Novel Gaara Hiden Chapter 1 - YUKKIMURA. BLOGS

Latest

Selasa, 26 April 2016

Novel Gaara Hiden Chapter 1


SUNAGAKURE

 

Shinobi adalah orang yang mau menanggung beban.

 

Mereka yang mau menanggung beban, bahkan beban dari masalah yang tak beralasan sekalipun.

 

Ini adalah kenyataan.

 

Seseorang meyakini hal itu sebagai sebuah fakta yang tak dapat terelakkan.

 

Keyakinan itu datang di dalam hidup dan dunianya.. dimana seseorang akan mampu bertahan apabila dia kuat menanggung bebannya.

 

Suna Adalah nama tempat dimana dia dilahirkan. Suatu gambaran yang sudah menjadi ciri khas darinya.

 

Pada siang hari suhunya meningkat sampai 40 derajat Celsius dan pada malam hari bisa turun hingga sangat dingin, dingin dan membuat segalanya beku.

 

Sebuah lingkungan yang seolah menolak keberadaan makhluk hidup. Sebuah neraka, bahkan bakteripun tidak akan dapat hidup dan berkembang. Membiarkan tanaman dan hewan hidup sendirian.

 

Ini adalah dunia tempat pria itu tinggal.

 

Dunia yang menjadi alasan agar pria itu kuat menanggung beban-bebannya.

 

Pria itu adalah…. “Gaara”.

 

Disudut padang pasir semacam ini, sebuah Oasis tunggal menjadi sumber kehidupan: Sunagakure.

 

Lahan desa itu berbentuk aneh, tenggelam kedalam tanah. Namun tampaknya hal itu adalah sebuah fenomena alam yang murni, terjadi secara alami. Pada akhirnya orang-orang mulai membicarakan sebuah legenda mengenai dewa-dewa seperti Susanno’o dan Amaterasu. Mereka percaya apabila tanah Suna dahulu kala pernah di tempa oleh dewa-dewa tersebut dengan menggunakan cara di luar pengetahuan manusia.

 

Di pusat desa terdapat kantor kazekage yang terlihat sangat sederhana. Walaupun dia seorang Kazekage, namun Gaara tetap seperti kebanyakan Shinobi, dia tidak tertarik untuk melakukan hal-hal secara berlebihan. Dia pikir.. Sudah cukup memakai baju seperti yang dipakai oleh orang-orang pada umumnya, begitu pula dengan perabotan yang dimilikinya. Hal ini merupakan perwujudan dari kesederhanaannya. Barangkali juga karena dia adalah putera termuda Kazekage sebelumnya, dia menjadi tidak menginginkan

sesuatu ataupun kekurangan suatu kemewahan. Walaupun dia memiliki semua kebutuhan duniawi, namun dulu dia merasa sangat kesepian.

 

“Ahhh..”

 

Gara mengeluh, kemudian mendongak, melihat langit.

 

Semburat cahaya matahari sore seakan menyentuh rambutnya dengan lembut. Corak rambutnya lebih mendekati merah daripada kecoklatan. Wajahnya terlihat tampan dan sedap dipandang. Dia tampak seperti marmer yang di pahat.

 

Dia bertanya-tanya.. Kapan dia bisa melambung jauh dan terbang ke langit.

 

Ya! Sekarang ini musuh yang harus dia hadapi adalah segunung tumpukan kertas, pekerjaan.

 

Shinobi di dunia Ninja bergabung dan bekerjasama untuk melawan Akatsuki yang ingin menguasai dunia, Akatsuki kemudian berhasil dikalahkan, bersamaan dengan dikalahkannya Ootsutsuki Kaguya.

 

Akan tetapi pertarungan untuk melindungi dunia itu tidak dibayar oleh siapapun.

 

Hampir seluruh Daimyou tentu akan membiayai anggaran peperangan selama hal itu masih mempunyai kaitan dengan keamanan nasional negara mereka secara teknis. Namun, Negeri Angin terus-menerus menetapkan kebijakan penggunaan persenjataan secara terbatas selama sepuluh tahun belakangan ini. Jadi mereka juga tentu akan menolak anggaran perang yang datang secara tiba-tiba.

 

Lagipula pertempuran ini adalah pertempuran diantara kalangan para Ninja sendiri. Mereka pasti akan bersikukuh demian.

 

Para Daimyou itu seolah membuat alasannya masuk akal. Namun bukankah karena perlindungan para Ninja juga mereka dapat hidup sampai saat ini?

 

Shinobi Sunagakure menjadi sangat jengkel. Tak sepantasnya para Daimyou bertindak seperti itu.

 

Mereka tidak meminta uang sehingga tidak bisa memiliki kemewahan, mereka juga tidak meminta emas.

 

Rumah sakit bersalin terus menjaga sanitasinya demi kesehatan bayi dan membangun sumur untuk menjauhkan semuanya dari keadaan sulit. Investasi utama dialihkan pada pusat penelitian sehingga Sunagakure belum bisa bersaing dalam bidang kemajuan teknologi. Dana pensiun untuk Shinobi di nonaktifkan, dialihkan pada penyembuhan Shinobi yang terluka dalam perang, juga untuk keluarga-keluarga yang kehilangan pencari nafkah mereka, yang telah gugur dalam perang.

 

Karena semua alasan itulah, warga Sunagakure sangat membutuhkan uang.

 

Untuk mendapatkan uang dari Daimyou…. Ya! Itu adalah pekerjaan yang harus dilakukan oleh Gaara sebagai Kazekage.

 

Pekerjaan itu tidak memerlukan perkelahian dengan Ninjutsu, juga tidak memerlukan petualangan berdarah.

 

Sebaliknya, yang diperlukan hanyalah bergulat dengan sekumpulan dokumen. Dia harus berkonsentrasi pada landasan kerja yang bagus, demi kepentingan di masa mendatang. Upaya mediasi yang membosankan.

 

Itulah alasan yang membuat Gaara sempat mengeluh.

 

“Gaara. Kau disini?”

 

Pintu yang dibuka menimbulkan suara berdercit, disertai dengan masuknya seorang Kunoichi ke ruangan itu.

 

Dia adalah wanita yang cantik, rambutnya berwarna keemasan. Warna rambutnya akan mengingatkanmu pada kilauan pasir gurun dibawah sinar matahari pagi.

 

Tidak banyak orang di desa yang berbicara dengan Gaara – Tentu, lagipula dia juga seorang Kazekage bukan? – Lalu siapa dia? Dia terlihat sangat akrab dengan Gaara.. Dan diseluruh desa ini hanya dia yang berbicara akrab dengan Gaara seperti ini.

 

Ya! Wanita itu tentu saja Temari.

 

“Ada apa?” Tanya Gaara, Gaara yang tadinya tegang karena pekerjaannya kini sudah lebih santai sedikit.

 

Ketika kakak perempuannya datang seorang diri ke kantornya, biasanya karena ada sebuah urusan yang benar-benar penting berhubungan dengan pekerjaan. Kakak laki-laki Gaara – Kankurou juga tidak menemani Temari.

 

“Hehe..”

 

Seperti yang dipikirkan Gaara.. Temari sekarang duduk, dan sepertinya akan memulai sebuah pembicaraan. Namun kali ini berbeda, senyum lebar mengembang di wajahnya, dia terlihat santai.

 

“Sebenarnya bukan apa-apa sih. Aku mendapatkan surat dari Shikamaru lagi.. Kau tahu?”

 

“Iya, aku tahu.”

 

“Dia selalu menulis semuanya di atas kertas, karena dia belum mempercayai sistem keamanan surat elektronik. Jelas Temari. “Ku rasa ini aneh dan Kuno. Tetapi juga karena dia ingin berhati-hati.”

 

Shikamaru adalah tunangan Temari. Dia adalah Shinobi yang sangat cerdas dan lihai, pertemuan mereka terjadi selama ujian chunin di Konoha.

 

Gaara sangat tercengang ketika Temari mengatakan hubungannya dengan Shikamaru padanya.

 

Tetapi ketika Gaara membiacarakan hal ini dengan Kankurou:

 

“Nah, ini sudah jelas.”

 

“Bagaimana ini bisa terjadi?”

 

Gaara menjadi sangat risau setelah percakapan itu. Dia bahkan sampai membaca kisah cinta ‘Icha-icha paraside’ untuk memahami ‘tanda-tanda’ apa yang sebenarnya sudah dia lewatkan selama ini. Tetapi diujung hari ini, dia akhirnya menyimpulkan ‘mereka yang tidak mengerti akan terus tidak mengerti’.

 

“Perkembangan sangat cepat terjadi dalam sistem enkripsi yang digunakan dalam surat elektronik. Rinciannya ada di file THX-1138 yang dikirim oleh Raikage-“

 

“Bukan itu yang sedang aku bicarakan.”

 

“….. Bukannya kita sedang berbicara soal surat elektronik?”

 

“Ahh..” Temari mendesau keras, mengangkat bahunya. “Gaara, aku bertanya-tanya ketika membicarakan hal-hal seperti ini, kenapa kau jadi seburuk Naruto dari Konoha itu sih?”

 

“Apakah ada yang salah dengan yang aku katakan tadi?”

 

“Ada! Sebenarnya ada!” Temari mengarahkan ‘Tessen’nya pada Gaara. “Ketika wanita sedang membicarakan hal semacam ini, dia akan lebih suka jika kau mendengarkan apa yang akan dibicarakan mengenai isi suratnya. Kau paham?”

 

“Apakah ini adalah keadaan darurat atau semacamnya?”

 

“Tidak, itulah sebabnya aku memberitahumu.” Temari tersenyum grogi. Sepertinya dia akan menjelaskan dengan lebih detail lagi. “Ini adalah upacara, upacara, jadwal upacara.”

 

“Ahh…”

 

Tanggal upacara pernikahan tepatnya, suatu masalah yang belum bisa dipecahkan oleh Gaara, terus menggantung dalam pikirannya.

 

Temari adalah kakak perempuan Kazekage, dan dalam hal yang sama.. Shikamaru juga adalah seorang tokoh penting di desa Konoha.

 

Dengan demikian, pernikahan ini juga melibatkan politik.. rincian dari upacara pernikahannya tidak dapat ditentukan oleh pihak yang menikah saja.

 

Jika membuat keputusan yang salah, ratusan Shinobi bisa saja mati.

 

Sejak zaman dahulu, Sunagakure dan Konohagakure sudah menjalin hubungan baik dan mendalam.

 

Dulu, dulu sekali.. Saat pertemuan lima kage pertama kalinya diaadakan. Sunagakure bisa bertahan karena Konohagakure memberikan mereka sebidang tanah subur dalam perjanjian rahasia.

 

Setelah itu, orang-orang menganggap kalau wilayah selatan yang diinginkan oleh Sunagakure adalah sebidang tanah yang lebih subur dan kaya, terletak Konohagakure sebelah utara.

 

Ketika pertama kalinya Gaara dan Temari bertemu dengan Naruto dan Shikamaru di Konoha. Mereka sedang terjebak di bawah skenario dan rencana kotor.

 

Namun jika kau berkata seperti itu, maka akan memberi kesan jika Sunagakure tidak adil dan seolah sedang melakukan agresi tunggal. Akan tetapi, dunia Shinobi bukanlah sebuah tempat yang sederhana.

 

Kebenaran yang sesungguhnya adalah pihak Konohagakure juga merencanakan banyak hal untuk mengacaukan Sunagakure. Bertahun-tahun yang lalu, kedua desa tersebut terlihat seperti dua desa yang beraliansi, ya! Tapi jika itu di lihat dari luarnya saja, namun jika ditelusuri lebih mendalam, terjadi ketegangan dan pergolakan sengit antara dua desa tersebut.

 

Justru karena perjalanan sejarah yang panjang semacam itu.. memberi signifikansi besar dalam bidang politik. Kenyataannya Temari, puteri Kazekage terdahulu sekarang menikah dengan seorang anggota klan Nara dari Konoha.

 

Ini adalah sebuah petunjuk yang jelas, dimana kedua desa itu kini tidak hanya bersekutu atas dasar ‘hitam di atas putih’ .. Tetapi lebih dari yang tercantum di atas secarik kertas perjanjian, hubungan antar desa itu kini sudah tidak menegang. Sudah lebih baik.

 

Gaara berkata, “Lebih baik apabila pihak Konoha menerima pengajuan kita soal tanggal upacara pernikahannya.”

 

“Kau sekarang terlihat tidak sentimen lagi ya?” Jawab Temari. “Kau pikir seberapa jauh aku dan Shikamaru memeras pikiran mengenai hal ini?”

 

“Akan lebih baik kalau orang-orang bertanggung jawab soal keamanannya juga.”

 

“Kau tidak lucu sama sekali. Jujurlah dan katakan kalau kau merasa iri.” Temari bersandar seraya mencubit pipi Gaara.

 

Kalau Gaara yang dulu, mungkin dia akan membunuh Temari jika dia bertingkah seperti sekarang ini, entah kenapa dia sekarang sudah berubah. Naluri membunuhnya sudah tidak seperti dulu.

 

Sebaliknya, cukup mengejutkan.. dia pikir ketika pipinya di cubit oleh kakak perempuannya, itu adalah sebuah hal yang tidak buruk sama sekali.

 

Walaupun demikian Gaara masih tidak bisa memahami kalau hubungan antara ‘keluarga’ berbeda dengan hubungan antara ‘pria dan wanita.’

 

Yang Gaara tahu hanyalah ini: Ketika Gaara melihat Temari tersenyum terlalu lebar seolah-olah pipinya bisa saja rusak kalau dia terus melakukannya. Atau ketika dia melihat sekilas senyum teman dekatnya – Uzumaki Naruto yang ditunjukkannya pada Hyuga Hinata. Pikiran ini akan merasukinya:

 

Semua itu itu benar-benar berbeda.

 

Ibu Gaara sendiri segera meninggal ketika dia melahirkan seorang Jinchuriki.

 

Ayahnya tidak pernah menikah lagi.

 

Jika memikirkannya kembali, Gaara mengira mungkin saja ayahnya melakukan hal itu untuk menjaga kesetiaan pada Ibunya.

 

“Lagipula kalau desa Konoha menerima pengajuan kita.. maka semuanya akan berjalan lancar-lancar saja.” Kata Gaara sembari bangkit dari duduknya.

 

“Hey! Kau mau kemana?”

 

“Para tetua memintaku untuk menghadiri rapat. Jika aku datang duluan sebelum mereka memanggilku, aku rasa akan menciptakan suasana yang baik.”

 

“RUGOOOOOOOO.”

 

Sebuah pusaran pasir berputar-putar. Bergulung ke sekitarnya. Ditengah-tengah badai pasir itu terdapat sosok manusia yang besar.

 

‘Besar ya?’ Pikir Kankurou. Walaupun ini adalah perbuatan musuhnya.. dan walaupun ini tidak membantu, Kankurou sempat kagum dan tercengang dengan pemandangan itu.

 

Wujud di tengah badai pasir itu, tingginya kira-kira sepuluh.. Tidak! Dua puluh meter. Ukuran ini sama dengan tinggi sebuah bangunan Kecil.

 

Hal ini mungkin saja terjadi karena adanya Hewan Kuchiyose yang dipanggil. Sangat jarang ada Shinobi yang bisa bertransformasi ke dalam bentuk sebesar itu.

 

Ini berbeda dengan teknik perbesaran tubuh klan Akimichi…!! Itulah yang Kankurou pikirkan ketika melihatnya. Aku kira ini adalah tindakan yang hanya bisa dilakukan oleh ninja pelarian ‘Rangking A’ yang namanya tercantum dalam ‘Bingo Book’.

 

“Tuan Kankurou! Saya akan menangani ini.”

 

“!!”

 

Salah satu anak buah Kankurou – Amagi sudah melompat ke dalam medan itu.

 

“Musuh belum membuat pergerakan sama sekali!!” Bentak Kankurou. “Terlalu awal untuk membuat serangan.”

 

“Tuan! Kalau saya tidak buru-buru menyerangnya maka hanya akan membuat musuh menghimpun kekuatannya untuk penyerangan.”

 

Amagi masih sangat muda.

 

Dia lolos ujian Chunin pada umur 13 tahun, menjadi pengawal Kankurouu pada umur 15 tahun. Dia adalah generasi yang belum mengalami pengalaman perang melawan Kaguya. Amagi adalah lelaki muda yang memiliki penampilan seperti perempuan. Gaya rambutnya juga, orang yang belum tahu dia pasti akan mengira jika dia adalah perempuan.

 

“Saya keluar!” Amagi berteriak.. dan sepuluh, tidak.. dua puluh ‘Kozura’ melambung dari tangannya, menuju arah musuh. Secepatnya, dalam waktu yang bersamaan Amagi melempar sekumpulan belati juga.

 

Amagi mempertunjukkan skillnya yang artistik. Karena inilah Jounin Kankurou mampu menciptakan momen untuk membelokkan dengan cepat rentetan serangan senjata tajam berukuran kecil.

 

“UOOOOOOOOOOO.” Raksasa itu menggerakkan tangannya, menyapu bersih senjata-senjata yang mengusiknya.

 

Tetapi, memang itulah yang Amagi harapkan.

 

“Kena kau!” Teriak Amagi. ‘Kozura’ yang dilemparnya mendadak tertarik secara bersamaan membentuk semacam sabuk berwarna perak. Senjata itu berubah arah di udara, mengusik lengan raksasa itu, namun sebenarnya sasarannya adalah jantungnya. Meluncur ke depan bagai hujan meteor.

 

Aaah, jadi dia menggunakan benang chakra setelah serangannya ya. Pikir Kankurou.

 

Hal itu adalah kemampuan khusus shinobi Sunagakure mereka dapat merubah chakra menjadi benang-benang chakra untuk mengendalikan Kugutsu. Menggunakan benang chakra untuk merubah arah ‘Kozura’ sebagai penggeraknya adalah teknik asli yang ditemukan oleh Amagi.

 

Tapi seperti yang aku bilang. Dia masih muda.

 

“RUOOOOOO!!” Raksasa itu mengaum kemudian menghimpun kekuatannya.

 

“!!”

 

Amagi melihat hal yang tak biasa akan terjadi, dia buru-buru menarik ‘Kozura’nya.

 

Tetapi dia terlambat, satu detik! Tidak setengah detik terlambat.

 

Itu adalah petir.

 

Sambaran petir itu membeludak keluar dari tubuh si raksasa, menghantam tempat Kankurouu dan Shinobi lainnya berada.

 

“Amagi!!” Teriak Kankurou.

 

Dia dan shinobi yang lainnya baik-baik saja. Mereka hanya kehilangan pijakan mereka karena sambaran petir tadi.

 

Namun tidak pada Amagi. Benang chakranya masih terkait dengan ‘Kozura’nya, dia terhantam sengatan listrik petir tadi.

 

Amagi roboh, seperti kugutsu yang dipotong benang chakranya.

 

“Ahh.”

 

Orang-orang bilang ketika kau mati, kau akan melihat cahaya lentera yang berputar-putar.

 

Amagi sendiri membayangkan kalau kematiannya akan menjadi sebuah peristiwa yang heroik, tetapi kenyataannya tidak.

 

Dia mampu bertahan berkali-kali setelah pertempuran pertamanya.

 

Siapa yang pernah berpikir kalau seorang Ninja bisa roboh karena jutsunya sendiri? Tentu hal itu tak dipikirkannya. Jutsunya menghancurkan dirinya sendiri.

 

Apakah aku akan mati dengan cara seperti ini? Pikiran itu membawa Amagi dalam kekalutan. Aku masih belum.. Aku masih belum melakukan apapun.

 

Dia merasakan kesadarannya menjauh, kemudian.. dia seolah jatuh dalam jurang yang amat gelap.

 

“Hey!” Kata seseorang. Mereka memegang lengannya dengan erat. Membuat lengan Amagi terasa hangat.

 

“Ahh.”

 

Amagi sempat berpikir jika orang yang sedang membawanya adalah ayah atau ibunya.

 

Tidak perlu malu, ini adalah perasaan yang akan dialami oleh setiap orang di medan pertempuran.

 

“Jadi kau masih hidup ya? Huh!”

 

Orang itu adalah Kankurou. Dia memakai make up kabuki warna merah seperti biasanya. Kankurou sedang memandang Amagi.

 

“Jutsu tadi pada dasarnya adalah elemen magnet: Teknik Raijinga.” Kata Kankurou pada Amagi. Dia menyandarkan shinobi muda itu di sebuah batu besar yang dikiranya aman. “Seperti namanya, menggunakan kekuatan elektromagnetik untuk menyerap massa disekitarnya. Memperluas wujud skalar tubuh dan mengubahnya menjadi bentuk raksasa. Singkatnya, itu adalah jutsu yang menciptakan ukuran raksasa menggunakan pasir besi.”

 

Kankurou tahu kalau Amagi sudah mendengar penjelasan itu saat pengarahan tadi, namun Kankurou mengulang penjelasan ini untuk membangkitkan akal sehat Amagi.

 

Shinobi adalalah orang istimewa yang secara terus menerus menempatkan diri mereka dalam medan tempur di dalam misinya. Menerima berbagai tipe pelatihan. Tidak peduli seberapapun darah akan menetes, tidak peduli seberapa takut mereka mati. Jika mereka mendengar rician misi mereka lagi, secara psikologis mereka akan merasa tenang.

 

Kankurou tidak tahu apakah ini adalah perilaku alami seorang manusia.

 

Yang dia tahu sekarang, dia tidak mau anak buahnya yang masih muda merasa mati di depan matanya sendiri. Dia melakukan pertolongan pertama pada pendarahannya juga.

 

“Dia memakai elemen petir untuk memperbesar ukurannya. Tetapi ketika dia memakai kekuatan elektromagnetik, masalahnya akan jadi lebih berbeda.” Kankurou melanjutkan. “Raksasa itu menciptakan efek ‘piezoelectric’ untuk meluluhkan grafit bawah tanah. Kemudian pelepasan listrik dapat dibuat. Dia mengambil kekuatan dari alam disekitarnya, namun penggunaannya juga terbatas pada cadangannya sendiri.”

 

“Maafkan aku…….” Gumam Amagi. Dia berpegangan erat di lengan Kankurou.

 

Tampaknya pikirannya masih agak kacau, tetapi Kankurou memahami permintaan maafnya.

 

Barangkali beginilah pikiran Amagi saat ini: Aku mendapat pengarahan dari Jounin yang aku kagumi. Orang-orang akan mempunyai pikiran semacam ini.. terutama karena ini adalah pengalaman dalam misi ‘level A’ perdananya.

 

Ya! Orang yang tidak akan goyah dalam menjalankan misi ‘level A’ perdananya adalah Gaara. Kankurou tiba-tiba teringat wajah Gaara yang tak pernah menunjukkan emosinya.

 

Misi ‘level A’ perdana Gaara atau bisa dikatakan misinya untuk pertama kali adalah bertarung melawan shinobi level jounin, kejadian itu adalah saat Gaara masih berusia 12 tahun.

 

Misi itu tidak lama setelah ujian chunin di konoha berakhir. Bersamaan dengan selesainya rencana penghancuran Konoha oleh Orochimaru.

 

Sebenarnya, mau diingat bagaimanapun.. salah satu diantara mereka adalah sannin legendaris, saat itu.. juga ada banyak pengguna kekkei genkai yang bekerjasama untuk menghancurkan konoha. Hal ini sesungguhnya dapat dikualifikasikan ke dalam misi ‘level A’.

 

Namun bisa dibilang, pada saat itu Kankurou dan yang lainnya merasa kalau misi ‘level A’ akan berlaku bila sesuatunya berjalan sesuai dengan kualitas yang diinginkan. Pada saat itu umur Kankurou masih masih 14 tahun, sedangkan umur Temari 15 tahun.

 

Jika memikirkan insiden yang terjadi di konoha, Kankurou merasa seolah sedang bernostalgia. Saat itu, ditengah-tengah pertarungan.. mereka bertemu seseorang yang mirip dengan ‘Matahari’.

 

Uzumaki Naruto.

 

“Tuan Kankurou. Dia datang!”

 

Panggilan dari seorang Genin membuat Kankurou membuyarkan lamunan masa lalunya.

 

“Baiklah, kita keluar secepatnya.” Dia berkata pada Amagi. “Saat ini bertindaklah sesuai rencana. Ok?”

 

“Ya..” Amagi lebih bisa diajak kerja sama sekarang. Bahkan setelah dia pikir dia bisa mati kapan saja ditengah-tengah misi mengerikan ini.. ajaibnya dia berhasil mendapatkan kekuatannya kembali.

 

Petir-petir yang telah dikumpulkan oleh raksasa itu menyambar kearah mereka, Kankurou sengaja melompat ke dalam jalur musuh.

 

Di dalam pertempuran antara shinobi dengan shinobi, melompat dan mengeksploitasi diri sebanyak delapan kali, sembilan atau lebih dari sepuluh kali adalah cara untuk mengecoh musuh, menyerang titik lemahnya.

 

Tetapi orang-orang seperti Gaara dan Uzumaki Naruto adalah perkecualian. Dan perkecualian tetaplah perkecualian.

 

Dalam hal ini, Kankurou ingin mengecoh musuh dengan memancing musuh kearahnya, tetapi nampaknya musuh sudah mengetahuinya.

 

Tetapi musuh masih berbalik ke arah Kankurou. Suara langkah kakinya berdebuk sangat keras.

 

Tampaknya musuh terlalu percaya diri dengan ‘Raijinga’ yang dia miliki.

 

Rasa ini sepertinya tidak asing, Kankurou jadi teringat adik laki-lakinya – Gaara.

 

Pasir dan elektromagnet mungkin saja terlihat berbeda. Tetapi akhirnya.. keduanya tetap dipakai sebagai jutsu pertahanan mutlak.

 

Mereka melindungi tubuh mereka dengan armor tak terkalahkan, sekaligus menggunakan armor tersebut sebagai senjata penyerang. Jika ada perbedaan, Gaara tidak menggunakan jutsu yang dapat mengubah dirinya dalam bentuk raksasa.

 

Berubah menjadi ukuran raksasa sebenarnya juga menguntungkan dibalik penampilannya sendiri.

 

Dia cepat!

 

Dalam sekejab mata, raksasa itu sudah mendekati Kankurou.

 

Orang-orang biasanya mengira kalau sesuatu yang besar seperti itu akan bergerak lambat.

 

Baik itu paus, balon udara, dan monster-monster seperti Raisha dan Juubi. Hal-hal besar seperti ini membuat orang berpikir kalau mereka akan bergerak dengan lamban.

 

Tetapi persepsi seperti ini justru bisa menipu pandangan mata.

 

Ketika makhluk semacam itu mengambil sebuah langkah yang lebar maka dia akan dapat bergerak dengan cepat. Ini adalah suatu hal yang dapat dipahami dengan mudah, seperti halnya kalau orang tua dan anaknya sedang melakukan lomba lari.

 

Sesuatu yang memiliki ukuran besar tentulah lebih cepat.

 

Berpikir kalau mahkluk kecil lebih gesit untuk menghindari yang lebih besar hanyalah sebuah khayalan belaka.

 

Raksasa itu dengan santai mengangkat kakinya ke atas Kankurou, telapak kakinya terlihat lebih besar daripada atap sebuah rumah kecil. Jika kau terinjak, kau akan hancur berkeping-keping.

 

‘Tak.. tak.. tak..’

 

Kankurou mengatur lompatannya, dia berhasil menghindari injakan raksasa itu sebanyak tiga kali.

 

Tetapi untuk yang ke-4 kalinya dia tidak melompat menjauh, hanya melompat saja.

 

Lompatannya kali ini menuju lutut raksasa itu, berniat untuk mendaki tubuhnya, menuju wajahnya.

 

Shinobi sekelas Jounin dapat melompat dengan cepat, minimal melompat pada cabang-cabang pepohonan. Kaki raksasa itu dapat menjadi pijakan ideal untuk Kankurou, melompat lebih tinggi lagi.

 

Tetapi Raijinga bukan hanya jutsu satu-satunya yang dia punyai.

 

Tuan Kankurou! Amagi tak dapat berteriak dengan keras. Namun suara jeritannya terngiang dalam pikiran Kankurou.

 

Dengan cepat Kankurou sudah menyentuh permukaan lutut raksasa itu, medan elektromagnetik yang menjadi daya dorong raksasa itu mempengaruhi Kankurou juga. Seluruh tubuh laki-laki itu hancur menjadi potongan-potongan kecil.

 

Si raksasa tertawa senang.

 

Setiap bagian tubuhnya adalah senjata yang dapat digunakan untuk melawan musuhnya. Itu adalah pertahanan mutlak, atau lebih tepat dapat digunakan sebagai pertahanan dan penyerang. Setiap orang yang menyerangnya akan hancur terpotong-potong ketika menyentuh tubuhnya.

 

Raksasa itu barangkali belum pernah merasakan kegagalan selama hidupnya.

 

Itulah sebabnya Kankurou tertawa.

 

“!!”

 

Kankurou tidak segera keluar. Tetapi dia masih hidup, dapat didengar dari suara cibirannya.

 

Soal Kankurou yang tercabik-cabik tadi.. mayatnya tiba-tiba berubah menjadi serpihan-sepihan kecil yang tajam, tak terhitung jumlahnya.. Serpihan itu terbang dan menyerang tubuh raksasa itu, menusuk tubuhnya.. menimbulkan suara menderu seperti pasir dan mengacaukan tubuh raksasa itu.

 

Di tempat Kankurou jatuh hanya terdapat jubah hitamnya.

 

Ini sebenarnya adalah tipuan sederhana.

 

Kankurou yang terlihat melompat ke lutut raksasa tadi sebenarnya adalah Kugutsu yang dibawa di punggungnya. Dia bertukar tempat dengan kugutsunya pada menit-menit terakhir. Kankurou yang asli masuk ke dalam tanah dan mengirim kugutsunya untuk menghadapi si raksasa.

 

Tipuan ini agak sederhana, tapi penggunaan waktu yang sempurna dan pemanfaatan titik rentan psikologis manusia adalah keahlian Kankurou. Tidak mengherankan kalau Amagi yang masih kurang berpengalaman tertipu juga.

 

Amagi dan raksasa itu juga, raksasa itu tidak mengamati orang yang berpijak di kakinya dengan lebih teliti. Ini adalah kelemahan matanya, karena jaraknya antara mata dan kaki yang terlalu tinggi.

 

“GAUUUUHHHHH.” Raksasa itu memekik, sepertinya dia sedang mengalami rasa sakit.

 

Yang dilihat Amagi.. raksasa itu sia-sia saja mengirim gelombang elektromagnetik melalui benang kugutsu. Nah, seperti yang diharapkan. Si raksasa sekarang menggeliat, menanggung sakit yang tak tertahankan.

 

“Dia tidak hanya menderita karena terserang pecahan-pecahan tadi.” Kankurou mengamatinya, mengemukakan pandangannya.

 

Wajah Kankurou terlihat sumringah, itu adalah ekspresi yang ditunjukkannya setelah berhasil menyuguhkan tipuan hebat di hadapan banyak orang.

 

Kankurou sedang membicarakan “Keirakukei” musuh.

 

Dasar-dasar dari Ninjutsu adalah “Keirakukei” yang membawa energi dan kehidupan – misalnya chakra – melewati aliran-aliran yang ada pada “Keirakukei”. Kankurou sudah melakukan tindakan yang tepat, meluncurkan sarat benang chakra pada raksasa tadi melalui serangan-serangannya.

 

Singkatnya, dia merubah raksasa itu menjadi semacam “kugutsu hidup”.

 

Tentu, Kankurou tidak memiliki jutsu seperti Byakugan yang mampu mengamati titik dan aliran chakra lawan dengan sempurna, namun jika mempelajari masalah ini dengan giat.. kau bisa mengirim chakra untuk menyerang “Keirakukei” lawan. Sehingga menciptakan aliran chakra dengan arus yang berlawanan, merilis jutsu itu untuk mengacaukan sistem chakra lawan.

 

Tidak mampu mempertahankan ‘Raijinga no jutsu’.. Raksasa itu ambruk.

 

Kalau dia adalah Shinobi yang berpengalaman, dia akan mampu berdiri kembali setelah beberapa detik.

 

Lawan mereka tentu saja Shinobi yang berpengalaman, namun sayangnya dia kurang beruntung.

 

Ketika dia terjatuh.. Kankurouu mengirim tiga chunin untuk menangkap raksasa itu.. Err, tepatnya shinobi yang menggunakan wujud raksasa dengan jutsunya.

Lanjut Chapter 2 

2 komentar: