sadar membiarkan Shinohara.

"AA-apa maksudnya dengan mati? Sialan, dia berbicara terlalu banyak untuk ukuran seseorang yang jelek. B-benarkan?"

Ike berbicara saat dia mencoba memberikan gambaran yang tenang kepada kami meski mendapatkan keterkejutan. Kami tidak bisa menyela dengan keras di sini, jadi yang bisa kami lakukan hanyalah sedikit setuju dengannya.

"O-oi Ayanokouji lihat ini, ada orang botak disini!"

Yamauchi yang mencoba untuk meringankan suasana hati dengan mengubah topik pembicaraan, tiba-tiba mengatakan hal itu sambil mengangkat bahunya. Dia mengatakan jika ada seseorang yang botak di sini, tapi begitu aku pikir aku yakin akan hal itu. Di toko imut ini, seorang manusia raksasa yang tidak masuk akal sedang melihat rak yang ditumpuk dengan barang-barang dengan punggung menghadap ke arah kami.

Dia adalah Katsuragi dari Kelas A. Dia mengelilingi toko dengan ekspresi tajam dan keras.


"Aku pikir dia disini untuk mencuri?"

Apapun yang terjadi, aku ragu dia akan melakukan hal seperti itu. Tapi tanpa berpikir panjang, akhirnya aku menyembunyikan diriku bersama Ike dan yang lainnya untuk melihat situasi ini. Alasan kenapa aku mengambil tindakan ini adalah karena aku juga penasaran dengan kemunculannya.

"Mungkin itulah yang terjadi"

Jika kau memikirkannya seperti itu, mungkin kau akan menjadi yakin. Sepertinya Katsuragi sedang membeli hadiah untuk seseorang saat dia datang ke sini. Dan sepertinya dia sedang mencoba membeli sesuatu sekarang. Dia terlihat berhati-hati dengan lingkungannya karena dia tidak ingin orang lain menyadari fakta ini.

Pada akhirnya, Katsuragi memilih satu kotak dan kemudian mulai menuju ke meja kasir. Ike dan yang lainnya melompat keluar dari bayang-bayang dan berkumpul di depan rak tempat Katsuragi memilih hadiahnya.

Sepertinya ada sesuatu dengan bentuk seperti papan tipis yang ditumpuk satu sama lain. Ike dan yang lainnya membawa benda itu ke tangan mereka dan membalikkannya untuk membaca informasi produk di bagian belakang.

"Ini ... coklat, bukan?"

Aman-aman saja jika menganggap bahwa itu adalah hadiah Katsuragi yang beli dengan maksud untuk diberikan kepada seseorang. Seharusnya hanya itu saja, tapi Ike dan yang lainnya gemetar seakan menyadari sesuatu.

"Mungkinkah, si botak itu sudah punya pacar?"

"Benarkah? Jadi inikah kekuatan dari Kelas A!"

Dari sesuatu yang sepele ini, mereka berdua terkejut dan cemburu, dan perasaan tersebut kandas di sini.

"Itu tidak mungkin terjadi, mungkin dia hanya membeli hadiah untuk seorang teman"

"Normalnya kau tidak akan memberi teman sebuah hadiah dengan pembungkus imut ini. Bukankah begitu? Bukankah begitu!? Kau tidak akan melakukannya"

"...Seharusnya begitu"

Memang benar jika itu adalah kotak kecil yang imut, pita yang ada di kotak itu bukanlah sesuatu yang akan kau berikan ke seorang teman...

Paling tidak, itu bukan sesuatu yang akan kau berikan kepada seseorang berjenis kelamin yang sama. Jadi, jika dia sudah melakukannya, sudah pasti dia akan memberikannya kepada perempuan yang dekat dengannya. Jika aku berpikir seperti itu, gambaran tentang dia yang memiliki kekasih seperti yang dikesankan untukku, aku pasti akan tertarik untuk menganggapnya sebagai sebuah kemungkinan. Ike dan yang lainnya sekali lagi melirik Katsuragi yang masih berjalan ke arah meja kasir, dan dari bayang-bayang rak, masih meneruskan pengumpulan informasi mereka.

"Apa itu adalah hadiah ulang tahun?".

"Benar"

"Maukah kau memasangnya dengan kartu ulang tahun?"

"Tolong. ulang tahunnya tanggal 29 Agustus"

Katsuragi menjawab pertanyaan seorang pegawai toko. Aku bertanya-tanya siapa pemilik hadiahnya? Bagaimanapun, sepertinya produk itu sendiri dimaksudkan untuk dijadikan sebagai hadiah ulang tahun. Setelah mendengarnya juga, Ike dan yang lainnya mulai berbisik di antara mereka sendiri.

"Apa kau mendengarnya? Perempuan mana yang ulang tahunnya tanggal 29?"

"Aku tidak tahu... hari ini adalah tanggal 21 dan ini hari Minggu jadi... itu akan menjadi hari Senin di minggu berikutnya. Apa kau tahu sesuatu, Ayanokouji?"

"Entahlah, aku sama sekali tidak tahu"

Bahkan jika mereka berdua yang sudah benar-benar membiasakan diri dengan para perempuan itu tidak tahu, tidak mungkin aku bisa mengetahuinya juga.

***

"Hei... aku sudah menyerah karena aku sudah mengatakannya berulang-ulang kali, tapi kenapa di kamarku?”

Pada malam hari, entah kenapa, setelah makan malam setiap anggota kelompok berkumpul di kamarku. Ike dan Yamauchi begitu saja ada di sini seperti yang dijanjikan, tapi Kushida dan Sudou yang sudah menyelesaikan aktivitas klubnya juga ada di sini.

Akan menjadi sempurna jika Horikita juga ada di sini.

"Kikyo-chan, apa kau tau semua ulang tahun perempuan?"

"Ya, aku sudah cukup menghafalkannya dari semua perempuan yang pernah aku dengar jadi kurang lebih aku tahu. Ulang tahun siapa yang ingin kau ketahui?"

"Masalahnya, mungkin bukan seseorang dari Kelas D"

"Umm, jika ini tentang murid senior maka aku tidak akan tahu banyak tapi kalau hanya sekitar tahun pertama, aku mungkin tahu"

Seperti yang diharapkan dari Kushida yang sudah menguasai seni kebijaksanaan duniawi. Dia sepertinya sudah mencatat tanggal lahir agar tidak melupakannya.

"Kalau begitu katakan kepadaku satu hal, perempuan mana yang berulang tahun pada tanggal 29 bulan ini?"

"Seorang perempuan dengan ulang tahun pada tanggal 29. Tunggu sebentar"

Setelah mengeluarkan ponselnya, Kushida terlihat sedang melihat sesuatu yang mungkin adalah sebuah daftar ulang tahun. Dan setelah itu, dia men-scroll layar untuk beberapa saat tapi setelah itu, dia mengangkat kepalanya.

"Maaf, sepertinya bukan orang yang aku kenal,"

"Aku pikir itu mungkin seorang perempuan dari Kelas A"

"Kelas A? Hmm, aku sudah mendengar semua ulang tahun mereka"

Meski begitu, dia sepertinya tidak tahu ulang tahun perempuan mana yang akan berlangsung minggu depan nanti.

"Jika ini adalah perempuan tahun pertama aku pikir aku akan tahu, tapi aku tidak bisa memikirkan siapa pun"

Bahkan jika jaringan sosial Kushida yang luar biasa tidak bisa memberikan sebuah nama kepada orang itu, mungkin, itu berarti seseorang yang menerima hadiah itu harusnya berasal dari tahun ajaran yang berbeda.

Jika memang begitu, Kushida tidak akan tahu dan kami tidak bisa mendapatkan jawaban yang kami cari.

"Apa itu berarti kemungkinan bahwa itu adalah senior cukup tinggi?"

Ike mengangkat tangannya tanpa tenaga dengan pernyataan tersebut dan terjatuh ke belakangnya.

"Apa ada yang salah dengan seseorang yang lahir pada tanggal 29?" Kushida bertanya pada Ike.

Dan sebagai tanggapan atas pertanyaannya yang sederhana, Ike membalasnya dengan nada datar.

"Dengarkan ini ~ kau tahu si botak dari kelas A Katsuragi, bukan?"

"Yap. Katsuragi-kun adalah orang yang bertanggung jawab untuk mengatur semua orang di kelasnya sehingga dia cukup terkenal. Dalam ujian sebelumnya aku berada di kelompok yang sama dengan dia"

"Masalahnya, si botak itu akan memberi seseorang hadiah ulang tahun pada tanggal 29. Untuk si botak, itu sangat tidak adil "

Setelah mendengar Ike mengulangi kata kunci 'si botak' berkali-kali, Kushida memberinya peringatan untuk berhati-hati.

"Katsuragi-kun memiliki penyakit saat dia sedikit meninggalkan rambut yang rontok. Sebaiknya kau tidak mengejeknya"

"Uuuuu ...."

Setelah dimarahi oleh Kushida seperti itu, Ike yang sangat gembira beberapa waktu yang lalu dengan cepat mundur dan terdiam. Memang benar jika kami terlalu bersemangat memperhatikan kepalanya yang licin, selain menjadikannya sebagai fasion, Hal seperti itu hanya bisa diakibatkan oleh sebuah penyakit.

Tindakan mengejek orang yang sakit adalah hal yang memalukan, dan Ike sendiri seharusnya menyadari hal ini. Hanya bermain-main dan tertawa karena itu adalah titik termudah untuk diejek sepertinya sudah menjadi bumerang dan menurunkan likabilitynya.
T/N: likability, hal yang membuat seseorang menjadi menyenangkan/ disukai oleh banyak orang.

"Itu benar, bukan? Mulai sekarang, panggil dia dengan benar menggunakan namanya, setuju?"

"T-tentu saja. Maaf Kikyo-chan, aku membuatmu merasa tidak nyaman"

"Tidak maslah, selama kau mengerti, jika kau akan memperbaiki sikapmu itu mulai sekarang, aku akan senang"

Tapi setelah pembicaraan itu berakhir, sepertinya dia masih punya sesuatu untuk dikatakan kepada kami karena Kushida, tanpa membuang waktu, terus bicara.

"Dan juga, tentang apa yang terjadi hari ini dengan Shinohara-san ---"

"Uuuuu ...."

Sepertinya Ike lebih suka melupakan bahwa hal itu pernah terjadi, tapi karena Kushida mengangkat topik pembicaraan, dia juga tidak bisa menghentikannya.

"Aku bahkan tidak perlu memberitahumu, bukan?" dia bertanya padanya. Dan tanpa mempelajari masalah itu sendiri, dia langsung mengatakannya dengan benar.

"... Aku akan minta maaf" kata Ike.

"Kalau kau melakukan itu, aku yakin Shinohara-san juga akan memaafkanmu"

Meski sepertinya dia tidak puas dengan itu, Ike masih jujur ​​mengatakan itu di depan Kushida. Dan ke arah Yamauchi yang sedang menertawakannya, Ike mengirim tatapan kebencian. Tapi selain itu, berkat Kushida, sepertinya Ike bisa sedikit dewasa.

"Lalu? kau sedang berbicara tentang Katsuragi-kun yang memberi seseorang hadiah ulang tahun, bukan?"

"Ya, ya, aku penasaran apakah Kikyo-chan tahu apa pun tentang hal itu"

Sepertinya Kushida memanfaatkan jejaring sosialnya dan mencari petunjuk di dalam kepalanya, tapi sepertinya dia tidak dapat menemukan apapun untuk beberapa saat, dia hanya menggelengkan kepalanya.

"Entahlah , aku tidak mengira jika Katsuragi-kun memiliki gambaran yang seperti itu"

Setidaknya belum, tambahnya.

"Adakah kemungkinan itu adalah senior?"

"Itu benar, pada akhirnya masih banyak yang tidak aku ketahui"

Sangat menakjubkan jika dia bisa kencan bersama senior belum lama setelah mendaftar, atau memberikan mereka hadiah ulang tahun. Sejujurnya aku ingin memberikan sebuah penghormatan kepada pemimpin Kelas A.

Tapi, aku bertanya-tanya apa tidak masalah jika kami mempersempit pencarian hanya kepada para senior pada tahap ini. Sepertinya mendekati masalah ini dari sudut pandang yang berbeda sangat diperlukan, namun suasana hati sudah beralih untuk menemukan pacarnya.

"Karena sudah sampai disini, ayo kita cari tahu siapa pacarnya Katsuragi!"

Aku merasa tidak enak karena mengganggu mereka saat mereka sedang bersemangat, tapi akan lebih bijaksana jika menunjukkan bahwa masih ada kemungkinan yang lain.

"Apa tidak masalah menyimpulkan bahwa orang itu adalah seorang senior?"

"Tapi Kikyo-chan sudah bilang bahwa dia tidak mengenal perempuan yang ulang tahunnya di tanggal 29 jadi tidak ada pilihan lain selain itu, kan? Atau mungkin? Bisa jadi orang itu adalah Horikita-san?"

Itu hanya dugaan Ike yang tidak mendasar, tapi aku juga tidak bisa mengesampingkan kemungkinan tersebut.

"Aku pikir itu bisa jadi..."

"Hah? Jangan main-main" kata Sudou. Sudou yang diam-diam mendengarkan pembicaraan kami sampai sekarang, mengucapkan kata-kata itu sambil melotot kepadaku dan Ike.

"Guuu! Aku hanya bilang itu sebuah kemungkinan, itu saja!" Ike membalas pada Sudou.

"Oi Ayanokouji, kapan ulang tahun Suzune"

"Aku tidak tahu"

"Dasar kau tidak berguna"

Walaupun dia mengatakan hal itu, tidak mungkin aku tahu kapan ulang tahun Horikita.

"Jika kau memikirkannya secara logis, aku rasa tidak ada seorang pun di sekolah ini yang mengetahui kapan ulang tahun Horikita"

Satu-satunya orang yang mungkin tahu sudah pasti adalah presiden dewan murid yang juga merupakan kakak laki-lakinya.

"Aku mengerti, aku rasa itu benar, jadi meski Ayanokouji dan aku tidak tahu, dia pasti tahu, huh..."

"Aku juga tahu, ulang tahun Horikita-san pada tanggal 15 Februari. Aku tidak berpikir bahwa hal ini ada hubungannya dengan masalah ini" Kushida menyela.

"... seperti yang diharapkan dari Kushida"

Dengan tidak terduga aku memujinya tanpa berpikir. Aku tidak pernah menduga dia akan tahu ulang tahun Horikita. Kupikir bahkan Kushida tidak akan bisa mengetahui informasi pribadi seorang penyendiri seperti Horikita dan Ibuki. 

Apalagi saat sampai di Horikita, itu adalah sesuatu yang hanya aku dan pihak yang berkepentingan yang akan mengetahuinya, tapi ternyata Kushida yang membenci Horikita dan sebaliknya, Horikita juga tidak menyukai Kushida. Itu sebabnya aku tidak pernah berpikir bahwa mereka akan menjadi tipe yang saling memberitahu ulang tahun mereka. Tapi ini tidak seperti Horikita yang normalnya juga berbicara dengan orang lain. Itu sebabnya aku terkesan dengan Kushida.

"Jadi, tanggal 15 Februari, ya? Aku sudah mendengar sesuatu yang sangat bagus" kata Sudou sambil menyeringai dan tertawa. Ike yang lehernya terjebak di bawah lengan Sudou, mengetuk tanah sementara wajahnya perlahan menjadi pucat.

"Oh, maaf, aku melupakanmu” Sudou memberitahu Ike.

"Zeze, Ken kau harus lebih berhati-hati karena kau memiliki kekuatan yang mengerikan!"

"Itu karena kau mengatakan beberapa hal yang membingungkan"

"Kalau begitu, lakukan juga kepada Ayanokouji, kenapa kau hanya menangkapku?!"

"Itu karena kau adalah yang paling dekat"

"Kau organisme bersel tunggal!" Ike balas berteriak pada Sudou.

"Hah?"

Ketika Sudou bergerak untuk meraih dadanya lagi, Ike menjadi panik dan dengan cepat menjauh dari Sudou. Aku ingin dia berhenti mengamuk di kamar orang lain. Cepat atau lambat aku pikir akan ada keluhan.

"Pembicaraan ini sedikit melenceng, tapi yang ingin aku katakan berbeda, aku ingin mengatakan bahwa ada juga calon yang lainnya, bisa juga seorang guru atau salah satu pegawai toko di Keyaki Mall. Orang-orang yang kita lihat selama berbelanja hari ini semuanya sangat cantik, bukan?” Aku mengatakannya

"A-aku mengerti, kalau seperti itu, sepertinya juga mungkin"

Tentu saja, itu meninggalkan kesan apakah orang dewasa benar-benar akan berusaha berkencan dengan murid kelas 1. Mengingat tentang peraturan dan moral, dan masalah terbesar yang dialaminya, aku tidak bisa membayangkan hubungan pasangan seperti itu sedang terjalin. Aku yakin Katsuragi juga mengerti akan hal itu. Hanya saja terlalu cepat untuk mengecualikannya sebagai salah satu kemungkinan.

Bagaimanapun, apa yang harus kami perhatikan saat ini adalah, untuk tidak seenaknnya memutuskan bahwa itu pasti seorang senior. Pada dasarnya, cukup sulit untuk mempersempit orang yang dimaksud, jadi aku ingin mereka cepat mengerti bahwa kita sebaiknya mengacuhkannya saja.

"Berhenti menjadi terlalu bersenang-senang dengan diri kita sendiri di sini dan mencoba berhenti untuk mencari tahu siapa pacar Katsuragi, bagaimana dengan itu?"

"Apa kau tidak maslaah dengan itu ?! Bahkan jika si botak itu memiliki pacar yang lebih tua yang saling menerima dan dengan payudara yang sangat besar?"

Bahkan jika dia memiliki pacar ideal seperti itu, aku tidak akan merasa perlu untuk mengutuknya.

"Jika dia adalah seseorang dari Kelas A, tidak akan aneh bahkan jika mereka populer di kalangan perempuan yang lebih tua"

Tapi sayangnya ini adalah Kelas D. Hanya memiliki wajah tampan atau kepribadian yang baik tidak akan cukup membuat kami populer... tapi itu juga tidak benar. Hirata tidak hanya populer di kalangan perempuan kelas 1 tapi juga dikalangan senior dan beberapa waktu yang lalu, sepertinya Kouenji juga mendapat perhatian dari senior.

Pada akhirnya, Satu hal yang Ike dan yang lain bagikan untukku adalah kurangnya popularitas kami.

"Aku tidak rela dia mendahuluiku!" Kata Ike.

"Tapi bahkan jika kau mengatakan itu, tidak ada yang bisa kita lakukan"

"Itu tidak benar, hanya karena dia adalah lawan yang akan membuat kita kalah, bukan berarti kita tidak memiliki peluang untuk menang," kata Sudou melirik kami sambil memukul pahanya.

"Di dalam basket, selama itu untuk meraih kemenangan, bahkan nyaris tidak ada permainan legal yang bisa dilakukan. Tidak, jika demi kemenangan, selama itu dibutuhkan, bahkan pelanggaran secara terang-terangan akan dilakukan. Jika dia memberi hadiah kepada seorang perempuan yang mendekatinya, yang harus kita lakukan hanyalah menghentikannya untuk melakukannya "lanjut Sudou.

Dia terlihat sedikit agresif. Tapi jika ini adalah permainan penting yang harus dimenangkan, usulan Sudou adalah jawaban yang tepat. Jika itu aku, aku akan melakukan hal yang sama. Tapi kali ini, ide ini tidak berasal dari sudut pandang logis melainkan dilakukan karena kecemburuan pribadi. Ini bukan sesuatu yang harus dipuji. Tapi meski begitu, ini bukan Sudou yang biasanya, sepertinya dia semua bersemangat.

"Omong-omong, turnamenmu akan segera dimulai"

Sepertinya Yamauchi menyadarinya semenjak dia berbalik untuk melihat ke arah Sudou.

"Yeah, hari ini, hari Kamis, Aku masih belum tahu apakah aku akan bermain atau tidak tapi aku siap berangkat ke lapangan kapan saja," kata Sudou sambil membanting tinjunya ke tangan kiri yang terbuka seolah-olah untuk memamerkan kondisinya yang sempurna.

"Yeah, itu dia, aku akan bermain-main dengannya"

Menanggapi pikiran suram Sudou, Ike terlihat sudah membuat keputusan untuk ikut campur.

"Kushida, tolong katakan sesuatu kepadanya"

"Kanji-kun, tidak ada gunanya kalau kau mengganggu dia seperti itu"

"Ehhh, tidak mungkin ... Kikyo-chan, kau juga tertarik untuk mencari tahu siapa pacar Katsuragi bukan?"

"Tentu saja aku juga tertarik untuk mengetahui siapa yang menerima hadiah saat ini, tapi ikut campur itu tidak baik"

Pada akhirnya, Kushida memadamkan kegembiraan Ike dari niatnya untuk ikut campur, membuatnya tidak puas.

"Itu.."

Mungkin dia merasa tidak puas karena usulannya diganggu oleh Kusida dan dihancurkan, atau karena teringat akan kejadian dengan Shinohara, Ike menoleh padaku dan mengatakan ini.

"Lalu Ayanokouji, cari tahu identitas mereka, seseorang yang sebenarnya ingin Katsuragi berikan"

"Itu tidak mungkin"

"Bahkan jika itu tidak mungkin, kau masih harus melakukannya. Kau sedang nganggur, kan?"

Aku pasti tidak bisa menyangkal hal itu tapi ... jika dia penasaran, aku ingin dia menyelidikinya sendiri.

"Mencari tahu itu tidak masalah dan hanya saja, aku tidak sekelas dengan dia dan kami bahkan bukan teman, kau tau” kataku padanya.

Ini akan terasa menyakitkan ketika menyelidiki nomor kontak, nomor kamar dan nama orang yang bahkan tidak aku kenal.

"Kalau itu nomor kontak Katsuragi-kun, aku tahu, apa kau ingin aku memberitahumu?" Kushida bertanya padaku.

"....."

Itu benar ... yang di sampingku sekarang adalah seseorang yang bahkan mengenal ulang tahun Horikita, perempuan cantik dengan jejaring sosial terbesar di sekolah ini. Tentu saja tidak akan aneh bahkan seandainya dia tahu nomor kontak Katsuragi.

"Bagaimana kau tahu nomor kontaknya?"

"Beberapa saat yang lalu saat ujian, kami berada di kelompok yang sama, aku memintanya saat itu"

Aku mengerti. Untuk bisa bertukar nomor kontak bahkan dalam situasi seperti itu adalah sesuatu yang menakjubkan.

"Jadi, aku akan memberitahumu"

"Tidak, tidak apa-apa. Jika tiba-tiba saja aku menghubungi dia, Katsuragi juga akan terkejut"

Dia bahkan mungkin mengabaikan sebuah panggilan masuk dari nomor yang tidak dia kenal.

“kau menghentikanku dari campur tangan dengan dia, jadi bertanggung jawablah" Ike mengatakan kepadaku,

"Bahkan jika kau menyuruhku bertanggung jawab ..."

"Aku juga penasaran jadi pastikan untuk menyelidikinya" Sudou memberiku perintah dengan sikap optimis.

“Bukankah menurutmu kau harus menyelidikinya sendiri?" Aku bertanya.

"Hah? aku tidak nganggur sampai turnamen pada hari Kamis. Aku hanya punya beberapa hari lagi untuk berlatih, kau tahu?"

Dia menggunakan aktivitas klubnya sebagai alasan untuk memaksakan ini kepadaku. Ketika aku diam tanpa menjawabnya, Sudou mulai memelototiku.

"Apa kau ingin aku membuatmu mendengarkanku dengan paksa?"

Sudou bertanya padaku saat dia mulai mengayunkan pelukannya. Tergantung pada situasinya, dia mungkin akan memberikanku kuncian tangan. Di dalam kelompok ini yang memiliki kemampuan komunikasi terendah, yaitu aku, tidak akan bisa melarikan jika dia memutuskan untuk memberi contoh kepadaku.

"... aku mengerti, aku akan coba melihatnya besok, jangan terlalu banyak berharap, aku tidak tahu bagaimana hasilnya,"

Ayo kita akhiri untuk saat ini. Aku hanya bisa memberi tahu mereka bahwa nanti aku mencoba untuk menyelidikinya dan itu tidak akan menghasilkan apapun dan akan berakhir seperti itu.


***


"Ini panas ... ini sangat panas. Aku bisa mati disini...."

Keesokan harinya, untuk memata-matai kegiatan Katsuragi, aku menemukan diriku berada di jalan yang ditanami pepohonan. Ini adalah jalan bercabang menuju ke asrama masing-masing angkatan dan untuk bertemu dengan seorang senior, seseorang pasti harus melewati tempat ini.

Selain itu, jalan ini juga mengarah ke Keyaki Mall dimana terdapat banyak toko sekaligus menuju ke sekolah itu sendiri. Karena itu, dimanapun Katsuragi memutuskan untuk pergi, aku tidak akan kehilangan jejaknya.

Normalnya aku akan menunggu di lobi dimana udara yang disana dingin, namun sayangnya sekelompok perempuan dari kelas lain yang tidak aku ketahui telah memutuskan untuk mengadakan pesta minum teh di sana dan pilihan itu mengejutkan.

Ada sebuah toko yang bisa aku masuki, tapi sepertinya tidak ada kursi yang tersisa, sehingga aku meninggalkan dia yang masuk dengan ragu-ragu, sesuatu semacam itu.

Hatiku tidak cukup berani untuk datang ke tempat terbuka yang bisa kutemukan dan bersantai di sana. Kadang-kadang, murid laki-laki dan perempuan yang mengenakan pakaian santai mereka lewat dengan tenang, sangat bersenang-senang dihari itu. 

Tentu saja semua murid akan mengenakan pakaian santai mereka. Karena itulah aku mengingat kembali Katsuragi yang mengenakan seragamnya kemarin dan bertanya kepada diriku sendiri. 

Tidak ada aturan yang mengatakan bahwa seseorang tidak boleh mengenakan seragam mereka selama liburan musim panas. Namun, karena seragam itu sendiri menyerap panas dan membuat panas dengan cepat, bahkan jika sangat tidak peduli dengan fashion, tetap saja tidak cukup meyakinkan bagi mereka untuk jalan-jalan dengan mengenakan seragam mereka.

Tapi jika dia memperlakukan seragamnya sebagai pakaian musim panasnya, itu akan sedikit lebih meyakinkan. Daripada memakai pakaian musim panas, Katsuragi memakai jas lengkap dengan lengan panjang. Itu adalah sesuatu yang baru saja aku perhatikan, tapi sepertinya ada banyak variasi dari seragam kami.


Tentu saja, aku yang selalu kekurangan poin tidak menyadari hal ini, tapi sepertinya pakaian musim panas dijual dengan harga yang sedikit mahal seperti yang baru saja aku pelajari. 

Semua perempuan di kelas kami, meski menginginkan pakaian itu suatu hari nanti, saat ini mereka dipaksa masuk ke tingkat kedudukan, dimana mereka harus menanggungnya. Ini adalah bagian dari teori bahwa seseorang akan memakai pakaian santai mereka saat pacaran, tapi alasan karena berani mengenakan seragam....

Saat memikirkan hal seperti itu, pikiranku segera beralih ke tipe orang yang serupa. Katsuragi yang kemarin, dan bukan hanya dia, sepertinya ada beberapa orang yang lebih memilih seragam mereka. Dan dari asrama tempat tinggal para senior, murid laki-laki dan perempuan keluar. Ketika mereka melihatku, mereka mengubah arah jalan mereka dan mendekatiku.

"Sudah lama sekali"

"Aku penasaran siapa yang akan memakai seragam mereka di cuaca panas yang menyebalkan ini, jadi ini adalah kakaknya Horikita ya ..."

Tidak seperti Katsuragi, mereka mengenakan seragam jenis musim panas, namun melihat mereka memakai seragam mereka di hari libur membuatku mengingat kembali kepada kesan ketidakcocokan.

"Uwa, Presiden, anak ini-" Aku baru saja bertemu dengan seseorang yang merepotkan "dihiraukan"

Meskipun aku hanya membuat ekspresi yang begitu mudah dimengerti, perempuan yang berdiri di samping Horikita yang lebih tua, sekretaris tahun ke 3 Tachibana, berbicara dengan nada yang berlebihan.

Tapi meski begitu, tidak seperti seragam laki-laki, seragam yang dikenakan anak-anak perempuan sepertinya tidak menimbulkan hawa panas. jika aku bisa merasakan kesejukan seperti itu, aku tidak akan membuat keluhan seperti ini.

"Meskipun liburan musim panas, sepertinya dewan murid sedikit sibuk" tanyaku pada mereka.

Sekretaris Tachibana sepertinya sedang memegang sesuatu yang menyerupai buku catatan. Aku hampir berpikir bahwa semester kedua sudah dimulai.

"Kami hanya menggunakan liburan musim panas untuk merenovasi ruang dewan murid dan seperti itulah perkembangan hubungan ini" Sekretaris Tachibana menjelaskan hal itu kepadaku tanpa perlu mengganggu presiden.

"Begitu, sampai jumpa," kataku padanya.

"Uwaaa, untuk seseorang yang baru saja mendengar reaksi seperti itu dengan sangat santai, yang lebih penting lagi, kau harus menjaga mulutmu. Apa kau tahu siapa orang ini? Dia adalah presiden dewan murid yang menakutkan di sekolah, kau tahu?" Tachibana memberitahuku.

Aku tahu itu. Aku juga tahu bahwa dia juga memiliki pengaruh yang luar biasa. Awalnya aku memang berpikir untuk menunjukkan rasa hormat dan sopan santun kepadanya, dan bahkan akan berbicara secara formal, tapi aku telah berhenti memikirkannya selama ini.

Horikita yang lebih tua, sepertinya tidak ingin aku berbicara secara formal dan aku memilih untuk tidak menahan diri.

Tapi meski begitu, Sekretaris Tachibana juga terlihat berbeda dari apa yang aku bayangkan dulu. Kupikir dia orang yang lebih serius dari ini, tapi sepertinya dia juga orang yang mudah tersinggung.

"Apa kau ingin menjatuhkan hukuman padaku sesuai dengan sekolah ini? Maaf tapi aku benar-benar tidak memiliki poin" kataku padanya seolah-olah ingin mengabaikan kata-katanya.

Horikita yang lebih tua juga, pikirku, dia tidak ingin menjalin hubungannya dengan seseorang sepertiku, tapi seharusnya dia membiarkannya saja. Dia menyipitkan matanya dan mengatakan ini kepadaku.

"Ayanokouji, jika kau tidak sibuk saat ini, aku ingin kau menemaniku untuk sementara waktu"

"P-Presiden?"

Sepertinya Sekretaris Tachibana terkejut dengan presiden yang baru saja mengundangku. Aku juga terkejut. Tapi---

"Maaf tapi jadwalku sudah penuh"

"Eh, kau menolak?"

Dan sekarang Sekretaris Tachibana terlihat terbebani oleh penolakanku atas undangan presiden dewan murid tersebut.

"Kalau begitu, kapan kau tidak sibuk, aku tidak keberatan mengubah jadwalku untukmu, aku tidak keberatan bahkan jika setelah sekolah dimulai"

Sepertinya Horikita yang lebih tua tidak menunjukkan tanda-tanda menyerah. Aku pikir, seberanya tidak baik menunda sebuah masalah. Dan selain itu, jika kami melakukan ini suatu hari nanti, kemungkinan aku akan menghabiskan lebih banyak waktu. Jika seperti itu, akan lebih mudah melakukan hal ini sekarang.

"Kalau begitu kita akan bicarakan sekarang, aku masih punya waktu sampai tugasku yang selanjutnya" kataku padanya.

"Tapi kau bilang jadwalmu sudah penuh sekarang?"

Aku membungkam semua Interjeksi Sekretaris Tachibana saat dia mengatakannya. 

"Kemana kau akan pergi mulai dari sini? Aku tidak keberatan mengubah jadwalku untuk menyesuaikannya denganmu"

"Ahh --- aku menunggu seseorang, kalau kalian tidak keberatan, aku tidak mau pindah dari sini" jawabku padanya.

"Tapi di sini panas, kau tahu? Ini bukan tempat yang cocok untuk pertemuan"

"Aku sangat tau"

Meskipun disini panas, aku menganggap diriku sebagai orang terhormat yang melakukan skenario permainan hukuman dengan terhormat. Itu adalah pujian untuk diri sendiri.

"Aku pikir kadang-kadang berbicara sambil berdiri juga tidak terlalu buruk. Jika kau merasa tidak nyaman di sini, aku tidak keberatan jika kau kembali ke asrama"

"Tidak. Antenaku mengatakan bahwa aku tidak bisa meninggalkan presiden sendirian dengan anak laki-laki ini di sini" jawab Tachibana kepadanya.

Dan setelah menghormat kepada presiden dewan murid seperti itu, Sekretaris Tachibana menempel kepadanya hampir seperti pengawal.

"Laporan telah sampai ke dewan murid, tes pulau tak berpenghuni dan ujian khusus di kapal, apakah ujian itu sulit?" dia bertanya padaku.

"Dewan murid benar-benar memiliki banyak pengaruh, huh? Bisa mengetahui semua ini dan bahkan mengetahui laporannya"

"Meskipun aku mengatakan laporan, kami tidak tahu semua detailnya. Tindakan individu dan levelnya tidak diketahui oleh kami"

"Aku senang dengan itu"

"Apa kau tidak senang? Presiden tidak tahu tentang kegagalanmu" kata Tachibana kepadaku.

Sepertinya Sekretaris Tachibana tidak pernah melewatkan kesempatan untuk meludahkan racun kepadaku. Sepertinya, pada titik tertentu, dia membidikku sebagai musuhnya. Kurasa hal itu tidak terelakkan mengingat aku dengan santai berbicara kembali dengan presiden.

"Tapi informasi adalah sesuatu yang selalu berakhir dengan kebocoran. Fakta bahwa kau mengakali kelas lainnya selama ujian pulau tak berpenghuni, dan fakta bahwa kau memegang ‘target’ di kapal pesiar saat kau ditugaskan ke kelompok (Kelinci) adalah sesuatu yang kami ketahui" katanya padaku.

Meski mengatakan bahwa itu adalah hal yang tidak diketahui, Sepertinya sudah banyak yang bocor. Ini akan membuatku meragukan kejujuran mereka.

"Selain itu, nama Horikita Suzune muncul setelah ujian pulau tak berpenghuni, sehingga dia menjadi pusat perhatian di kelasnya dan mengakali kelas yang lainnya, namun sehubungan dengan itu, aku pikir yang sangat bertanggung jawab untuk itu adalah kau"

Dia memberitahuku dan sepertinya Horikita yang lebih tua memiliki keyakinan mutlak akan hal itu. Dengan lembut aku menggumamkan hal itu kepada diriku sendiri.

"Apa kau sangat memikirkanku?"

"Nama pemimpin akhirnya berubah dengan kau? Bagaimana kau menjelaskannya?"

"... kau bahkan tahu tentang hal seperti itu, ya?"

"Satu-satunya yang mengetahui fakta ini adalah aku dan Panitia Khusus saja. Dan sekarang Sekretaris Tachibana sudah mendengarkan kita. Ini adalah sesuatu yang bahkan tidak diketahui oleh wali kelas, jadi tenanglah" katanya.

Ini bukan situasi dimana aku bisa tenang. Seberapa besar pengaruh laki-laki ini? Normalnya, dewan murid hanyalah dekorasi tanpa kekuatan yang nyata. Bagi mereka yang bahkan dapat melampaui para guru, apa sebenarnya ini?

"Sebenarnya dewan marid ini apa?" Aku bertanya kepadanya.

"Dewan murid dengan sendirinya tidak memiliki kekuatan, terserah kepada bakat dari orang yang memimpinnya"

"Itu sebuah pernyataan yang mengesankan lagi. Aku pernah mendengar itu lebih awal, tapi kau benar-benar Kelas A, bukan?"

Aku tidak pernah merasa sangat perlu untuk mengkonfirmasinya, tapi karena aku sudah ada di sini, aku bertanya lagi.

"Bukankah itu sudah jelas? Itu wajar !!!" Jawab Tachibana.

"Tapi dalam hal ini aku masih belum mengerti, seberapa besar perbedaan antara aku dan Horikita? Sebenarnya, jika hanya melihat data kami, Horikita jauh lebih unggul dariku. Aku tidak mengerti alasanmu mengganggu dirimu sendiri dengan kelas D seperti aku" kataku padanya.

"Kau sudah salah paham akan satu hal, menurutku orang-orang Kelas D itu bodoh. Bukan berarti sekolah ini sedang memilah orang luar biasa agar mulai dari Kelas A atau sejenisnya"

"Presiden Umm ... aku pikir kau mengatakan terlalu banyak hal yang tidak perlu,  aku pikir kau mungkin sudah terlalu banyak berbicara?"

"Tidak perlu khawatir, laki-laki ini tentu saja sudah mengerti"

Seberapa jauh dia berniat untuk memuji-mujiku? Sejak pertemuan pertama kami yang aneh, ketua dewan murid-sama ini sepertinya memusatkan perhatian kepadaku pada tingkatan yang sulit.

"Lalu kenapa kau menolak Horikita? Apa karena karena dia kelas D?"

"Terlepas dari lingkungannya, selama dia adalah saudara perempuanku, aku mengerti segala hal tentang kemampuannya, dia adalah orang yang ditempatkan di Kelas D karena dia pantas mendapatkannya. Tidak ada yang lebih dan tidak ada yang kurang dari itu" jawabnya.

Orang ini pasti melihat adiknya dengan sangat tajam.

"Semua itu direncanakan oleh Horikita. Adikmu tidak punya teman selain aku  seperti yang kau lihat, jadi aku hanya diberi peran yang penting," kataku padanya.

"Itu salah, ini bukan ide yang dia pikirkan"

Mungkin karena mereka menghabiskan waktu yang lama bersama sebagai saudara kandung, sepertinya dia memiliki pemahaman yang lengkap tentang cara berpikirnya. Tapi meski begitu, aku sudah mencapai ke titik pemahaman.

Salah satu alasan kenapa laki-laki ini memperhatikanku kemungkinan besar adalah alasan yang sama dengan Chabashira-sensei. Jika dia melihat skor tes 50% ku yang menyenangkan di ujian masuk, tidak aneh jika dia juga memperhatikan perbedaan antara raport murid dan ringkasanku.

"Tolong berhenti memancing informasi pribadiku seperti penguntit. Aku ingin menjalani kehidupan sekolah yang tenang"

Aku memintanya seperti itu tapi dia menyentuh kacamatanya begitu dia kembali mengatakan pernyataan gila ini.

"Aku memang pernah menawarimu ini beberapa waktu yang lalu tapi, maukah kau bergabung dengan dewan murid?"

Sekretaris Tachibana kemudian menjadi panik dengan mata terbelalak lebar. Sebuah pernyataan yang sangat mengejutkan baru saja dibuat.

"Cukup menempatkan kembali dewan murid yang kau miliki disana.  apakah masih ada kursi belum terisi?" Aku bertanya

"P-Presiden- Beberapa hari yang lalu, dewan murid sudah menerima seorang perempuan tahun pertama, bukankah begitu? Bukankah itu sudah bisa menyelesaikannya? Kita juga mengambil beberapa tahun kedua dan semua kursi seharusnya sudah terisi. "

Dan ternyata memang seperti itu. Aku mengatakan hal itu kepada seseorang yang memiliki kontak mata denganku tapi dia terus mengatakan sesuatu yang belum pernah terjadi sebelumnya.

"Masih ada satu kursi kosong yang tersisa"

"Satu ... tidak mungkin !?".

"Ayanokouji, jika kau mau, aku akan menggunakan pengaruhku untuk menjadikanmu wakil presiden"

“T-tunggu"

Sekretaris Tachibana sepertinya kembali ke dirinya yang energik. Kupikir dia orang yang menarik untuk bersamanya.

"Ini belum pernah terjadi sebelumnya! Dia adalah tahun pertama dan juga dari Kelas D. Tidak mungkin anak laki-laki kasar ini tiba-tiba menjadi wakil presiden!"

"Aku sudah mengatakan ini berkali-kali tapi aku menolak" kataku padanya.

"Dan selain itu, aku akan menolak tanpa pertanyaan lagi" tambahku.

Tapi meski begitu, ini aneh. Sepertinya dia tidak sedang  bercanda, tapi evaluasi dan cara dia memperlakukanku tidak normal. Tentu saja, sampai batas tertentu, Horikita yang lebih tua memiliki akses terhadap informasi.

Dibandingkan dengan Ike dan Yamauchi, aku bisa mengerti kenapa dia memilihku. Tapi jika kami bergerak dengan potensi sendiri, dimulai dengan Katsuragi dan Ichinose, termasuk Hirata dan bahkan Kouenji. Harus ada banyak murid yang seperti itu. Seharusnya tidak ada alasan bahwa dia akan berusaha sekuat tenaga untuk memilihku. Itu berarti ada alasan kenapa harus aku, dengan kata lain.

"Mungkin tidak pantas jika aku mengatakannya sebagai presiden dewan murid, tapi mulai dari tahun depan, sekolah ini akan mengalami perubahan besar, dan ini tidak akan menjadi perubahan yang diinginkan pada saat itu. Dan pada saat itu, untuk melindungi peraturan sekolah ini, aku harus menciptakan kekuatan yang mampu melawannya mulai dari sekarang, mungkin sudah terlambat, aku merasa kebutuhan untuk itu semakin kuat setiap hari" katanya kepadaku

"Presiden, kau sedang membicarakan hal itu di dalam skenario dimana Nagumo-kun akan menjadi presiden dewan murid, bukan? Aku tidak yakin dia akan menciptakan sekolah yang buruk ..."

Aku belum pernah mendengar nama Nagumo dari antara tahun pertama. Berubah mulai dari tahun depan berarti dia berasal dari tahun kedua.

"Normalnya, bisa ada dua wakil presiden sekaligus di dewan murid. Mulai tahun depan sepertinya ini hanya akan menjadi satu, tapi jika kau berubah pikiran, itu masih bukan hal yang mustahil untuk dilakukan," katanya kepadaku.

"Tidak, tidak, tidak Presiden. Tentu saja itu tidak mungkin ... tidak mungkin Nagumo-kun akan memberikan izin untuk sesuatu seperti itu"

"Aku tidak tahu apa-apa tentang wakil presiden atau Nagumo, tapi aku tidak akan melakukannya. Kau akan lulus dan meninggalkan sekolah ini, itu saja bukan? Kau tidak perlu khawatir dengan murid-murid yang ditinggalkan atau mungkin..."

Aku sedikit terdiam sehingga memberikan bobot lebih pada kata-kataku selanjutnya.

"Jika itu karena kau khawatir dengan saudara perempuanmu dan meminta pertolonganku, mungkin ada tempat bagimu untuk berkonsultasi denganku mengenai masalah ini" kataku padanya.

"...Aku mengerti"

Jika aku mengatakan itu, maka pria ini juga tidak akan bisa terlalu bergantung kepadaku. Sebenarnya, dia sepertinya sudah menyerah sepenuhnya, karena setelah itu dia berhenti menyentuh pokok pembicaraan tentang dewan murid.

"Maaf telah menghabiskan waktumu, hanya itu urusan yang aku miliki denganmu, tapi kau bebas untuk mampir ke dewan murid kapanpun, dengan senang hati aku akan memberimu teh" katanya padaku.

Jadi, bahkan laki-laki yang membangun pondasi yang kuat untuk sekolah ini juga memiliki kecemasannya sendiri, huh? Sambil merasakan hal yang tak terduga, aku memutuskan untuk kembali - tapi aku tidak bisa kembali. Ini adalah waktu yang tepat untuk kembali, tapi sayang sekali aku harus menunggu Katsuragi.

Situasi mulai berputar menjadi lebih baik sekitar 30 menit setelah pembicaraanku bersama Horikita yang lebih tua. Mengenakan pakaian yang sama persis seperti kemarin, Katsuragi perlahan menuju ke arahku. Sementara aku mengamati dia dari jarak yang sedikit jauh dari jalurnya, aku melihat dia memegang sesuatu di tangannya yang terlihat seperti kantong berisi apa yang dia beli dari toko itu kemarin.

"Apa maksudnya?"

Masih ada waktu yang tersisa sampai tanggal 29. Normalnya seseorang akan menyimpan sesuatu seperti itu di kamar mereka sampai saatnya tiba. Tapi kenyataan bahwa dia membawanya berkeliling saat ini, mungkin dia ingin menyerahkannya sekarang?

Meski begitu, aku penasaran dengan penampilannya yang berseragam. Mungkin dia bermaksud untuk bertindak dengan pakaian formalnya, tapi sejujurnya aku lebih suka tidak melihatnya menyerahkan aktivitas ini dalam panas dengan memakai pakaian itu.

Aku menahan napasku saat aku mencoba memastikannya ke arah Katsuragi. Dan ketika aku melakukannya, kami segera sampai di persimpangan sebuah jalan. Katsuragi tidak melanjutkan perjalanan yang menuju ke asrama para senior. Dia malah melanjutkannya ke sebuah jalan yang berada di luar dugaanku dengan mengejutkan. Apa yang ada di ujung jalan itu adalah sekolah di tengah liburan musim panas. Aku membayanginya tanpa mewaspadainya

"Jadi karena itulah dia memakai seragamnya ---"

Bukan karena dia suka memakainya tapi justru karena dia berniat masuk ke sekolah. Akhirnya aku mengerti tentang Katsuragi dan kemudian masuk sekolah dari pintu masuk utama. Tapi karena ini terjadi, aku tidak bisa mengikuti Katsuragi begitu saja. Selama dilarang memasuki gedung sekolah dengan pakaian santai, aku tidak bisa masuk.

“Apa kau bertemu dengan Katsuragi ?!".

Saat ponselku bergetar, layarku sepertinya akan memproyeksikan chat yang sepertinya dikirim kepadaku. Kemudian, tanpa membaca pesannya, aku menutup ponsel dan memutuskan untuk mengubah arah seranganku. Aku menuju ke toko tempat kami memilih hadiah kami kemarin di Keyaki Mall. Dan sekali di sana, aku secara acak memasuki sebuah toko yang terlihat populer dengan perempuan. Aku penasaran dengan hadiah macam apa yang akan dijual di toko lain.

Hanya saja, meski dibandingkan dengan toko lain, aku tidak tahu perbedaanya. Pada akhirnya, aku kembali ke toko kemarin dimana Katsuragi membeli hadiah ulang tahunnya.

Akhirnya aku sampai di tempat cokelat yang dimasukkan ke dalam kotak kecil dan tipis yang ditumpuk. Aku mempertimbangkan kemungkinan bahwa itu mungkin bukan hanya untuk senior tapi juga bisa untuk laki-laki, tapi melihatnya lagi, kemungkinan itu tidak terlalu tinggi. Cokelat itu dihiasi dengan hiasan hati dan hiasan lainnya yang disukai perempuan.

"Kyahaha, aku tahu, bukan?"

Beberapa perempuan yang mulai berisik di dalam toko, melewatiku. Pada saat itu, aku menerima sedikit senggolan di punggungku.

"Wow"

Barang-barang yang aku tabrak dengan sikuku bergetar ringan, dan tumpukan cokelat roboh seperti longsoran salju. Gadis-gadis yang diliputi pembicaraabn mereka, bahkan tanpa memperhatikan kejadian yang telah terjadi di sini, langsung meninggalkan toko sambil tetap berbicara.

"Astaga"

Aku tahu bahwa aku tidak memiliki banyak aura kehadiran, tapi aku ingin mereka setidaknya memperhatikanku sedikit.

"Apa yang sedang kau lakukan?"

Ketika aku mencoba mengembalikan barang-barang yang jatuh dengan putus asa, seorang pria raksasa memanggilku dari belakang. Katsuragi yang seharusnya pergi ke sekolah.

Dia menatapku dengan wajah bingung.

"Aku di sini untuk ... membeli hadiah ulang tahun"

Setelah tiba-tiba bertemu dengannya, hanya itu yang bisa aku lakukan untuk menjawabnya. Setelah melirik kotak kado yang tersebar, dia membungkuk dengan tubuh besarnya untuk mengambil mereka.

"Ahh, aku bisa mengambilnya sendiri"

"Jangan pedulikan ini, tidak baik membiarkan pelanggan lain melihat ini, lebih baik membersihkannya dengan cepat, dua lebih baik dari pada satu”

Karena mengatakan hal itu, dan bahkan tanpa ada tanda-tanda tidak menyukainya, dia terus mengulurkan tangannya untukku. Sudah sekitar 30 menit aku habiskan dengan mengunjungi toko-toko lain, aku bertanya-tanya apakah dia sudah menyelesaikan urusannya di sekolah selama waktu itu.

Tapi di tangan Katsuragi, dia memegang sekantong barang dari toko ini. Aku menyelinap mengintip ke dalamnya dan ketika aku melakukannya, sepertinya berisi sebuah kotak kecil yang dikemas sebagai hadiah. Sepertinya dia belum memberikannya.

"Seharusnya ini tidak masalah"

Ketika kami berdua melakukannya bersama-sama, kami membersihkan toko ini dalam waktu singkat. Untungnya, baik petugas maupun pelanggan tidak melihat ini.

"Terima kasih"

Kurasa Katsuragi pada dasarnya adalah orang yang baik. Selama waktu di pulau tak berpenghuni juga, Katsuragi menunjukkan niat baik yang aneh kepada kami seperti ketika dia yang terus mengawasi jagung yang kami temukan. Tentu saja, dia tidak akan menunjukkan belas kasihan apapun jika menyangkut kompetisi di antara kelas, tapi sepertinya kepribadiannya bukanlah orang jahat.

"Apa kau membeli hadiah untuk pacarmu?" Tanya Katsuragi padaku.

"Ehh, tidak, tidak seperti itu, dia hanya teman sekelas, aku rasa aku akan membelinya lain kali"

Bukan berarti aku pernah berniat untuk membelinya sejak awal, tapi aku mengatakan itu selagi aku mengambil jarakku dari sudut ini.

Dan seolah-olah untuk mencocokkan tindakanku, Katsuragi juga mengambil jarak, jadi aku memutuskan untuk mengobrol sedikit untuk melihat apakah aku bisa mengambil beberapa informasi darinya.

"Apa kau juga membeli hadiah ulang tahun?"

"Hmm kenapa kau berpikir begitu?"

"Kau memegang kantung dari toko ini di tanganmu, aku juga berada di situasi yang sama"

"Aku mengerti, memang benar, aku pikir aku seharusnya tidak perlu berpikir seperti itu"

Mungkin dia memang yakin, Katsuragi mengangguk dan membalas tatapanku.

"Aku mengalami sedikit masalah karena aku tidak bisa menemukan barang yang aku inginkan, apa yang kau beli?"

"Ini bukan masalah besar, aku baru saja membeli salah satu cokelat yang baru saja kau jatuhkan sekarang, aku pikir kumpulan barang di toko ini tidak buruk sama sekali, tapi aku pikir itu terserah kepada masing-masing individu dengan penilaiannya sendiri. Kunjungi juga toko lain untuk melihat-lihat" Katsuragi menjawabku.

Kemudian, tanpa memberi tahu siapa yang akan dia berikan dan tanpa aku bisa mendengar namanya, kami berdua pergi dari toko.

"Kenapa kau memakai seragammu?"

Tentu saja aku tidak akan menyebutkan kata “kemarin”, tapi selama dua hari berturut-turut Katsuragi datang ke sini mengenakan seragamnya. Ini adalah hal yang jelas harus ditanyakan kepadanya.

"Kau harus memakai seragam jika kau ingin masuk gedung sekolah, karena itu sama sekali tidak bisa membantu" katanya.

"Itu berarti kau akan pergi ke sekolah?"

Tentu saja, karena aku sedang mengikutinya, aku sudah tahu bahwa dia sudah pergi ke sekolah lebih awal. Sekarang yang tersisa hanyalah bertanya kepadanya 'siapa' yang ingin dia berikan. Di tangannya, Katsuragi masih mencengkeram kantungnya.

Aku sudah berpikir akan mungkin untuk mendapatkan beberapa informasi darinya, tapi sayangnya sepertinya tidak seperti itu.

"Ahh, ada juga berbagai hal yang ingin aku tangani"

Dia tidak banyak bicara dalam masalah ini, tapi sepertinya Katsuragi memiliki sesuatu dalam pikirannya sejak dia melirik ke arah sekolah.

"Apa kau pernah memikirkan hal ini? Kelemahan saat masuk ke sekolah ini?"

"Kelemahan?"

"Itu benar, tidak ada hubungannya dengan kelas, tapi semua murid dibagi rata"

Aku harus mengajukan beberapa pertanyaan misterius yang aku tanyakan. Jika ini ada kaitannya dengan perbedaan kelas, maka masalah akan timbul berdasarkan kasus per kasus.

Ada kasus seperti Kelas D yang dilanda kekurangan poin, tapi sulit membayangkan Kelas A akan mengalami masalah seperti itu. Tapi dari pernyataan bahwa ini berlaku sama untuk semua murid, hal semacam itu bisa dikesampingkan. Jika benar, apa itu? Meski aku serius berusaha menemukan jawabannya, aku tidak bisa mencapai sebuah kesimpulan.

“Kau tidak tahu? Tentu saja itu bervariasi dari orang ke orang tapi kau tidak bisa menghubungi ‘pihak luar’ adalah kekurangannya"

"Ahh, aku mengerti"

Tapi, itu bukan hal yang merugikan untukku, melainkan keuntungan, aku sama sekali tidak mempertimbangkannya. Tentu saja, jika kau melihatnya secara normal, itu mungkin dianggap sebagai kerugian.

"Kau tidak ingin menghubungi orang tua atau saudara kandungmu?" Tanya Katsuragi padaku.

"Entahlah, tapi mengecualikan aku, aku pikir cukup banyak murid yang mengatakan hal yang sama"

Khususnya, anak perempuan sering mengeluh bahwa mereka kesepian. Namun, dalam hal kebocoran informasi ke luar, sekolah ini melarang semua bentuk kontak dengan ketat. Jika seseorang dengan sembarangan melanggar peraturan ini, maka dia tidak akan berakhir dengan hanya sebuah peringatan.

"Tapi manfaat yang kau terima sebagai imbalannya sangat besar dan aku tidak merasa bahwa ini menjadi alasan yang cukup untuk merasa kecewa?"

"Itu benar. Baik sistem poin maupun kelengkapan fasilitas adalah sesuatu yang biasa dinikmati oleh murid biasa dan tentunya merupakan keuntungan"

Selanjutnya, ia juga mendapat keuntungan karena telah lulus dari Kelas A.

Tunggu, kenapa aku bisa berbicara normal dengan Katsuragi? Selain itu, selama liburan musim panas.

"Kau adalah murid yang dekat dengan Horikita, bukan?"

"Apa ada rumor palsu seperti itu sudah menyebar?"

"Rumor paslu? aku sangat ingat ketika kau berakting bersama dengannya saat kau bertemu denganku"

"Ini seperti hubungan takdir yang biasa terjadi, atau lebih seperti arus yang dimulai saat kami diberikan kursi di samping satu sama lain, kebetulan kami saling berbicara dan dari sana semuanya dimulai"

Selama pembicaraan tentang sekolah, tidak ada yang aneh sama sekali, pikirku. Sepertinya Katsuragi juga punya gambar seperti itu sejak dia mengangguk.

"Jadi begitulah rupanya. Aku tidak tahu banyak tentang kelas lain meski aku sudah berpikir, jika aku membuatmu merasa tidak nyaman, maafkan aku, aku tidak memiliki maksud tersembunyi dalam hal ini"

"Ini adalah sesuatu yang sering aku dengar baru-baru ini, jadi baguslah, sepertinya Horikita sedang melakukan pekerjaan dengan baik"

"Benar"

Katsuragi sesaat setuju denganku, tapi dia tidak menunjukkan tanda-tanda terus melanjutkan.

"Sejujurnya, ini adalah ketiga kalinya aku datang ke toko ini, aku ada tipe yang terus memikirkan sesuatu yang aku khawatirkan, kau tahu? meski hanya hadiah, saat aku memikirkannya, perasaan seseorang yang menerimanya, aku tidak bisa memutuskannya begitu saja"

Seseorang yang dia khawatirkan untuk diberikan hadiah, aku bertanya-tanya, siapa dia? Haruskah aku mencoba menggalinya sedikit lagi?

"Mungkin aneh untuk mengatakan sesuatu seperti ini, tapi kau orang yang tegas. Untuk membeli seseorang hadiah ulang tahun seperti ini..."

"Apa menurutmu aneh merayakan hari kelahiran?"

Paling tidak melihat raksasa botak yang melakukannya, aku merasa sangat tidak cocok. Tapi itu hanya pandangan yang berprasangka. Di dunia ini bahkan ada anak nakal yang akan menyelamatkan seekor kucing di tengah guyuran hujan.

"Aku akan jujur, kau akan memberikannya kepada siapa?"

Aku memotong pembicaraan untuk menuntutnya. Aku tidak akan membuat kemajuan bahkan jika aku hanya memukul-mukul semak belukar.

"Untuk siapa, huh?"

Mungkin pertanyaan itu membingungkan bahkan  untuk orang yang bersangkutan, karena ia menunjukkan sedikit keraguan.

"Ini sesuatu yang bersifat pribadi. Bukan sesuatu yang bisa kau dengar”

Aku pikir itu adalah sesuatu yang tidak bisa dipaksakan dan dia akhirnya menghindari pertanyaan itu. Jika dia menjawab, aku tidak lagi berada dalam posisi untuk menanyakannya lebih lanjut. Jika itu merupakan teman baik, itu akan menjadi masalah yang berbeda.

"Permisi"

Dan tanpa meninggalkan satu kata pun, Katsuragi pergi menuju asrama.

Aku berhasil memecahkan masalah kenapa dia mengenakan seragam, tapi misteri selanjutnya muncul dari situ. Kenapa dia pergi ke sekolah? Kenapa dia muncul di toko itu lagi? Aku tidak bisa dengan jelas melihat jawaban mereka.

***


"Oi, Ike, aku sudah  menyelidiki kasusnya Katsuragi"

"Serius? Lumayan juga, Ayanokouji. Aku melihatmu di dalam cahaya yang baru sekarang"

Mengatakan itu, Ike memujiku sambil meletakkan tangannya di bahuku. Apa aku sudah melakukan sesuatu yang pantas dilihat di dalam cahaya yang baru? Merasa sedikit ragu tentang seberapa buruknya Ike memujiku,  secara internal, aku melaporkan situasi kepadanya.

"Sayangnya, aku tidak bisa mencari tahu siapa penerima hadiahnya"

Itu tidak sepenuhnya benar. Lebih tepatnya, aku tidak bisa mengetahui gambaran perempuan mana pun yang mungkin akan diberikannya. Tidak peduli berapa banyak yang aku selidiki, aku tidak bisa mengetahuinya.

Pada tahun ajaran yang sama, tidak ada yang berulang tahun ditanggal tersebut. Namun, aku juga tidak bisa memikirkan murid di sekolah lain.

Kemungkinan, apakah orang yang sedang kami pikirkan ini sebenarnya berada di lokasi yang berbeda? Terlihat kaget, Yamauchi mengangkat kepalanya.

"Gawat... aku tahu ini akan terjadi, Sebenarnya siapa orang yang akan katsuragi berikan?"

Daripada kegirangan atau senang, Yamauchi malah membuat ekspresi sedih saat dia mulai berbicara seolah dia mengerti sesuatu.

"Hei, Kanji, bagaimana menurutmu tentang Valentine jahanam di SMP?"

"Aa-apa yang tiba-tiba kau bicarakan? Benar, itu memang sulit untukku, tapi bagaimana dengan itu?"

"Pada dasarnya, bukankah ini semacam petunjuk?... orang itu, aku pikir dia bisa membelinya untuk dirinya sendiri"

"Tentu saja tidak..... t-tidak mungkin. Si botak itu sepertinya tidak populer..."

Mereka berdua merasa yakin setelah melakukan pertukaran singkat dan sulit dipahami tersebut. Tapi tetap saja, itu adalah perkembangan yang tidak pernah aku pikirkan, jadi aku memutuskan untuk mengajukan sebuah pertanyaan.

"kau bilang dia membeli hadiah untuk ulang tahunnya sendiri?"

"Apa lagi kalau bukan itu, Ayanokouji"

Mereka memelototiku seolah mereka sedang marah. Terlepas dari itu, biasanya seseorang tidak akan membeli hadiah untuk mereka sendiri, bukan? Tentu saja aku menganggap bahwa dia mungkin sudah memberi penghargaan kepada dirinya sendiri sampai tingkatan tertentu. Seperti sebuah makan yang lezat, atau membeli sesuatu yang dia inginkan. Tapi dalam masalah ini, aku tidak berpikir bahwa itu bisa diterapkan.

Dia pergi untuk mendapatkan hadiah yang disukai oleh perempuan, lengkap dengan bungkus dan cokelat di dalamnya. Jika dia hanya menyukai makanan yang manis, akan lebih cocok untuknya membeli dalam bentuk yang berbeda.

"Kau benar-benar tidak mengerti?"

"... sayang sekali" jawabku.

"Tidak peduli bagaimana kau melihatnya, Katsuragi sepertinya bukan tipe orang yang populer dengan perempuan, bukan? Tapi tetap saja, dia adalah pemimpin Kelas A"

Aku akan menahan sebuah komentar pada pernyataan itu.

"Artinya, dia sudah menjadi sedikit sombong. Dia pasti ingin membuat orang lain di sekitarnya menganggap bahwa dia populer. Dengan kata lain, ini adalah sebuah rencana"

"Singkatnya, daripada menganggap bahwa itu adalah sesuatu yang dia beli untuk dirinya sendiri, dia akan memainkan peran seolah-olah seseorang sudah memberikan benda itu kepadanya. Itu maksudnya"

Mereka pasti merasa bahwa tidak ada yang salah dengan kesimpulan yang mereka capai, karena Ike dan Yamauchi mengangguk setuju.

"Aku juga melakukan hal yang sama di SMP, aku membuatnya terlihat seperti aku yang mendapatkannya dari gadis yang paling imut di sekolah"

"Mendengarnya seperti itu bukankah terasa sedikit, hampa?"

“Sudah jelas, bukan? Tentu saja rasanya hampa, tapi ini lebih baik daripada merasa putus asa karena tidak mendapatkan apapun" Dia marah.

Sepertinya bagi Ike, kegiatan seperti Valentine dan ulang tahun benar-benar hari yang istimewa.

"Omong-omong, Haruki, kau juga berada diposisi yang sama , bukan?"

"Hah? Tidak, aku berbeda, aku ini populer dengan gadis-gadis, kau tahu?" Yamauchi menjawab Ike.

"Dasar pembohong. Lalu kenapa kau mengatakan sesuatu seperti itu? Bukankah itu karena kau pikir bahwa dia sudah melakukan hal yang sama denganmu?"

"Aku bilang seperti itu. Di SMP, ada seseorang yang tidak populer seperti Kanji yang aku kenal, itu saja," kata Yamauchi.

Sudah jelas itu kebohongan, tapi aku tidak memiliki maksud atau niat untuk menemukan kebenarannya.

"Tapi itu hanya tebakan, bukan?"

"Tidak ada yang meragukan tentang hal itu. Itulah yang pasti sedang terjadi!"

Sepertinya mereka sudah memutuskan bahwa sudah tidak ada ruang lebih jauh untuk meragukan kesimpulan yang telah mereka capai, karena mereka tidak saling berdebat lagi.

"Hei Haruki, mungkin kita sudah salah paham dengan si botak... Katsuragi?"

"Ya, aku memperlakukannya dengan rasa permusuhan karena dia adalah Kelas A, tapi sekarang tiba-tiba dia terlihat lebih mirip dengan kita"

"Itu berarti, pada akhirnya kau juga orang yang tidak populer yang membeli hadiah untuk dirinya sendiri"

"Tidak, itu hanya mengingatkanku kepada teman sekelasku, ujung-ujungnya aku merasa kasihan kepadanya." Yamauchi menjawab Ike.

Yamauchi dengan keras kepala menyangkal pernyataan Ike.

"Apa kau mau bekerja sama?" Tiba-tiba, sesuatu seperti itu diucapkan.

"Apa maksudmu dengan bekerja sama?"

"Kita akan menyiapkan hadiah ulang tahun untuknya"

Dari keadaan antagonisme terhadap Katsuragi, sepertinya Ike malah berubah menjadi bersimpati.

"Tentu saja, aku mengerti sesuatu yang didapatkan dari seorang gadis adalah yang terbaik, tapi itu tidak mungkin. Dan dalam masalah ini, bukankah akan menjadi sebuah berkah karena menerima hadiah ulang tahun dari orang lain?"

Aku merasa ada yang tidak sesuai dengan logika itu, tapi aku akan kesulitan untuk menyangkal semuanya.

Daripada membeli hadiah untuk dirimu sendiri di dalam sebuah kebohongan, seseorang ingin menerima hadiah dari orang lain. Hanya saja, hal yang harus diperhatikan adalah simpati secara mengejutkan akan menjadi hal yang menyusahkan. Jika Katsuragi memang membeli hadiah untuk dirinya sendiri, apa dia tidak keberatan dengan Ike dan yang lainnya yang mengetahui hal tersebut dan merayakannya? Di sisi lain, dia mungkin malah marah dan menolak simpati mereka. Ike dan Yamauchi sudah mulai membahas apa yang harus dibeli untuknya, tapi sekali lagi aku merasa ragu mengenai kesimpulan itu.

Tentu saja tidak ada perempuan yang berulang tahun besok, tapi bukan berarti semua kemungkinan lain telah musnah. Para guru di sekolah ini dan pihak berwenang yang lainnya, termasuk pegawai yang lain di halaman sekolah. Jika kau memperluas definisi 'perempuan', masih banyak calon yang tersisa.


Selain itu, jika memang hadiah itu untuk dirinya sendiri, apa dia akan dengan berani membelinya begitu saja? Daripada itu, pakaian Katsuragi adalah seragam yang tidak biasa di tengah liburan musim panas. 

Itu tidak akan menyelesaikan apapun, tapi malah membuatnya menonjol. Mudah dibayangkan bahwa orang lain akan curiga jika melihatnya, dan biasanya orang lain tidak akan memakai seragam.

"Ayanokouji, kau pasti punya beberapa pion juga. Jika ketiganya masing-masing memiliki sekitar 1500 poin, kita bisa membeli sesuatu yang bagus untuknya".

Aku sudah pernah mendengar omongan semacam ini kemarin..... Dengan kata lain, pengeluaranku akan berlipat ganda. Pengeluaran 1000 poin bukanlah angka yang kecil.

"Jadi Ayanokouji, ini mungkin sedikit mendadak, tapi ayo kita rayakan ulang tahun Katsuragi".

Apa saklar mereka sudah jeklek? sepertinya mereka berdua berniat membeli Katsuragi hadiah.

"Kau serius mau membeli hadiah?”

"Bukankah sudah jelas kita akan membelinya? Kau pasti juga ingin menyelamatkan orang yang tidak populer, bukan?"

Ahh, ini menjadi semakin merepotkan, jadi aku memilih untuk tidak menolaknya. Setelah memutuskan untuk bertemu besok, pembicaraan berakhir dan kami bubar pada hari itu.

Saat kami berkumpul lagi keesokan harinya di siang hari, sosok Kushida juga ada di sana.

"Halo, Ayanokouji-kun"

"Oh, halo"

Kenapa dia di sini? Pertanyaan seperti itu dijawab dengan kata-kata berikutnya yang berasal dari Ike.

"Kau tahu, kemarin aku berkonsultasi dengan Kikyo-chan, ketika aku mengatakan kepadanya bahwa aku ingin membeli hadiah untuk Katsuragi, dia bersikeras ingin bekerja sama dengan kami, maka dia memohon untuk bergabung juga. Hei, Katsuragi akan lebih bahagia jika bukan hanya anak laki-laki, seorang perempuan juga merayakan hari ulang tahunnya" Ike memberitahuku.

Dia terus memujinya, tapi aku pikir dia hanya ingin menciptakan kesempatan di mana dia bisa bersama dengan Kushida. Yang terpenting, itu akan membuat dia melihat Ike sebagai seseorang yang peduli dengan teman-temannya juga.

"Aku juga memiliki hutang dengan Katsuragi-kun, jadi wajar saja. Tolong beritahu kepadaku biaya untuk hadiah ini" kata Kushida.

Menanggapi pertimbangan lembut itu, Ike menatap Kushida dengan mata love.

Begitu juga dengan Yamauchi, meski dia menyukai Sakura, sepertinya dia sangat terpengaruh oleh pesona Kushida karena ia terlihat lebih bersenang-senang daripada saat hanya ada laki-laki di sini.

"Omong-omong, Ayanokouji-kun, kenapa kau memakai seragammu?"

"Seperti itulah"

Aku melepas almamaterku lebih awal karena sangat panas, tapi seperti yang diharapkan, seragam ini membuatku terlihat mencolok dengan cara yang buruk.

"Ayo kita bergegas"

Mengapit sisi Kushida, keduanya berjalan meninggalkanku. Dan segera setelah itu, sebuah percakapan mulai berkembang. Aku selalu terkesan setiap kali melihat seseorang mampu melakukan percakapan dengan siapa pun, kapan saja. Aku berjalan sedikit di belakang mereka bertiga. Dalam perjalanan, aku melihat seseorang yang tidak biasa.



"Maaf, kalian duluan saja. Ada yang harus kulakukan" kataku pada mereka.

"Baiklah, tapi pastikan untuk tidak membuat Kikyo-chan menunggu"

"Ya"

Aku meninggalkan mereka dan mendekati orang itu.

"Kau cukup ceria, kalian berempat sedang belanja? Meskipun kita sangat menderita di tangan Ryuuen-kun"

"Yah, itu berarti Kelas C melakukan sesuatunya dengan lancar. Tidak ada gunanya mengkhawatirkan itu sekarang, kan?"

"Kau benar ... tapi, masih banyak hal membuatku tidak yakin"

"Seperti?"

"...tidak ada"

Lalu, dengan ekspresi seperti Sawajiri Erika, dia menoleh dan sepertinya tidak ada tanda-tanda untuk menjawabku.

"Waktu apa ini?"

"Ehh?"

"Aku bertanya, waktu apa ini? tahun ajaran kita! Bulannya juga!"

"Apa yang kau bicarakan?"

"Dengar, kita baru saja menyelesaikan semester pertama di tahun pertama kita. Tidak perlu terburu-buru, hanya karena mereka sudah meningkatkan keunggulan mereka, bukan berarti harus putus asa."

"Tapi meski begitu, ini adalah kekalahan yang mengerikan. Jika kita tidak memikirkan jalan ....."

"Meskipun kau tidak bisa melihat apa yang sedang terjadi, Kau harus selalu melihat ke depan. Murid yang dikenal sebagai Horikita Suzune unggul di bidang akademis, namun jika menyangkut pertarungan unik seperti ini, kau sama sekali tidak bisa melakukan apapun. Itulah kesanmu yang aku pahami "kataku pada Horikita.

"... Aku mengerti itu"

"Aku mengerti.  jadi kau sudah menyadarinya itu. Bagaimanapun, aku pikir lebih baik kau jatuh hingga  kau mencapai titik terendah," kataku padanya.

"Apa maksudmu?"

Saat ini, tidak masalah jika kau benar-benar hancur, selama kau akan merangkak kembali. Aku pikir Horikita memiliki potensi untuk melakukan itu.

"Ada masalah yang lain. Saat ini kau harus melakukan sesuatu perlahan tanpa terburu-buru, apa ini tidak masalah?"

"Kau pikir ada masalah yang lain, tapi kenapa kau bertindak di pulau tak berpenghuni? Ada yang aneh dengan itu?" jawab Horikita kepadaku.

"Mungkin"

Mau bagaimana lagi jika Horikita, yang tidak tahu tentang interaksiku bersama Chabashira-sensei, menganggap ini sebagai sesuatu yang misterius.

Selama ujian pulau tak berpenghuni, aku dipaksa untuk 'menunjukkan kemampuanku' jadi aku tidak punya pilihan lain selain bertindak. Tentu saja, ujian dia kapal pesiar, di mana aku tidak memiliki banyak bidak untuk digunakan, terbukti sangat sulit bagiku, namun masih ada beberapa cara yang tersedia. Tapi ada alasan kenapa aku tidak menggunakan cara itu. walaupun begitu, jika aku terlalu banyak mengacau, tidak ada keuntungannya.

Pada dasarnya aku tidak tertarik pada sesuatu seperti Kelas A atau Kelas B. Oleh karena itu, tanpa mengotak-atik terlalu banyak, tapi tetap menunjukkan sedikit kemampuanku kepada Chabashira-sensei, aku bisa membuang-buang waktu dengan itu.

Itulah kenapa melihatnya dari sudut pandangku, bahkan ujian diawal itu sukses besar.

"Yang lebih penting, apa kau tidak punya pertanyaan untuk ditanya tentang penampilanku?" Tanyaku padanya.

"Aku pikir kau mengenakan pakaian yang sangat panas, tapi aku tidak memiliki kesan yang lain tentang hal itu"

Seperti biasa, dia tidak tertarik pada orang lain.

"Apa yang kau baca hari ini?"

"Tidak ada hubungannya denganmu, kan?"

Mengatakan itu, dia tidak menunjukkan tanda-tanda untuk membiarkanku melihat judul buku itu.

"Baiklah, aku sudah membuat Ike dan yang lainnya menunggu, jadi aku akan pergi sekarang. Mau ikut?"

"Kau pasti bercanda. aku menolak" jawab Horikita.

Setelah mengharapkan bahwa dia akan menjawabku seperti itu, aku memutuskan untuk pergi tanpa ragu.

***

"Apa yang sedang kalian lakukan...?"

Tiba-tiba dikelilingi oleh Ike dan yang lainnya dengan seseorang yang tidak memiliki hubungan apapun dengannya, bahkan Katsuragi yang biasanya tenang tidak bisa menyembunyikan keterkejutannya. Di sanalah Kushida, yang tentu saja akan ikut serta di dalam diskusi ujian, mulai berbicara dengannya.

"Maaf tiba-tiba begini, Katsuragi-kun, apa kau punya waktu?"

"Kushida, apa? Apa maksudnya ini?" Katsuragi bertanya.

"Sebenarnya, aku mendengar dari Ike-kun dan yang lainnya, tapi hari ini seharusnya adalah hari ulang tahunnya Katsuragi-kun?"

"Muu... itu benar tapi... kau bisa menebaknya dengan cukup bagus"

Mungkin dia tidak ingat menceritakan hal ini kepada siapa pun, tapi dia menatap kami dengan ekspresi sedikit bingung.

"Jadi karena itulah kami berempat di sini ingin merayakannya dengan Katsuragi-kun dan karena itulah kami menemuimu" Kushida melanjutkan.

"Tidak, tidak ada alasan untuk melakukan sesuatu yang istimewa. Apa aku salah?" Tanya Katsuragi. 

Terlihat tidak senang karena ini, dia menjadi waspada. Itu tak terelakkan. Tidak aneh jika menurutnya ini adalah jebakan dari Kelas D. Namun, kenyataan bahwa dia tidak menunjukkan tanda-tanda segera menolak kami, mungkin sebagian besar berkat kehadiran Kushida.

"Apa kau punya rencana untuk bertemu orang lain hari ini?" Kushida bertanya.

"Bukan itu masalahnya tapi ....."

Kushida kemudian bertepuk tangan dengan senyum lebar seolah mengatakan 'aku senang'. Jika dia menunjukkan senyuman seperti itu, laki-laki biasa pun akan jatuh cinta kepadanya dengan satu tembakan.

Tapi laki-laki ini adalah pemimpin Kelas A dan bukan seseorang yang bisa langsung tenggelam seperti ini.

"Aku minta maaf, tapi bukan berarti kita teman dekat atau apapun. Jika ada maksud tersembunyi, katakan saja langsung" kata Katsuragi.

"Tidak ada maksud tersembunyi. Kami hanya berpikir untuk merayakan ulang tahunmu, Katsuragi"

Ike mengatakan itu dengan wajah serius. Dia mungkin berpikir untuk merayakan ulang tahun Katsuragi dari dasar hatinya yang dipenuhi rasa simpati.

"Mu....."

Ini adalah sebuah ikatan, seolah mengatakan bahwa Katsuragi mengencangkan mulutnya dengan ekspresi penolakan. Jadi aku menyadari bahwa di tangannya, Katsuragi memegang tas hadiah ulang tahun yang sama seperti kemarin.

Itu adalah sesuatu yang seharusnya dia beli dua hari yang lalu, namun dia membawanya ke mana pun dia pergi. Kenapa? Sepertinya Ike dan yang lainnya belum menyadari hal ini (atau sudah menyadarinya dan berpura-pura tidak tau) dan mereka menemui Katsuragi.

"Maaf, tapi aku punya urusan di sekolah sekarang, aku minta maaf," kata Katsuragi.

"Sekolah, eh? Omong-omong, baru-baru ini kau selalu memakai seragammu. Apa yang sedang kau lakukan?"

Ike bertanya dengan santai namun Katsuragi tidak melewatkan sebuah kecurigaan di dalam kata itu.

"Apa maksudmu?”

Dari tatapan ringan yang baru saja dia lakukan beberapa waktu yang lalu, sepertinya Katsuragi sudah memasuki mode pertempurannya saat ekspresinya menjadi tajam.

"Eh, apa?"

Ike tetap seperti biasanya tanpa menyadari perubahan itu tapi sikap acuh tak acuh itu runtuh dengan kalimat selanjutnya yang mengikutinya.

"Bagaimana kau tahu bahwa aku memakai seragamku baru-baru ini?" Karena menatap mata kuat yang sepertinya akan menghisapmu, Ike tak sengaja menelan ludah.

Dia sudah mengambil kata-kata dan membisikkannya di alam bawah sadarnya hingga mengingatkan sesuatu yang tidak nyaman.

"Ehh? Tidak, itu ..."

"Kemarin setelah bertemu denganku, aku bertemu dengan Ike dan yang lainnya, aku bilang kepada mereka tentang hal itu, apa seharusnya aku tidak melakukannya?”

Tidak ada pilihan lain selain melakukan hal tersebut, aku menceritakannya kepada Katsuragi.

"Kupikir itu pakaian yang tidak biasa untuk liburan musim panas" aku melanjutkan.

"Aku mengerti ... memikirkannya seperti itu, aku pikir itu benar"

"Ya itu benar, itu dia, itu" kata Ike.

"Jadi kenapa kau pergi ke sekolah?"

Sosok panik Ike masih mencurigakan, tapi untuk saat ini aku sudah berhasil mengubah topik pembicaraan.

"Ini hal yang pribadi, tidak ada hubungannya dengan kalian," jawab Katsuragi.

"Ini mungkin tidak penting, tapi apa ada sesuatu yang mengganggumu?"

"Kenapa kau berpikir begitu?"

"Kemarin maupun hari ini, kau membawa kantung itu, bukankah sedikit aneh jika kau pergi ke sekolah dengan itu juga dan kau sudah membawa tas itu di tanganmu saat kita bertemu di toko kemarin. tiga kali, bukan? " Aku bertanya kepadanya.

Ada fakta bahwa aku memang melihatnya secara kebetulan, tapi tidak sulit untuk menyimpulkan itu dari apa yang aku katakan.

"Aku punya urusan di dewan murid, itu saja."

Sekali lagi, sebuah nama tempat yang tak terduga muncul.

"Mungkin alasanmu memakai seragam kemarin adalah karena kau pergi ke ruang dewan murid?"

"... itu benar, tapi sepertinya mereka sedang keluar"

"Kalau tidak salah, kemarin mereka sedang merenovasi ruangan dan itu tidak bisa digunakan"

Katsuragi membuat wajah yang sedikit terkejut dan langsung bertanya kepadaku bagaimana aku mengetahuinya.

"Aku kebetulan memiliki hubungan dengan presiden dewan murid"

"Jadi kau kenalan dengan presiden dewan murid itu?"

"Entahlah. Kau bisa menyebutnya sebagai kenalanku tapi... sesuatu seperti itu" jawabku

"Ahh, aku mengerti, Horikita dari Kelas D adalah adik kecil presiden dewan murid, huh?"

Katsuragi yang pintar dengan cepat mencapai kesimpulan itu sendiri dan yakin.

"Kalau begitu, akan jauh lebih baik jika kau menemaniku. Jika memungkinkan, maukah kau ikut denganku?"

Dan dengan ini, kurang lebih aku bisa mengerti apa yang Katsuragi tuju.

"Kebetulan, aku juga punya urusan dengan dewan murid sekarang"

"Jadi, itu sebabnya kau juga memakai seragammu?"

Tentu saja, hanya agar aku bisa mengetahui tujuan Katsuragi tapi dengan ini aku bisa sampai ke titik ini.

Sambil mengangguk sekali, Katsuragi mulai menuju sekolah, menuju ruang dewan murid.

***

"Permisi"

Katsuragi, dengan suara yang jelas, berbicara seperti itu saat dia mengetuk pintu ruang dewan murid.

Presiden dewan murid, Horikita Manabu dan Sekretaris Tachibana keluar untuk menyambut kami. Horikita yang lebih tua segera melihat kehadiranku.

"Tidak disangka akan menyambut pengunjung yang datang bersama"

Aku dengan lembut membungkuk untuk membalas sapaannya. Sekretaris Tachibana, di sisi lain, memiliki ekspresi yang sangat jijik di wajahnya.

"Hari ini, aku datang ke sini karena aku memiliki permintaan untuk dilakukan. Pada dasarnya, aku mendengar pertanyaan murid bisa ditanyakan melalui dewan murid dan itulah kenapa aku datang"

"Sepertinya kau sudah datang kemarin dan sehari sebelum kemarin. Kami absen karena renovasi. Aku minta maaf"

"Tidak, saat ini sedang liburan musim panas, kesalahannya terletak pada sisi yang mendorong masalah ini, tapi aku senang bisa bertemu denganmu hari ini. Karena situasi ini, aku sudah berpikir untuk langsung pergi ke asramamu" kata Katsuragi. 

Di tengah liburan musim panas, kenapa Katsuragi memutuskan untuk mampir ke tempat ini. Dan apa sebenarnya alasan dia berada di sini. Hal itu akhirnya terungkap.

"Di sekolah ini, selama masa pendaftaran, kami dilarang menghubungi pihak luar tanpa izin tertulis. Aku ingin menanyakan lebih jauh tentang itu dan aku akhirnya datang ke sini"

"Dari kalimat itu, Tentu saja kau sudah melihat-lihat peraturan sekolah, bukan? Alasan kuat dan tidak bisa dihindari mungkin saja ada sebagai pengecualian, tapi sebuah kontak tetap dilarang keras"

Persis seperti yang dikatakan Horikita yang lebih tua, hanya dalam keadaan yang tidak dapat dihindari, ini diperbolehkan. Penyakit atau luka parah adalah satu-satunya saat izin diberikan.

"Ya, tapi dalam kasus individual, bagaimana sebaiknya aku menghadapinya? Aku ingin mengirimkan sebuah paket dan kartu pesan untuk keluargaku di luar lingkungan sekolah. Tentu saja, aku tidak berharap bisa mendengar jawaban dari keluargaku" kata Katsuragi.

Dengan kata lain, komunikasi sepihak.

"Itu sama saja. Bahkan jika ini sepihak, masih dilarang"

Kata-kata itu dikembalikan ke Katsuragi secara profesional. Tapi Katsuragi, dia tidak akan ada di sini jika ini cukup untuk membuatnya mundur.

"Sehubungan dengan kontak dengan pihak luar, aku sudah mendengar bahwa itu termasuk pengiriman paket juga. Tapi, selama aku tidak mengirimkan informasi melalui surat, bukankah itu dianggap tidak melanggar peraturan?" Tanya Katsuragi.

"Tidak ada perubahan di dalam kenyataan bahwa hal itu dilarang oleh peraturan. Itu adalah peraturan yang tidak berubah sejak berdirinya sekolah ini, tapi tidak dilarang tanpa alasan. Ketika sekolah pertama kali didirikan, peraturannya tidak seketat sekarang "

Horikita yang lebih tua menatap Sekretaris Tachibana, lalu mengangguk sedikit sambil tersenyum.

"Seperti yang dia katakan. Awalnya, pengiriman paket yang Katsuragi-kun harapkan diizinkan, namun ada beberapa murid yang melanggar janjinya, mereka menyembunyikan surat di dalam paket tanpa izin. Hal seperti itu terjadi dan sekarang tindakan seperti itu sudah benar-benar dilarang "kata Tachibana.

Begitulah, Horikita yang lebih tua mengebor penolakan mutlak terhadap Katsuragi. Tapi, Katsuragi bukan tipe yang akan menyerah disini. Meskipun untuk tahun pertama, laki-laki ini masih menjadi merupakan pemimpin Kelas A. Dia segera menilai kembali situasinya dan membangun kembali pendekatannya.

"Kalau begitu sekali lagi aku harus bertanya kepadamu, ijinkan aku menggunakan pengiriman paket langsung di toko. Aku tidak akan menyentuh satu jari pun pada paketnya, aku hanya akan membayar biayanya. Jika seperti itu, tidak ada ruang untuk penipuan "kata Katsuragi.

"Meski begitu, itu masih melanggar peraturan ....."

"Melanggar peraturan? Sekolah ini berbasis kemampuan, jika aku pernah mendengar, kau bisa melakukan apapun dengan poin yang cukup. Membeli nilai ujian atau perdagangan antar murid, ada banyak kegunaan poin. Apa aku salah?" Katsuragi melanjutkan.

Sepertinya bagi Katsuragi, nilai dari hadiah ulang tahun yang ingin dia kirim sangat besar.

"Kalau begitu, situasinya sedikit berubah"

Horikita yang lebih tua, setelah dengan tenang mendengarkan apa yang harus dia katakan, sedikit mengubah sikapnya.

"Sebelum kita membahas rincian masalahnya, bisakah kau memberi tahuku tentang siapa penerimanya?" dia bertanya.

"Ini untuk saudara kembarku. Karena kami tidak memiliki orang tua, aku satu-satunya yang bisa merayakan hari ulang tahunnya" kata Katsuragi.

Ini adalah hasil yang sama sekali bertentangan dengan teori tidak berguna kami tentang asmara dan yang bukan. Dari semua itu, ternyata untuk saudara kandung.

"Aku akan membenarkanmu dengan satu poin tapi sistem poin bukan segalanya. Tentu saja tindakan yang kau sebutkan tadi mungkin saja terjadi, tapi itu hanya karena 'tidak disebutkan di dalam peraturan'. Apa yang saat ini terdaftar di peraturan sekolah sebagai yang dilarang, tidak akan mudah diubah dengan itu begitu saja”

Itu adalah pernyataan yang sedikit sulit dipahami, tapi mungkin itu berarti sesuatu yang serupa. Misalnya, mari kita gunakan nilai tes sebagai contoh.

Beberapa waktu yang lalu, aku menggunakan poin untuk membeli nilai ujian Sudou. Itu sendiri bukan hal 'ilegal'. Ini berarti poin bisa digunakan untuk membeli nilai tes. Tapi anggap saja Sudou yang sama melanggar peraturan sekolah sendirian dengan curang agar bisa mendapatkan nilai kelulusan pada ujiannya dan kasus kecurangan itu harus selesaikan. Akan sulit untuk menghapus fakta bahwa dia sudah 'curang'.

"Aturan sekolah ada untuk ditegakkan"

"Itu lucu, kalau begitu, peraturan sekolah ini penuh dengan celah"

"Tidak ada yang aneh dengan itu, itu berarti semua yang dilakukan sekolah adalah membuat peraturan yang memungkinkan adanya jalan keluar"

Dan sebagai tanggapan atas pertanyaan Katsuragi, presidan dewan murid menanggapi dengan cara yang membuatnya terlihat seolah-olah sudah jelas.

"............."

Bahkan untuk Katsuragi yang pintar, sepertinya lawannya kali ini terlalu berat. Dalam hal kemampuan mereka sendiri, perbedaan antara mereka terlalu besar. Orang ini, yang selama 3 tahun di sekolah ini, tidak hanya di Kelas A tapi juga menjalankan tugas presiden dewan murid, tidak memiliki kelemahan.

"Kau bilang jika aku menggunakan poinmu, tidak ada yang bisa aku lakukan?" Tanya Katsuragi.

"Tidak ada yang bisa kau lakukan. Jika ini adalah sesuatu yang dilarang oleh sekolah, itu tidak akan diizinkan bahkan dengan menggunakan poin" 

Tepat seperti yang dikatakan Horikita sebelumnya, itu berarti sistem poin bukanlah segalanya. Aku yakin Katsuragi bertekad untuk menghabiskan banyak uang untuk melakukannya tapi jika satu-satunya pilihan yang tersisa darinya terputus, itu berarti akhir dari dirinya.

"Jika sudah selesai, silakan pergi"

"Aku mengerti..... aku mengerti, permisi"

Katsuragi melirikku hanya sekali, tapi saat aku memberi isyarat bahwa aku akan tetap disini, dia pergi dalam keheningan.

"Kau tidak kembali?"

"Apa yang kau katakan tadi, ini tentang kapan tindakan melanggar peraturan akan terungkap, bukan?"

Di tengah itu, aku mengatakannya seolah-olah menyalin Katsuragi.

"Apa maksudmu?"

Tatapan Horikita yang lebih tua sekarang diarahkan kepadaku.

"Apa kau ingat, beberapa waktu yang lalu, Sudou dari kelas kami berkelahi dengan beberapa murid dari Kelas C?"

Horikita yang lebih tua mengangguk seolah itu adalah hal yang biasa. Hal itu menyebabkan kehebohan besar saat itu.

"Waktu itu, murid Kelas C mengajukan keluhan ke sekolah dan berubah menjadi kasus di mana hal itu menimbulkan diskusi untuk pehukuman. Namun, saat ini, Katsuragi tidak melanggar peraturan apapun. Dia hanya berpikir untuk meminta persetujuan yang akan dilakukan menyebabkan tindakan yang melanggar peraturan. Satu-satunya yang tahu tentang itu akan menjadi aku, Katsuragi dan juga kalian berdua, dewan murid... Dalam hal ini, selama kau mengabaikan tindakan yang melanggar peraturan, itu tidak akan menimbulkan apapun"

Ungkapan kata yang aneh ini, aku yakin jika mereka berdua secara alami akan mengerti maknanya.

Misalnya, jika kau melakukan pelanggaran peraturan lalu lintas dan kebetulan dipanggil oleh petugas polisi. Jika kau menyuap petugas tersebut dan berhasil membuatnya mengabaikan pelanggaranmu, kau tidak akan menjadi sasaran hukuman dan pelanggaranmu akan dimaafkan. Itulah maksudnya.

"Kemudian, proses pengiriman yang umumnya sulit. Kalau itu adalah kalian, itu tugas yang sederhana, bukan?"

"Aku mengerti, kau mengatakan ini untuk menyelesaikan semuanya tanpa terlebih dahulu menyelesaikan ini dengan sekolah, bukankah begitu?”

Katsuragi dengan sepantasnya berusaha mendapat izin dari sekolah tersebut. Tapi jika itu tidak berhasil, yang harus dia lakukan adalah memastikan bahwa sekolah tidak pernah mendengar kabar tentang hal ini. Tapi itu mungkin sebuah ide yang tidak bisa dipikirkan oleh Katsuragi yang terhormat.

"Berani berbicara tentang mengabaikan pelanggaran peraturan sekolah dengan sangat berani, Kenakalan yang menakutkan!". Hanya Sekretaris Tachibana yang menunjukkan hal itu kepadaku.

"Bagaimana kau bisa sampai pada kesimpulan itu?"

"Sekolah ini melarang tindakan kekerasan, tapi kau, pada pertemuan pertamamu denganku, tidak menunjukkan tanda-tanda menahan diri, itu sudah menjadi bukti yang cukup bahwa selama sekolah tidak mengetahuinya, apapun bisa dilewatkan"

Sekalipun dia adalah presiden dewan murid, seharusnya dia tidak mengangkat tangannya ke depan umum seperti itu.

"Itu benar, jika seseorang menghubungi pihak luar, tidak ada cara lain selain itu, tapi Katsuragi tidak menyadari faktanya. Pada saat bersamaan, dia kehilangan satu-satunya pilihan yang tersisa"

"Apa kau tidak memikirkan membantunya sekarang?"

"Tidak. Aku bukan tipe orang yang mudah membantu melanggar peraturan sekolah demi laki-laki itu"

"Kau cukup ketat"

"Jika kau benar-benar merasa seperti itu, kau seharusnya sudah memberi tahu Katsuragi tentang metode ini sebelum dia meninggalkan ruangan, tapi kau tidak melakukannya"

Ahh. Sungguh merepotkan menghadapi seseorang yang cerdas seperti dia. Dia melihat ke dalam diriku sepenuhnya. Sepertinya dia sadar kalau aku tidak ingin sembarangan memberitahu Katsuragi dan menempatkan Katsuragi kepada pengawalannya.

"Aku sudah selesai, aku akan kembali"

"Aku bisa memberitahu Tachibana untuk menyiapkan teh untukmu sekarang"

"Aku akan melewatkannya, aku tidak tahu apa yang akan kau masukkan ke dalamnya"

"T-tahun pertama yang kasar!" Kata Tachibana.

Dan ketika aku pergi meninggalkan ruangan, entah kenapa Horikita yang lebih tua juga berdiri untuk mengantarkanku keluar.

"Aku akan berpura-pura tidak mendengar apa yang Katsuragi katakan hari ini. Jadi, jika kau bergerak di belakang layar dari sini, aku tidak akan mencoba untuk menyelidiki, kau bisa melakukan apa yang kau inginkan," katanya kepadaku.

"Aku tidak serius ingin melakukan hal semacam itu"

"Itu sendiri tidak masalah, aku hanya membiarkanmu tahu bahwa aku tidak akan terlibat, itu saja"

Aku bisa membaca informasi dari mata Horikita yang lebih tua sampai pada tingkat yang membuat frustrasi. Dengan kata lain, dia mengatakan kepadaku bahwa dia tidak akan ikut campur dalam masalah ini, jadi pergilah dan tipu sekolah dengan baik, apakah itu yang ingin dia katakan?

Aku memutuskan untuk meninggalkan ruang dewan murid untuk melepaskan diri dari pandangan itu. Dia pasti juga melihat fakta bahwa aku juga sedang mencari saran baru untuk Katsuragi.

"Dia orang yang hebat, presiden dewan murid ini"


***

"Fuu ..."

Ketika aku kembali ke lobi asrama kami, Katsuragi ada di sana, duduk sambil mendesah dalam-dalam. Dia segera melihatku dan berdiri.

"Aku menunggumu. Maaf membuatmu menemaniku dengan sesuatu yang aneh hari ini" katanya padaku.

"Tidak. Akulah yang bersikeras mengikutimu. Aku menyesal karena tidak bisa membantumu"

"Tidak ada yang seperti itu. Sejak awal memang tidak mungkin. Aku tidak punya pilihan lain kecuali menyerah"

Dia pasti berniat menyerahkan hadiah ini kepada adiknya dengan segala cara, tapi karena dilarang oleh peraturan sekolah, sepertinya Katsuragi sudah menyerah.

"Jika kau mau, tolong makan ini dengan temanmu, aku tidak terlalu suka sesuatu yang manis"

Mengatakan itu, dia menyerahkan kantong hadiah itu. Tapi, aku tidak mengambilnya.

"Semuanya sia-sia"

"Aku mengerti, aku pikir kau tidak akan bahagia bahkan jika aku memberimu sesuatu yang pada awalnya ditujukan untuk orang lain"

Setelah mengatakan itu, Katsuragi sedikit menunduk saat ia bergerak kembali ke kamarnya.

"Katsuragi"

Aku memanggilnya dan menghentikan laki-laki itu.

"Ada apa?"

"Aku mungkin bisa membantumu, aku sudah memikirkan cara untuk memberikan hadiah itu kepada saudara perempuanmu"

"Aku sudah ditolak oleh dewan murid yang paling erat dengan murid. Aku ragu ada solusi yang lain"

"Itu karena kau tidak memiliki keberanian untuk melanggar peraturan. Jika kau mengabaikan peraturan, ada sebuah cara"

"..... Aku tidak akan melakukan tindakan yang berisiko"

Kurasa itu tidak mungkin bagi seseorang yang serius seperti Katsuragi yang juga kebetulan menjadi pemimpin Kelas A.  Terlebih jika itu benar-benar terjadi, akan menjadi peringatan untuk kelas yang lebih rendah. Dia tidak akan dengan patuh mendengarkannya.

"Aku pikir akan sangat membantu jika kau mendengarkanku, itu pun jika memberikan hadiah itu penting untukmu"

Meskipun masih liburan musim panas, Katsuragi sudah berulang kali pergi ke ruang dewan murid untuk mendapatkan izin memberikan hadiahnya. Aku mengerti perasaannya dalam hal ini yang tidak tanggung-tanggung.

"Apa ini sesuatu yang harus kita bicarakan di tempat seperti ini?"

Katsuragi menunjuk ke orang-orang di sekitar kami dan juga kamera pengintai.

"Aku pikir begitu, ini bukan tempat yang bagus. Apa kau mau pergi ke kamarku?"

Orang lain biasanya keluar masuk dari kamarku setiap hari, tidak akan ada masalah jika aku membawa Katsuragi masuk. Katsuragi dan aku, kami berdua menuju ke kamar asrama.

Untungnya, mengesampingkan teman sekelas, kami bahkan tidak bertemu dengan satu pun murid saat kami tiba di kamarku. Aku membuka pintu kamarku dan menyalakan lampu.

"Silakan masuk"

"Ini adalah ruangan yang sedikit bersih, atau lebih tepatnya, tidak ada apa pun di sini. Ini mengingatkanku pada hari kita terdaftar"

"Aku sudah sering mendengarnya"

Kemudian setelah mengambil tempat kami duduk, aku menyalakan AC dan menuangkan teh ke dalam cangkir.


"Lalu? kau sedang berbicara tentang peraturan sekolah atau apapun itu sebelumnya"

"Misalnya, jika kau mencoba mengantarkan hadiah dari sekolah, itu bukan sesuatu yang mudah untuk dilakukan, karena pengiriman ke luar wilayah sekolah pada umumnya dilarang, kau juga tidak bisa menggunakan kantor pos"

Ada kantor pos yang terletak di halaman sekolah, hanya sedikit tempat seperti itu yang hanya digunakan oleh guru. Murid tidak memasukinya. Sudah jelas bahkan jika kami minta kepada mereka, kami akan ditolak. Itulah sebabnya kenapa Katsuragi pergi ke dewan murid untuk mencoba mendapatkan izin dan membuat rencana.

Tapi karena mereka juga menolaknya, dia menyimpulkan bahwa tidak mungkin mengirimkan hadiahnya bulat-bulat.

"Itu adalah fakta, bukan? Jika tidak ada cara untuk mengantarkannya, tidak ada yang bisa dilakukan. Atau, apa kau mau mengatakan bahwa ada cara lain untuk mengantarkan sebuah paket?"

"Itu dia. Berani membawa hadiah ke luar wilayah sekolah tanpa memikirkannya terlalu keras"

"Jangan bodoh, siapa yang bisa melakukan itu? Sudah pasti bukan pegawai sekolah, kan?"

Satu-satunya yang bebas memasuki dan meninggalkan halaman sekolah setiap hari adalah karyawan yang bekerja di berbagai toko yang berada di halaman sekolah. Dengan kata lain, jika kami memanfaatkan karyawan semacam itu, maka ini akan menjadi tugas sederhana untuk mengirimkan hadiah. Tapi ada hambatan besar dengan itu.

"Orang-orang yang bekerja di sekolah ini bekerja dengan peraturan yang ketat. Mereka tidak akan mau menanggung risiko dengan mendengarkan permintaan seorang murid seperti kita. Di sisi lain, kemungkinan besar mereka akan melaporkan orang-orang seperti kita yang mencoba melanggar peraturan"

Jika itu terjadi, Katsuragi kemungkinan besar akan menerima hukuman berat.

"Tentu saja tidak, tidak ada orang dari luar yang bisa kita percayai"

Aku juga berpikir begitu, itulah yang mata Katsuragi katakan.

"Kau tidak mengatakan bahwa kau bisa meninggalkan sekolah tanpa izin, bukan?"

"Tentu tidak, aku sadar jika meninggalkan sekolah tanpa izin akan menimbulkan hukuman yang berat"

Tentu saja, pintu masuk dan pintu keluar semua dipantau dengan ketat, dan dengan keajaiban, bahkan jika kami berhasil melewatinya, hal itu akan menyebabkan drop out, jika kami ketahuan.

Bahkan jika kami ingin melanggar peraturan sekolah, risikonya terlalu tinggi.

"Tentu saja kita tidak bisa memanfaatkan karyawan, tapi kalau itu sesama murid, itu cerita yang lain"

"Murid itu tidak ada gunanya. Jika tidak ada alasan yang cukup bagus, murid tidak bisa meninggalkan sekolah"

"Tapi, ada juga pengecualian yang terlibat dengan alasan yang masuk akal itu"

"Pengecualian....? Jika mereka bisa meninggalkan halaman sekolah ... tidak mungkin...”

Katsuragi yang pintar secara alami mencapai kesimpulan seperti itu dengan cepat.

"Turnamen klub, ya?"

"Seperti itulah"

Tak peduli betapa isolasionisnya sekolah ini, ada beberapa hal yang tidak bisa dihindari. Contoh yang cocok adalah turnamen klub. Untuk turnamen yang dilakukan di luar sekolah, tidak ada pilihan selain meninggalkan sekolah dan menuju ke lokasi di luar.

"Tentu saja, jika memang seperti itu, tidak mustahil membawa barang-barang ke luar sekolah, tapi sekolah juga harus sadar bahwa ada risiko terjadinya hal seperti itu. Pasti ada pemeriksaan barang bawaan"

"Benar, tapi ada banyak cara untuk melewatinya, bukan? Tidak seperti tes doping yang dilakukan di Olimpiade, bukan berarti mereka memeriksa setiap inci tubuhmu"

"Itu benar tapi ..."

Katsuragi terlihat sedang memberikan beberapa pemikiran sambil memandang lurus ke depan pada saat bersamaan.

"Ditambah risiko dikeluarkan, beban yang akan diberikan kepada murid yang melaksanakannya bukanlah hal yang sederhana. Tapi menilai dari nada bicaramu, Ayanokouji, kau mengatakan bahwa ada seseorang yang bisa diandalkan?"

"Itu benar, tapi untuk meyakinkan mereka, sangat penting untukmu menemuinya sendiri"

***

Kira-kira 1 jam setelah aku mengajak Katsuragi ke kamarku, aku memanggil seorang laki-laki yang baru saja pulang dari aktivitas klubnya. Kami berbicara dengan laki-laki yang turnamennya akan berlangsung lusa nanti, untuk meminta kerja sama.

"Hah? Jangan bercanda, siapa yang rela melakukan sesuatu seperti itu?"

Setelah mendengar usulan Katsuragi, Sudou bereaksi dengan penolakan seolah sedang meludah kepadanya. Tapi itu wajar, jika dia ditemukan melakukan pelanggaran terhadap peraturan, tidak ada yang tahu hukuman macam apa yang akan dia terima.

"Sejak awal tidak ada alasan kenapa aku harus mendengarkan permintaan si botak ini di sini"

"jadi seperti itu?"

Sepertinya Katsuragi juga  tidak mempercayai Sudou dan masih ragu dengan rencana ini.

"Daripada itu, entah kau akan menerimanya atau tidak, aku ingin bertanya sesuatu kepada Sudou. Bagaimana pemeriksaan yang dilakukan sekolah?"

"Bahkan jika kau menanyakan itu kepadaku". Sudou, yang masih tidak puas dengan situasi ini, tidak menunjukkan tanda-tanda untuk menjawabnya dengan serius.

"Bergantung pada situasinya, ada kemungkinan Katsuragi juga akan memberimu imbalan yang sesuai yang kau tahu"

"Imbalan?"

"...... itu benar, aku pikir kita harus membayar"

Setelah mendengar itu, Sudou yang tidak memiliki motivasi untuk melakukannya sejak awal, mulai memberikan pertimbangan serius.

"Pertama di pagi hari, sebelum naik bus untuk sampai ke turnamen, kami mendapat pemeriksaan barang bawaan sederhana, lalu ponsel kami disita. Setelah itu kami mengganti baju dan masuk ke lapangan, makan, setelah turnamen selesai, kami makan di lapangan. Aku tidak tahu rincian pastinya”

"Bagaimana dengan tempat di mana kau akan mendapatkan ganti pakaian dan menggunakan barang bawaanmu?"

"Loker di ruang ganti, seperti biasa.Tentu saja, para guru tidak akan ada saat kau mengganti pakaian, tapi pengawasannya ketat, bahkan toilet pun tetap terpisah untuk kami gunakan dan kami bahkan tidak bisa berbicara dengan murid-murid dari sekolah yang lain"

Katsuragi yang sedang mendengarkan percakapan kami, dengan tenang mensimulasikan situasinya.

"Sepertinya memang sangat ketat. Pertama, sepertinya bukan ide yang bagus membawa barang bawaan bersamamu"

"Apa boleh membawa makanan bersamamu?"

"Ahh, itu terserah kami. Hanya sedikit yang melakukannya, tapi ada yang membawa itu"

"Jika seperti itu, sepertinya tugas yang cukup sederhana untuk dilakukan"

Aku bangkit, dan membawa kotak makan siang yang tertutup dan sebotol air yang diletakkan di atasnya. Awalnya ini merupakan bagian dari peralatan yang telah disiapkan sekolah untuk para murid. Di setiap kamar murid, masing-masing ini ditempatkan tanpa kesalahan.

"Aku sudah meletakkan kotak hadiah di dalam kotak makan siang, seharusnya ini tidak sesuai dengan ukurannya, dan kantung itu, aku sudah menggulung dan meletakkannya di dalam botol air. Jika aku melakukan ini, seharusnya tidak ada yang tau”

Tidak peduli berapa banyak pemeriksaan yang guru lakukan, mereka tidak akan bertindak sejauh ini untuk melihat isi kotak bekal.

"Tunggu dulu, mengkipun aku bisa membawanya, bagaimana cara memberikannya? Tidak ada cara untuk mengantarkannya dan aku juga tidak punya uang."

"Kalau soal uang jangan khawatir, kau hanya perlu menggunakan ini"

Aku mengeluarkan slip uang tunai yang aku dapatkan di kantor pos.

"Yang tersisa hanya pada hari itu, cari kesempatan dan kirimkan melalui pos"

“Kau mengatakan seolah ini adalah sesuatu yang sederhana. Pada akhirnya, itu bagian tersulitnya, kan?"

"..... itu benar, ini adalah cara terrealistis yang bisa kami pikirkan, tapi risikonya juga tinggi ...."

Itu karena selain dirinya sendiri yang terlibat dalam pelanggaran peraturan sekolah, dia juga menyuruh Sudou dari kelas lain untuk terlibat juga. Umumnya Katsuragi akan segera menyerah, tapi dia masih belum menunjukkan tanda-tanda itu kepada Sudou.

"Sayangnya aku tidak mempunyai orang lain yang bisa aku mintai dari kelasku,  jika aku bisa memintamu melakukan ini, maukah kau melakukannya?"

Katsuragi menunduk dan meminta bantuan. Aku bisa mengerti dengan jelas betapa pentingnya keberadaan saudaranya bagi Katsuragi.

"Sudou, aku pikir ini adalah sesuatu yang sama sekali tidak bisa kau terima dengan normal. Tapi, sebaliknya, ini juga memberi keuntungan besar untukmu, bukan?"

"Keuntungan? Maksudmu keuntungan yang tadi kau bicarakan sebelumnya?

 Saat melihat ke Katsuragi, dia mengangguk seolah mengerti.

"Aku akan membayarmu 100.000 poin sebagai hadiah jika kau berhasil"

Untuk tawaran awalnya, Katsuragi melemparkan hadiah dalam jumlah besar. Sudou menegang pada saat itu.

Dari sudut pandang seseorang yang nyaris tidak bisa memenuhi kebutuhan 1000, 2000 poin setiap hari, itu akan menjadi jumlah yang luar biasa.

"Apa alasanmu ingin mengirimkan paket itu?"

Dengan jumlah poin yang luar biasa tingginya, sebaliknya, kewaspadaan Sudou naik dan dia mengajukan pertanyaan itu.

"... aku punya saudara kembar. Kau pasti sudah dengarnya dari Ayanokouji"

Itu adalah sesuatu yang dia bicarakan di ruang dewan murid juga. Tapi, hanya untuk saudara perempuan saja dia memberikan perhatian yang sangat spesial. Ada banyak sekali saudara laki-laki dan perempuan yang bisa berhubungan dengan baik, tapi akan menimbulkan sedikit keraguan bahwa dia bersedia bertindak sangat jauh dengan melanggar peraturan untuk merayakan hari ulang tahunnya.

"Saudaraku sakit, kau tahu, lebih dari itu, karena orang tua dan kakek nenekku sudah meninggal, sekarang dia dijaga oleh kerabat kami. Jadi aku sudah seperti orang tua pengganti untuknya, jika aku tidak merayakan ulang tahunnya, siapa lagi? " Kata Katsuragi.

Aku sudah memikirkan hal yang lain, tapi situasi tersembunyinya jauh lebih berat daripada yang aku pikirkan.

"Aku sudah mengerti tentang peraturan sekolah ini bahkan sebelum aku mendaftar, tapi aku tidak menyangka bahwa aku tidak akan bisa mengirim satu paket pun. Aku akui itu adalah kesalahanku, tapi bahkan jika aku mengakuinya, aku masih ingin mengirim hadiah untuk adikku dari kakaknya tidak peduli apapun yang terjadi"

Yah, aku memang memeriksa peraturan sekolah dengan sekilas, tapi mereka tidak menyebutkan hal seperti itu secara khusus. Paling tidak, hanya disebutkan bahwa meninggalkan tempat sekolah tanpa izin saat terdaftar itu dilarang. Tidak ada yang lain selain komunikasi dengan pihak luar dilarang itu tertulis. Tentu saja, kontak melalui surat-surat yang dilarang juga akan disertakan dalam hal itu, namun ini adalah fakta bahwa 'Kau tidak bisa mengirim paket' tidak tertulis dalam peraturan.

"Jadi itulah kenapa kau mendatangiku"

Saat aku mengangkat bahu, Sudou berbisik dengan suara yang cukup keras agar Katsuragi bisa mendengarnya juga.

"Yang lebih penting, apa yang kita lakukan jika kita dikhianati? Aku tidak menginginkan sesuatu seperti yang sudah terjadi dengan Kelas C, kau tahu?"

Beberapa waktu yang lalu, dia terjerumus ke dalam jebakan dan hampir dikeluarkan dari klub basket sebagai dampaknya.

"Tidak perlu khawatir tentang itu, seharusnya dia juga tahu bahwa kita akan memikirkan hal seperti itu"

Dia pasti punya sebuah usulan untuk ini. Katsuragi juga mengangguk seolah itu sudah jelas.

"Sebagai uang muka, aku akan mentransfer 20.000 sekarang. Sisanya 80.000 poin akan dibayarkan nanti sebagai hadiah atas kesuksesanmu"

Dengan melakukan itu, jika sesuatu terjadi, pasti akan meninggalkan bukti keterlibatan. Ini berarti kedua sisi akan terjebak di dalamnya juga jika mereka memutuskan untuk mengkhianati pihak lain.

"20.000 sebagai uang muka ... tapi ..."

Meskipun jumlahnya sangat banyak, aku bisa mengerti alasan kenapa Sudou menghindari hal ini. Dia sedang memikirkan kehidupan basketnya. Jika pelanggaran peraturan ditemukan di tengah kegiatan klub bola basketnya, dia mungkin akan dilarang melakukan aktivitas klub. Kemungkinan besar dia takut akan bahaya itu.

"Aku sudah memikirkan rencana yang matang dan aku juga sudah memikirkan apakah ini jebakan atau tidak, tapi jika kau gagal, sudah jelas aku juga akan terkena imbasnya"

Jika ketahuan, Katsuragi juga akan menerima kerugian yang setara, atau bahkan lebih besar dari Sudou sendiri. Jika dia tidak memiliki tekad yang seperti itu, semua ini tidak akan ada. Tapi aku yakin Katsuragi juga memikirkannya. Jika dia memberikan sejumlah besar poin, sebuah batasan untuk memastikan bahwa dia tidak dikhianati juga oleh pihak lain.

"Yang tersisa hanyalah jika kau ketahuan, huh....."

Jika itu terjadi, Katsuragi tidak akan bertanggung jawab untuk itu. Dengan kata lain, hanya Sudou yang akan menderita. Mempertimbangkan pilihan dalam skala, bagaimana dia bisa mengambil keputusannya?

Sekilas melirikku, sepertinya Sudou berhasil mencapai pemahaman karena dia memiliki ekspresi yakin di wajahnya.

"Aku mengerti, yang harus aku lakukan adalah memberikannya dengan benar, bukan? Hanya aku yang bisa melakukannya, seseorang yang akan menerima sesuatu yang berbahaya"

"Apa kau tidak keberatan....?"

Meskipun Katsuragi ingin membujuknya, dia mengerti bahwa kemungkinan permintaannya akan diterima sangat rendah bahkan jika dia memberikan sejumlah poin, atau Sudou meminta lebih banyak poin hingga akhirnya negoisasi gagal. Sudah pasti ada gambar semacam itu. Artinya, keberadaan laki-laki bernama Sudou memang tidak terduga dan seorang penyelamat bagi Katsuragi.

"Jika kau memberi tahuku tentang saudara perempuanmu yang sakit-sakitan, sulit untukku menolaknya" kata Sudou sambil menggaruk kepalanya dengan ekspresi emosional.

"........"

Tapi Katsuragi yang biasanya berhati-hati tidak menunjukkan tanda-tanda akan bahagia dengan keberadaan Sudou semacam itu. Sambil menyilangkan lengannya dengan ekspresi yang sulit, dia sepertinya sedang memikirkan hal ini dalam diam.

"Seperti yang sudah aku katakan, aku akan melakukannya, apa ada yang lain?"

"Mungkin dia masih meragukan kita tentang kemungkinan kita akan mengkhianatinya atau tidak"

"Apa yang kau katakan? Dia yang memohon dan sekarang dia meragukan kita"

Sepertinya Katsuragi adalah tipe yang menekankan bermain dengan aman. Ketika pihak lain mulai bersikap lebih tegas, dia berbalik untuk mencurigai. Mungkin sifatnya menjadi semakin mencurigakan saat percakapan berlangsung lancar.

Tentu saja sejak awal, aku juga mengerti hal seperti itu. Sayangnya, dalam kasus khusus ini, itu hanya akan menjadi kecemasan yang tidak perlu.

Sudou tidak memiliki sisi terbuka atau sisi rahasia di dalam dirinya. Jika aku bisa menambahkan ini, aku juga sama. Aku tidak pernah sekali pun pernah menjebak Katsuragi. Jika aku harus mengatakannya, sebaiknya membuat Katsuragi berhutang kepada kami selain mendapatkan poin pribadi milik Katsuragi.

Bahkan pada kesempatan ketika Katsuragi mengkhianati kami, selama kami memiliki tekad untuk menghancurkan diri sendiri, kami bisa melibatkannya juga. Dengan begitu, Katsuragi, yang sudah menunjukkan kelemahannya sejak awal, pada dasarnya tidak memiliki keuntungan di atas kami.

Dari situasi ini, aku juga bisa menganggap bahwa situasi ini bukanlah sebuah tipuan. Setelah mencapai kesimpulan seperti itu, aku sudah memperkenalkan Sudou sebagai perantara untukya. Aku tidak tahu seberapa banyak poin yang dimilikinya, tapi dengan 100.000 poin, hal itu akan mendapatkan banyak keuntugan.

"Seandainya, tujuan transfernya bukan Sudou tapi Ayanokouji? maafkan aku Ayanokouji tapi aku akan menyuruhmu memindahkan poin ke Sudou setelah dia berhasil"

"Kenapa aku harus menerima tugas yang merepotkan itu?"

"Keselamatan, kurasa"

Jika Sudou terjebak dalam upaya membawa hadiah atau mengirimkannya, jika transferan dari sejumlah besar poin ditemukan, sekolah akan mengalihkan pandangan mereka yang ragu ke arah itu. Tapi jika tujuan transfer adalah seseorang yang berbeda, itu tidak akan terjadi kepada Katsuragi.

Sudou terlihat tidak puas dengan itu, tapi sepertinya dia sudah menyetujuinya setelah aku setuju untuk mentransfer poin kepadanya nanti.

"Satu hal lagi, aku harus punya bukti kuat bahwa kau tidak berbohong"

"Hah? Apa maksudmu dengan berbohong?"

Aku tahu masih ada bagian yang Katsuragi khawatirkan. Itu adalah fakta bahwa Sudou bisa saja berbohong tentang 'mengirim hadiah melalui pos'. Bahkan jika Sudou sudah berbohong seperti itu, Katsuragi tidak akan munkin bisa memastikannya. Karena dia tidak bisa menghubungi keluarganya di luar, Entah itu hadiahnya diterima atau tidak, dia harus menunggu lebih dari 2 tahun sampai lulus untuk mencari tahu. Pada saat itu, semuanya sudah terlambat.

Aku memikirkan beberapa cara untuk menemukan bukti semacam itu. Cara yang paling sederhana dan yang paling terpercaya. Aku menyimpulkan cara terbaik yaitu dengan mengambil bukti foto surat dengan ponsel.

Tapi memasukkannya ke dalam kata-kata memang sedikit sulit. Aku tidak ingin mengucapkannya dengan ceroboh dan menarik perhatian Katsuragi.

"Kau ini mau memberikannya atau tidak?  aku tidak punya tempat untuk memastikannya"

"Seharusnya aku tidak akan mungkin bisa berbohong, apa kau ini bodoh?" Kata Sudou.

"Tentu saja aku mau mempercayaimu, tapi kau dan aku tidak punya sejenis hubungan di mana aku bisa mempercayaimu berdasarkan kepercayaanku kepada dirimu sendiri”

Di depan Sudou yang sedikit tidak puas, Katsuragi menyilangkan tangannya seolah sedang sedikit berpikir.

"Kita akan mengunakan ponsel, saat kau mengirimkannya melalui pos, aku ingin kau merekam video dan mengirimkannya kepadaku. Jika kau melakukan itu, kesan kejujuranmu akan meningkat"

Sepertinya Katsuragi berhasil mencapai salah satu cara itu dengan cukup baik.

"Apa au mendengarkanku? Aku sudah bilang kalau ponsel itu disita"

"Tentu saja aku mengerti, dan karena itulah Ayanokouji, aku juga ingin kau bekerja sama"

"Dan itu artinya?"

"Masih banyak ruang yang tersisa di botol air ini, letakkan ponselmu setelah mematikannya. Jika kita melakukan itu, Seharusya kau bisa membawa ponsel ini ke luar tanpa ketahuan"

Karena satu murid diberi satu ponsel berdasarkan peraturan, jika dalam pemeriksaan barang bawaan, Sudou menyerahkan ponselnya sendiri, tidak akan ada kecurigaan lagi.

"Tentu saja, jika kau akan menyerahkan ponselmu, aku juga bersedia memberimu hadiah"

Mengatakan itu, dia menawarkan hadiah 10.000 poin untukku. Tidak buruk juga.

"Aku mengerti, aku akan bekerja sama"

"Apa kau yakin, Ayanokouji?"

"Ini hanya sesuatu yang bisa aku sebut bekerja sama. Aku juga mendapatkan apa yang Katsuragi katakan, dan selain itu, mendapatkan poin akan sangat membantuku"

"Kalau begitu aku akan menyerahkannya padamu" kata Katsuragi sambil menundukkan kepalanya sebelum meninggalkan ruangan dan kembali.

"... Aku sangat gugup berkat sesuatu yang tidak penting"

"Apa kau baik-baik saja, Sudou?"

"Ini adalah kali keduaku berpartisipasi di dalam sebuah turnamen, kau tahu? Setidaknya aku mendapatkan kesempatan..."

Tapi meski begitu, karena dia sadar dia akan melakukan sesuatu yang buruk, aku bisa mengerti bahwa dia merasa sedikit terhambat. Tapi karena Sudou menjalani hidupnya sebagai anak nakal, dia menunjukkan sikap yang sedikti tenang.

"Jadi kapan kau akan menyerahkan ponselmu?"

"Sepertinya.... mungkin, aku mau mempertimbangkan cara yang lain. Jika aku memberikan ponselku, transferan sejumlah besar poin akan tetap ada dan jika secara kebetulan ada sesuatu yang terjadi, itu hanya akan menjerat kakimu. Kalau memungkinkan, aku mau menggunakan ponsel pihak ketiga”

Akan lebih baik jika aku bisa mendapatkan ponsel dari seseorang yang sama sekali tidak ada hubungannya dengan masalah yang sedang dihadapi seperti Ike atau Yamauchi.

"Tidak ada yang akan meminjammu ponsel mereka"

"Jika aku mengatakan akan memberi mereka 5000 poin, mereka akan dengan senang hati meminjamkan ponsel mereka".

"... Kau orang yang sangat jahat" kata Sudou padaku.

Jadi, Sudou dan aku yang menerima permintaan dari Katsuragi, membuat persiapan untuk mengirimkan paketnya nanti. Tentu saja, setelah itu, Sudou berhasil menipu mata sekolah dan berhasil mengirimkan paketnya. Dan dia juga berhasil merekam video saat itu, menghapus data dan transfernya.

Aku tidak tahu apakah itu berhasil terkirim ke adiknya Katsuragi, tapi aku yakin itu akan berjalan dengan lancar. Kupikir itu semua berkat Sudou yang sudah menyelesaikannya tanpa masalah, tapi mungkin saja, kupikir Horikita yang lebih tua mungkin juga akan terlibat.

Karena seharusnya dia juga tahu bahwa kami akan mencoba sesuatu, jika itu adalah dia, seharusnya dia bisa membuat pengaturan yang dibutuhkan untuk mencegahnya. Sebaliknya, dia pasti mampu mengawasi Sudou saat dia melanggar peraturan.

Itu hanya imajinasi egoisku dan aku tidak bermaksud untuk memastikan kebenarannya. Karena aku merasa, jika itu memang benar, suatu hari tanpa perlu bertanya, aku akan mengerti kebenarannya.

Setelah meninggalkan kamar Ayanokouji, Katsuragi kembali ke lantai kamarnya dengan menggunakan lift. Dan ketika dia melakukannya, entah bagaimana, dua murid laki-laki ada di sana menunggu di depan kamarnya.

"Apa yang kalian lakukan di depan kamarku?"

"Ooh... kau akhirnya kembali, huh, Katsuragi, kau terlambat, dasar kamvret!"


"Muu ... kalian adalah murid kelas D, ya?"

Kedua orang ini terlihat akrab dengan Katsuragi, dan sementara memiliki keraguan tersendiri, dia menanyakan hal tersebut.

"Itu tidak penting, ngomong-ngomong, selamat!

Segera setelah mengatakan itu. Panci! Party Popper meledak dan menyerang Katsuragi.



"A-apa maksudnya ini?"

"Maksudnya? Ulang tahunmu, kan? Makanya kami datang ke sini lebih awal untuk merayakan ulang tahunmu!"

"M-merayakan? Kalian dari kelas D? Kenapa? Tidak ada alasan, kan?"

“Tentu saja alasannya, karena kita semua perjaka disini, ayo kita berteman mulai sekarang, ya?"

Katsuragi mundur sebagai respons terhadap bahasa yang vulgar, tapi Ike secara paksa memberikan hadiah ulang tahun kepadanya.

"Tolong makan ini. Ini kue ulang tahun yang dipilih oleh idola kami, Kushida Kikyo-chan!"

"Aku tidak bisa menerima..."

“Jangan khawatih, jangan khawatir"

kotak itu ditekan secara paksa ke arahnya.

"Sampai jumpa lagi!"

Dengan begitu, murid-murid dari Kelas D pun pergi.

Satu-satunya yang tertinggal adalah sampah kertas yang berserakan di depan ruangan dan kue.

"Meski ini adalah kue, rasanya sedikit hangat"

Ketika Katsuragi perlahan membuka kotak itu, itu adalah kue coklat di yang dengan cepat mendingin dengan suhu kamar dan menjadi kental.

"... ini, bentuk penghinaan yang baru .....?"

Katsuragi tidak bisa tidak memikirkannya.

7 komentar: