Novel Shikamaru Hiden Chapter 1 - YUKKIMURA. BLOGS

Latest

Rabu, 06 April 2016

Novel Shikamaru Hiden Chapter 1

Sejak kapan aku berhenti mengatakan semua hal itu merepotkan?


Pikiran itu terlintas di kepala Shikamaru saat ia sibuk memandang langit biru. Meskipun angin berhembus tidak begitu kencang, awan-awan tipis berlarian mengejar satu sama lain melewati garis pandang Shikamaru. Bentuknya yang kacau menyerupai keadaan Shikamaru saat itu. Kemudian ia menertawakan pikirannya sendiri.

 

Bagaimanapun juga, sebenarnya ia sedang sibuk.

 

Dua tahun setelah Perang Dunia Shinobi ke-4, dunia akhirnya mulai mengembalikan kestabilannya. Aliansi Kage yang terbentuk saat perang pecah berlanjut hingga saat ini dan dunia shinobi telah berubah drastis dibanding sebelumnya.

 

Aliansi awalnya terbentuk dengan anggota 5 Desa Besar Ninja, namun seusai perang, negara-negara kecil lainnya mulai mendeklarasikan partisipasinya dalam aliansi. Organisasi yang berawal dari sebuah aliansi telah berkembang menjadi Persatuan Shinobi, yang melibatkan setiap shinobi dari negara yang berpartisipasi.

 

Kontrak yang telah disetujui oleh desa-desa yang mengakui keberadaan aliansi telah dibawa menjadi Persatuan Shinobi. Setiap desa yang berpartisipasi di Persatuan Shinobi memiliki perwakilanshinobi yang ditugaskan untuk berdiskusi ataupun bernegosiasi dengan Negara lainnya. Dengan cara ini, keseimbangan kerja antar desa dapat terjamin, perbedaan antar desa dapat dipersatukan dan dunia shinobi dapat mencapai perdamaian.

 

“Haa…”

 

Helaan nafas Shikamaru menguap di udara. Punggungnya terasa kaku karena berbaring di lantai yang dingin, dan jika ia tetap berbaring seperti ini, maka kemungkinan besar ia akan terserang pilek. Tapi ia memiliki alasan untuk tetap berbaring.

 

Tumpukan pekerjaan menunggunya.

 

Begitu menumpuk dan itu sangat tidak lucu.

 

Shikamaru berniat untuk beristirahat sebentar sehingga ia mengizinkan dirinya untuk bermalas-malasan sore ini. Ia menyadari, tepat saat ia bangkit dari berbaringnya nanti, pikirannya akan kembali tersita oleh pekerjaan. Dan ketika hal itu terjadi, Shikamaru tahu ia tidak akan mendapat kesempatan untuk beristirahat seperti ini lagi.

 

Karena itu, ia menolak untuk bergerak dan mengabaikan rasa dingin dari lantai yang begitu menusuk, bersikeras untuk beristirahat selama yang ia bisa. Hingga seseorang menemukannya, Shikamaru tak berniat untuk bergerak seinchi pun dari tempatnya ini.

 

‘Tempat ini’ adalah atap dari kediaman Hokage.

 

Kalian bisa melihat wajah-wajah Hokage dari generasi ke generasi terpahat di bukit paralel yang mengitari tempat dimana Shikamaru berbaring.

 

Dari kiri ke kanan, terdapat pahatan wajah Hokage pertama, Hashirama, kemudian adiknya, Tobirama, setelah itu Hokage Ketiga yang gugur saat Orochimaru menyerang Konoha, yaitu Hiruzen, dan 'Konoha no Kiroi Senko', Namikaze Minato. Hokage kelima, salah seorang dari Tiga Sannin Legendaris selain Jiraiya dan Orochimaru, yaitu Tsunade.

 

Mereka adalah orang-orang yang pernah menjadi Hokage.

 

Kemudian wajah seorang pria yang kini menjabat sebagai Hokage terpahat disamping wajah Tsunade.

 

Sepasang mata yang terlihat sayu tampak di antara rambut keperakannya, begitu pula dengan batang hidungnya, sedangkan bagian wajah lainnya tersembunyi dibalik sebuah masker.

 

Hokage adalah simbol dari Konoha, sebuah jabatan yang tidak dapat diduduki kecuali kau telah diakui oleh setiap shinobi di desa, meskipun wajah dari simbol yang seharusnya terukir sebagai penghormatan di bukit itu setengahnya tersembunyi dibalik sebuah masker…

 

Hatake Kakashi.

 

Merupakan nama pria yang kini menjabat sebagai Hokage.

 

Guru dari duo yang memimpin menuju kemenangan dalam perang lalu. Tak seorangpun di dunia ninja yang tak mengetahui namanya. Shikamaru yang mengenal pria itu dan kedua muridnya secara personal, merasa mereka bukanlah orang-orang yang memiliki kepribadian seperti ‘bintang jatuh’. Begitu banyak penggemar yang mengidolakan dan mengidam-idamkan mereka bertiga, menyebut mereka sebagai 'pahlawan yang melegenda', namun kenyataannya tak satupun dari mereka yang cocok disebut  'legenda'.

 

Kakashi, seorang pria yang mampu menyelesaikan segala hal walau dalam keadaan krisis, akan kembali memerankan kehidupan sehari-harinya: pria dewasa yang tidak menampakkan kelebihan apapun, yang tampak tidak berhasrat melakukan apapun.

 

Dua pahlawan lainnya memiliki masalah yang serupa. Yang satu bukan main bodohnya dan yang satu lagi bukan main keras kepalanya. Ini semua karena dunia tidak mengetahui sisi lain mereka sehingga dunia menyebutnya sebagai ‘legenda’.

 

“Lalu apa yang telah kulakukan..?”

 

Kalimat itu keluar dari mulut Shikamaru tanpa terpikir olehnya.

 

Ia sendiri merupakan tipe orang yang sama sekali tidak mendekati kata pahlawan. Ia pun tidak pernah berharap untuk menjadi salah satunya.

 

Jika kalian menganggap bahwa ia ingin menjadi ninja yang menjalani latihan keras untuk meningkatkan kemampuan ninjutsunya, maka kalian salah. Ia tak pernah berpikir untuk mempelajari ninjutsu medis ataupun menjadi ahli di pasukan garis depan. Jika kalian mengatakan bahwa ia ingin menjadi seseorang yang berpangkat tinggi sebagai pemecah kode atau dalam operasi medis, kalian juga salah.

 

Menjadi seorang yang biasa-biasa saja…

 

Itu merupakan impian Shikamaru.

 

Ia ingin menjadi ninja yang biasa saja dan memiliki pekerjaan yang biasa, menikahi wanita yang biasa-biasa saja, memiliki anak yang biasa-biasa saja, dan setelah itu menikmati hari tua yang biasa-biasa saja.

 

Kemudian semua hal itu akan berakhir suatu saat.

 

Adakah hal yang lebih menyenangkan dari rencana hidupnya?

 

Ia rasa tidak.

 

Di hari yang cerah, berbaring dan memandang langit, melihat awan melayang yang membawa pergi pikirannya. Saat hari hujan, ada bidak-bidak shogi yang menemaninya, itu sudah lebih dari cukup. Tidak ada rasa tertekan karena ekspektasi dari orang-orang. Tidak ada rasa stres.

 

Bukankah itu adalah kehidupan yang indah?

 

“Haaaa…”

 

Itu merupakan tarikan nafas yang dalam dari perutnya.

 

Ba*****n yang disebut 'kenyataan' merupakan lawan yang tangguh.

 

Jika yang kau lawan adalah manusia, maka akan datang hari dimana kau akan menang melawannya. Meskipun mereka kuat seolah tuhan, mereka pasti memiliki kelemahan. Lawan dalam perang yang lalu adalah seseorang yang sangat kuat, semua shinobi memfokuskan kekuatan mereka, bekerja sama, dan menang melawan musuh. Bukankah begitu?

 

Kau pasti akan menang melawan musuh di hadapanmu.

 

Walaupun begitu…

 

'Kenyataan' adalah musuh tak berwujud yang tak akan—tak akan pernah terkalahkan.

 

Meskipun Shikamaru terus berharap dan menginginkan yang sebaliknya, kenyataan tanpa ampun menyeretnya ke dalam takdir yang tidak ia inginkan. Shikamaru, seorang yang sangat berharap untuk menjadi biasa-biasa saja, kini merupakan seseorang yang sangat dibutuhkan dan diandalkan dalam Persekutuan Shinobi.

 

Ia dibebani oleh tugas yang banyak. Semua misi dari Daimyo dan warga setiap negara harus diklasifikasikan dari peringkat A hingga D, setiap karakteristik desa harus diperhitungkan untuk menentukan mana yang paling cocok untuk ditugaskan—kemudian sebagai ketua dari Persatuan Shinobi, konsultasi 5 Kage. Mereka menggunakan Shikamaru untuk segala hal, hingga menjadi partner shogi dari Tsuchikage yang sudah tua.

 

'Konoha no Shikamaru' dari Persekutuan Shinobi.

 

Demikian julukan yang diberikan pada Shikamaru.

 

Meskipun ia tak ingin menonjolkan diri, meskipun ia tak ingin sukses dalam hal apapun, meskipun ia terus dan terus melawan hal tersebut, orang-orang sekitarnya terus memaksanya sehingga hal tersebut menjadikannya setingkat di atas yang lainnya.

 

Kesalahan pertamanya terletak pada ujian promosi Chuunin.

 

Ujian Chunin, yang diikuti oleh desa ninja dari 5 negara besar termasuk genin dari negara-negara kecil, berlangsung di tengah kekacauan yang dibuat Orochimaru dan menewaskan Hokage Ketiga. Karena beberapa alasan, Shikamaru dipromosikan sebagai Chuunin.

 

Diantara seluruh peserta, hanya ia satu-satunya yang menjadi Chuunin,

 

Situasi tersebut merupakan situasi dimana Shikamaru ingin berteriak 'apa yang telah kaulakukan??!' pada dirinya lebih dari yang seharusnya.

 

Kesalahan fatal yang ia perbuat adalah pada babak dimana para genin dipasangkan untuk bertarung satu lawan satu. Jurus kagemanenya sukses mengejutkan lawannya, seorang kunoichi galak yang membawa sebuah kipas yang tak terkira besarnya yang mampu meniupkan angin yang sangat kencang. Namun pada akhirnya, Shikamaru sendiri memilih menyerah.

 

Pengorbanan ini yang membuat Shikamaru sangat dihargai.

 

Menjadi Chuunin, termasuk memimpin anak buah, merupakan hal yang membutuhkan kemampuan untuk menganalisa keadaan dengan tepat. Para penguji menyetujui pilihan Shikamaru untuk menyerah, dan memberikannya nilai yang paling tinggi.

 

Hal itu merupakan hasil yang paling tidak dikehendaki.

 

Ia sama sekali tidak tertarik mengikuti ujian tersebut, gurunya lah, Sarutobi Asuma, yang memaksanya untuk mengikuti ujian tersebut. Ia tidak pernah berniat untuk mengikuti evaluasi apapun, tidak berhasrat sama sekali. Namun kenyataan tetap menuntun Shikamaru menjadi Chuunin, dan semua orang di desa memandangnya dengan cara yang berbeda.

 

Dan sejak saat itu, hidupnya mulai keluar dari jalur yang ia harapkan.

 

Ketika Sasuke meninggalkan desa, Shikamaru ditugaskan sebagai pemimpin dari tim yang beranggotakan teman-teman sekelasnya untuk membawa kembali Sasuke. Setelah itu, ia diberikan misi yang berbeda dari teman-temannya. Ia menolak dan memprotes, namun kenyataan justru membawa Shikamaru ke tingkat yang lebih dan lebih lagi.

 

Sejak Perang Dunia Shinobi ke-4… Dua tahun telah berlalu.

 

Shikamaru telah berusia 19 tahun. Usia dimana ia tak bisa lagi disebut anak-anak.

 

Ia berpikir bagaimana seharusnya kau bersyukur ketika orang-orang mengharapkan hal-hal yang hebat darimu. Bukankah menjadi seseorang yang diandalkan merupakan pencapaian yang hebat? Jawabannya tidak perlu disebutkan. Salah satu contoh adalah temannya sendiri, Naruto, dan bagaimana keinginannya yang kuat untuk menjadi seseorang yang dapat diandalkan telah mengubahnya menjadi seorang pahlawan desa—tidak, bahkan pahlawan dunia ninja.

 

Shikamaru sangat tahu bahwa manusia adalah makhluk hidup yang membutuhkan satu sama lain. Itulah mengapa ia tak memiliki rasa benci seperti 'andai kau tidak pernah ada' pada orang-orang disekitarnya. Tak peduli seberapa besar penolakan yang diajukan Shikamaru, ia tak pernah dibuang dari dalam misi.

 

Sudah 19 tahun sejak ia dilahirkan ke dunia, sudah banyak hal dan permasalahan yang ia hadapi.

 

Kelompok yang berniat untuk mengambil alih dunia, 'Akatsuki', telah membunuh gurunya, Asuma. Kekasih Asuma, Kurenai, saat itu tengah mengandung anak Asuma. Anak itu sekarang telah berusia dua tahun. Namanya adalah Mirai.

 

Menjadi guru dari Mirai…adalah sebuah janji yang ia harus penuhi.

 

Ayah Shikamaru, Shikaku, ditugaskan menjadi pengatur strategi utama di Perang Dunia Shinobi ke-4. Akibat Obito menggunakan kekuatan penghancur dari Juubi untuk menghancurkan Markas Besar Aliansi, ayahnya gugur bersama dengan ayah Ino, Inoichi.

 

Bahkan kini, kalimat terakhir ayahnya dan Inoichi masih berdenging jelas di telinga Shikamaru.

 

[Kami akan selalu bersamamu, jangan lupakan itu!]

 

Menjadi pria yang hebat seperti ayahnya…juga merupakan janji yang ia buat kepada pria yang membantu membawanya ke dunia ini.

 

Dan juga…

 

Naruto.

 

Pahlawan shinobi yang sangat percaya bahwa dirinya mampu menjadi Hokage, yang sama sekali tidak pernah meragukan fakta yang dihadapinya.

 

Dalam pertarungan melawan Juubi, Shikamaru berada di ambang kematian. Ketika ia sedang berusaha diselamatkan oleh Sakura, terlintas pikiran di kepalanya :

 

'Tidak ada yang pantas menjadi penasehatnya selain diriku!'

 

Jika Naruto menjadi Hokage, maka Shikamaru akan menjadi tangan kanannya. Itulah mimpinya.

 

Ia sudah memiliki banyak sekali kewajiban yang harus dipenuhi, bahkan ia tak mau menghitungnya. Tidak salah lagi, itu semua karena adanya dorongan yang terus membuatnya maju. Menjadi seseorang yang dibutuhkan adalah hal yang baik, dan ia seharusnya bersyukur atas opini semua orang terhadapnya yang membuatnya dapat hidup seperti sekarang ini.

 

Ia seharusnya bersyukur, namun…

 

Kadang ia merasa lelah.

 

Shikamaru yang sebenarnya bukanlah Shikamaru yang semua orang kira. Ia yang sebenarnya adalah seorang pria yang selalu berpikir bahwa semua hal itu merepotkan, yang mengharapkan kehidupan yang biasa saja. Tipe pria yang dapat ditemukan dimana saja. Dan semakin besar ekspektasi orang terhadapnya, semakin ia ingin melarikan diri. Itu adalah kebenaran dibalik seorang Nara Shikamaru.

 

Dulu, teman-temannya sangat mengerti betapa ia merupakan seseorang yang selalu mengeluh, betapa ia terlalu malas untuk menyelesaikan apapun.

 

Sejak kapan mereka mulai keliru memahaminya?

 

Sejak kapan ia berhenti mengatakan semua hal itu merepotkan?

 

Secara logis, kedua hal itu dimulai pada waktu yang hampir bersamaan.

 

“Sejak kapan…?”

 

Saat ia memandangi awan, sebuah galur tertangkap pandangan Shikamaru. Matanya menyipit agar dapat melihat jelas benda apa yang baru saja ia lihat.

 

Seekor elang mendekat ke garis pandangnya…

 

Elang tersebut terbang ke arah barat, dimana sebagian dari langit mulai berwarna merah mudaterang karena matahari terbenam. Elang tersebut mengepakkan sayapnya dan perlahan bergerak mengitar. Shikamaru berada di tengah kitaran elang tersebut. Bukan—lebih tepatnya elang tersebut bergerak mengitari kediaman Hokage.

 

Shikamaru bukan hanya terduduk, ia berdiri tepat di atas kakinya.

 

Pikirannya yang melayang kembali fokus, matanya mengunci ke arah elang itu, tidak melepaskan pandangannya sedikitpun

 

Hitam pekat…

 

Elang itu berwarna hitam pekat, seperti dilukis dengan tinta.

 

Tidak—elang itu benar-benar dilukis menggunakan tinta.

 

Choujuu Giga…

 

Jurus Sai…

 

Sai adalah pria yang bergabung dengan Naruto dan Sakura di Tim 7 sebagai pengganti Sasuke. Keahliannya adalah jurus Choujuu Giga, melukis hewan menggunakan tinta dan membuat mereka hidup dan bergerak.

 

Elang yang terbang di atas kepala Shikamaru pasti dari Sai…

 

“Akhirnya datang juga…”

 

Sesuai pandangan Shikamaru, elang itu berhenti bergerak mengitar dan mulai menurun.

 

Shikamaru bergegas menuju tangga. Disaat ia mencapai ujung tangga, ia akan berada di kantor Hokage. Elang tersebut pasti menuju ke sana.

 

Saat Shikamaru mencapai tangga, elang tersebut menghilang di sisi belakang kediaman Hokage, kemudian tampak bayangan wajah seseorang. Shikamaru segera menuruni tangga menuju lorong kantor Hokage.

 

Ia membuka pintu tanpa perlu mengetuknya.

 

“Oh, Shikamaru”

 

Kakashi berbicara, berdiri dibalik meja yang berisi tumpukan buku dan dokumen, membaca sebuah gulungan.

 

“Apakah elang dari Sai baru saja…?”

 

“Ya, itu benar”

 

Kakashi membalikkan gulungan ke arah Shikamaru agar ia dapat membacanya. Shikamaru memandang kertas putih berisi tulisan dan kata-kata yang berantakan itu. Pesan itu tampak seperti ditulis dengan terburu-buru.

 

“Situasinya lebih buruk dari yang kita kira”.

 

Tatapan Kakashi bertemu tatapan Shikamaru saat ia mulai bicara. Tatapan matanya jauh lebih serius dari yang Shikamaru takutkan. Bahkan suara samar-samar yang biasanya digunakan Hokage sekarang berubah menjadi lebih muram. Sikap Kakashi memberikannya firasat yang sangat buruk.

 

Mata Shikamaru mengikuti tulisan yang terdapat dalam gulungan. Ketika sebagian besar pesan Sai ditulis dengan tulisan yang sangat kecil dan halus menggunakan kuas tipis, kalimat terakhir ditulis dengan besar, tebal dan kasar:


'AKU TIDAK MENGENAL SIAPA LAGI DIRIKU'

LANJUT CHAPTER 2

6 komentar: